RESPONSIBILITY PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI
7.5. Analisis Keragaman Persepsi terhadap CSR
7.5.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program –program /CSR
7.5. Analisis Keragaman Persepsi terhadap CSR
7.5.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program –program /CSR
Program-program Corporate Social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dari PT. Aqua Golden Mississippi terdiri atas : Program pendidikan, kesehatan, penampungan air bersih, peningkatan ekonomi, pelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, dan keagamaan. Parameter yang digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap manfaat program-program tersebut yaitu sejauhmana bermanfaatnya program-program tersebut terhadap peningkatan pendidikan, sarana pendidikan, kesehatan, sarana kesehatan, kesempatan berusaha, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan, peningkatan kemampuan, peningkatan partisipasi, jejaring berusaha dan peningkatan kualitas dan kuantitas air.
Berikut ditampilkan data persepsi responden terhadap manfaat program-program CSR/TJSP.
7.5.1.1. Persepsi terhadap manfaat Program Pendidikan
Program pendidikan tidak semua masyarakat merasakan manfaatnya karena lebih cenderung melibatkan pihak sekolah dan manfaatnyapun untuk sekolah yang bersangkutan, baik terhadap
kebutuhan sekolah maupun siswanya. Seperti program renovasi yang manfaatnya tidak langsung dirasakan oleh masyarakat dan jarang program renovasi ini dilaksanakan. Program beasiswa diperuntukkan untuk siswa yang berprestasi mulai peringkat satu sampai lima khusus untuk kelas lima saja sehingga sebagian besar masyarakat tidak merasakan manfaatnya, selain karena penerima beasiswa sangat terbatas jumlahnya, selama ini mereka yang berprestasi berasal dari kalangan berada. Seperti dikemukakan oleh Ibu Tt, 37 tahun, sebagai berikut :
”Bantuan renovasi sekolah jarang dilakukan, baru sekali untuk satu ruangan, bantuan dalam bentuk bahan bangunan senilai Rp. 5.000.000,00. Untuk beasiswa tidak semua masyarakat pernah menerima karena diperuntukkan untuk mereka yang berprestasi dari mulai peringkat satu sampai lima, khusus untuk kelas lima saja, sebanyak lima orang. Biasanya anak yang berprestasi berasal dari kalangan yang orang tuanya mengerti dan tergolong mampu”
Kaitannya dengan program pendidikan, program lainnya yaitu School Garden (kebun sekolah) yaitu program penanaman sayuran jangka pendek (sosin, kangkung, tomat, dan lain-lain) dengan memanfaatkan lahan perusahaan yang belum digunakan. Hasil yang didapat dari penjualan sayuran ini pembagiannya yaitu 60% untuk operasional sekolah termasuk pembelian buku-buku perpustakaan, 20% untuk penggarap tanah (relawan yang ada di masyarakat dan merupakan karyawan perusahaan) dan 20% untuk biaya pengolahan berikutnya.
Masyarakat yang berasal dari kalangan pendidik, para Ketua RT dan tokoh masyarakat menilai bahwa program pendidikan sangat bermanfaat, sebagaimana diungkapkan oleh H. Mmn, 52 tahun sebagai berikut :
”Semua program pendidikan sangat bermanfaat, khususnya untuk pihak sekolah dan siswanya, walaupun tidak semua siswa dan tidak semua masyarakat merasakan manfaatnya secara langsung. Program beasiswa sudah baik, tetapi perlu dikembangkan untuk anak yang berasal dari keluarga miskin, bahkan jika perlu ke tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat SLTP dan SLTA. Demikian pula program School Garden dan Hutan sekolah sangat bermanfaat untuk menambah wawasan siswa, siswa diharapkan menjadi tahu cara menanam sayuran yang baik dan mengerti arti pentingnya penghijauan”
94
Kaitannya dengan program beasiswa, masyarakat menilai kurang tepat sasarannya, sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Ddng, 42 tahun sebagai berikut :
”Bantuan pendidikan itu yang membutuhkan anak yang berasal dari keluarga miskin, karena walaupun SPP gratis tetapi masih ada kebutuhan yang harus dibeli oleh orang tua, misalnya seragam sekolah, sepatu, tas dan lain-lain, oleh karenanya akan bermanfaat jika sasarannya dirubah saja dan penerima bantuan jumlahnya ditambah”
