• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Peningkatan Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Kota

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6 Arahan Peningkatan Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Kota

Perbaikan kualitas lingkungan suatu kota merupakan harapan bagi pemerintah maupun masyarakat yang mendiami kota tersebut. Akan tetapi perbaikan kualitas lingkungan kota memerlukan upaya - upaya yang tidak mudah, karena secara alami kepadatan penduduk akan terus meningkat dan diiringi bertambahnya potensi pencemaran lingkungan. Adapun isu - isu perbaikan kualitas lingkungan yang umum dihadapi oleh kota - kota saat ini diantaranya ketersediaan RTH, sarana transportasi ramah lingkungan, masalah limbah padat, pencemaran udara dan pengelolaan sumber daya air. Konsep kota ramah lingkungan merupakan bentuk solusi umum yang paling sering dipilih dalam menjawab isu - isu tersebut. Program “kota hijau” merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam mewujudkan kota berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki beberapa keterkaitan dengan program “kota hijau”. Keterkaitan antara keduanya meliputi aspek pengelolaan kebersihan dan keteduhan kota, serta perencanaan yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup kawasan perkotaan.

Analisis pengelolaan kebersihan kota berkaitan dengan konsep green waste. Analisis pengelolaan sebaran tanaman peneduh kota berkaitan dengan konsep

green open space. Selanjutnya analisis distribusi kualitas lingkungan hidup kota - kota di Kalimantan dan analisis hubungan kualitas kota dengan alokasi anggaran pemerintah kabupaten / kota serta kepadatan penduduk dapat digunakan dalam menyusun arahan peningkatan kualitas lingkungan hidup kota. Adapun informasi - informasi yang didapatkan dari hasil analisis dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan besarnya alokasi anggaran, perencanaan kota dalam menghadapi peningkatan kepadatan penduduk, penentuan kota - kota yang ditetapkan sebagai lokasi percontohan serta penentuan kota - kota yang ditetapkan sebagai lokasi sasaran peningkatan kualitas lingkungan.

Dalam skala lokal wilayah perkotaan, pelaksanaan konsep green waste

dalam program “kota hijau” difokuskan pada perbaikan pengelolaan limbah padat

kota. Pengelolaan limbah padat secara umum terbagi atas tiga tahapan : (1) pengumpulan sampah di sumber tempat limbah padat diproduksi, (2) distribusi

sampah dari sumber ke TPA dan (3) pengolahan sampah di TPA. Analisis pengelolaan kebersihan kota yang dilakukan dalam penelitian ini berkaitan dengan informasi kebersihan pada kawasan publik seperti pasar dan taman kota, informasi kebersihan pada kawasan privat seperti permukiman serta informasi pengelolaan sampah di TPA. Dalam strategi peningkatan kualitas kebersihan kota dibutuhkan kesesuaian alokasi anggaran untuk tahapan - tahapan pengelolaan limbah padat kota baik pada hulu, saat distribusi maupun atau hilir pengelolaan sampah.

Pelaksaaan konsep green open space difokuskan pada strategi menuju penyediaan RTH kawasan perkotaan sebesar 30 %. Langkah - langkah yang

diambil dalam penyediaan RTH kawasan perkotaan hingga 30 % meliputi : (1) penentuan daerah yang tidak boleh dibangun / dipreservasi, (2) perluasan /

menambah lahan RTH baru, (3) mengembangkan koridor hijau kota, (4) mengakuisisi RTH privat, (5) meningkatkan kualitas RTH kota, (6) menghijaukan bangunan, (7) menyusun kebijakan hijau melalui legalisasi

peraturan daerah terkait penetapan dan perlindungan kawasan RTH kota serta (8) meningkatkan peran serta masyarakat / partisipasi publik. Analisis pengelolaan

sebaran tanaman peneduh kota yang dilakukan dalam penelitian ini berkaitan dengan informasi RTH pada kawasan publik seperti pasar dan taman kota, informasi RTH pada kawasan privat seperti permukiman serta informasi RTH pada kawasan khusus seperti TPA. Informasi tersebut merupakan bagian dari perencanaan peningkatan kualitas RTH kota.

