KARYA ASMA NADIA DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
BAHASA INDONESIA KELAS X DAN XI PADA KURIKULUM 2013
Sugihastuti Universitas Gadjah Mada [email protected]
Abstrak
Pembelajaran sastra Indonesia pada Kurikulum 2013 berbasis teks. Hal ini, di samping merupakan perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, juga merupakan keba ruan dan kemajuan. Pembelajaran sebelumnya lebih menekankan pada KTSP, yang teks bukan merupakan basis/dasar proses pembelajaran. Dalam proses pem belajaran berbasis teks, siswa dihadapkan pada teks secara utuh, bukan sepenggal-penggal.
Kata kunci: sastra, pembelajaran sastra, bahasa Indo nesia, Kurikulum 2013
A. Pendahuluan
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hubungan itu, pembelajaran merupakan salah satu wujud proses pelaksanaan undang-undang itu.
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organisme (Jogiyanto, 2006:12). Pembelajaran bahasa dan sastra diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berprestasi dalam masyarakat yang menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya berlangsung dengan baik dan benar, baik secara lisan
Mampu berkomunikasi secara efektif dan eisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. (2) Mampu meghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. (3) Mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. (4) Mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. (5) Mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan. (6) Mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Pembelajaran sastra Indonesia pada Kurikulum 2013 berbasis teks. Hal ini, di samping merupakan perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, juga merupakan kebaruan dan kemajuan. Pembelajaran sebelumnya lebih menekankan pada KTSP, yang teks bukan merupakan basis/dasar proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran berbasis teks, siswa dihadapkan pada teks secara utuh, bukan sepenggal-penggal.
Pembelajaran yang mengintegrasikan isi dan bahasa berupa pembelajaran berbasis teks juga diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Melalui kebijakan Kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia disajikan dalam program pembelajaran yang sepenuhnya berbasis teks. Secara teoretis, teks merupakan proses sosial yang berorientasi pada tujuan sosial tertentu dan dalam konteks situasi tertentu pula. Proses sosial tersebut akan terjadi jika terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dalam kerangka teori itu, bahasa Indonesia muncul dalam berbagai situasi pemakaiannya sebagai teks yang sangat beragam sehingga jenis teks bahasa Indonesia pun beragam (http://www.slideshare.net/ sdompu/130421-rasional-kd-bikonsep-bbmy-29917257).
Setiap teks mempunyai strukturnya masing-masing. Struktur teks itu membentuk struktur berpikir sehingga di setiap penguasaan jenis teks tertentu, siswa akan mempunyai kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang dikuasainya, siswa akan mampu menguasai berbagai struktur berpikir. Melalui cara ini, siswa dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai. Demikianlah, menurut Wahyuni (2014), setiap teks memiliki strukturnya masing-masing. Dijelaskan bahwa pada pengajaran dan pembelajaran berbasis teks ini, terdapat empat tahap yang harus ditempuh: (1) tahap pembangunan konteks; (2) tahap pemodelan teks; (3) tahap pembangunan teks secara bersama-sama; dan (4) tahap pembangunan teks secara mandiri. Keempat tahap itu berlangsung secara siklus.
Pembelajaran bahasa Indonesia ala KTSP tidak berbasis teks (Mahsun, 2014), padahal pikiran yang lengkap yang disampaikan orang dalam bahasa itu hanya dalam bentuk teks. Teks tidak hanya diartikan sebagai bentuk bahasa tulis seperti teks Pancasila, tetapi dapat berwujud baik sebagai teks tertulis maupun teks lisan. Teks adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap, yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya. Teks dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register atau ragam bahasa yang melatarbelakangi lahirnya teks tersebut. Register itu meliputi apa pesan yang akan disampaikan, kepada siapa pesan itu disampaikan, dan dalam format bahasa seperti apa pesan itu disampaikan (Mahsun, 2014). Berikut ini dilihat pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya sastra, dalam Kurikulum 2013 pada Kelas X.
B. Pembahasan
1. Kurikulum 2013: Bahasa Indonesia Kelas X
Pada Kurikulum 2013 termuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/ Sekolah Menengah Ke-juruan (SMK). Pada intinya termuat materi kebahasaan dan kesastraan. Pada tulisan ini, yang dibicarakan adalah materi kesastraan.
Pada Kelas X, misalnya, Kompetensi Inti (KI) butir (3) berisi “Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebang saan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar (KD)-nya adalah (3.1) Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan. (3.2) Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan. (3.3) Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan. (3.4) Mengevaluasi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi berdasarkan kaidah-kaidah teks, baik melalui lisan maupun tulisan.