Masyarakat termasuk pihak sekolah lebih banyak mengomentari program beasiswa, karena bantuan tersebut rutin dilaksanakan. Selama ini beasiswa diberikan dalam bentuk barang yaitu berupa buku pelajaran 5 macam dan seragam (seragam sekolah, olahraga, dan pramuka). Teknis pelaksanaannya, pihak sekolah memberikan contoh seragam sekolah kepada perusahaan termasuk buku-buku yang harus dibeli, disertai kuitansi pembelian, setelah perusahaan menerima maka pembelian peralatan sekolah dilaksankan sendiri oleh perusahaan. Dengan cara-cara seperti ini, pihak sekolah menilai terlalu berbelit-belit dan terkesan perusahaan tidak percaya kepada pihak sekolah sehingga mau tidak mau pihak sekolah harus mengeluarkan biaya dahulu untuk membeli contoh seragam tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Tn, 46 tahun, sebagai berikut :
”Bantuan pendidikan berupa beasiswa juga harus memperhatikan anak yang berasal dari keluarga miskin karena sebenarnya yang harus mendapat bantuan pendidikan itu adalah anak dari keluarga miskin agar terus dapat melanjutkan sekolahnya, selain itu agar beasiswa lebih bermanfaat, jika bantuan yang akan diberikan berupa peralatan sekolah (buku-buku dan seragam sekolah), maka sebaiknya memberikan apa yang dibutuhkan oleh penerima beasiswa, karena selama ini pemberian beasiswa berupa peralatan sekolah, padahal belum tentu barang tersebut merupakan kebutuhan penerima beasiswa, oleh karenanya sebaiknya percayakan saja pada pihak sekolah dan pihak sekolah yang nanti akan membelikan barang sesuai dengan kebutuhan penerima beasiswa”.
Seperti juga diungkapkan oleh H. Mmn, 52 tahun sebagai berikut : ”Program beasiswa agar manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh penerima beasiswa, sebaiknya berikan saja uangnya kepada sekolah, nanti oleh sekolah dibelikan
peralatan sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa, dan jumlah penerima beasiswa agar ditambah menjadi 10 (sepuluh) orang”
Kaitannya dengan persepsi masyarakat terhadap manfaat program pendidikan, ditampilkan dalam tabel 26.
Tabel 26. Jumlah dan persentase menurut persepsi responden tentang manfaat program pendidikan
NO Kategori Jawaban Jumlah %
1. Bermanfaat 13 43,33
2. Kurang Bermanfaat 15 50,00 3. Tidak Bermanfaat 2 6,67
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa 43,33% responden menjawab sangat bermanfaat program-program pendidikan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan selama ini, khususnya program beasiswa dan renovasi sekolah walaupun dinilai masih kurang memadai nilai bantuan untuk renovasi sekolah dan sasaran beasiswa masih kurang tepat. Sementara yang menjawab kurang bermanfaat mencapai 50,00% atau berjumlah 15 orang responden, jawaban kurang bermanfaat tersebut karena sasaran penerima beasiswa hanyalah siswa SD yang berprestasi dan memiliki peringkat satu sampai lima, yang diperuntukan khusus buat siswa kelas lima saja. Reponden menilai jika penerima beasiswa ternyata berasal dari keluarga mampu maka manfaatnya tentunya tidak sebesar jika penerima beasiswa berasal dari keluarga tidak mampu. Selain itu, responden yang berstatus guru menilai bantuan beasiswa tahun 2006 yang diberikan dalam bentuk barang (buku pelajaran 5 macam dan seragam sekolah, olahraga, pramuka) dinilai belum tentu merupakan kebutuhan penerima beasiswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang berstatus guru, menilai bahwa program School Garden agar ditinjau kembali, karena dinilai manfaatnya kurang jika dinilai dari waktu yang digunakan pada saat jam pelajaran, hasil finansial yang diperoleh dan tenaga yang dikeluarkan. Dari hasil panen sebanyak tiga kali diperoleh keuntungan Rp. 150.000,00 padahal waktu yang tersita cukup banyak
96
untuk menanam dan memetik hasil panen juga tenaga yang harus dikeluarkan, selain itu hasil panen dijual kepada siswa yang sebenarnya sudah cukup melelahkan untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Bapak Dd, 43 tahun, sebagai berikut :
”Program School Garden sebaiknya dipertimbangkan kembali untuk kelanjutannya, karena mengganggu waktu belajar siswa, khususnya kelas enam. Anak yang seharusnya ada dalam ruangan untuk belajar tetapi jika waktunya menanam atau panen maka harus ke kebun karena siswa kelas enam yang mengelola kebun sekolah ini, selain itu kegiatan tersebut cukup melelahkan, tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Padahal siswa sudah cukup lelah dituntut harus membeli hasil panen, boro-boro siswa mendapatkan uang lelah.. Bayangkan, selama tiga kali panen memperoleh keuntungan Rp. 150.000,00.
