• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONSIBILITY PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI

7.4. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Program-program TJSP/CSR dan Tujuannya

Untuk mempersepsikan berbagai macam program CSR/TJSP perusahaan haruslah diawali dengan pengetahuan terhadap berbagai macam program tersebut termasuk tujuannya. Adapun program-program CSR/TJSP yang dimiliki oleh perusahaan adalah Program pendidikan, kesehatan, penampungan air bersih, peningkatan ekonomi, pelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, pembangunan fasilitas umum dan keagamaan.

7.4.1. Program Pendidikan

Program pendidikan dalam TJSP/CSR perusahaan ada empat macam program yaitu :

1. Program Beasiswa bagi anak yang berprestasi, peringkat 1 – 5 khusus siswa yang duduk di kelas lima.

Tujuan : untuk meningkatkan minat belajar anak, agar tetap belajar dan melanjutkan pendidikan.

2. Program Renovasi sekolah yang diberikan dalam bentuk barang senilai Rp. 5.000.000,00. diberikan berdasarkan proposal ajuan dari pihak sekolah.

Tujuan : berpartisipasi dalam bangunan fisik sekolah agar kondisi fisik bisa lebih baik sehingga siswa nyaman balajar.

3. Program Kebun Sekolah (School Garden)

Tujuan : siswa sejak kecil dikenalkan dengan pendidikan pertanian dan praktek langsung sehingga dapat bermanfaat untuk masa depannya kelak, selain itu untuk membantu operasional sekolah untuk membeli buku-buku perpustakaan.

4. Hutan sekolah merupakan program yang baru diluncurkan, dikelola oleh pihak sekolah dengan melibatkan siswa SD kelas enam.

Tujuan : - Mendidik siswa untuk mengetahui cara pemeliharaan dalam pembibitan pohon keras yang berguna untuk penghijauan.

- Penghijauan lingkungan, hutan dan sumber mata air.

Untuk program pendidikan, masyarakat tidak banyak mengetahui karena sosialisasi lebih banyak melibatkan pihak sekolah, para ketua RT

jarang dilibatkan, sehingga sebagian besar masyarakat tidak mengetahui program pendidikan, hanya program beasiswa yang banyak dikenal, selain itu program renovasi sekolah cukup dikenal walaupun tidak rutin dilaksanakan di masyarakat. Seperti dituturkan oleh Jnj, 46 th, mantan RT :

”Program pendidikan, hanya beasiswa yang dikenal di masyarakat, itupun tidak seluruh masyarakat mengetahui karena yang menerima hanya orang yang berprestasi saja. Program lainnya tidak banyak yang tahu termasuk saya karena pertemuan biasanya langsung diadakan dengan guru-guru, tidak melibatkan masyarakat, hanya tokoh masyarakat tertentu saja yang diundang, biasanya H.Mmn”

Responden lain, yaitu Ddn 36 tahun mengungkapkan sebagai berikut :

”Program pendidikan saya tidak banyak tahu, hanya beasiswa dan renovasi sekolah saja yang saya tahu”

Untuk Program Pendidikan, setiap guru pasti mengetahui betul proses dari awal hingga pelaksanaannya karena selain tempat sosialisasi selalu di sekolah juga selalu dilibatkan dalam perencanaannya, Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Tt, guru SD Negri Induk sebagai berikut :

”Alhamdulillah setiap ada program pendidikan kami selalu dilibatkan dalam perencanaannya tetapi tidak semua program sesuai dengan keinginan kami, karena program telah ditentukan jenisnya dari Aqua”

Pendapat lain diungkapkan oleh DS, 42 tahun :

” Walaupun saya RT, tidak semua program saya tahu, termasuk program pendidikan, biasanya yang diundang pada pertemuan guru-guru dan tokoh masyarakat saja, kalau ketua RT tidak pernah diundang ”

Untuk lebih jelasnya ditampilkan dalam tabel 12, data hasil wawancara dengan para responden tentang pengetahuan program pendidikan beserta tujuannya.

