• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.6. Arena Permainan Anak-anak di Kecamatan Medan Baru

Anak-anak yang bermain membutuhkan dua hal penting yaitu peralatan bermain dan arena bermain, arena bermain sering disebut dengan tempat bermain. Tempat bermain menjadi hal pokok yang harus dipenuhi oleh anak-anak jika bermain khususnya bermain permainan tradisiona, permainan tradisional membutuhkan arena bermain sebagai tempat berlangsungnya permainan tradisional, tanpa adanya tempat bermain anak-anak tidak bisa mengekspresikan keleluasaan yang berada dalam dirinya. Anak-anak biasanya bermain di lahan kosong dan luas seperti di lapangan. Kecamatan Medan Baru memiliki 21 lapangan yang dirinci sebagai berikut tiga buah lapangan bola kaki, tujuh buah

lapangan volly, delapan lapangan bulu tangkis serta tiga lapangan futsal dan setiap kelurahan memiliki arena atau tempat permaianan dengan ukuran yang berbeda.

Penulis memilih lokasi penelitian di kelurahan Titi Rantai dan kelurahan Padang Bulan, anak-anak di kelurahan ini bermain di halaman dan lapangan. Adapun arena Permainan Tradisional anak ada tiga bagian adalah sebagai berikut :

- Halaman sekolah yang berada di jalan Rebab, Keluarahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru.

- Halaman Mesjid AL Muttaqien yang berada di Jalan Terompet, Kelurahan Titi Rantai.

- Lapangan Bola, lapangan bola ini terletak diantara kelurahan Titi Rantai dan kelurahan Padang Bulan

Peta lokasi Arena Permainan

1. Halaman sekolah yang berada di jalan Rebab, Keluarahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru.

2. Halaman Mesjid AL Muttaqien yang berada di Jalan Terompet, Kelurahan Titi Rantai.

3. Lapangan Bola, lapangan bola ini terletak diantara kelurahan Titi Rantai dan kelurahan Padang Bulan

J L R E B A B Bangunan Sekolah Dasar Halaman Sekolah Dasar G e d g T E R O M P E T Mesjid AL Muttaqien Halaman Mesjid AL Muttaqien TE R O M P E T R E B A B T E R O M P E T Lapangan Bola

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kota merupakan suatu wilayah yang ditandai dengan kompleksitas aktifitas manusia, kehidupan di kota sangat jauh berbeda dengan kehidupan di desa baik dari segi sosial, ekonomi maupun IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Kota menjadi pusat perkembangan IPTEK, sehingga masyarakat desa berbondong-bondong melakukan urbanisasi1. Pada masa globalisasi2

Permainan modern yang berada di kota begitu banyak dan muncul dalam berbagai bentuk yang dimodifikasi semenarik mungkin untuk menarik perhatian khalayak ramai khususnya anak-anak. Permainan modern yang sering ditemukan di kota seperti game online di warung internet, playstation¸ beberapa games yang terdapat pada gadget, wahana permainan di mall dan sebagainya. Permainan modern, sekarang ini begitu banyak digandrungi oleh semua kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa. Penggunaan permainan modern saat ini secara tidak langsung pengguna

proses perkembangan IPTEK terjadi begitu cepat terkhusus di daerah perkotaan. Perkembangan IPTEK menghasilkan berbagai jenis peralatan untuk membantu manusia dalam pekerjaannya dan membantu manusia dalam waktu bersantai dengan berbagai hiburan, salah satunya muncul dalam bentuk permainan modern.

(Diakses pada hari Jumat, tanggal 18/03/2016, pukul 18:11:14 WIB).

2 Suatu proses dimana batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit karena kemudahan interaksi antara negara baik berupa pertukaran informasi, perdagangan, teknologi, gaya hidup dan

bentuk-diperdaya untuk mengorbankan materi berupa uang yang dimiliki. Kemunculan permainan modern di perkotaan membawa pola interaksi kehidupan masyarakat berubah, khususnya bagi masyarakat pengguna permainan modern. Dengan demikian masyarakat yang secara perlahan meninggalkan budaya lokal atau tradisional dan lebih memilih budaya yang dianggap modern.