Sementara perusahaan menilai, bahwa manfaat program ini tidak hanya dinilai dari finansial semata tetapi lebih dari itu. Konsep program ini, penanaman dan pemetikan hasil panen dilakukan oleh para siswa kelas enam. dalam rangka membimbing anak didik sedari kecil untuk memberikan bimbingan teknik-teknik menanam sayuran, yang diharapkan akan bermanfaat untuk masa depannya kelak.
7.5.1.2. Persepsi terhadap Manfaat Program Kesehatan
Program Kesehatan yang sudah dilaksanakan selama ini, manfaatnya baru dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat karena sasaran program sangat terbatas, yaitu khitanan masal untuk keluarga miskin, tiap RT 2 -3 orang per tahunnya, juga tidak rutin dilaksanakan dan kegiatan penyemprotan nyamuk demam berdarah (foging ) ketika ada salah seorang warga yang terjangkit penyakit DBD, dilaksanakan hanya di dua ke-RT-an. Masyarakat menilai selama ini tidak pernah ada program kesehatan, karena kegiatan sunatan masal tidak langsung berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Bpk. Ddn, 36 tahun, sebagai berikut :
”Selama ini belum ada program kesehatan untuk masyarakat, karena khitanan hanya untuk sebagian kecil masyarakat dan itupun diprioritaskan untuk keluarga miskin sehingga manfaatnya kurang terasa, selain itu tidak rutin dilaksanakan”
Masyarakat yang anaknya pernah mengikuti program khitanan masal menilai bahwa program ini sangat bermanfaat karena dapat meringankan beban orang tua. Hal tersebut diungkapkan oleh Bpk. Slmn, 72 tahun, sebagai berikut :
”Incu bapak ngiringan sunatan di Aqua, alhamdulillah ngabantos pisan”
(Cucu bapak ikutan sunatan di Aqua, alhamdulillah membantu sekali)
Perusahaan mengakui bahwa program kesehatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak belum pernah diadakan, seperti dikemukakan oleh Bapak Wrsn, penanggung jawab program CSR/TJSP perusahaan, sebagai berikut :
”Untuk program kesehatan belum ada yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, kami merencanakan akan membuat program yang dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak, semacam pengobatan gratis”
Untuk lebih jelasnya sejauh mana manfaat program kesehatan bagi masyarakat, ditampilkan dalam tabel 27 berikut :
Tabel 27. Jumlah dan persentase menurut persepsi responden terhadap manfaat program kesehatan
No Kategori Jawaban Jumlah %
1. Bermanfaat 7 23,33
2. Kurang Bermanfaat 8 26,67 3. Tidak bermanfaat 15 50,00
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 27, sebagai besar responden yaitu 50% atau separuh dari jumlah responden menjawab bahwa program kesehatan tidak bermanfaat, karena banyak yang tidak mengetahui program kesehatan. Adapun program kesehatan yang telah dilakukan perusahaan tidak untuk masyarakat secara keseluruhan yaitu pelaksanaan penyemprotan nyamuk deman berdarah (foging), itupun hanya di dua ke-RT-an (RT 02/I dan RT 02/II) karena di wilayah tersebut adanya anggota masyarakat yang terkena penyakit Demam Berdarah. Bahkan ada
98
responden yang tidak mengetahui adanya penyemprotan nyamuk demam berdarah padahal bertempat tinggal di lokasi dilaksanakannya foging.
7.5.1.3. Persepsi terhadap Manfaat Program Penampungan Air Bersih untuk Kemudahan Mendapatkan Air
Program Penampungan air bersih dalam TJSP/CSR perusahaan berlokasi di tiga tempat yaitu : di Kampung Kubang, Kampung Pojok dan kampung Babakan Pari. Untuk yang berlokasi di kampung Babakan Pari hingga sekarang tidak berjalan karena air tidak keluar.