74

Tabel 12. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap program pendidikan

NO Pengetahuan thd Program Jml % 1. Tidak tahu 3 10,00 2. Mengetahui 1 program 4 13,33 3. Mengetahui 2 program 14 46,67 4. Mengetahui 3 program 4 13,33 5. Mengetahui 4 program 5 16,67 Jumlah 30 100,00

Dari tabel 12 dan tabel 13 dapat dilihat bahwa responden sebagian besar mengetahui program pendidikan sebanyak 2 program yaitu 46,67% , pada umumnya dua program tersebut meliputi beasiswa dan renovasi sekolah, tetapi tidak semua responden yang mengetahui kedua program tersebut mengetahui tujuannya, terkadang hanya mengetahui satu tujuan saja dari kedua program yang diketahuinya. Demikian pula responden yang mengetahui tiga program yaitu 13,33%, umumnya program beasiswa, renovasi sekolah dan kebun sekolah, tetapi belum tentu mereka mengetahui tujuan dari ketiga program tersebut, terkadang hanya mengetahui dua program saja atau bahkan satu program saja. Oleh karenanya terlihat dalam tabel di atas, terjadi perbedaan persentase dan jumlah responden antara pengetahuan terhadap program dan pengetahuan dari tujuan program. Sementara responden yang tidak mengetahui program pendidikan sebanyak 3 orang atau 10%.

Kaitan dengan tujuan program, tidak setiap program masyarakat mengetahui tujuannya, demikian pula dengan program pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Hsn, 40 tahun :

”Tujuan dari program pendidikan, hanya beasiswa saja saya yang tahu, untuk membantu siswa agar lebih bersemangat dalam belajar dan bisa melanjutkan sekolahnya, yang lainnya saya tidak tahu.

Hal senada disampaikan oleh AL, 62 tahun :

”Sebagian besar program pendidikan saya tidak tahu, kalau beasiswa saya tahu, untuk anak yang berprestasi

agar lebih sumanget belajarna dan terus bersekolah. Jarang masyarakat yang dapat beasiswa, seharusnya beasiswa untuk anak keluarga miskin biar manfaatnya besar”

Untuk program pendidikan, pengetahuan terhadap tujuan program ditampilkan pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap tujuan program pendidikan

NO Pengetahuan thd Tujuan Program Jml %

1 Tidak tahu 5 16,67 2 Mengetahui 1 tujuan 7 23,33 3 Mengetahui 2 tujuan 14 46,67 4 Mengetahui 3 tujuan 1 3,33 5 Mengetahui 4 tujuan 3 10,00 Jumlah 30 100,00

Untuk pengetahuan terhadap tujuan program, dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebagian besar responden mengetahui tujuan dari program-program yang dilaksanakan hanya dua macam tujuan saja yaitu sebanyak 46,67% atau 14 orang responden. Sementara responden yang mengetahui tujuan program secara keseluruhan hanya 3 orang saja atau 10,00%. Responden yang mengetahui tujuan secara keseluruhan merupakan stakeholder yang menjadi kepercayaan perusahaan untuk memfasilitasi program kepada masyarakat termasuk para guru yang terlibat langsung dalam program pendidikan.

Pendapat lain yang diungkapkan oleh masyarakat kaitannya dengan tujuan program, sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Acn, 53 tahun :

”Program pendidikan yang saya tahu bantuan bahan bangunan, beasiswa dan kebun sekolah. Tujuan dari beasiswa ngebantu siswa supaya semakin cerdas dan pintar serta tidak putus sekolah. Kalau bantuan bahan bangunan untuk meringankan beban sekolah dalam hal biaya, yah sebagai bentuk partisipasi perusahaan biar anak bersekolah tidak khawatir bangunannya rubuh. Kebun sekolah saya kurang tahu tujuannya, yang menanam murid SD kelas enam termasuk yang memanennya”

