• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.3. Struktur Penduduk

2.3.1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tahun 2015 Kecamatan Medan Baru dihuni oleh 40.519 jiwa antara lain : Pertama Kelurahan Titi Rantai jumlah penduduk 9.226 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebanyak 4.368 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 4.858 jiwa. Kedua Kelurahan Padang Bulan jumlah penduduk 9.310 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebanyak 4.445 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 4.865 jiwa. Ketiga Kelurahan Merdeka jumlah penduduk 8.093 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 4.075 jiwa dan jumlah perempuan 4.021 jiwa. Keempat Kelurahan Darat jumlah penduduk 1.965 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 1.012 jiwa dan jumlah perempuan 953 jiwa. Kelima Kelurahan Babura jumlah penduduk 7.096 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 3.693 jiwa dan jumlah perempuan 3.403 jiwa. Keenam Kelurahan Petisah Hulu jumlah penduduk 4.829 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 2.415 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 2.414 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak berada di kelurahan Titi Rantai sebanyak 9.226 jiwa dan kelurahan Padang Bulan sebanyak 9.310 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kelurahan Darat sebanyak 1.923 jiwa. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan terbanyak berada dikelurahan Padang Bulan, yang mana jumlah laki-laki sebanyak 4.445 jiwa dan jumlah perempuann sebanyak 4.865 jiwa.

2.3.2 Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Kecamatan Medan Baru (2015)

Kelompok Usia Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 0-4 1.950 1.870 3.820 5-9 1.834 1.736 3.570 10-14 1.736 1.659 3.395 15-19 1.968 2.050 4.018 20-24 2.247 2.386 4.633 25-29 1.846 1.884 3.730 30-34 1.617 1.683 3.300 35-39 1.487 1.550 3.037 40-44 1.342 1.392 2.734 45-49 1.143 1.192 2.335 50-54 958 1.008 1.966 55-59 756 770 1.526 60-64 499 516 1.015 65-69 297 347 644 70-74 191 246 437 75+ 134 225 359

Tabel 1 : Sumber BPS kota Medan (online)

Tabel menyediakan jumlah penduduk yang diklasifikasikan pada usia dan jenis kelamin, adapun informan anak-anak adalah usia 5 sampai 16 tahun dan informan dewasa adalah usia 36 sampai 45 tahun. Berdarkan tabel enam maka kelompok usia yang digunakan oleh penulis adalah 5-9, 10-14, 15-19, 35-39, 40-44, 45-49. Kelompok usia 5-9 berjumlah 3.820 jiwa yang terdiri laki-laki berjumlah 1.950 jiwa dan perempuan berjumlah 1.870 jiwa, kelompok usia 10-14 berjumlah 3.570 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.834 jiwa dan perempuan berjumlah 1.736 jiwa, kelompok usia 15-19 berjumlah 4.018 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.968 jiwa dan perempan berjumlah 2.050 jiwa, kelompok usia 35-39 berjumlah 3.037 jiwa

yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.487 jiwa dan perempuan berjumlah 1.550 jiwa, kelompok usia 40-44 berjumlah 2.734 yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.342 jiwa dan perempuan berjumlah 1.392 jiwa serta kelompok usia 45-45 berjumlah 2.335 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.143 jiwa dan perempuan berjumlah 1.192 jiwa.

