• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Variabel Variabel Kualitas Lingkungan Kota Sedang dan Kecil di Kalimantan

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Pengaruh Variabel Variabel Kualitas Lingkungan Kota Sedang dan Kecil di Kalimantan

Kualitas lingkungan hidup suatu kota merupakan gambaran atau representasi dari kondisi fisik komponen - komponen makhluk hidup dan tidak hidup yang menjadi bagian lingkungan kota itu sendiri. Bila komponen - komponen tersebut secara umum dalam kondisi baik maka kualitas lingkungan akan baik pula, sebaliknya bila komponen - komponen tersebut secara umum dalam kondisi tidak baik maka kualitas lingkungan kota atau kawasan tersebut bisa dikatakan buruk. Demikian pula dalam penelitian ini hasil analisis kualitas lingkungan suatu kota akan ditentukan oleh nilai dari komponen - komponen wilayah yang menjadi bagian dari kota tersebut.

Nilai variabel - variabel untuk 47 kota sedang dan kecil Kalimantan pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 ditunjukkan pada Lampiran 1 lebih lanjut digunakan dalam analisis komponen utama (Principal Component Analysis / PCA). Adapun variabel - variabel indikator kualitas lingkungan yang ada, digunakan untuk mewakili nilai dari variabel - variabel dalam PCA. Analisis yang dilakukan tersebut mencakup variabel - variabel indikator kualitas lingkungan berupa nilai indeks pengelolaan kebersihan dan tutupan peneduh yang terdiri atas sub komponen lokasi permukiman, pasar tradisional, taman kota dan TPA. Dengan jumlah keseluruhan mencapai 9 (sembilan) variabel seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Melalui hasil analisis PCA diperoleh 7 (tujuh) variabel baru yang mewakili variabel - variabel asal, yaitu Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, Z6 dan

Z7 ditunjukkan dalam Tabel 29.

Tabel 29 Hasil perhitungan ragam dari analisis komponen utama

Komponen Utama Eigen value Persentase Ragam (%) Persentase Ragam Kumulatif (%) Z1 5.7288 81.84 81.84 Z2 0.4152 5.93 87.77 Z3 0.2979 4.26 92.03 Z4 0.2024 2.89 94.92 Z5 0.1843 2.63 97.55 Z6 0.1033 1.48 99.03 Z7 0.0681 0.97 100.00

Masing - masing komponen utama memiliki eigen value yang menunjukkan nilai keragaman bagi variabel baru tersebut. Melalui PCA didapatkan pula nilai eigen vector yang mewakili koefisien untuk masing - masing

variabel asal, sehingga dapat digunakan dalam menyusun kombinasi linear dari komponen utama. Nilai eigen vector ditunjukkan secara langsung pada Lampiran 3.

Nilai untuk tiap komponen yang dibentuk dihitung dengan melihat nilai koefisien untuk masing - masing variabel. Sebagai contoh untuk komponen Z1, kombinasi linear yang terbentuk sebagai berikut :

Z1 = 0.48 X1 + 0.42 X2 + 0.50 X3 + 0.49 X4 + 0.54 X5

+ 0.55 X6 + 0. 52 X7 + 0.52 X8 + 0.50 X9 keterangan :

X1 = Variabel kualitas kebersihan kawasan permukiman

X2 = Variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan permukiman

X3 = Variabel kualitas kebersihan kawasan pasar tradisional

X4 = Variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan pasar tradisional

X5 = Variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan taman kota

X6 = Variabel kualitas kebersihan kawasan taman kota

X7 = Variabel pengendalian pencemaran TPA

X8 = Variabel kualitas pengelolaan sampah TPA

X9 = Variabel kualitas penghijauan TPA

Untuk komponen Z2 kombinasi linear yang terbentuk sebagai berikut :

Z2 = 0.33 X1 - 0.31 X2 - 0.46 X3 - 0.15 X4 + 0.36 X5

+ 0.39 X6 - 0. 16 X7 + 0.25 X8 - 0.22 X9

Selanjutnya cara serupa dapat digunakan untuk mendapatkan nilai komponen utama lainnya (Z3, Z4, Z5, Z6 dan Z7).