76

Selain itu, Ibu St Jzm, 52 tahun mengungkapkan :

”Program pendidikan pihak sekolah selalu dilibatkan dalam setiap programnya. Selaku kepala sekolah saya harus mengetahui semua program yang diterima sekolah termasuk tujuan program, sasaran dan waktu pelaksanaannya. Kalau biaya program secara keseluruhan, tidak selalu diinformasikan. Biasanya perusahaan mengadakan pertemuan di sekolah untuk merencanakan program bersama para guru dan komite sekolah”

7.4.2. Program Kesehatan

Program Kesehatan dalam TJSP/CSR perusahaan ada dua macam program yaitu :

1. Program penyemprotan nyamuk deman berdarah (fogging), dilaksanakan hanya di dua ke-RT yaitu RT 02/I dan RT 02/II.

Tujuan : Memberantas nyamuk penyebab penyakit Demam Berdarah 2. Khitanan masal per RT 2 -3 orang, untuk tiga kampung.

Tujuan : Meningkatnya pemahaman thd pentingnya kesehatan dan meringankan beban masyarakat.

Program kesehatan hingga saat ini hanya menyentuh sebagian kecil masyarakat, sehingga hampir sebagian besar masyarakat tidak mengetahui adanya program tersebut. Kegiatan khitanan masal yang oleh perusahaan digolongkan kedalam program kesehatan, pada dasarnya tidak berhubungan langsung dengan kesehatan masyarakat sehingga ketika masyarakat diwawancarai tentang macam-macam program kesehatan, tidak ada satu orangpun yang menjawab bahwa khitanan masal termasuk program kesehatan. Demikian pula kegiatan fogging dalam rangka penyemprotanan nyamuk demam berdarah, hanya diperuntukkan bagi sebagian kecil masyarakat, yaitu untuk dua ke-RT-an. Bahkan ada anggota masyarakat yang tinggal di lokasi tempat diadakannya kegiatan fogging, tetapi yang bersangkutan tidak mengetahui adanya kegiatan fogging tersebut ketika diwawancarai tentang adanya kegiatan fogging. Seperti dituturkan oleh Acn, 53 tahun warga RT 02/II, sebagai berikut

”Selama ini tidak ada program kesehatan di masyarakat, juga penyemprotan nyamuk demam berdarah tidak pernah ada”

Kaitannya dengan program kesehatan, Pendapat lain diungkapkan oleh Bapak Slmn, 72 tahun :

Belum adanya program kesehatan yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat ini diakui pula oleh pihak perusahaan, sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Warsono sebagai penanggungjawab program CSR/TJSP PT. Aqua, sebagai berikut :

Untuk program kesehatan belum ada yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, kami merencanakan akan membuat program yang dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak, semacam pengobatan gratis”

Untuk lebih jelasnya ditampilkan dalam tabel 14, data hasil wawancara dengan para responden tentang pengetahuan program kesehatan beserta tujuannya.

Tabel 14. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap program kesehatan

NO Pengetahuan thd Program Jml % 1. Tidak tahu 23 76,67 2. Mengetahui 1 program 5 16,66 3. Mengetahui 2 program 2 6,67 Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel di atas, nampak bahwa sebagian besar responden yaitu 76,67% atau sebanyak 23 orang tidak mengetahui adanya program kesehatan, hal ini disebabkan karena program kesehatan yang dilaksankaan tidak untuk masyarakat luas. Sementara yang mengetahui satu program kesehatan yaitu 6 orang responden atau 6,67%.

Kaitannya dengan program kesehatan, bapak M. Edng, 55 tahun mengungkapkan :

”Upami program kasehatan mah dugi ka ayeuna teu acan aya, mugi-mugi ka payunna aya program kanggo pengobatan gratis nu rutin diayakeun ku perusahaan”.