Dengan dibangunnya penampungan air bersih oleh perusahaan, masyarakat sangat terbantu karena untuk memperoleh air bersih tidak perlu mengambil jauh-jauh. Seperti dikemukakan oleh Bapak Hsn, 40 tahun, sebagai berikut :
”Semenjak dibangunnya penampungan air bersih, meringankan warga, tidak perlu mengambil air ke sumber mata air di bawah”
Tidak berfungsinya penampungan air di Kampung Babakan Pari mengakibatkan masyarakat kecewa, disatu sisi masyarakat menyalahkan perusahaan dengan alasan tenaga ahli dari perusahaan tidak memastikan bahwa lokasi pengeboran bukan sumber yang baik, disatu sisi perusahaan menganggap bahwa masyarakat bersikukuh untuk tetap tidak bersedia merubah lokasi pengeboran air sehingga ketika air tidak keluar, kedua belah pihak saling menyalahkan. Seperti diungkapkan oleh Bapak ESK, 34 tahun, sebagai berikut :
”Kalau memang lokasi pengeboran ternyata bukan lokasi sumber mata air, seharusnya tenaga ahli dari Aqua memastikan bahwa lokasi tersebut salah. Jika Aqua mau berkorban, ada lokasi yang dinilai merupakan sumber mata air tetapi lokasi tersebut harus dibeli karena berlokasi di luar Kecamatan Cidahu, tetapi perusahaan berkeberatan untuk membeli lahan tersebut”
Sementara pihak perusahaan menganggap masyarakat tidak bersedia untuk pindah lokasi, seperti dituturkan oleh Bapak Warsono, penanggung jawab program CSR/TJSP :
”Keengganan masyarakat untuk berpindah lokasi pada pengeboran air di kampung Babakan Pari menyebabkan kegagalan pengeboran sehingga air tidak keluar karena
lokasi pengeboran bukan titik sumber air, padahal biaya yang sudah dikeluarkan cukup besar yaitu Rp. 150.000.000”
Untuk lebih jelasnya, sejauh mana persepsi responden terhadap manfaat program penampungan air bersih kaitannya dengan kemudahan untuk mendapatkan air bersih ditampilkan pada tabel 28.
Tabel 28. Jumlah dan persentase menurut persepsi responden terhadap manfaat program penampungan air bersih untuk kemudahan mendapatkan air bersih
NO Kategori Jawaban Jumlah %
1. Bermanfaat 21 70,00
2. Kurang Bermanfaat 4 13,33 3. Tidak Bermanfaat 5 16,67
Jumlah 30 100,00
Dari tabel 28, nampak bahwa program bantuan penampungan air bersih sebagin besar responden yaitu 70,00% atau berjumlah 21 orang menjawab sangat bermanfaat, hal tersebut karena tempat tinggal responden tidak jauh dari penampungan air bersih sehingga merasakan adanya kemudahan untuk mendapatkan air bersih. Seperti diungkapkan oleh Bapak AS, 39 tahun :
“Adanya penampungan air bersih sangat bermanfaat untuk masyarakat disini karena tidak perlu lagi mengambil air ke bawah sehingga manjadi lebih mudah untuk mendapatkan air bersih”
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Hsn, 40 tahun, ketua RT, sebagai berikut :
”Masyarakat menjadi lebih mudah untuk mendapatkan air bersih, pembangunan penampungan air bersih benar-benar bermanfaat untuk warga kami karena menjadi lebih dekat dengan sumber air, walaupun belum mencukupi”.
Sementara responden yang bertempat tinggal agak jauh dari penampungan air bersih menjawab kurang bermanfaat yaitu 13,33%, karena agak kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Hal tersebut diungkapkan oleh bapak Encum, 46 tahun :
100
”Tempat tinggal kami cukup jauh dari lokasi penampungan air sehingga kami agak kesulitan untuk mendapatkan air. Kalau bisa tiap ke-RW-an dibangun satu buah torn air bersih sehingga benar-benar bermanfaat”
Komentar lain disampaikan oleh ibu Tt, 37 tahun, sebagai berikut : ”Rasanya penampungan air bersih yang sudah ada, kurang bermanfaat karena tetap saja kami agak kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan jumlahnya terbatas karena harus bergiliran”
Bahkan responden yang tempat tinggalnya lebih jauh dari tempat penampungan air bersih dan penampungan air tersebut tidak berfungsi, menjawab tidak bermanfaat yaitu 16,67% atau berjumlah 5 orang responden, hal tersebut karena responden sangat sulit untuk mendapatkan air bersih. Hal tersebut diungkapkan oleh bapak Ll, 38 tahun sebagai berikut :
”Perusahaan tidak sungguh-sungguh dalam membantu pembangunan penampungan air bersih. Di kampung saya air belum keluar hingga sekarang dan perusahaan tidak melanjutkan kegiatannya. Tidak bermanfaat keberadaan penampungajn air bersih di lingkungan saya”
”Hal senada diungkapkan oleh bapak ESK, 34 tahun sebagai berikut :
”Saya tidak mengerti mengapa Aqua tidak melanjutkan kegiatan membangun penampungan air bersih di kampung Babakan Pari. Sekarang ini tidak bermanfaat apa yang sudah dibangun”
7.5.1.4. Persepsi tentang Manfaat Penampungan Air Bersih terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air
Sekalipun penampungan air bersih telah tersedia tetapi jumlahnya sangat terbatas, dari tiga lokasi yang ada, hanya dua penampungan yang dapat berfungsi, satu penampungan tidak berfungsi karena air tidak dapat keluar.
