KARYA ASMA NADIA DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
D. Hasil dan Pembahasan
1. Sebagai isteri dan teman hidup
Dalam perkawinan itu diperlukan seorang isteri bijaksana, agar bisa kekal ikatan perkawinan. Lagipula ia harus terampil dalam mengurus rumah tangganya dengan
Tugas sebagai seorang istri yakni menjaga perasaan seorang suaminya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Jadi, seorang istri tentu harus menghormati dan menjaga amanah sang suami. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: “..Perempuan itu mengulang nama lelaki yang menyapanya penuh cinta, di dalam hati..” (Bab 1, hal 6).
Tugas seorang isteri yaitu patuh akan nasihat sang suami dan selain itu pula seorang isteri haruslah menjaga martabat dirinya berarti sama dengan menjaga martabat seorang suami, hal ini terlihat dalam kutipan berikut: “Cinta...” lalu menghampirkannya ke tubuh sang istri. “Kita pulang...” (Bab 1, hal 8)
2. Sebagai teman seksual
Seorang isteri harus memberi kepuasan terhadap suami yang mengimpilikasi hal sebagai berikut: terdapatnya hubungan heteroseksual yang memuaskan, tanpa disfungsi seks. Setiap wanita dan lelaki pastinya menginginkan sebuah pernikahan. Tentu, ulang tahun pernikahan hanya sebagai simbolis saja. Pernikahan yang abadi merupakan hal sangat diharapkan bagi setiap pasangan, seperti kutipan berikut:
“Di lantai bawah, kemeriahan pesta ulang tahun perkawinan Papa dan Mama Alia berlangsung. Persiapannya sudah sejak dua bulan lalu. Mama Alia menginginkan sebuah pesta meriah, dan untuk itu ia telah menyewa jasa Event Organizer terkenal.” (Bab 2, hal 19)
Tugas seorang isteri yaitu sebagai teman hidup sekaligus tempat berbagi keluh kesah antara pasangan, baik itu isteri ataupun suami, seperti kutipan berikut: “…tapi sejak menikah dengan Mama Alia, janda cantik beranak dua, tentu banyak kompromi yang harus Papa lakukan...” (Bab 2, hal 20)
3. Sebagai pengatur rumah tangga (home-maker)
Dalam hal ini terdapat relasi-relasi formal dan semacam pembagian kerja (devision of labour). Dimana suami mencari nafkah, sedangkan tugas utama seorang isteri berfungsi sebagai pengurus rumah tangga. Peran dan tugas seorang ibu bukan hanya saja sebagai isteri, tetapi juga mempunyai peran yang penting di dalam keluarga, yaitu sebagai pengatur rumah tangga. Maksudnya bukan hanya sebagai pengatur rumah saja, tetapi sebagai pencari nafkah untuk membantu meringankan perekonomian suami yang tentu saja atas izin dan ridho dari suami, seperti kutipan berikut: “...Cinta sendiri bekerja sama dengan ibu mertua dan teman masa kecilnya, memiliki usaha butik yang tidak hanya hadir di tanah air, tetapi memiliki beberapa cabang di luar negeri.” (Bab 1, hal 9).
Seorang ibu tentu memiliki peran dan tugas penting, selain itu pula ibu sosok pekerja keras yang dapat membantu mengerjakan posisi ayah yang ia lakukan demi anak-anak dan keluarga tercintanya. “...Cinta menghormati perempuan itu dan baktinya terhadap keluarga. Sejak suaminya meninggal, kelangsungan hidup mereka benar-benar betumpu pada beberapa butik yang dikelola Tante Rini.” (Bab 4, hal 75).
4. Sebagai ibu dari anak-anak dan pendidik
Hal ini sangat berhubungan erat dengan peran ibu sebagai guru utama sebagai pendidik di dalam keluarga untuk menciptakan rasa bahagia-gembira dan rasa aman yang
bebas. Sehingga rumah tangga menjadi semarak dan dapat menciptakan rasa aman, bebas, hangat, menyenangkan, serta penuh kasih sayang. Belas bakti anak yakni menghargai jerih payah ibu yang berusaha untuk menyenangkan hati anaknya dan memberikan hal yang terbaik untuk anak-anaknya kelak, seperti kutipan berikut:
“Di pangkuannya bergayut bayi berusia tujuh bulan. Sementara sejak tadi pertanyaan saya belum juga terjawab lantaran ia sibuk menanggapi celoteh balita yang bermain di sekitar kami.” (Bab 1, hal 10).