Berdasarkan Tabel 29 terlihat bahwa hanya komponen Z1 yang memiliki

eigen value lebih besar dari 1, yaitu 5.7288. Komponen pertama ini (Z1) dapat menjelaskan 81.84 % keragaman data. Komponen kedua (Z2) memiliki eigen

value 0.4152 dan dapat menjelaskan 5.93 % keragaman. Bersama dengan komponen pertama (Z1), keduanya merepresentasikan 87.77 % dari keragaman total seperti terlihat dalam nilai persentase ragam kumulatif. Begitupula selanjutnya Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, Z6 hingga Z7 dapat merepresentasikan 100 % keragaman total.

Penentuan jumlah komponen yang akan digunakan sangat subjektif. Dalam studi ini, jika digunakan komponen Z1 dan Z2 dapat merepresentasikan 87.77 % keragaman total. Namun jika dilihat dengan kriteria nilai eigen value

lebih besar dari 1, hanya dengan menggunakan komponen pertama (Z1) telah cukup menunjukkan struktur data. Oleh sebab itu komponen - komponen lainnya yang memiliki proporsi keragaman kecil bisa dianggap tidak penting.

Komponen utama pertama (Z1) merupakan satu - satunya komponen yang memiliki eigen value≥ 1. Berdasarkan data koefisien Z1 pada Tabel 29 diketahui nilai koefisien tertinggi ditunjukkan oleh variabel kualitas kebersihan kawasan taman kota dan variabel sebaran dan tutupan tajuk taman kota yang masing - masing nilainya 0.5522 dan 0.5407. Nilai koefisien Z1 terendah ditunjukkan variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan permukiman dan variabel kualitas kebersihan kawasan permukiman yang masing - masing nilainya 0.4205 dan 0.4756. Kondisi ini menunjukkan variabel - variabel yang berasal dari

komponen lokasi taman kota memiliki pengaruh paling besar dalam menentukan nilai indeks kualitas lingkungan, sedangkan komponen lokasi permukiman memiliki pengaruh paling kecil terhadap nilai komponen Z1.

Kondisi di atas menggambarkan kawasan taman kota memiliki pengaruh paling besar dibandingkan dengan kawasan - kawasan lain dalam menentukan nilai indeks kualitas lingkungan. Taman kota sebagai daerah penyangga perlu lebih diperhatikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan wilayah urban kota kecil dan sedang di Kalimantan.

Melalui proses PCA juga dapat diketahui besar pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya, sehingga diperoleh bobot atau nilai perbandingan suatu indikator terhadap indikator lainnya. Besarnya pengaruh atau bobot untuk masing - masing variabel asal tertera pada Tabel 30 dan persentase bobot masing - masing tertera pada Gambar 19. Berdasarkan Tabel 30 diketahui nilai bobot tertinggi ditunjukkan oleh variabel kualitas kebersihan kawasan taman kota dan variabel sebaran dan tutupan peneduh taman kota yang masing - masing nilainya 0.1371 dan 0.1332. Nilai terendah ditunjukkan variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan permukiman yang masing - masing nilainya 0.0852 dan 0.0855. Tabel 30 Nilai bobot variabel - variabel komponen kualitas lingkungan kota