Perbaikan kualitas lingkungan merupakan upaya peningkatan kualitas lingkungan suatu wilayah dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas lingkungan dilakukan melalui perbaikan indikator - indikator suatu wilayah itu sendiri. Perbaikan salah satu atau beberapa indikator tersebut akan berpengaruh pada perbaikan kualitas lingkungan wilayah tersebut secara keseluruhan. Dalam penelitian ini kualitas lingkungan kota diukur berdasarkan indikator kualitas lingkungan berupa pengelolaan kebersihan dan sebaran tutupan peneduh pada lokasi - lokasi permukiman, pasar tradisional, taman kota dan TPA.

Oleh sebab itu, perbaikan indikator kualitas lingkungan pada salah satu atau beberapa lokasi tersebut akan berpengaruh pada perbaikan kualitas lingkungan kota secara keseluruhan. Besarnya pengaruh perbaikan kualitas lingkungan kota dipengaruhi intensitas pembenahan yang dilakukan pada indikator pengelolaan kebersihan dan sebaran tutupan peneduh pada kota tersebut. Semakin tinggi upaya peningkatan yang dilakukan, semakin besar pengaruh perbaikan kualitas lingkungan yang didapatkan. Sebaliknya, semakin rendah upaya peningkatan yang dilakukan, akan semakin rendah pula pengaruhnya.

Sejalan dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya aktivitas masyarakat kota sedang dan kecil di Kalimantan, terjadi peningkatan tekanan pada lingkungan kota - kota tersebut. Oleh sebab itu, secara alami pertambahan penduduk yang tidak disertai upaya - upaya pengelolaan lingkungan yang baik akan menimbulkan penurunan kualitas lingkungan hidup kota. Jadi dalam meningkatkan atau mempertahankan kualitas lingkungan kota perlu dilakukan upaya - upaya tertentu sebagai antisipasi peningkatan tekanan lingkungan akibat pertumbuhan penduduk.

Kondisi pengelolaan kebersihan dan keteduhan kota sedang dan kecil di Kalimantan berdasarkan variabel - variabel indikator kualitas lingkungan untuk tiap kategori nilai indeks, ditunjukkan pada Tabel 34 dan Gambar 33.

Tabel 34 Nilai rata - rata variabel - variabel indikator kualitas lingkungan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan untuk tiap kategori nilai indeks tahun 2010

No Kategori Nilai Indeks Sangat

Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat Rendah

1 Kebersihan Kawasan Permukiman 71.41 60.88 57.64 52.35 51.67

2 Sebaran Peneduh Kawasan Permukiman 67.69 61.67 58.95 54.91 45.94

3 Kebersihan Kawasan Pasar 67.57 53.80 51.48 32.22 30.83

4 Sebaran Peneduh Kawasan Pasar 55.90 36.44 25.63 16.94 18.96

5 Sebaran Peneduh Kawasan Taman Kota 74.17 70.65 69.47 56.30 0.00

6 Kebersihan Kawasan Taman Kota 75.74 72.59 64.77 48.52 0.00

7 Pengendalian Pencemaran TPA 64.35 31.81 3.22 2.47 0.00

8 Pengelolaan Sampah TPA 59.03 36.34 10.55 6.53 4.17

Gambar 33 Gambar nilai rata - rata variabel - variabel indikator kualitas lingkungan kota - kota sedang dan Kecil di Kalimantan untuk tiap kategori nilai indeks tahun 2010

Penjelasan singkat untuk masing - masing kategori adalah sebagai berikut : Kategori nilai indeks “sangat tinggi”

> 75 % sampah kawasan permukiman, pasar dan taman kota telah dikelola

dengan baik

TPA sudah dilengkapi saluran lindi, drainase yang terpisah dari saluran

lindi dan IPAL

< 25 % sampah pada zona aktif TPA dalam kondisi terbuka

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan permukiman dan

taman kota mencapai > 50 %

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan pasar mencapai

> 25 %

Penghijauan zona non aktif TPA mencapai > 50 %

Kategori nilai indeks “tinggi”

> 75 % sampah kawasan permukiman dan taman kota telah dikelola

dengan baik

> 50 % sampah kawasan pasar telah dikelola dengan baik

TPA sudah dilengkapi saluran lindi, drainase yang terhubung dengan

saluran lindi dan kolam penampung lindi

< 50 % sampah pada zona aktif TPA dalam kondisi terbuka

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 N il a i V a ri a b el

Variabel - variabel indikator kualitas lingkungan

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan permukiman dan

taman kota mencapai > 50 %

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan pasar mencapai

> 5 %

Penghijauan zona non aktif TPA mencapai > 25 %

Kategori nilai indeks “sedang”