Salah satu lokasi penampungan air bersih yaitu di Kampung Kubang Jaya. Penampungan air bersih ini dimanfaatkan oleh masyarakat di dua kampung yaitu Kampung Kubang Jaya dan sebagian Kampung Pasirdalam, jumlah penduduk di kedua kampung ini cukup banyak sehingga keberadaan penampungan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan
air bersih masyarakat jika dikaitkan dengan kecukupan dalam pemenuhan kebutuhan air. Seperti diungkapkan oleh Bapak AS, 39 tahun :
”Pada dasarnya keberadaan penampungan air ini sangat bermanfaat tetapi masih kurang mencukupi karena yang memerlukannya sangat banyak sehingga orang berebut untuk memperolehnya sekalipun dalam jumlah yang terbatas. Padahal telah diatur dalam penggunaannya tetapi tetap saja seringkali menimbulkan masalah”.
Dengan terbatasnya penampungan air bersih ini, masyarakat untuk mendapatkan air bersih dijatah dengan cara dijadwal secara bergantian. Selain itu, penyebab terhambatnya untuk mendapatkan air bersih ini, salah satu penyebabnya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat untuk merawat fasilitas yang telah diberikan, sehingga pernah terjadi mesin air terbakar dan akibatnya selama beberapa hari masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Perusahaan mengharapkan dengan diberikannya program bantuan penampungan air bersih ini diharapkan masyarakat dapat mengelola dengan baik dan merasa memiliki sarana yang telah disediakan. Seperti dikemukakan oleh Bapak Warsono, penanggung jawab program CSR/TJSP Aqua :
”Penampungan air bersih diberikan selain untuk membantu pemenuhan kebutuhan air masyarakat juga dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk ikut serta bertanggung jawab terhadap keberadaan penampungan tersebut yaitu dengan cara merawatnya secara baik, tetapi ternyata kesadarannya masih kurang, terbukti dengan terjadinya kerusakan mesin, tetapi sekarang mesin sudah baik kembali, kami telah memperbaikinya”
Ketika penulis mewawancarai salah seorang responden dan berniat untuk ke kamar kecil, ternyata air di rumah tersebut sudah dua hari tidak mengalir disebabkan oleh kerusakan mesin. Seperti dituturkan oleh Ibu Et :
”Maaf bu, di rumah kami sedang tidak ada air karena air dari penampungan tidak dapat mengalir, sedang mengalami kerusakan mesinnya, sudah dua hari. Masyarakat yang membutuhkan air sangat banyak sementara penampungan hanya satu sehingga banyaknya airpun terbatas ,terlebih rumah kami jauh dari penampungan”
102
Untuk lebih jelasnya, sejauh mana persepsi responden terhadap manfaat program penampungan air bersih kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih ditampilkan pada tabel 29.
Tabel 29. Jumlah dan persentase menurut persepsi responden terhadap manfaat program penampungan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
NO Kategori Jawaban Jumlah %
1. Mencukupi 6 20,00
2. Kurang Mencukupi 15 50,00 3. Tidak Mencukupi 9 30,00 Jumlah 30 100,00
Dari tabel di atas, program penampungan air bersih terhadap pemenuhan kebutuhan air, separuh responden yaitu 50,00% menjawab kurang mencukupi bahkan 30,00% menjawab tidak mencukupi. Hal tersebut karena penampungan air yang telah dibangun perusahaan dan telah berfungsi baru ada di dua lokasi yaitu kampung Pojok dan kampung Kubang sementara yang ada di lokasi kampung Babakanpari tidak berfungsi karena air tidak keluar sama sekali. Sementara masyarakat yang membutuhkan air bersih sangat banyak tetapi jumlah penampungan dan debit air yang tersedia sangat terbatas.