sedang dan kecil di Kalimantan tahun 2006 - 2010

No Variabel - variabel komponen kualitas lingkungan kota Nilai Bobot

1 Kebersihan Kawasan Permukiman 0.0855

2 Sebaran Peneduh Kawasan Permukiman 0.0852

3 Kebersihan Kawasan Pasar 0.1175

4 Sebaran Peneduh Kawasan Pasar 0.0901

5 Sebaran Peneduh Kawasan Taman Kota 0.1332

6 Kebersihan Kawasan Taman Kota 0.1371

7 Pengendalian Pencemaran TPA 0.1295

8 Pengelolaan Sampah TPA 0.1301

9 Penghijauan Kawasan TPA 0.0919

Jumlah 1.0000

Nilai bobot yang didapatkan dari factor loading menunjukkan variabel - variabel yang berasal dari sub indikator lokasi taman kota memiliki pengaruh paling besar dalam menentukan nilai indeks kualitas lingkungan, sedangkan sub indikator lokasi permukiman memiliki pengaruh paling kecil terhadap nilai indeks kualitas lingkungan yang akan diperoleh. Berdasarkan nilai bobot variabel - variabel komponen kualitas lingkungan tersebut didapatkan indeks kualitas lingkungan hidup kota seperti tertera pada Lampiran 4. Adapun kategori kualitas lingkungan hidup kota berdasarkan nilai indeks tahun 2010 tertera pada Tabel 31.

Dengan menggunakan sebaran distribusi normal, nilai indeks kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan dibagi menjadi 5 (lima) kategori seperti pada Gambar 20. Melalui pembagian kategori menggunakan sebaran distribusi normal, diperoleh selang nilai sebagai berikut :

a. 13.43 - 25.16 Sangat Rendah b. > 25.16 - 36.89 Rendah c. > 36.89 - 48.63 Sedang d. > 48.63 - 60.36 Tinggi e. > 60.36 - 72.09 Sangat Tinggi

Gambar 19 Persentase nilai bobot variabel - variabel komponen kualitas lingkungan kota sedang dan kecil di Kalimantan tahun 2006 - 2010

Gambar 20 Kurva distribusi normal selang nilai indeks kualitas lingkungan dan jumlah kota sedang dan kecil di Kalimantan tahun 2010 untuk tiap kategori

Pembagian nilai indeks kualitas lingkungan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan berdasarkan kategori “sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah” dan “sangat rendah” secara spasial ditunjukkan pada Gambar 21.

8.55% 8.52% 11.75% 9.01% 13.32% 13.71% 12.95% 13.01%

9.19% Kebersihan Kawasan Permukiman

Sebaran Peneduh Kawasan Permukiman Kebersihan Kawasan Pasar

Sebaran Peneduh Kawasan Pasar Sebaran Peneduh Kawasan Taman Kota Kebersihan Kawasan Taman Kota Pengendalian Pencemaran TPA Pengelolaan Sampah TPA Penghijauan Kawasan TPA

Tabel 31 Kategori kualitas lingkungan hidup kota sedang dan kecil di Kalimantan berdasarkan nilai indeks tahun 2010

No Nama Kota Nilai Indeks Kategori Nilai Indeks

1 Bontang 72.09 Sangat Tinggi

2 Pangkalan Bun 69.16 Sangat Tinggi

3 Barabai 69.14 Sangat Tinggi

4 Banjarbaru 66.45 Sangat Tinggi

5 Sampit 64.83 Sangat Tinggi

6 Tarakan 63.17 Sangat Tinggi

7 Kuala Kapuas 58.82 Tinggi

8 Amuntai 58.81 Tinggi

9 Singkawang 56.13 Tinggi

10 Sintang 55.89 Tinggi

11 Ngabang 53.66 Tinggi

12 Tanah Grogot 51.17 Tinggi

13 Pelaihari 50.57 Tinggi

14 Tanjung Redeb 50.20 Tinggi

15 Batulicin 48.64 Tinggi

16 Paringin 46.78 Sedang

17 Martapura 46.74 Sedang

18 Sukamara 46.01 Sedang

19 Ketapang 45.46 Sedang

20 Nanga Bulik 45.11 Sedang

21 Tanjung Selor 44.30 Sedang

22 Sekadau 43.22 Sedang 23 Mempawah 42.87 Sedang 24 Kandangan 41.68 Sedang 25 Buntok 41.56 Sedang 26 Tanjung 41.48 Sedang 27 Penajam 41.45 Sedang 28 Malinau 41.41 Sedang 29 Sanggau 41.05 Sedang 30 Nunukan 40.85 Sedang