> 50 % sampah kawasan permukiman dan pasar telah dikelola dengan baik > 75 % sampah kawasan taman kota telah dikelola dengan baik

Pengendalian pencemaran hanya berupa drainase TPA > 75 % sampah pada zona aktif TPA dalam kondisi terbuka

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan permukiman

mencapai > 25 %

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan pasar mencapai

> 5 %

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan taman kota

mencapai > 50 %

Penghijauan zona non aktif TPA mencapai > 25 %

Kategori nilai indeks “rendah”

> 50 % sampah kawasan permukiman dan taman kota telah dikelola

dengan baik

> 25 % sampah kawasan pasar telah dikelola dengan baik Tidak dilakukan pengendalian pencemaran pada TPA > 75 % sampah pada zona aktif TPA dalam kondisi terbuka

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan permukiman dan

taman kota mencapai > 25 %

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan pasar mencapai

> 5 %

Penghijauan zona non aktif TPA mencapai > 5 %

Kategori nilai indeks “sangat rendah”

> 50 % sampah kawasan permukiman telah dikelola dengan baik > 25 % sampah kawasan pasar telah dikelola dengan baik Tidak memiliki taman kota

Tidak dilakukan pengendalian pencemaran pada TPA > 75 % sampah pada zona aktif TPA dalam kondisi terbuka

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan permukiman

mencapai > 25 %

Tutupan tajuk peneduh area tidak terbangun kawasan pasar mencapai

> 5 %

Penghijauan zona non aktif TPA mencapai < 5 %

Berdasarkan nilai rata - rata variabel - variabel indikator kualitas lingkungan untuk lokasi - lokasi permukiman, pasar tradisional, taman kota dan TPA yang didapat dalam penelitian ini dapat disusun arahan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas kota sedang dan kecil di Kalimantan.

5.6.1Arahan bagi kota sedang di Kalimantan dengan kategori “sangat tinggi” Kota Banjarbaru, Bontang dan Tarakan merupakan kota sedang dengan nilai indeks kualitas lingkungan yang berada pada kisaran 72.09 - 63.17 atau berada pada kategori “sangat tinggi”. Secara umum variabel - variabel penentu nilai indeks kualitas lingkungan ketiga kota tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kota - kota lain dengan kategori nilai indeks yang lebih rendah seperti terlihat pada Gambar 33 dan Tabel 34 terdahulu. Kelahiran dan urbanisasi yang terjadi pada kota - kota sedang di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, mengakibatkan pertambahan penduduk Kota Banjarbaru, Bontang dan Tarakan. Pertambahan penduduk ini berdampak pada peningkatan produksi sampah dan kebutuhan akan ruang terbuka hijau. Kota - kota tersebut dapat tetap mempertahankan nilai indeks kualitas lingkungan pada kategori “sangat tinggi” dengan cara mempertahankan melalui pembenahan aspek - aspek penentu kualitas lingkungan hidup untuk mencapai keluaran seperti pada Tabel 35.

Tabel 35 Aspek pembenahan, lokasi sasaran, pelaksana kegiatan, serta kegiatan / keluaran yang diharapkan bagi kota sedang di Kalimantan dengan kategori “sangat tinggi”

No Aspek Pembenahan Lokasi

Sasaran Pelaksana Kegiatan / Keluaran

1 Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan Kebersihan Kawasan Publik dan Privat Pemerintah Daerah dan DPRD

Ketersediaan anggaran pemenuhan luas daerah layanan sampah dan kapasitas pengelolaan sampah yang sebanding dengan pertambahan penduduk melalui penambahan dan

pemeliharaan : (1) tempat penampungan sampah sementara (TPS), (2) depo sampah dan (3) armada angkut sampah.

2 Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan RTH Kawasan Publik Pemerintah Daerah dan DPRD

Peningkatan anggaran pemeliharaan kualitas RTH kota melalui upaya : (1) penambahan jumlah atau luas kawasan RTH dan (2) perawatan dan penambahan tanaman peneduh. 3 Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan TPA TPA Pemerintah Daerah dan DPRD

Ketersediaan anggaran untuk : (1) perluasan kawasan zona aktif TPA dan pemanfaatan teknologi pengolahan sampah untuk

mengimbangi meningkatnya timbulan sampah kota akibat pertumbuhan penduduk, (2) pengendalian dampak pencemaran lingkungan melalui pemeliharaan IPAL, saluran lindi dan drainase TPA, serta (3) penghijauan zona non aktif TPA.