Pada Kelas X, Kompetensi Inti (KI) butir (4) berisi “Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD)-nya adalah (4.1) Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi, baik secara lisan maupun tulisan. (4.2) Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks, baik secara lisan maupun tulisan. (4.3) Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks, baik secara lisan maupun tulisan. (4.4) Mengabstraksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi, baik secara lisan maupun tulisan. (4.5) Mengonversi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks, baik secara lisan maupun tulisan.
Pada Kelas XI, Kompetensi Inti (KI) butir (3) berisi “Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah”. Kompetensi Dasar (KD)-nya adalah (3.1) Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan reviu ilm/drama, baik melalui lisan maupun tulisan. (3.2) Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan reviu ilm/drama, baik melalui lisan maupun
berdasarkan kaidah-kaidah, baik melalui lisan maupun tulisan.
Pada Kelas XI, Kompetensi Inti (KI) butir (4) berisi “Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan”. Kompetnsi Dasar (KD)-nya adalah (4.1) Mennginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu ilm/drama, baik secara lisan maupun tulisan. (4.2) Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu ilm/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat, baik secara lisan maupun tulisan. (4.3) Menyunting teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu ilm/drama sesuai dengan struktur dan kaidah, baik secara lisan maupun tulisan. (4.4) Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu ilm/drama, baik secara lisan maupun tulisan. (4.5) Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu ilm/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah, baik secara lisan maupun tulisan.
Pada tulisan ini sengaja dikesampingkan KI dan KD Kelas XII dengan alasan dibatasinya materi uraian. Dengan melihat KI dan KD Bahasa Indonesia Kelas X dan Kelas XI di atas, berikut ini diuraikan pembelajarannya. Dalam hal pembelajaran, Silabus Mata Pelajaran Sastra Indonesia Peminatan Bahasa dan Budaya juga sudah tersedia.
2. Pembelajaran Sastra di Kelas X
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya serta menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1988). Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (Esten, 1978) Sastra merupakan karya lisan atu tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keorisinalan, keartistikan, serta keindahan dalam isi dan ungkapannya (Panuti-Sudjiman, 1986).
Pada Kelas X/Semester Ganjil (Peminatan), KD-nya adalah (3.4) membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta mengapresiasinya. (4.4) Menulis puisi lama dan baru. (3.5) Membandingkan karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya. (4.5) Menginterpretasi isi puisi lama dan baru.
Materi Pokok pada pembelajaran adalah (1) karakteristik puisi lama, (2) karakteristik puisi baru, (3) karakteristik prosa lama, (4) karakteristik prosa baru, dan (5) struktur cerita prosa.
Pembelajaran (1) karakteristik puisi lama dan (2) karakteristik puisi baru adalah sebagai berikut. (a) Mengamati: Siswa membaca teks tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta mengapresiasinya. Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik puisi lama dan puisi baru. (b) Mempertanyakan: Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan. (c) Mengeksplorasi: Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru. (d) Mengasosiasikan: Siswa mendiskusikan tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru. Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteristik puisi lama dan puisi baru. (e) Mengomunikasikan: Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan
kelas, siswa lain memberikan tanggapan. Siswa menulis puisi lama dan puisi baru. Pembelajaran (3) karakteristik prosa lama dan (4) karakteristik prosa baru, dan (5) struktur cerita prosa adalah sebagai berikut. (a) Mengamati: siswa membaca teks tentang karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya. (b) Mempertanyakan: Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan. (c) Mengeksplorasi: Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik prosa lama dan baru serta mengapresiasinya. (d) Mengasosiasikan: Siswa mendiskusikan tentang karakteristik prosa lama dan baru. Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteritik prosa lama dan baru. (e) Mengomunikasikan: Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik prosa lama dan baru. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan. Siswa menginterpretasikan isi prosa lama dan baru.
Pada Kelas X/Semester Genap (Peminatan), KD-nya adalah (3.3) menganalisis karakteristik jenis-jenis dan perkem bangan drama dan teater. (4.3) Mengevaluasi hasil analisis karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. (3.4) Membandingkan perbedaan drama dengan teater serta mengapresiasiya. (4.4) Mengalihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana.
Materi pokok pada pembelajaran adalah (1) karakteristik drama dan teater, (2) jenis-jenis drama dan teater, (3) perkem bangan drama dan teater.
Pembelajaran (1) karakteristik drama dan teater, (2) jenis-jenis drama dan teater, dan (3) perkembangan drama dan teater adalah sebagai berikut. (a) Mengamati: Siswa membaca teks tentang karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. (b) Mempertanyakan: Siswa bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik, jenis-jenis, dan perkem bangan drama dan teater. (c) Mengeksplorasi: Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteritik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Siswa mendiskusikan tentang prinsip karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. (d) Mengasosiasikan: siswa menyimpulkan tentang prinsip karakteristik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Siswa mengevaluasi hasil analisis karakteritik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. (e) Mengomunikasikan: Siswa menuliskan laporan kerja kalompok tentang karakteritik, jenis-jenis, dan perkembangan drama dan teater. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan.