31 Nanga Pinoh 40.83 Sedang

32 Tenggarong 40.22 Sedang 33 Sangatta 37.81 Sedang 34 Putussibau 37.42 Sedang 35 Rantau 36.11 Rendah 36 Sambas 35.67 Rendah 37 Marabahan 34.41 Rendah 38 Bengkayang 33.17 Rendah 39 Kotabaru 32.63 Rendah

40 Muara Teweh 31.12 Rendah

41 Kasongan 30.30 Rendah

42 Pulang Pisau 29.27 Rendah

43 Kuala Kurun 28.95 Rendah

44 Sendawar 18.40 Sangat Rendah

45 Puruk Cahu 16.18 Sangat Rendah

46 Tamiyang Layang 14.92 Sangat Rendah

Berdasarkan Tabel 31 diketahui terdapat 6 atau 12.77 % kota dengan kategori nilai indeks kualitas lingkungan “sangat tinggi”, 9 atau 19.15 % kota dengan kategori “tinggi”, 19 atau 40.43 % kota dengan kategori “sedang” 9 atau 19.15 % kota dengan kategori “rendah” dan 4 atau 8.51 % kota dengan kategori “sangat rendah”. Adapun secara rata - rata nilai indeks kualitas lingkungan 47 (empat puluh tujuh) kota di Kalimantan mencapai 43.61 atau pada kategori “sedang”. Persentase distribusi kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan dalam bentuk diagram pada masing - masing kategori nilai indeks kualitas lingkungan kota tertera pada Gambar 22.

Gambar 22 Persentase kota sedang dan kecil di Kalimantan berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan tahun 2010

Secara rinci pembagian nilai indeks kualitas lingkungan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan untuk masing - masing provinsi berdasarkan kategori “sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah” dan “sangat rendah” secara spasial ditunjukkan pada Gambar 23, 24, 25 dan 26.

Berdasarkan distribusi nilai indeks kualitas lingkungan kota - kota sedang dan kecil untuk Provinsi Kalimantan Barat pada Gambar 23, diketahui terdapat 3 atau 27.27 % kota ada pada kategori “tinggi”, 6 atau 54.55 % kota ada pada kategori “sedang” dan 2 atau 18.18 % kota ada pada kategori “rendah”. Persentase distribusi kota - kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Barat dalam bentuk diagram pada masing - masing kategori nilai indeks kualitas lingkungan kota tertera pada Gambar 27. Untuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat, tidak dijumpai kota yang memiliki nilai indeks kualitas lingkungan pada kategori “sangat tinggi” dan “sangat rendah”. Secara rata - rata nilai indeks kualitas lingkungan kota - kota di Kalimantan Barat adalah 44.12. Kota Singkawang dengan nilai sebesar 56.13 merupakan kota dengan nilai indeks terbesar di Provinsi Kalimantan Barat, sementara Kota Bengkayang di Kabupaten Bengkayang dengan nilai 33.17 merupakan kota dengan nilai indeks terrendah di provinsi tersebut. Dengan mengambil acuan nilai rata - rata indeks kualitas lingkungan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan yang nilainya tidak terpaut jauh berbeda yaitu 43.61, Provinsi Kalimantan Barat cenderung di dominasi kota - kota dengan kategori indeks kualitas lingkungan pada kategori “sedang”.

12.77% 19.15% 40.43% 19.15% 8.51% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Gambar 27 Persentase kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan tahun 2010 Pada wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, berdasarkan Gambar 24, diketahui terdapat 2 atau 16.67 % kota ada pada kategori “sangat tinggi”, 3 atau 25.00 % kota ada pada kategori “tinggi”, 4 atau 33.33 % kota ada pada kategori “sedang” dan 3 atau 25.00 % kota ada pada kategori “rendah”. Persentase distribusi kota - kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Selatan dalam bentuk diagram pada masing - masing kategori nilai indeks kualitas lingkungan kota tertera pada Gambar 28. Untuk wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, tidak dijumpai kota yang memiliki nilai indeks kualitas lingkungan pada kategori “sangat rendah”. Kota Barabai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan nilai sebesar 69.14 merupakan kota dengan nilai indeks terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan, sementara Kota Kotabaru di Kabupaten Kotabaru dengan nilai 32.62 merupakan kota dengan nilai indeks terrendah di provinsi tersebut. Nilai rata - rata indeks kualitas lingkungan kota sedang dan kecil di Kalimantan Selatan mencapai angka 47.79. Nilai tersebut menunjukkan kecenderungan kota - kota di Kalimantan Selatan di dominasi kota - kota dengan kategori “sedang”, “tinggi” dan “sangat tinggi”.