4 Kondisi Kebersihan Kawasan

Publik dan Privat Badan / Kantor Lingkungan Hidup

Sosialisasi cara pengelolaan kebersihan yang baik pada masyarakat melalui upaya

pengurangan, pemanfaatan hingga daur ulang sampah.

Permukiman Dinas Kebersihan

Penyediaan TPS dan depo sampah serta pengangkutan lebih dari 75 % sampah permukiman ke TPA.

Masyarakat Permukiman

Pemeliharaan kebersihan melingkupi lebih dari 75 % sampah kawasan permukiman.

Pasar Dinas

Kebersihan

Pengangkutan lebih dari 75 % sampah pasar ke TPA.

Tabel 35 (Lanjutan)

No Aspek Pembenahan Lokasi

Sasaran Pelaksana Kegiatan / Keluaran

4 Kondisi Kebersihan Pasar Dinas Pasar Penyediaan tempat sampah umum dan

pemeliharaan kebersihan melingkupi lebih dari 75 % sampah kawasan pasar.

Pedagang Penyediaan tempat sampah kios dan

pemeliharaan kebersihan area sekitar kios. Pembeli /

Pengunjung

Pemeliharaan kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Taman Kota Dinas

Kebersihan

Pengangkutan lebih dari 75 % sampah taman kota ke TPA.

Dinas Pertamanan

Penyediaan tempat sampah umum dan pemeliharaan kebersihan melingkupi lebih dari 75 % sampah kawasan taman kota.

Pedagang Penyediaan tempat sampah dan pemeliharaan

kebersihan kawasan sekitar area berjualan.

Pengunjung Pemeliharaan kebersihan dengan membuang

sampah pada tempatnya.

5 Kondisi RTH Kawasan Publik dan Privat Badan / Kantor Lingkungan Hidup

Sosialisasi cara pengelolaan RTH yang baik pada masyarakat melalui upaya penanaman tanaman peneduh pada kawasan permukiman dan larangan merusak tanaman peneduh pada kawasan publik.

Permukiman Masyarakat Permukiman

Perawatan dan regenerasi tanaman peneduh agar tercapai tutupan tajuk lebih dari 50 % untuk area tidak terbangun kawasan permukiman.

Pasar Dinas Pasar Perawatan dan regenerasi tanaman peneduh

agar tercapai tutupan tajuk lebih dari 25 % untuk area tidak terbangun kawasan pasar.

Taman Kota Dinas

Pertamanan

Perawatan dan regenerasi tanaman peneduh agar tercapai tutupan tajuk lebih dari 50 % untuk area tidak terbangun kawasan taman kota.

6 Kondisi TPA TPA UPT TPA /

Dinas Kebersihan

Pengelolaan sampah terbuka agar tidak melebihi 25 % luas zona aktif, pemeliharaan IPAL, saluran lindi dan drainase TPA serta penghijauan minimal 50 % luas zona non aktif TPA 7 Peraturan Daerah Tentang Kebersihan Kawasan Publik dan Privat Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan

Peraturan pengelolaan kebersihan sampah kota, penetapan waktu pembuangan sampah, serta perbaikan instrumen pengawasan dan penindakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah kota.

8 Peraturan Daerah Tentang RTH Kawasan Publik dan Privat Bappeda dan Dinas Tata Ruang

Ketetapan pemerintah daerah dalam mempertahankan jumlah maupun luas area RTH pada kawasan - kawasan publik seperti taman kota, perbaikan instrumen perizinan kota yang berhubungan dengan pemanfaatan ruang untuk menjaga proporsi antara lahan terbangun dengan RTH serta perbaikan instrumen pengawasan dan penindakan hukum terkait pelanggaran dalam pemanfaatan ruang.

5.6.2 Arahan bagi kota sedang di Kalimantan dengan kategori “tinggi”

Kota Singkawang merupakan satu satunya kota sedang di Kalimantan dengan nilai indeks kualitas lingkungan yang berada pada kategori “tinggi”. Nilai indeks kualitas lingkungan yang dicapai oleh Kota Singkawang pada tahun 2010 adalah 56.13, atau mencapai nilai tertinggi untuk kota di Provinsi Kalimantan Barat. Kota Singkawang, seperti kota - kota sedang lain di Kalimantan juga menghadapi masalah pertambahan penduduk yang berdampak pada peningkatan produksi sampah dan kebutuhan akan ruang terbuka hijau. Untuk dapat meningkatkan nilai indeks menjadi kategori “sangat tinggi” hal - hal yang harus dilakukan dengan cara membenahi aspek - aspek penentu kualitas lingkungan hidup kota untuk mencapai keluaran seperti pada Tabel 36.