(Kalau program kesehatan sampai sekarang belum ada. Mudah-mudahan untuk ke depannya ada program pengobatan gratis yang rutin dari perusahaan)

78

Hal senada diungkapkan bapak Slmn, 72 tahun sebagai berikut : ”Untuk program kesehatan setahu bapak belum pernah ada, kalau akan diadakan sebaiknya pengobatan gratis yang rutin dijadwalkan”

H. Mmn, 52 tahun sebagai tokoh masyarakat yang selama ini selalu dilibatkan dalam setiap program CSR Aqua mengungkapkan :

”Program kesehatan pernah diadakan yaitu fogging dan yang sudah rutin dilaksanakan khitanan masal. Masyarakat mah menilaina teuh khitanan masal bukan program kesehatan dan untuk fogging hanya dilaksanakan di dua ke-RT-an sehingga sebagian besar masyarakat tidak tahu. Saya mendukung kalau perusahaan akan mengadakan pengobatan gratis yang rutin dilaksanakan karena itu memang harapan masyarakat”

Untuk program kesehatan, pengetahuan terhadap tujuan program ditampilkan pada tabel 15 berikut.

Tabel 15. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap tujuan program kesehatan

No Pengetahuan thd Tujuan Jml %

1 Tidak tahu 23 76,67

2 Mengetahui 1 tujuan 5 16,66 3 Mengetahui 2 tujuan 2 6,67 Jumlah 30 100,00

Untuk pengetahuan terhadap tujuan program, nampak dalam tabel di atas sebagian besar tidak mengetahui tujuan dari program kesehatan karena tidak mengetahui jenis programnya sehingga dikategorikan tidak mengetahui tujuan program.

Responden yang mengetahui jenis program pada umumnya mengetahui pula tujuannya sehingga nampak antara pengetahuan jenis program dan pengetahuan terhadap tujuan program terdapat kesesuaian dalam jumlahnya.

7.4.3. Program Penampungan Air

Program Penampungan air bersih dalam TJSP/CSR perusahaan berlokasi di tiga tempat yaitu : di Kampung Kubang, Kampung Pojok dan

kampung Babakan Pari. Untuk yang berlokasi di kampung Babakan Pari hingga sekarang tidak berjalan karena air tidak keluar.

Tujuan dari program ini yaitu membantu masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.

Program penampungan air bersih sudah dilakukan di tiga tempat yaitu di Kampung Pojok, Kampung Kubang Jaya dan Kampung Babakan pari, tetapi untuk yang berlokasi di Kampung Babakan Pari tidak berjalan disebabkan air tidak keluar. Tidak keluarnya air disebabkan oleh lokasi yang ditetapkan ternyata salah artinya bukan sebagai sumber air. Perusahaan menginformasikan bahwa dana yang telah dikeluarkan cukup besar yaitu Rp. 150.000.000. Dengan tidak berjalannya penampungan air di kampung Babakan Pari maka masyarakat tidak menilai hal tersebut termasuk ke dalam program, sekalipun dana yang dikeluarkan sudah cukup besar. Oleh karenanya bantuan penampungan air bersih yang berjalan ada di kampung Pojok dan kampung Kubang Jaya sebagai lokasi sumber mata air milik perusahaan.

Seluruh masyarakat mengetahui adanya program penampungan air ini, termasuk tujuannya, hanya lokasinya saja yang tidak semua masyarakat tahu. Sebagaimana dituturkan oleh Bapak Ojk, 63 tahun, sebagai berikut :

”Penampungan air ada di dua tempat yaitu di kampung Pojok dan kampung Kubang Jaya, agar masyarakat terbantu dalam mendapatkan air bersih”

Pendapat lain diungkapkan oleh bapak Mjm, 52 tahun guru, sebagai berikut :

”Penampungan air sudah dibuat oleh perusahaan di tiga tempat, tetapi untuk yang di kampung Babakan Pari hingga sekarang tidak berjalan karena airnya tidak dapat keluar. Tujuannya untuk memberikan kemudahan pada masyarakat dalam memperoleh air”

Responden lain mengungkapkan, bapak Ecm, 46 tahun :

”Penampungan air yang telah dibangun oleh Aqua ada di Kampung Kubang Jaya dan Kampung Pojok. Maksudnya untuk memberi kemudahan pada masyarakat unutk mendapatkan air bersih”

Pengetahuan terhadap program penampungan air bersih untuk lebih jelasnya ditampilkan pada tabel 16.