Gambar 28 Persentase kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan tahun 2010 Pada wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, berdasarkan Gambar 25, diketahui terdapat 2 atau 15.38 % kota ada pada kategori “sangat tinggi”, 1 atau 7.69 % kota ada pada kategori “tinggi”, 3 atau 23.08 % kota ada pada kategori “sedang”, 4 atau 30.77 % kota ada pada kategori “rendah” dan 3 atau 23.08 % kota ada pada kategori “sangat rendah”. Persentase distribusi kota - kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Tengah dalam bentuk diagram pada masing - masing kategori nilai indeks kualitas lingkungan kota tertera pada Gambar 29. Kota Pangkalan Bun di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan nilai sebesar 69.61 merupakan kota dengan nilai indeks terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah, sementara Kota Kuala Pembuang di Kabupaten Seruyan dengan nilai 13.43

27.27% 54.55% 18.18% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 16.67% 25.00% 33.33% 25.00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

merupakan kota dengan nilai indeks terrendah di provinsi tersebut. Secara rata - rata nilai indeks kualitas lingkungan kota - kota di Kalimantan Tengah sebesar 37.67 berada di bawah rata - rata nilai indeks di Kalimantan. Kondisi ini menggambarkan terjadinya pengumpulan kota - kota dengan kategori nilai indeks “rendah” dan “sangat rendah” di Provinsi Kalimantan Tengah.

Gambar 29 Persentase kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan tahun 2010 Pada wilayah Provinsi Kalimantan Timur, berdasarkan Gambar 26, diketahui terdapat 2 atau 18.18 % kota ada pada kategori “sangat tinggi”, 2 atau 18.18 % kota ada pada kategori “tinggi”, 6 atau 54.55 % kota ada pada kategori “sedang”, dan 1 atau 9.09 % kota ada pada kategori “sangat rendah”. Persentase distribusi kota - kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Timur dalam bentuk diagram pada masing - masing kategori nilai indeks kualitas lingkungan kota tertera pada Gambar 30. Untuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tidak dijumpai kota yang memiliki nilai indeks kualitas lingkungan pada kategori “rendah”. Kota Bontang dengan nilai sebesar 72.09 merupakan kota dengan nilai indeks terbesar di Provinsi Kalimantan Timur, sementara Kota Sendawar di Kabupaten Kutai Barat dengan nilai 32.62 merupakan kota dengan nilai indeks terrendah di provinsi tersebut. Nilai rata - rata indeks kualitas lingkungan kota sedang dan kecil di Kalimantan Timur mencapai angka 45.55. Nilai tersebut menunjukkan kecenderungan kota - kota di Kalimantan Timur di dominasi kota - kota dengan kategori “sedang”, “tinggi” dan “sangat tinggi”.

Gambar 30 Persentase kota sedang dan kecil di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan tahun 2010 Untuk dapat menggambarkan kondisi kota - kota di Kalimantan yang dikelompokkan berdasarkan penetapan wilayah administratif, diambil nilai rata - rata untuk masing - masing provinsi di Kalimantan. Perubahan nilai indeks kualitas lingkungan rata - rata kota pada masing - masing provinsi sepanjang tahun 2006 hingga 2010 terlihat pada Tabel 32 dan Gambar 31.

