• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terletak dikawasan Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara Benua Asia dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar 237.641.326 jiwa dengan luas wilayah Indonesia adalah sebesar 1.910.931,32 km2 1. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan wilayah yang luas tersebut, mencirikan bahwa Indonesia memiliki ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berlimpah. Hal inilah yang berpotensi dalam perkembangan perekonomian di Indonesia.

Sektor yang berperan dalam perekonomian di Indonesia salah satunya adalah sektor pertanian. Tahun 2010 sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap Produk Domestik Bruto, yaitu sebesar 15, 9 persen dari sepuluh sektor lainnya. Kontribusi pertama didapat pada sektor industri pengolahan, yaitu sebesar 25,19 persen (BPS, 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka sektor pertanian memiliki peranan yang penting terhadap Produk Domestik Bruto. Selain itu, sektor pertanian berperan penting di Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dibidang pertanian. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari empat subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan subsektor peternakan. Dimana hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang berperan terhadap pertumbuhan ekspor di Indonesia. Pertumbuhan volume ekspor komoditas pertanian di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan perkembangan volume ekspor pertanian di Indonesia pada tahun 2005 hingga 2009. Perkembangan volume ekspor pertanian terbesar di Indonesia terdapat pada komoditas perkebunan sebesar 15,18 persen. Peningkatan ekspor kedua terdapat pada komoditas hortikultura sebesar 6,89 persen. Berdasarkan data perkembangan volume ekspor, tanaman pangan       

1 

merupakan komoditas yang mengalami penurunan volume ekspor dengan nilai ekspor terendah diantara komoditi pertanian lainnya. Berdasarkan data tersebut, komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang mengalami peningkatan perkembangan ekspor yang baik, sehingga komoditas hortikultura merupakan komoditas yang berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian di Indonesia.

Tabel 1. Pertumbuhan Volume Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia Tahun 2005-2009

SubSektor Volume (ton) Pertum

-buhan 2005- 2008 (%) 2005 2006 2007 2008 2009* Tanaman Pangan 1.008.27 831.196 998.344 806.406 707.760 -5,56 Hortikultura 416.370 456.502 403.460 494.823 366.515 6,89 Perkebunan 16.044.180 20.717.757 20.971.763 24.157.860 22.336.720 15,18 Peternakan 133.118 82.829 110.634 127.300 103.888 3,62 Total Ekspor 17.601.885 22.088.284 22.484.201 25.586.389 23.514.884 13,69

Keterangan : 2009* adalah data Jan-Nov 2009

Sumber : BPS, diolah Direktorat Pemasaran Internasional (2010)2

Tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Tanaman hias dan tanaman buah adalah tanaman hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman hias dan tanaman buah memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Nilai PDB Hortikultura berdasarkan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Produk Domestik Bruto Hortikultura di Indonesia berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2008-2009

No Kelompok Komoditi Nilai PDB (Milyar Rp) Peningkatan (%) Tahun 2008 Tahun 2009 1 Sayur 28.205,27 30.505,71 8,16 2 Buah 47.059,78 48.436,70 2,93 3 Tanaman Biofarmaka 3.852,67 3.896,90 1,15 4 Tanaman Hias 5.084,78 5.494,24 8,05 Total 84.202,50 88.333,56 4,91

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2010 (a))

Tabel 2 menunjukkan bahwa sejauh ini kontribusi hortikultura terhadap PDB Indonesia pada tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan.       

2 

Berdasarkan data tersebut, komoditas tanaman hias dan tanaman buah merupakan komoditas hortikultura yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto. Tanaman hias mengalami peningkatan kedua setelah sayuran terhadap PDB nasional tahun 2008 hingga tahun 2009, yaitu sebesar 8,05 persen. Sayuran mengalami peningkatan terbesar yaitu sebesar 18,6 persen. Peningkatan ketiga diperoleh dari komoditas buah-buahan, yaitu sebesar 2,93 persen. Peningkatan terendah yang memberikan kontribusi terhadap PDB adalah tanaman biofarmaka, yaitu sebesar 1,15 persen. Jika dilihat dari nilai PDB, tanaman buah merupakan komoditas hortikultura yang memberikan nilai PDB terbesar, disusul dengan komoditas sayuran dan tanaman hias.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa tanaman hias dan tanaman buah dapat memberikan kontribusi dan prospek yang baik di masa mendatang untuk memajukan perekonomian Indonesia. Perkembangan tanaman hortikultura, khususnya tanaman hias dan tanaman buah didasarkan pula pada peningkatan produksi dan luas lahan tanaman hortikultura yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi, bahan baku industri, peningkatan ekspor dan substitusi impor, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani/pelaku bisnis. Peningkatan produksi dan luas panen komoditas hortikultura tahun 2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan produksi hortikultura menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan produksi ini terjadi sebagai akibat penambahan luas areal tanam maupun areal panen, berkembangnya penerapan teknologi produksi, semakin intensifnya bimbingan dan fasilitasi kepada petani dan pelaku usaha, semakin baiknya manajemen usaha, serta adanya penguatan modal dan kelembagaan agribisnis (Dirjen Hortikultura, 2009). Berdasarkan data perkembangan produksi dan luas panen, tanaman hias dan tanaman buah merupakan komoditas hortikultura yang mengalami peningkatan/perkembangan produksi yang tinggi. Tanaman hias menyumbang produksi tertinggi peningkatan dibandingkan komoditas hortikultura lain. Persentase peningkatan produksi tanaman hias, yaitu sebesar 28,55 persen dan 6,78 persen untuk persentase peningkatan luas panen. Tanaman buah menyumbang produksi ketiga setelah tanaman hias dan tanaman biofarmaka, dengan peningkatan produksi sebesar 3,47

persen dan 5,77 persen. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa tanaman hias dan tanaman buah merupakan tanaman hortikultura yang mampu memberikan peluang yang besar dalam memajukan pertanian agribisnis di Indonesia.