Permainan modern kadangkala memberikan kepuasan tersendiri bagi para penggunanya, sehingga tidak asing lagi jika ditemukan beberapa pengguna yang memiliki sifat candu. Kondisi seperti ini terlihat pada permainan modern game online di warung internet, beberapa pengguna sering sekali menggunakan waktunya hingga larut malam untuk bermain, dan tidak jarang ditemukan pengguna mengorbankan waktu istirahat malam untuk bermain game online di warung internet. Bahkan bagi para pengguna yang tidak bisa membatasi diri dari kecanduan game online, berani melakukan tindak kriminal seperti dalam kasus yang dialami oleh A.Y, kasus pencurian motor yang dilansir oleh Pos Kota (11/06/2012) A.Y telah mencuri motor sebanyak lima kali berturut-turut. Ia mengaku nekat melakukan pencurian motor untuk membiayai hidupnya dan bermain game online. Hal ini terjadi karena setelah kedua orang tuanya bercerai pada awal tahun, ia tidak pernah pulang kerumah dan selalu tinggal dari warnet ke warnet lain untuk bermain game online.3

Penggunaan beberapa permainan modern jika secara berlebihan akan memberikan dampak yang tidak bagus bagi para pengguna dan bahkan bagi orang

sekitar yang berada di dekat pengguna. Khususnya bagi anak-anak, anak harus dibatasi dalam penggunaan permainan modern karena tidak baik untuk perkembangan atau pembentukan kepribadian dan kesehatan fisik, kebiasaan anak bermain game yang terdapat di dalam gadget atau layar monitor komputer, secara perlahan-lahan akan menyebabkan kelelahan pada mata dan jika dilakukan secara terus-menurus maka akan menyebabkan rabun. Posisi seseorang bermain game online yaitu duduk berjam-jam di depan layar monitor, radiasi dari layar monitor yang menyebabkan mata lelah, selain itu dapat menyebabkan wasir atau ambeien, wasir atau ambeien merupakan konsekuensi dari duduk statis dalam waktu yang tidak sebentar sehingga peredaran darah tidak lancar serta mendesak pembuluh darah vena yang ada didaerah anus. Akibatnya pembuluh darah menjadi menonjol dan rasanya sakit serta panas4

Kemunculan permainan modern ditengah-tengah masyarakat, khususnya pada masyarakat kota membuat permainan tradisional semakin terpinggirkan. Masyarakat kota lebih senang menggunakan permainan modern dibandingkan dengan permainan tradisional, untuk mendapatkan dan merasakan kembali suasana permainan tradisional, masyarakat kota khususnya harus mengeluarkan biaya karena permainan tradisional sudah banyak dikemas dalam outbound oleh pihak-pihak tertentu. Permainan tradisional berubah menjadi jasa dan barang komersialisasi, sebagian besar anak-anak menghabiskan waktu di warnet ataupun game center yang berada disekitar tempat tinggal mereka, setelah pulang sekolah mereka bergegas ke tempat

permainan tersebut dan berjam-jam berada di depan layar monitor untuk bermain game online. Mereka lebih menyenangi permainan yang lebih efisien tanpa harus bersusah payah untuk membuat peralatan bermain dan terkadang mereka tidak memperdulikan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli permainan tersebut. Keadaan ini membuat Dewi (28) koordinator tim penyusun buku Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia, prihatin dengan mengatakan :

“Pengalaman permainan tradisional terakhir saya saat duduk di kelas 4 SD tahun 1999, tetapi ketika naik ke kelas 5 dan 6 saya harus disibukkan dengan persiapan ujian, belajar dan lain-lain. Sementara keluarga, lingkungan sekolah dengan sistem pendidikan dan kurikulumnya tidak mendukung keberadaan tradisional. Padahal di dalam permainan tradisional anak mengandung nilai-nilai pendidikan selain dari sekedar keinginan bermain5

”.