15.38% 7.69% 23.08% 30.77% 23.08% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 18.18% 18.18% 54.55% 9.09% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan Tabel 32 terlihat kota - kota sedang dan kecil yang berada di wilayah Kalimantan Selatan pada rentang waktu tahun 2006 hingga 2010 rata - rata telah mencapai nilai indeks kualitas lingkungan pada kategori “sedang”, sementara kota - kota sedang dan kecil yang berada di wilayah provinsi lain masih berada pada kategori “rendah”. Kondisi ini memberikan gambaran kota - kota di wilayah Kalimantan Selatan secara umum memiliki kualitas lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan kota - kota wilayah provinsi lain di Kalimantan. Tabel 32 Nilai rata - rata indeks kualitas lingkungan kota sedang dan kecil

tiap provinsi di Kalimantan tahun 2006 - 2010

Provinsi Nilai Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Kalimantan Barat 26.72 32.69 35.14 40.24 44.12 Kalimantan Selatan 37.87 46.50 49.57 45.47 47.79 Kalimantan Tengah 29.49 33.13 29.56 32.04 37.67 Kalimantan Timur 31.48 33.00 34.56 37.59 45.55 Kalimantan 31.45 36.41 37.14 38.69 43.61

Gambar 31 Grafik nilai indeks kualitas lingkungan rata - rata kota per provinsi di Kalimantan tahun 2006 - 2010

Gambar 31 menunjukkan grafik rata - rata indeks kualitas lingkungan di Kalimantan tahun 2006 - 2010. Secara umum berdasarkan grafik pada Gambar 31. diketahui bahwa kecenderungan rata - rata indeks kualitas lingkungan hidup kota sedang dan kecil di Kalimantan mengalami kenaikan. Kecenderungan tahun 2006 hingga 2009 menunjukkan rata - rata indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kategori “rendah”, sedangkan pada tahun 2010 indeks berada pada kategori “sedang”. Keadaan ini merupakan gambaran bahwa melalui pengamatan variabel - variabel kondisi kebersihan dan sebaran tajuk peneduh pada komponen - komponen lokasi permukiman, pusat perekonomian, area penyangga dan TPA

0 10 20 30 40 50 2006 2007 2008 2009 2010 N il a i In d ek s K u a li ta s L in g k u n g a n Tahun Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur

pada kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan telah terjadi peningkatan meskipun nilainya tidak terlampau besar. Adapun rata - rata nilai indeks kualitas lingkungan di Kalimantan tahun 2006 - 2010 tertera pada Gambar 32.

Gambar 32 Grafik rata - rata nilai indeks kualitas lingkungan kota sedang dan kecil di Kalimantan tahun 2006 - 2010

Secara umum pembagian kawasan kota menurut pemanfaatannya terbagi atas empat jenis : kawasan permukiman, kawasan komersial (meliputi tempat kegiatan perdagangan, industri atau jasa), kawasan penyangga (umumnya berupa hutan dan taman kota) serta kawasan yang memiliki peruntukan khusus diluar ketiga kawasan lainnya. Bila melihat suatu kota sebagai suatu kesatuan, aktivitas masyarakat yang mendiami kota tersebut secara umum tidak terlepas dari kawasan - kawasan tersebut. Kawasan - kawasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda - beda sesuai dengan peruntukannya masing - masing. Namun meskipun tiap kawasan memiliki fungsi yang berbeda tiap kawasan tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya, yakni dalam mendukung aktivitas masyarakat yang ada di dalamnya. Bentuk gabungan dari kawasan - kawasan tersebut umum kita kenal sebagai kota atau daerah urban, sedangkan aktivitas masyarakat yang ada didalamnya merupakan bentuk - bentuk kegiatan yang memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat di dalamnya.

Dalam penelitian ini, komponen - komponen lokasi yang dipilih sebagai sampel obyek penelitian merupakan daerah - daerah yang menjadi representasi kawasan - kawasan tersebut. Daerah - daerah perumahan merepresentasikan kawasan permukiman pada masing - masing kota sedang dan kecil di Kalimantan. Pasar tradisional sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat menggambarkan kondisi kawasan komersial suatu kota. Daerah yang ditetapkan sebagai taman kota oleh pemerintah kabupaten / kota merupakan perwakilan kawasan penyangga. TPA merupakan kawasan diluar kawasan permukiman, kawasan komersial dan kawasan penyangga yang berfungsi mendukung kegiatan masyarakat kota. TPA hingga kini secara umum masih menjadi tumpuan akhir

0 10 20 30 40 50 60 2006 2007 2008 2009 2010 N il a i In d ek s K u a li ta s L in g k u n g a n Tahun

pengelolaan sampah kota, sehingga TPA juga dianggap sebagai salah satu kawasan yang dapat mewakili kondisi lingkungan suatu kota.