Tabel 36 Aspek pembenahan, lokasi sasaran, pelaksana kegiatan, serta kegiatan / keluaran yang diharapkan bagi kota sedang di Kalimantan dengan kategori “tinggi”

No Aspek Pembenahan Lokasi

Sasaran Pelaksana Kegiatan / Keluaran

1 Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan Kebersihan Kawasan Publik dan Privat Pemerintah Daerah dan DPRD

Peningkatan anggaran pemenuhan luas daerah layanan sampah dan kapasitas pengelolaan sampah yang sebanding dengan pertambahan penduduk melalui penambahan dan

pemeliharaan : (1) tempat penampungan sampah sementara, (2) depo sampah dan (3) armada angkut sampah.

2 Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan RTH Kawasan Publik Pemerintah Daerah dan DPRD

Peningkatan anggaran pemeliharaan kualitas RTH kota melalui upaya : (1) penambahan jumlah atau luas kawasan RTH dan (2) perawatan dan penambahan tanaman peneduh. 3 Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan TPA TPA Pemerintah Daerah dan DPRD

Peningkatan anggaran untuk : (1) perluasan kawasan zona aktif TPA dan pemanfaatan teknologi pengolahan sampah untuk

mengimbangi meningkatnya timbulan sampah kota akibat pertumbuhan penduduk, (2) pengendalian dampak pencemaran lingkungan melalui pengadaan IPAL, pemeliharaan saluran lindi dan drainase TPA, serta (3) penghijauan zona non aktif TPA.

4 Kondisi Kebersihan Kawasan

Publik dan Privat Badan / Kantor Lingkungan Hidup

Sosialisasi cara pengelolaan kebersihan yang baik pada masyarakat melalui upaya

pengurangan, pemanfaatan hingga daur ulang sampah.

Permukiman Dinas Kebersihan

Penambahan TPS dan depo sampah serta kapasitas angkut hingga lebih dari 75 % sampah permukiman ke TPA.

Masyarakat Permukiman

Peningkatan kebersihan lingkungan

melingkupi lebih dari 75 % sampah kawasan permukiman.

Pasar Dinas

Kebersihan

Penambahan kapasitas angkut hingga lebih dari 75 % sampah pasar ke TPA.

Dinas Pasar Penambahan tempat sampah umum dan

peningkatan kebersihan lingkungan

melingkupi lebih dari 75 % sampah kawasan pasar.

Tabel 36 (Lanjutan)

No Aspek Pembenahan Lokasi

Sasaran Pelaksana Kegiatan / Keluaran

4 Kondisi Kebersihan Pasar Pedagang Penyediaan tempat sampah kios dan

pemeliharaan kebersihan area sekitar kios. Pembeli /

Pengunjung

Pemeliharaan kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Taman Kota Dinas

Kebersihan

Penambahan kapasitas angkut hingga lebih dari 75 % sampah taman kota ke TPA. Dinas

Pertamanan

Penambahan tempat sampah umum dan peningkatan kebersihan lingkungan

melingkupi lebih dari 75 % sampah kawasan taman kota.

Pedagang Penyediaan tempat sampah dan pemeliharaan

kebersihan kawasan sekitar area berjualan.

Pengunjung Pemeliharaan kebersihan dengan membuang

sampah pada tempatnya.

5 Kondisi RTH Kawasan Publik dan Privat Badan / Kantor Lingkungan Hidup

Sosialisasi cara pengelolaan RTH yang baik pada masyarakat melalui upaya penanaman tanaman peneduh pada kawasan permukiman dan larangan merusak tanaman peneduh pada kawasan publik.

Permukiman Masyarakat Permukiman

Penambahan dan perawatan tanaman peneduh agar tercapai tutupan tajuk hingga lebih dari 50 % untuk area tidak terbangun kawasan permukiman.

Pasar Dinas Pasar Penambahan dan perawatan tanaman peneduh

agar tercapai tutupan tajuk hingga lebih dari 25 % untuk area tidak terbangun kawasan pasar.