Berbeda dengan permainan modern yang berasal dari perkembangan teknologi, permainan tradisional merupakan permainan yang sangat mudah ditemukan dan sangat mudah dimainkan oleh anak-anak karena bahan yang digunakan membuat permainan tradisional tidak sulit ditemukan tanpa disadari alam menyediakan alat-alat dalam permainan tradisional untuk itu permainan tradisional sangat dekat dengan alam. Menurut Achroni (2012 : 16) tidak hanya sekedar bermain, di dalam permainan tradisional pengguna terkhususnya anak-anak mendapat sejumlah pelajaran yang berguna bagi kehidupan anak kelak karena didalam permainan tradisional terkandung beberapa manfaat dan fungsi.

WIB)

Permainan memiliki jenis yang berbeda-beda, hal inilah yang membuat para pengguna tidak pernah bosan dalam permainan, karena jika anak-anak bosan dengan satu permainan maka anak tersebut bisa menggantinya dengan permainan yang lain. Permainan tradisional memiliki beberapa jenis seperti lompat tali, petak umpet, layang-layang, kelereng, kasti, engklek, congklak, benteng, egrang, boi-boian, gatrik, ular naga, pletokan, bekel, gasing, main bola, monopoli, gobak sodor, memanjat kelapa, ABC lima dasar, permainan drama, petak umpet, sepeda, alip batalion, alip sembunyi, mixion-x dan masih banyak jenis permainan tradisional yang dimiliki setiap daerah namun jenis permainan tersebut sudah banyak yang terlupakan karena tidak pernah lagi dimainkan, menurut Hans Overbock (dalam Parwati 1993 : 1) jumlah permainan terdiri dari 690 permainan.

Setiap permainan memiliki aturan tersendiri dan harus dipatuhi oleh para pemain demi tercapainya permainan yang memuaskan. Permainan tradisional memiliki aturan lebih sederhana dan mudah dipahami oleh para pengguna, aturan yang terdapat dalam permainan tradisional menciptakan ketertiban dalam pelaksanaan permainan. Anak-anak yang bermain dengan permainan tradisional tidak perlu mengeluarkan biaya yang relatif besar, mereka cukup mengumpulkan teman-teman yang lain karena permainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain, tempat berlangsungnya permainan yang akan dimainkan, alat-alat yang dibutuhkan dalam proses permainan tetapi pada dasarnya alat-alat-alat-alat yang dibutuhkan dalam permainan tradisional berada disekitar tempat permainan

Medan merupakan salah satu kota terbesar nomor empat di Indonesia dan menjadi pusat perkembangan teknologi di Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Sumatera Utara6

Beberapa dari mereka masih banyak yang belum mengenal isitlah permainan tradisional, permainan tradisional seolah-olah sudah tergeser dari kegiatan dan aktivitas anak-anak yang berada di Kota Medan. Anak-anak lebih menyenangi permainan modern. Namun beberapa daerah di kota Medan seperti di Kecamatan Medan Baru yaitu Kelurahan Padang Bulan dan Kelurahan Titi Rantai masih terdapat anak-anak yang menggandrunginya

. Dengan demikian, permainan modern banyak ditemukan di beberapa daerah di kota Medan. Pada umumnya jika diperhatikan secara seksama, masyarakat kota Medan khususnya anak-anak sudah beralih dari permainan tradisional ke permainan modern sehingga permainan tradisional di dalam dunia anak-anak kalah pamor dengan permainan modern yang berkembang saat ini.

7

dan menggunakan permainan tradisional. Ditengah-tengah maraknya permainan modern yang hadir di Kecamatan Baru, ternyata masih terlihat anak-anak yang menggunakan permainan tradisional di kesehariannya dalam waktu senggang dan menyenangi permainan tradisional. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji “Permainan Tradisional di Perkotaan”.

(Diakses pada hari Minggu, tanggal 20/03/2016, pukul 22:30:55 WIB)