Kawasan permukiman atau daerah hunian suatu kota merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang umumnya digunakan sebagai tempat kegiatan yang lebih terkait pemenuhan kebutuhan primer tiap individu disamping juga sebagai tempat interaksi sosial antara sesama anggota masyarakat didalamnya. Meskipun tidak didominasi kegiatan yang bersifat pemenuhan kebutuhan ekonomi, aktivitas yang dilakukan masyarakat didalamnya juga memberikan tambahan beban pada lingkungan berupa air tinja (black water) maupun sampah padat sisa kegiatan masyarakat didalamnya. Nilai bobot yang diperoleh untuk variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan permukiman dan variabel kualitas kebersihan kawasan permukiman yang masing - masing nilainya 8.52 % dan 8.55 % yang merupakan nilai terendah dibandingkan dengan variabel - variabel komponen kualitas lingkungan pada kawasan lain. Nilai ini menunjukkan bahwa kegiatan masyarakat pada kawasan ini memberikan dampak terendah pada kualitas lingkungan kota sedang dan kecil di Kalimantan.

Kegiatan perekonomian kota sedang dan kecil di Kalimantan umumnya tidak lebih kompleks dibandingkan dengan kegiatan jual - beli barang dan jasa di kota besar. Ragam komoditi yang ditawarkan tentu lebih sedikit dan mencirikan sektor primer pada masing - masing daerah rural di sekelilingnya. Aktivitas perekonomian pada kota sedang dan kecil masih di dominasi kegiatan jual - beli pada kawasan pasar tradisional. Kawasan pasar tradisional yang dipilih sebagai kawasan yang menggambarkan pusat aktivitas perekonomian masyarakat kota memiliki nilai bobot variabel sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan pasar tradisional dan variabel kualitas kebersihan kawasan pasar tradisional yang masing - masing nilainya 9.01 % dan 11.75 %. Nilai ini menunjukkan bahwa kegiatan masyarakat pada kawasan ini tidak memberikan dampak terbesar pada kualitas lingkungan kota.

Kawasan taman kota dipilih untuk mewakili daerah yang ditetapkan sebagai daerah penyangga suatu kota. Meskipun pada kota sedang dan kecil di Kalimantan daerah ini tidak banyak dilakukan aktivitas ekonomi masyarakat. Aktivitas yang umumnya berupa kegiatan sosial pada daerah ini juga menimbulkan beban pada lingkungan terutama dari segi produksi limbah padat berupa sampah sisa kegiatan masyarakat. Studi yang berkaitan tentang peran taman kota sebagai RTH suatu kota dilakukan oleh Nasution et al. (2012) pada Lapangan Merdeka, Medan di Sumatera Utara. Hasil studi menunjukkan pentingnya keberadaan Lapangan Merdeka sebagai kawasan penyangga dan sarana peningkatan kualitas lingkungan dan taraf hidup masyarakat kota Medan. Nilai bobot tertinggi juga ditunjukkan oleh variabel kebersihan kawasan taman kota dan variabel persentase tutupan tajuk peneduh taman kota yang masing - masing nilainya 13.71 % dan 13.32 % yang menunjukkan kawasan taman kota memiliki peran tertinggi dalam penentuan kualitas lingkungan kota.

Kawasan TPA memiliki peran penting dalam mewakili kondisi lingkungan suatu kota, TPA merupakan tujuan akhir limbah padat sisa hasil kegiatan domestik dan aktivitas pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat kota. TPA menjadi kawasan tempat pemusatan limbah padat yang terproduksi pada kawasan

pada kawasan urban, disisi lain dapat menimbulkan pencemaran dalam skala