2.3.3. Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Padang Bulan dan Titi Rantai (2015):

Kelompok Usia

Kelurahan

Padang Bulan Titi Rantai

0-4 490 513 5-9 681 635 10-14 641 701 15-19 901 932 20-24 985 915 25-29 602 568 30-34 801 734 35-39 520 655 40-44 579 552 45-49 590 534 50-54 558 597 55-59 576 538 60-64 404 498 65-69 571 465 70-74 221 213 75+ 190 176

Tabel 2 : Sumber Kantor Lurah

Pada tahun 2015 jumlah penduduk kelurahan Titi Rantai sebanyak 9.226 jiwa, dengan jumlah keluarga sebanyak 1.536 kk dan jumlah penuduk kelurahan Padang Bulan sebanyak 9.310 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 1.463 kk. Jumlah informan penulis yang berada di kelurahan Padang Bulan dan Titi Rantai sebagai

berikut kelompok usia 5-9 berjumlah 681 jiwa (Padang Bulan) dan 635 jiwa (Titi Rantai), usia 10-14 berjumlah 641 jiwa dan 701 jiwa, usia 15-19 berjumlah 901 jiwa dan 932 jiwa, usia 35-39 berjumlah 520 Jiwa dan 655 jiwa, usia 40-44 berjumlah 579 jiwa dan 552 jiwa, usia 45-49 berjumlah 590 jiwa dan 534 jiwa.

Tabel menyediakan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia, adapun informan punulis adalah usia 5 sampai 16 tahun. Berdarkan tabel enam maka kelompok usia yang digunakan oleh penulis adalah 5-9, 10-14, 15-19. Kelompok usia 5-9 berjumlah , kelompok usia 10-14 berjumlah 3.570 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.834 jiwa dan perempuan berjumlah 1.736 jiwa serta kelompok usia 15-19 berjumlah 4.018 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.968 jiwa dan perempan berjumlah 2.050 jiwa

2.4. Ekonomi

Pada tahun 2014 di kecamatan Medan Baru sudah memiliki sejumlah pasar dan pertokoan yang ramai serta mendukung kegiatan perekonomian, diantaranya terdapat tiga pasar, 64 pertokoan, 27 supermarket, empat plaza, satu SPBU, satu agen minyak tanah. Fasilitas kendaraan bermotor seperti 37 bengkel sepeda bermotor dan 13 bengkel mobil. Keadaan ekonomi di Kecamatan Baru cukup lancar, sejumlah pasar dan pertokoaan memudahkan masyarakat yang tinggal di Kecamatan ini mendapatkan kebutuhan akan barang-barang.

Berdasarkan pengamatan penulis, masyarakat di kedua kelurahan ini yaitu kelurahan Pdang Bulan dan kelurahan Titi Rantai, sebagian besar tergolong pada

cukup mewah serta alat-alat kendaraan (seperti mobil, angukot, sepeda motor) hampir setiap rumah memiliki alat kendaraan tersebut. Kelurahan ini berdekatan dengan kampus yang bernama Universitas Sumatera Utara, kedekatan ini menyebabkan kelurahan ini menjadi wilayah tempat tinggal (sementara) bagi mahasiswa/i yang menimba di Universitas Sumatera Utara. Mata pencarian masyarakat di kelurahan Padang Bulan dan Titi Rantai sebagai berikut Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, pedagang, pensiunan, TNI/Polri, petani, sopir, buruh dan masih banyak lainnya. 2.5. Pengamatan Penulis terhadap Lokasi Penelitian

Lokasi ataupun daerah penelitian berada di Kecamatan Medan Baru tepatnya di kelurahan Padang Bulan dan Titi Rantai, dua kelurahan ini memiliki jarak yang tidak jauh dan bisa dikatan kedua kelurahan ini hidup berdampingan. Jalan akses ke kedua kelurahan ini cukup mudah karena jalan yang berbentuk aspal yang mulus dan jarang ditemukan aspal yang berlubang, rumah dan bangunan yang berdiri dapat dikategorikan cukup bagus. Rumah dan bangunan yang berada di kelurahan ini bukan hanya rumah penduduk sektiar namun rumah bagi anak-anak kos, sebagian rumah di kelurahan ini difungsikan sebagai rumah kos-kosan bagi mahasiswa/i, pelajar dan pekerja.