80

Tabel 16. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap program penampungan air bersih

NO Pengetahuan thd Program Jml % 1. Tidak tahu - 0,00 2. Mengetahui 1 lokasi 4 13,33 3. Mengetahui 2 lokasi 17 56,67 4. Mengetahui 3 lokasi 9 30,00 Jumlah 30 100,00

Jika dilihat dari tabel 16 dan tabel 17, pada umumnya masyarakat mengetahui program penampungan air bersih ini. Perbedaannya, ada responden yang mengetahui program di tiga lokasi sekaligus yaitu sebanyak 9 orang atau 30,00% dan yang mengetahui program didua lokasi sebanyak 17 orang atau 56,67%.

Kaitannya dengan program penampungan air bersih, bapak Hdnn, 50 tahun tahun mengungkapkan :

”Bapak mah mung terang penampungan air bersih teh nu di kampung Kubang Jaya wungkul, da cakeut sareng rorompok bapak. Nu sanesna mah teu apal. Maksadna ti program bantosan ieu, supados masyarakat cakeut ka cai”

(Bapak mah hanya tahu penampungan air yang di kampung Kubang Jaya karena dekat dengan rumah bapak. Yang lainnya tidak tahu. Maksud dari bantuan penampungan air bersih ini yaitu agar masyarakat dekat dengan air”)

Responden lain, bapak Hsn, 40 tahun mengungkapkan sebagai berikut :

”Bantuan penampungan air bersih yang sudah dibangun oleh perusahaan ada di dua lokasi yaiu di kampung Kubang Jaya dan Kampung Pojok. Tujuannya untuk membantu masyarakat agar mudah mendapatkan air bersih”

Kaitannya dengan program penampungan air bersih, semua responden mengetahui tujuan dari program tersebut., seperti ditampilkan pada tabel 17.

Tabel 17. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap tujuan program penampungan air bersih

NO Pengetahuan thd Tujuan Program Jml %

1. Tidak tahu - 0,00

2. Mengetahui 1 tujuan 4 13,33 3. Mengetahui 2 tujuan 17 56,67 4. Mengetahui 3 tujuan 9 30,00

Jumlah 30 100,00

Untuk pengetahuan terhadap tujuan program, terlihat dalam tabel 17 sebagian besar mengetahui tujuan dari program penampungan air bersih. Dan terdapat kesesuaian antara pengetahuan terhadap program dan pengetahuan terhadap tujuan program, karena tujuan dari program penampungan air bersih di tiga lokasi seluruhnya memiliki tujuan yang sama.

7.4.4. Program Ekonomi

Program Ekonomi dalam TJSP/CSR perusahaan yaitu : penanaman 3000 pohon sawo, yang diberikan kepada masing-masing rumah sebanyak dua pohon. Tujuan dari program ini, selain untuk penghijauan lingkungan juga untuk membantu masyarakat dalam hal kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat, Diharapkan pendistribuasian pohon sawo ini kelak dapat menjadi hasil pertanian unggulan Desa Babakan Pari yang dapat dipasarkan hasilnya jika sudah menghasilkan buah yang cukup melimpah. Program ini baru berjalan satu tahun sehingga hasilnya belum nampak.

Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui kalau pembagian pohon sawo ini mengandung tujuan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga berdasarkan hasil wawancara, masyarakat menilai selama ini tidak ada program ekonomi karena pendistibusian pohon sawo dalam rangka penghijauan. Seperti dituturkan oleh Slh, 62 tahun sebagai berikut :

”Teu acan aya program ekonomi kanggo peningkatan pendapatan, pembagian pohon sawo mah sigana keur penghijauan lingkungan”

82

(Belum ada program ekonomi untuk peningkatan pendapatan, nampaknya pembagian pohon sawo itu untuk penghijauan lingkungan).

Bahkan masyarakat ada yang tidak mengetahui sama sekali tujuan dari pembagian pohon sawo ini. Seperti diungkapkan oleh M. Edng, 55 tahun sebagai berikut :

”Duka teu apal naon maksadna dibagikeun tangkal sawo teh, pokokna mah ku Pak RT dipiwarang ngadamel lobang engkin rek dipasihan tangkal sawo, ari can ngadamel lobang mah moal dipasihan tangkal sawo, da hoyong dipasihan abdi teras ngadamel lobang, ditaroskeun ka pak RT kanggo naon pohon sawo teh, jawabna teh, tong loba tanya pokokna mah pelak we tangkal sawo ieu teh. Sigana mah keur penghijauan”

(Tidak tahu apa maksud pembagian pohon sawo, pokoknya Pak RT menyuruh membuat lubang nanti diberi pohon sawo, kalau belum membuat lubang maka tidak akan diberi pohon sawo, karena saya ingin diberi pohon sawo kemudian saya membuat lubang, ditanyakan ke Pak RT untuk apa pembagian pohon sawo itu, jawabnya jangan banyak bertanya, tanam saja pohon sawo ini. Barangkali untuk penghijauan)

Berdasarkan informasi di atas, nampak bahwa program pendistribusian pohon sawo kurang disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui maksud dan tujuan program, padahal jumlah pohon sawo yang didistribusikan cukup banyak yaitu 3000 pohon dan semua anggota masyarakat menerima.

Program pendistribusian pohon sawo merupakan salah satu program yang prosesnya dari awal perencanaan hingga pendistribusian melibatkan berbagai unsur, yaitu pihak kecamatan, desa, Dinas Instansi (PPL Pertanian), Para tokoh masyarakat dan para Ketua RT. Diharapkan setelah sosialisasi para Ketua RT atau para tokoh masyarakat menyampaikan hasilnya kepada masyarakat luas, tetapi kenyataannya tidak semua peserta sosialisasi menginformasikan kembali kepada masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Bapak Warsono, penanggung jawab CSR/TJSP perusahaan sebagai berikut :

”Salah satu program yang proses dari awal hingga pelaksanaan program masyarakat dilibatkan yaitu pendistribusian pohon sawo. Semua pihak dilibatkan dalam sosialisasi, diharapkan masyarkat yang mengikuti sosialisasi khususnya para Ketua RT dan tokoh

masyarakat, dapat menginformasikan hasilnya kepada masyarakat, sehingga masyarakat mempersiapkan segala sesuatu yang harus dikerjakan sebelum pohon sawo dibagikan yaitu membuat lubang untuk menanam pohon sawo tersebut”

Bahkan masyarakat yang mengikuti proses dari awal hingga pelaksanaan program tidak ada yang menganggap pendistribusian pohon sawo sebagai program peningkatan ekonomi tetapi lebih mengarah pada penghijauan. Hal tersebut nampak dari hasil wawancara (tabel 18) bahwa seluruh responden tidak mengetahui adanya program peningkatan ekonomi karena selama ini belum pernah ada program tersebut. Tabel 18 berikut menampilkan pengetahuan responden terhadap program peningkatan ekonomi .