Responden yang tempat tinggalnya benar-benar dekat dan ada disekitar penampungan air bersih merasakan tercukupinya untuk pemenuhan kebutuhan air bersih sehingga menjawab mencukupi yaitu 20,00% atau berjumlah 6 orang responden.
Sekalipun masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi penampungan air begitu mudah untuk mendapatkan air tetapi menilai bahwa masih kurang mencukupi jika dilihat dari pemenuhan kebutuhan, hal tersebut dikemukan oleh Bapak Hsn, 41 tahun, sebagai berikut :
”Saya sebagai ketua RT menyadari betul kekurangan air yang dirasakan oleh masyarakat, karena memang jumlahnya masih terbatas sementara yang memanfaatkan sangat banyak, mudah-mudahan kedepannya perusahaan dapat menambah jumlah penampungan air”
7.5.1.5. Persepsi tentang Manfaat Program Ekonomi Terhadap Kesempatan Berusaha dan Peningkatan Pendapatan
Program Ekonomi dalam TJSP/CSR perusahaan ada satu macam program yaitu : Penanaman 3000 pohon sawo, yang diberikan kepada masing-masing rumah sebanyak dua pohon. Tujuan dari program ini, selain untuk penghijauan lingkungan juga untuk membantu masyarakat kelak dalam hal kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat, Diharapkan pendistribuasian pohon sawo ini suatu saat dapat menjadi hasil pertanian unggulan Desa Babakan Pari yang dapat dipasarkan hasilnya jika sudah menghasilkan buah yang cukup melimpah. Program ini baru berjalan satu tahun sehingga hasilnya belum nampak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, nampak bahwa program ekonomi yang telah dilaksanakan perusahaan tidak berdampak positif atau tidak berpengaruh terhadap kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan. Hal tersebut karena program ekonomi yang diberikan perusahaan baru diterima masyarakat setahun yang lalu tepatnya dimulai tanggal 22 Nopember 2006. Pohon-pohon tersebut belum dapat menghasilkan sehingga belum dapat membantu kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan. Seperti dikemukakan oleh H. Mmn, 52 tahun :
”Jika pendistribusian pohon sawo mempunyai tujuan ekonomi, untuk sekarang belum berdampak positif, artinya belum mempengaruhi kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat”
Sebagian besar masyarakat menilai bahwa penanaman pohon sawo tidak berpengaruh terhadap kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan karena belum menghasilkan, bahkan sebagian besar pohon yang ditanam belum berbuah. Seperti dikemukakan oleh Bapak Ddn, 36 tahun sebagai berikut :
”Banyak pohon sawo yang belum berbuah, sehingga tidak berpengaruh terhadap kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan karena untuk menghasilkan buah yang melimpah membutuhkan waktu yang cukup lama”
104
Untuk lebih jelasnya mengenai persepsi masyarakat tentang manfaat program peningkatan ekonomi terhadap kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan, ditampilkan dalam tabel 30 berikut :
Tabel 30. Jumlah dan persentase menurut persepsi responden tentang manfaat program ekonomi terhadap kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan
Program Kategori
Jawaban
Jml %
Manfaat Program ekonomi terhadap kesempatan berusaha
Berpengaruh 0 0,00 Kurang berpengaruh 0 0,00 Tidak berpengaruh 30 100,00 Jumlah 30 100,00
Manfaat Program Ekonomi
terhadap peningkatan pendapatan
Berpengaruh 0 0,00 Kurang berpengaruh 0 0,00 Tidak berpengaruh 30 100,00 Jumlah 30 100,00
Dari tabel 30 terlihat bahwa seluruh responden menjawab tidak berpengaruh adanya program ekonomi terhadap kesempatan berusaha dan tidak ada responden yang menjawab kurang berpengaruh atau berpengaruh. Sementara kaitannya dengan peningkatan pendapatan, seluruh responden yaitu 100% menjawab tidak berpengaruh adanya program ekonomi terhadap peningkatan pendapatan.
7.5.1.6. Persepsi tentang Manfaat Program Penghijauan
Program Penghijauan dalam TJSP/CSR perusahaan ada tiga macam program, yaitu :
1. Pendistribusian 3000 bibit pohon sawo kepada masyarakat, yang diberikan kepada masing-masing rumah sebanyak 2 pohon.