“... Sebab ibumu tidak ingin menyisakan sedikit pun masa lalunya untuk dibebankan padamu, Cinta.” (Bab 7, hal 272).
Kutipan novel tersebut menjelaskan bahwa sebagi orang tua apalagi ibu tentu tidak au membebankan dan memberatkan anak. Seberat apapun yang dipikul ibu akan ia rasakan dan lakukan untuk anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik lagi dari dirinya.
Tugas seorang ibu dalam mendidik anak, didiklah anak dengan zamannya, jadikanlah anak sebagai teman, bukan sebagai anak. Dengan adanya prinsip tersebut komunikasi antara anak dan ibu semakin erat dan instan, dengan cara seperti itu anak akan merasa nyaman jika menceritakan sesuatu hal terhadap ibunya sehingga sang ibu dan anak tidak merasa sungkan di antara keduanya saling keterbukaan, seperti kutipan berikut: “Sepertinya Ummi satu-satunya orang tua murid yang selalu memeluk teman-teman anaknya dengan keramahan yang kaya dan tulus..“(Bab 5, hal 89).
5. Sebagai makhluk sosial yang berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga silahturahmi terhadap masyarakat lainnya dalam berinteraksi satu sama lainnya dengan menciptakan rasa toleransi yang tinggi dalam bermasyarakat. Tugas sebagai teman yang baik yang selalu sigap selalu menolong jikalau temannya sedang kesusahan dan selalu ada baik suka dan duka seperti kutipan berikut:
“Teman-temannya menelan cerita ibu tua yang mereka temui mentah-mentah. Sepanjang perjalanan mereka sibuk menghibur, mengira bahwa tangisan yang tumpah adalah karena Cinta harus menemui kenyataan ibunya...” (Bab 7, hal 289).
“Cinta meladeni setiap sapa, pertanyaan, atau jika itu berupa sentuhan yang terkesan tidak penting dengan kasih seorang ibu.” (Bab 1, hal 10)
Di dalam kutipan novel tersebut menjelaskan bahwa sebagai ibu tentu saja, harus memiliki rasa/jiwa sosial terhadap banyak orang baik itu ditanggapinya dengan positif maupun negatif, yang hanya satu tujuan apa yang telah ia ketahui dan pelajari dapat bermanfaat untuk dirinya maupun untuk banyak orang.
hikmah-hikmah yang terkandung dalam novel tersebut. Novel tersebut lebih difokuskan peran tokoh ibu.
Peranan tokoh ibu yang terdapat pada novel Cinta di Ujung Sajadah adalah kedudukan seorang tokoh wanita yang hadir dalam cerita dengan karakter atau psikologis yang mampu menginspirasi bagi setiap pembacanya. Pada novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia, peranan tokoh ibu meliputi: (1) sebagai isteri dan teman hidup (companion), (2) sebagai teman seksual, (3) Sebagai pengatur rumah tangga (home-maker), (4) Sebagai ibu dari anak-anak dan pendidik, (5) Sebagai makhluk sosial yang berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial. ●
F. DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Wanita 2: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: GadjahMada University Press.
Nadia, Asma. 2015. Cinta di Ujung Sajadah. Depok: Asma Nadia Publishing House.
Nani, Nurrachman. 2010. Psikologi Perempuan: Kontekstualisasi dan Konstruktivisme dalam Psikologi (Women Psychology: Contextualisation and Constructivism In Psychology). Jurnal PsikologiIndonesia. VII(1):1-8. ISSN. 0853-3098.
Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak. Yogyakarta: NuhaMedika.
Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data PenelitianKualitatif. Jogjakarta: DIVA Press.