Taman Kota Dinas

Pertamanan

Penambahan dan perawatan tanaman peneduh agar tercapai tutupan tajuk hingga lebih dari 50 % untuk area tidak terbangun kawasan taman kota.

6 Kondisi TPA TPA UPT TPA /

Dinas Kebersihan

Peningkatan upaya pengelolaan sampah terbuka hingga tidak melebihi 25 % luas zona aktif, pembangunan IPAL, pemeliharaan saluran lindi dan drainase TPA serta

penghijauan minimal 50 % luas zona non aktif TPA 7 Peraturan Daerah Tentang Kebersihan Kawasan Publik dan Privat Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan

Penyusunan peraturan pengelolaan kebersihan sampah kota, penetapan waktu pembuangan sampah, serta perbaikan instrumen

pengawasan dan penindakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah kota.

8 Peraturan Daerah Tentang RTH Kawasan Publik dan Privat Bappeda dan Dinas Tata Ruang

Penerapan ketetapan pemerintah daerah dalam penambahan jumlah maupun luas area RTH pada kawasan - kawasan publik seperti taman kota, perbaikan instrumen perizinan kota yang berhubungan dengan pemanfaatan ruang untuk menjaga proporsi antara lahan terbangun dengan RTH serta perbaikan instrumen pengawasan dan penindakan hukum terkait pelanggaran dalam pemanfaatan ruang.

Upaya pengelolaan lingkungan hidup kota secara umum meliputi kegiatan pemeliharaan yang bersifat rutin serta kegiatan pengadaan sarana dan prasarana fisik yang bersifat insidentil. Kegiatan - kegiatan yang bersifat rutin dan insidentil tersebut dilaksanakan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota, namun keduanya dibedakan berdasarkan rentang waktu pelaksanaan masing - masing kegiatan. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan, sedangkan kegiatan insidentil merupakan kegiatan yang dilakukan hanya pada waktu tertentu bila diperlukan dan umumnya berkaitan dengan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kualitas lingkungan kota.

Kegiatan rutin dalam pengelolan lingkungan hidup kota meliputi :

a. Kegiatan pengelolaan sampah kota yang mencakup upaya menjaga kebersihan kawasan publik dan kawasan privat, pengangkutan sampah dari sumber ke TPA serta perawatan sarana pengelolaan sampah seperti armada angkut sampah, depo sampah dan TPS.

b. Kegiatan perawatan tanaman peneduh pada kawasan RTH kota yang mencakup perawatan dan peremajaan tanaman peneduh kawasan publik dan kawasan privat.

c. Pengelolaan sampah zona aktif TPA yang mencakup upaya penutupan sampah dengan tanah.

d. Kegiatan penghijauan zona non aktif TPA yang mencakup upaya penanaman tanaman peneduh pada area pembuangan sampah TPA yang tidak difungsikan lagi.

Kegiatan insidentil yang dilakukan tidak secara berkala meliputi :

a. Kajian tingkat timbulan sampah kebutuhan penambahan sarana pengelolaan kebersihan kota seperti penambahan armada angkut sampah, depo sampah dan TPS.

b. Kegiatan persiapan dan pengadaan sarana pengelolaan sampah yang mencakup proses lelang hingga penerimaan sarana pengelolaan sampah. c. Kajian tingkat kebutuhan RTH kota seperti penentuan kebutuhan lokasi dan

luasan RTH yang dibutuhkan.

d. Kegiatan persiapan dan pengadaan RTH kota yang mencakup pengadaaan lahan hingga pembangunan kawasan taman kota.

e. Kajian analisis kebutuhan penambahan luas dan sarana pengendalian pencemaran TPA yang mencakup perancangan ukuran serta jenis kebutuhan sarana pengendalian pencemaran TPA.

f. Kegiatan persiapan, pelaksanaan penambahan luas serta pengadaan sarana pengendalian pencemaran TPA yang mencakup pembebasan lahan hingga pembangunan TPA dan pembangunan drainase, saluran lindi dan IPAL / kolam penmpung lindi untuk mendukung kegiatan operasional TPA.

Kota sedang dengan kategori “tinggi” dapat meningkat menjadi “sangat tinggi” dengan mengacu diagram waktu pada Tabel 37.

Tabel 37 Acuan waktu pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas lingkungan hidup kota sedang di Kalimantan dengan kategori “tinggi” menjadi “sangat tinggi”

Kegiatan Tahun

1 2 3 4 5