• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS Teori dan Konsep

2.1. Tinjauan tentang Persepsi a. Pengertian

Ada beberapa macam pendapat ahli yang berhasil dikumpulkan mengenai konsep persepsi, yaitu sebagai berikut :

Menurut Hammer dan Organ (1978) dalam Indrawijaya (1990), bahwa persepsi adalah suatu proses dengan mana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkunganya. Bagaimana segala sesuatu tersebut mempengaruhi pula perilaku yang akan dipilihnya.

Thoha (1996) mengatakan, bahwa persepsi merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memberi informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.

Pendapat lain mengatakan, bahwa persepsi adalah menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia di sekitar kita (Morgan, King dan Robinson dalam Adi, 1994).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, persepsi terbentuk atas dasar informasi atau data yang diperoleh dari lingkungan, kemudian diserap oleh panca indera manusia serta pengolahan sebagian dari pengolahan ingatan yaitu berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dan terjadilah proses psikologis sehingga manusia yang bersangkutan menyadari apa yang dilihat, didengar, diterima dan sebagainya, maka individu tersebut mengalami persepsi, yang diwujudkan dalam perilaku terhadap suatu obyek.

Melengkapi pengertian di atas, Rahmat (1996) mengemukakan pengertian persepsi yaitu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory

stimuli). Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi, ekspektuasi, motivasi dan memori.

Selanjutnya, masih menurut Rahmat, persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional. Krech dan Crutchfield (1977) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Dengan demikian, ada beberapa aspek yang turut menentukan terjadinya persepsi, yaitu : aspek perhatian, aspek motivasi, aspek pengetahuan, aspek personal dan aspek situasi.

Merujuk pada Kartono (1984), bahwa persepsi merupakan suatu proses dimana individu mengenal, membandingkan, menggolongkan dan menginterpretasikan terhadap rangsangan yang datang.

Dari beberapa pengertian persepsi di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi individu atau seseorang dapat terjadi apabila ada :

a. obyek yaitu adanya stimuli atau peristiwa yang diamati atau yang dialami.

b. Situasi atau lingkungan yang mendukung

c. Personal (pengamat atau yang diamati)

b. Proses Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh adanya obyek yang direspon oleh penginderaan, yaitu proses yang berujud diterimanya sebagai stimulus oleh individu melalui alat reseptornya yang diteruskan melalui pengolahan ingatan (memory) dan terjadi proses psikologis sehingga individu tersebut mengalami persepsi. Dengan kata lain persepsi terjadi melalui tahap-tahap dimana setiap tahapannya dapat dibedakan. Proses terjadinya persepsi menurut Indrawijaya (1990) terbagi dalam empat tahap, yaitu :

1) Proses Masukan (Input Proces), yaitu proses persepsi dimulai dari tahap penerimaan rangsangan, yang ditentukan baik oleh faktor luar maupun faktor dari dalam manusianya sendiri, yang dapat dikategorikan atas lima faktor, yaitu pertama, faktor lingkungan, yang secara sempit hanya menyangkut warna, bunyi, sinar, dan secara luas dapat menyangkut faktor ekonomi, sosial, dan politik. Semua unsur faktor ini mempengaruhi seseorang dalam menerima dan menafsirkan suatu rangsangan.

Kedua, faktor konsepsi, yaitu pendapat atau teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya. Seseorang yang mempunyai konsepsi, pendapat, dan teori bahwa manusia pada dasarnya baik,

8

cenderung menerima semua rangsangan sebagai sesuatu yang baik atau paling tidak sebagai sesuatu yang bermanfaat. Orang yang mempunyai konsepsi, pendapat, dan teori bahwa manusia itu jahat, cenderung mencurigai latar belakangnya. Selanjutnya yang berpendapat bahwa seseorang tidak seluruhnya baik dan tidak seluruhnya jahat, akan cenderung mencari tahu dan berusaha mengerti secara keseluruhan latar belakang setiap rangsangan.

Ketiga, faktor yang berkaitan dengan konsep seseorang tentang dirinya sendiri (The concept of self). Seseorang mungkin saja beranggapan bahwa dirinyalah yang terbaik, sedangkan orang lain selalu kurang baik dari dirinya. Orang demikian akan berkeyakinan bahwa apapun bentuk dan sifat rangsangan, ia selalu bertindak berdasarkan apa yang menurut dirinya baik. Sebaliknnya, ada pula orang yang beranggapan bahwa orang lain selalu baik dari dirinya.

Keempat, Faktor yang berhubungan dengan motif dan tujuan, yang pokoknya berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang dalam menafsirkan suatu. Dapatlah dimengerti bahwa orang selalu berusaha menarik manfaat dari suatu rangsangan untuk kepentingannya sendiri, karena akan memberikan suatu harapan baginya.