Tabel 18. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap program ekonomi

NO Pengetahuan thd Program Jml %

1. Tidak mengetahui 30 100,00 2. Mengetahui - 0,00

Jumlah 30 100,00

Kaitannya dengan program ekonomi, ibu Lnd 35 tahun mengungkapkan :

”Sepengetahuan saya belum ada program ekonomi. Kalau pohon sawo, karena belum menghasilkan maka belum dapat dinilai program ekonomi, tetapi lebih pada penghijauan”

Responden lain mengungkapkan, bapak Ddng, 42 tahun : ”Dari Aqua belum ada program ekonomi, kalau pohon sawo kan itu untuk penghijauan, kalau dijadikan program ekonomi kan belum menghasilkan buah”

Untuk program ekonomi, karena masyarakat menilai selama ini belum ada program ekonomi, maka tujuannyapun masyarakat tidak tahu. pengetahuan terhadap tujuan program ditampilkan pada tabel 19 berikut.

84

Tabel 19. Jumlah dan persentase responden untuk pengetahuan terhadap tujuan program ekonomi

NO Pengetahuan thd Program Jml %

1. Tidak mengetahui 30 100,00 2. Mengetahui - 0,00

Jumlah 30 100,00

Jika dilihat dari tabel 18 dan tabel 19, bahwa seluruh responden yaitu 100% tidak mengetahui bahwa program pembagian pohon sawo ini memiliki tujuan ekonomi, pada umumnya masyarakat mengetahui pembagian pohon sawo bertujuan untuk penghijauan lingkungan. Selain itu, karena penanaman pohon sawo belum menghasilkan maka masyarakat menilai bukan program ekonomi, tetapi untuk sementara ini baru dikategorikan sebagai program penghijauan. Seperti diungkapkan oleh H. Mmn, 52 tahun sebagai berikut :

”Program Ekonomi belum ada, kalau pohon sawo sementara ini sebagai perogram penghijauan, karena belum menghasilkan dan belum dapat meningkatkan pendapatan masyarakat”

7.4.5. Program Penghijauan

Program Penghijauan dalam TJSP/CSR perusahaan ada tiga macam program, yaitu :

1. Pendistribusian 3000 bibit pohon sawo kepada masyarakat, yang diberikan kepada masing-masing rumah sebanyak 2 pohon.

Tujuan : untuk penghijauan juga ke depannya diharapkan dapat menjadi hasil pertanian unggulan desa, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat.

2. Penanaman 200 pohon buah-buahan (manggis, mangga, rambutan dan sawo) dilakukan bersama-sama ibu-ibu PKK.

Tujuan : penghijauan disekitar sumber mata air dan pelestarian air 3. Penghijauan disekitar bukit Gunung Salak bersama murid SD dan

masyarakat, mananam 583 pohon mahoni, , 60 pohon pala. Tujuan : penghijauan dan kelestarian hutan.

Kaitannya dengan program penghijauan, masyarakat lebih banyak mengetahui pendistribusian pohon sawo sebagai program penghijauan dan

penanaman buah-buahan serta pephonan di lokasi sumber mata air. Program penghijauan selain kedua kegiatan tersebut tidak banyak masyarakat yang mengetahui karena agak jauh dari lokasi tempat tinggal penduduk. Seperti dikemukakan oleh Bapak Ecm, 46 tahun, sebagai berikut :

”Program penghijauan yang saya tahu, pembagian pohon sawo dan belum lama ini dilakukan penanaman buah-buahan dan pepohonan di lokasi sumber mata air, masyarakat banyak yang dilibatkan dan ibu-ibu PKK, kebetulan istri saya anggota PKK, mudah-mudahan dengan program penghijauan ini jumlah air di Desa Babakan Pari dapat terjaga ”

Hal senada diungkapkan oleh Bapak Acn, 53 tahun, sebagai berikut :

”Beberapa bulan yang lalu ada program penghijauan menanam macam-macam pepohonan di sumber mata air Kubang,termasuk pohon buah-buahan, ada pohon manggis, pohon mangga, kebetulan saya ikut terlibat, masyarakat juga pernah dibagikan pohon sawo untuk penghijauan”

Responden yang mengetahui seluruh program penghijauan yaitu