Pada KD (3.4) membandingkan perbedaan drama dan teater serta mengapresiasinya, pembelajarannya adalah se bagai berikut. (a) Mengamati: siswa membaca teks tentang drama dan teater. Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan perbedaan drama dan teater. (b) Mempertanyakan: Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan perbedaan drama dan teater serta mengapresiasinya. (c) Mengeksplorasi: Siwa mencari dari berbagai sumber informasi tentang perbedaan drama dan teater serta apresiasinya. Siswa men dis kusikan tentang prinsip perbedaan drama dan teater serta apresiasinya. (d) Mengasosiasikan: Siswa menyimpulkan tentang prinsip perbedaan drama dan teater serta apresiasinya. Siswa menga lihwahanakan (mengonversi) cerpen ke dalam naskah drama sederhana. (e) Mengomunikasikan: Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang
3. Pembelajaran Sastra di Kelas XI
Komposisi item-item pembelajaran sastra di Kelas XI serupa dengan kelas X. Hanya saja, materi pokoknya adalah sebagai berikut.
(1) Langkah-langkah membuat sinopsis novel, drama/teater, atau ilm.
(2) Pemahaman pengertian sinopsis dan resensi novel, drama/teater, atau ilm.
(3) Pembandingan perbedaan dan persamaan sinopsis dan resensi novel, drama/teater, atau ilm.
(4) Penyusunan sinopsis dan resensi novel, drama/teater, atau ilm. (5) dll.
Demikian seterusnya, perihal Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Pembelajarannya dapat dilihat secara detail pada Kurikulum 2013 sesuai dengan jenjang kelas per kelas, dari Kelas X, XI, sampai XII.
Apakah yang menjadi kesulitan guru dalam hal pembelajaran sastra di jenjang pendidikan menengah ini? Apakah kesulitan itu menyangkut (a) penguasaan materi pokok, (b) proses pembelajaran, (c) kriteria penilaian, (d) pengalokasian waktu, dan/ atau sumber belajar? Sekiranya sudah tersedia buku guru dan buku siswa, apakah proses pembelajaran itu juga masih menemukan kendala?
Dalam hal-hal kesulitan seperti itu, cobalah Anda mendeskripsikan bagian mana yang Anda alami sebagai kesulitan. Setiap bagian itu, misalnya, materi pokok, Anda jabarkan satu per satu. Setiap materi pokok dicari bahan pokok dan tambahan/ pengayaannya. Koleksi materi pokok yang lengkap dan komprehensif akan memperkaya guru dan mempermudah baginya dalam proses pembelajaran. Tidak hanya cukup mempunyai koleksi materi pokok yang lengkap dan komprehensif, yang lebih dari itu ialah penguasaannya. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa penguasaan materi pokok menjadi modal utama ketika guru mengajarkannya. Modal utama ini mutlak dimiliki. Tanpa penguasaan yang andal atas materi pokok, pembelajaran tidak dapat berlangsung baik.
C. Penutup
Pembelajaran akan berlangsung baik dan maksimal jika terbangun oleh beberapa komponen, antara lain (1) materi pokok, (2) pembelajaran, (3) alat peraga dan daya dukung lain, dan ( 4) hubungan interaktif guru dan siswa dalam kapasitas masing-masing yang optimal. Pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi edukatif antara siswa dan guru serta sumber belajar lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kelengkapan pembelajaran, kerja sama guru-siswa, efektivitas dan eisiensi pembelajaran, situasi yang menyenangkan, proses belajar siswa-aktif, contoh dalam pembelajaran, evaluasi pembelajaran, motivasi dalam proses pembelajaran, dan pem belajaran yang variatif merupakan hal-hal penting dalam proses pembelajaran. ●
D. DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta: BSNP.
Esten, Mursal. 1978. Kesusasteraan: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Jogiyanto. 2006. Filosoi, Pendekatan, dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: Andi Offset.
Kurikulum 2013.
Mahsun, 2014. “Pembelajaran Teks dan Kurikulum 2013”. Http://Kemendikbud.go.id/ Kemendikbud/Artikel Kurikulum.
Panuti-Sudjiman. 1986. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia. Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Wahyuni. Dessy. 2014. “Pembelajaran Teks dan Adaptasi Sosial”. Http://m.radarbangka. co.id/rubrik/detail/perspektif/9741/pembelajaran-teks-dan-adaptasi-sosial. html. Diunduh 14 Oktober 2014.
BERMAIN SASTRA: PEMBELAJARAN KREATIF SASTRA ANAK