Kelima, Faktor pengalaman masa lampau. Setiap kali orang dihadapkan pada suatu rangsangan, maka ia akan membandingkan dengan pengalaman masa lalunya.

2) Selektivitas

Manusia memperoleh berbagai rangsangan dari lingkungannya terbatasi oleh kemampuannya, artinya manusia tidak mampu memproses seluruh rangsangan dan akan cenderung memberikan perhatian pada rangsangan tertentu saja. Manusia bersifat memilih, walaupun sering tidak disadari bahwa setiap rangsangan akan mempunyai relevansi, nilai dan arti baginya. Ini berarti, tingkat pentingnya suatu rangsangan pada setiap orang atau orang yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda.

3) Proses Penutupan (closure)

Tingkat kemampuan manusia dalam menerima rangsangan selalu terbatas, namun manusia selalu berusaha mengisi kekurangannya dengan pengalamannya sendiri. Ini terjadi bila ia telah memahami keseluruhan

situasi. Proses untuk saling melengkapi kekurangan ini disebut proses penutupan.

4) Konteks

Persepsi terjadi dalam suatu kesatuan atau dalam suatu konteks. Isi kesatuan atau konteks ini dapat berupa faktor lingkungan fisik, emosional dan lingkungan sosial.

c. Faktor-faktor yang mempengaruh Persepsi

Persepsi banyak dipengaruh oleh beberapa faktor, Rahmat (1989) mengemukakan, secara garis besar ada tiga hal yang mempengaruhi persepsi, yaitu : faktor perhatian, faktor fungsional dan faktor struktural. Selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor Perhatian

Andersen dalam Rahmat (1989) memberikan definisi perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian itu sendiri dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor Eksternal yang mempengaruhi perhatian adalah :

a. Gerakan. Manusia secara visual tertarik pada obyek-obyek yang bergerak.

b. Intensitas stimuli. Dimana manusia akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain.

c. Kebaruan (Novelty). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, dan yang berbeda akan menarik perhatian.

d. Perulangan. Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi akan menarik perhatian.

Faktor Internal yang mempengaruhi perhatian adalah :

a) Faktor biologis, yaitu suatu kecenderungan seseorang menaruh perhatian pada hal-hal tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam dirinya.

b) Faktor Sosiopsikologis, yaitu kemampuan seseorang menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak. Makin besar keragaman stimuli yang mendapat perhatian, makin berkurang ketajaman persepsi seseorang pada stimuli tertentu.

10

c) Faktor Sosiogenis adalah sikap, kebiasaan dan kemauan seseorang dapat mempengaruhi apa yang diperhatikan.

2) Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Jadi yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang memberikan respon pada stimuli itu.

3) Faktor Struktural yang mempengaruhi persepsi

Faktor-faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, merumuskan prinsiup-prinsip ini kemudian terkenal dengan teori Gestalt. Menurut teori ini, bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya lalu menghimpunnya. Dalam hal ini untuk memahami seseorang, kita harus melihat dalam konteksnya, dalam lingkungannya dan dalam masalah yang dihadapinya.

Senada dengan hal di atas, Thoha (1996), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

1) Faktor Psikologis

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di dalam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi

2) Faktor Famili

Banyak sikap dan persepsi-persepsi seseorang diturunkan oleh orang tuanya karena famili sangat besar pengaruhnya terhadap persepsi seseorang.

3) Faktor Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruh sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.

Menurut Wirawan (1983), terdapat beberapa aspek dalam persepsi yang dapat dijadikan alasan bahwa suatu persepsi itu ada. Adapun aspek-aspek tersebut adalah :

1) Aspek pengetahuan

Yaitu bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang mempunyai kesadaran. Hal itu dapat terlihat dari kemampuannya untuk melakukan suatu

proses berfikir, berkehendak dan merasa sehingga dengan kemampuannya tersebut manusia memperoleh banyak pengetahuan.

2) Aspek Pemahaman

Yaitu berkaitan dengan obyek tingkah laku atau respon yang dimiliki, mewakili suatu pengertian terhadap pesan dalam komunikasi, oleh karena itu pengertian tentang pemahaman merupakan proses menerima suatu obyek kedalam pemikiran seseorang dan memberikan tanggapan terhadap suatu obyek dalam bentuk tingkah laku.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa persepsi sangat bersifat pribadi. Persepsi seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor personal. Oleh karenanya, seseorang sering kali melihat segala sesuatu atau suatu kejadian dengan cara yang berbeda walaupun dalam obyek yang sama, tergantung pada personalnya dan lingkungan dimana orang tersebut berada

Jika dikaitkan dengan judul kajian, maka secara umum kajian akan mengkaji tentang persepsi masyarakat terhadap program-program Corporate Social Responsibility dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Aqua Golden Mississipi di Desa Babakan Pari Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi.