SIDANG KOMISI B
TEORI KOGNITIF DAN HUMANISTIK SEBAGAI TEORI UNTUK MEMPERMUDAH PROSES BELAJAR BAGI SISWA
Muhammad Haris Universitas Ahmad Dahlan [email protected]
Abstrak
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mempermudah proses belajar bagi siswa di zaman sekarang. Teori yang mendasari adalah teori humanistik yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan seperti Arthur Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers serta teori kognitif yang dikemukakan oleh Jerome Bruner dan David Ausubel. Dari teori humanistic menurut Arthur Combs adalah bahwa seorang guru tidak boleh memaksa siswa untuk mengikuti apa yang diperintahkannya sehingga siswa belajar tanpa ada paksaan. Serta teori kognitif menurut Jerome Bruner bahwa setiap yang dilakukan oleh siswa merupakan proses tiruan atau imitasi dari pengalaman hidupnya.
Kata kunci: teori, humanistik, kognitif, pembelajaran A. Pendahuluan
Proses belajar pada zaman sekarang ini tidak terlepas dari penemuan para ahli yang telah menciptakan teori-teori belajar. Teori-teori tersebut telah menjelaskan bagaimana sistem belajar mengajar di dalam kelas. Ada banyak teori yang replikasinya dapat dikembangkan di dalam kelas, seperti teori behavioristik, kognitif, humanistik, teori belajar konsep, teori belajar bermakna, dan lain sebagainya.
Tujuan dari penemuan teori-teori adalah untuk memudahkan baik murid maupun guru untuk lebih cepat menerima materi yang dibahas. Dalam teori belajar yang telah diciptakan juga dijelaskan bagaimana peran guru di depan murid, bagaimana seharusnya guru bertindak di depan murid, dan bagaimana seorang guru memposisikan dirinya di depan murid. Di dalam teori itu juga dibahas bagaimana sebaiknya proses belajar mengajar di dalam kelas dapat efektif.
Dalam makalah ini akan dibahas dua teori yang digunakan di dalam kelas, yaitu teori kognitif dan teori humanistik juga bagaimana penerapannya di dalam kelas.
B. Pembahasan
1. Teori Kognitif Menurut Ahli a. Teori Kognitif Jerome Bruner
Bruner menekankan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan. Bruner meyakini bahwa pembelajaran tersebut bisa muncul dalam tiga cara atau bentuk, yaitu: enactive, iconic dan simbolic. Pembelajaran enaktif mengandung sebuah kesamaan dengan kecerdasan inderawi dalam teori Piaget.
b. Teori kognitif David Ausubel
Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna, berikut ini konsep belajar bermakna David Ausubel
Pengertian belajar bermakna Menurut Ausubel ada dua jenis belajar : 1. Belajar bermakna (meaningful learning) dan
2. Belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna. Sebagai ahli psikologi pendidikan Ausubel menaruh perhatian besar pada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan pada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa (meaningful verbal learning).
c. Pandangan Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
d. Implikasi Teori Kognitivistik dalam Pembelajaran
Dalam perkembangan setidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori kognitivisme ini yaitu: Teori perkembangan piaget, teori kognitif Brunner dan Teori bermakna Ausubel. Ketiga teori ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Teori Kognitif Piaget Brunner Ausubel Proses belajar terjadi menurut pola tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umur siswa. Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap:
• Asimilasi • Akomodasi
bukan ditentukan oleh umur siswa, proses belajar terjadi melaliu tahap-tahap: 1. Enaktif (aktivitas)
2. Ekonik (visualverbal) 3. Simbolik
d. Langkah-langkah Penerapan Teori Kognitif dan di dalam Kelas
Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru Proses belajar terjadi melaui tahap-tahap:
1. Memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
3. Prinsip kognitivisme banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain:
4. Si belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
5. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.
6. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian.
2. Teori Humanistik Menurut Ahli
a. Teori Humanistik Arthur Combs (1912-1999)
Arthur Combs bersama dengan Donald Syngg menyatakan bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesautu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya.
Sehingga guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa diri siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
b. Teori Humanistik Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal: suatu usaha yang positif untuk berkembang; kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis. Pada diri masing-masing orang
mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hierarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan isiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
c. Teori Humanistik Carl Rogers
Seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap salaing menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.
Ada beberapa Asumsi dasar teori Rogers adalah: Kecen derungan formatif; Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil; Kecenderungan aktualisasi; Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk ber gerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
d. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
e. Aplikasi dan Implikasi Humanisme
Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu memperhatikan peserta didiknya agar peserta didik mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan. Selain itu guru juga mempunyai peran sebagai fasilitator dan motivator. Peran guru sebagai fasilitator yaitu dimana guru mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh siswanya, seperti materi yang cukup, perhatian , kasih sayang dll. Selain itu guru juga harus mampu menjadi motivator untuk siswanya yang mungkin sedang mengalami kebingungan atau sedang mengalami keterpurukan, seorang guru harus bisa manangani masalah siswanya agar siswanya tidak mengalami gangguan dalam proses belajar.
Dengan adanya guru BK (Bimbingan Konseling) diharapkan sekolah mampu mengatasi masalah siswa yang sedang mengalami kendala dalam proses belajar. Tetunya jumlah guru BK dan jumlah siswa harus seimbang sehingga guru tidak kualahan dan siswa bisa berkonsultasi dengan baik dan lancer tanpa harus saling menunggu. Selin itu diadakannya pelajaran life skill agar siswa mampu mengasah potensi yang ada pada dirinya dan bebas untuk mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya sehingga siswa juga memiliki kepuasan diri atas apa yang telah ia capai tetunya dibawah pengawasan guru, karena hakekatnya guru adalah orang tua siswa di lingkungan sekolah. Siswa juga butuh bimbingan dan kasih sayang dari seorang guru agar siswa merasa aman.
C. Kesimpulan
Teori kognitif adalah teori yang dikaitkan dengan proses belajar. Bruner yang menekankan bahwa pada proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan. Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna.
Arthur Combs bersama dengan Donald menyatakan bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak sesuai dengan kemampuan atau usia pada anak didik kita. Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu: suatu usaha yang positif untuk berkembang; kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran. Guru harus bisa menjadi fasilitator dan motivator demi keberlangsungan proses belajar siswa sehingga siswa memiliki rasa aman dan kebebasan yang bermanfaat bagi siswa. ●
D. DAFTAR PUSTAKA
Wirawan Sarwono, Sarlito. 2002. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Graindo Jaya. Veme, FerGy. 2014. Teori Belajar Humanisme. http://www.kompasiana.com/fergyve.me/
teori-belajar-humanisme_54f6e62ca3331152458b468f .
Anonim. 2012. Teori Kognitif dan Teori Humanistik. http://gprtm007.blogspot. co.id/2012/11/teori-kognitif-dan-teori-humanistik