Masyarakat mayoritas bersukubangsa Batak Karo, selain itu terdapat masyarakat yang bersukubangsa Jawa, Minang, Sunda, Batak Toba, Batak Pak-pak, karena di daerah ini mayoritas bersukubangsa Batak Karo masyarakat yang berada diluar masyarakat sukubangsa Karo bisa mengerti budaya dan adat-istiadat Karo seperti dalam hal bahasa, masyarakat yang bukan sukubangsa Karo bisa

menggunakan bahasa Karo (hal ini terjadi karena indvidu tersebut sering mendengar bahasa Karo dan perlahan-lahan menyerapnya, seperti kata pepatah “ala bisa karena biasa”, masyarakat yang bukan bersukubangsa Karo bisa berbahasa Karo karena biasa mendengarnya dalam kehidupan sehari-hari), mayoritas masyarakat memeluk agama Islam, Kristen dan Katolik. Keberagaman yang terlihat di kelurahan ini tidak memicu munculnya konflik yang besar namun sentimen-sentimen kecil bisa ditemukan seperti yang bertetangga bisa tidak saling komunikasi, namun sentiman tersebut hanya sebatas pada pihak tertentu dan tidak memicu timbulnya konflik yang besar. Interaksi yang muncul diantara masyarakat kelurahan ini kurang intens dibanding pada masyarakat di pedesaan. Mata pencaharian pada masyarakat dikelurahan ini bervariasi dan lebih kompleks dibanding dengan matapencaharian di desa yang lebih homogen. Adapun mata pencaharian masyarakat dikelurahan ini antara lain pegawai swasta, pegawai negei, pedagang, peternak, tukang becak, pengusaha dan sebagainya dan penulis tidak pernah menemukan masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani.

Kebersihan di daerah ini cukup terjaga karena setiap hari petugas kebersihan rutin mengumpulkan sampah di tempat pembuangan sampah pagi hari, masing-masing masyarakat turut menjaga kebersihan rumah dan pekarangannya, namun beberapa masyarakat kadangkala ditemukan membuang sampah di selokan padahal pemerintah setempat sudah menyediakan beberapa tempat pembuangan sampah. Hal ini terjadi karena masyarakat tersebut kurang menyadari akan pentingnya membuang

maka beberapa rumah dikelurahan ini akan tergenang oleh air dan sampah-sampah yang berada di parit/selokan akan tergenang keluar. Tanaman dan pepohonan tidak sulit ditemukan, bisa dikatakan setiap bangunan atau rumah setidaknya memiliki tanaman atau pohon khususnya pada lapangan yang terdapat dikelurahan ini. Lapangan tersebut dipenuhi dengan beberapa jenis pohon sehingga di sore hari lapangan ini menjadi salah satu tempat tujuan masyarakat.

Setiap bangunan/rumah sudah dipasang air dan listrik, penulis tidak pernah melihat sumber air seperti sungai. Jika terjadi pemadaman listrik, maka beberapa masyarakat akan memasang alat generator sebagai sumber listrik. Pemadaman listrik di daerah ini terjadi secara berkala, terdapat di bulan-bulan tertentu terjadi pemadaman listrik, jika dibandingkan dengan pemadaman air maka pemadaman listrik lebih sering terjadi dibanding dengan pemadaman air, mengenai jaringan telepon dan jaringan internet beberapa masyarakat di dua kelurahan ini sudah memakainya.

Kedua kelurahan ini bisa dikatakan sebagai daerah kos-kosan, sehingga kejadian berupa pencurian atau kemalingan sering terjadi dirumah kos-kosan, bahkan di daerah kos-kosan penulis sering mengalami kasus pencurian. Kasus pencurian membuat masyarakat membangun pagar disetiap rumah, sehingga jika terdapat oranglain yang hendak masuk, tidak sembarangan. Berubahnya lapangan hijau menjadi bangunan-bangunan tinggi bagi anak-anak kosan membuat arena bermain bagi anak-anak diperkotaan menjadi sangat kecil/sempit.