Tabel 3. Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Persentase Peningkatan Sub Sektor Hortikultura di Indonesia Tahun 2008-2009

No Komoditas

Produksi Luas Panen

2008 2009 Peningk atan (%) 2008 2009 Peningk atan (%) 1 Sayuran 10.035.094 Ton 10.628.285 Ton 5,91 1.026.991 Ha 1.078.159 Ha 4,98 2 Buah 18.027.889 Ton 18.653.900 Ton 3,47 781.333 Ha 826.430 Ha 5,77 3 Tanaman Hias 249.130.924 Tangkai 320.261.451 Tangkai 28,55 781.333 m2 834.335 m2 6,78 4 Tanaman Biofarmaka 465.257.355 Kg 472.863.015 Kg 8,89 - - -

Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2010 (b))

Peningkatan produksi dan luas panen pada tanaman hias, diiringi pula oleh peningkatan ekspor di Indonesia. Tanaman hias merupakan tanaman hortikultura yang berperan penting terhadap perkembangan ekspor di Indonesia. Tanaman hias mengalami peningkatan volume ekspor pada tahun 2008 hingga tahun 2009. Volume ekspor tanaman hias pada tahun 2008 sebesar 4.573.264 kg, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 5.195.438 kg (Dirjen Hortikultura, 2011 (e)). Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman hias berperan penting terhadap perekonomian Indonesia.

Peningkatan produksi tanaman hias didasarkan oleh semakin banyaknya jumlah rumah tangga, perkantoran dan hotel yang merupakan pangsa pasar potensial bagi pengusaha tanaman hias di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan bahwa setiap rumah tangga, perkantoran dan hotel akan menghiasi atau melengkapi rumah atau kantornya dengan tanaman hias, baik untuk di luar ruangan, dalam ruangan maupun untuk pembuatan taman. Secara umum, persentase permintaan tanaman hias yang berasal dari rumah tangga sebesar 10 persen, permintaan perusahaan sebesar 30 persen, permintaan pedagang sebesar 30 persen, dan permintaan lainnya untuk proyek sebesar 30 persen (Bank

Indonesia, 2008)3. Berdasarkan uraian tersebut, perusahaan, pedagang dan proyek memiliki permintaan yang tinggi. Oleh karena itu, pengusaha tanaman hias perlu untuk selalu membina hubungan yang baik dengan pedagang lain dan perusahaan. Sama halnya dengan tanaman hias, tanaman buah juga merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek yang cukup besar dalam pemasarannya. Peningkatan produksi tanaman buah, diiringi pula oleh peningkatan ekspor di Indonesia. Tanaman buah di Indonesia mengalami peningkatan volume ekspor dari tahun 2007 hingga tahun 2008. Volume ekspor tanaman buah pada tahun 2007 sebesar 157.620.956 kg mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 323.888.910 kg (Dirjen Hortikultura, 2011 (d)). Selain itu, konsumsi perkapita buah di Indonesia juga mengalami peningkatan. Tahun 2005 konsumsi perkapita buah di Indonesia sebesar 25,17 kg/th meningkat pada tahun 2008 sebesar 31,93 kg/th (Dirjen Hortikultura, 2011 (c)). Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa tanaman buah memberikan kontribusi dan prospek yang baik dalam perekonomian di Indonesia.

Peningkatan produksi tanaman buah di Indonesia didasarkan adanya peningkatan teknologi, dimana adanya teknologi yang semakin baik dapat meningkatkan hasil produksi. Saat ini, tanaman buah tidak hanya dapat dinikmati buahnya saja namun dapat juga dinikmati sebagai tanaman hias ataupun tanaman penyejuk lingkungan. Hal ini dikaitkan bahwa tanaman buah selain dapat dibudidayakan pada luasan lahan tertentu, juga dapat dibudidayakan di dalam pot atau dikenal dengan tanaman buah dalam pot (tabulampot). Penanaman buah dalam pot ini memberikan keuntungan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas, tidak membutuhkan penggalian tanah, mudah memindahkan tanaman sesuai dengan keinginan serta lebih cepat berbuah dibandingkan dengan tanaman buah yang ditanam pada luasan lahan tertentu. Selain itu, peningkatan produksi didasarkan pula oleh adanya isu global warming, dimana pemerintah menganjurkan kepada seluruh masyarakat menanam berbagai jenis tanaman untuk menghijaukan lingkungan. Hal tersebut membuat permintaan akan tanaman buah di Indonesia maupun luar negeri meningkat. Adanya peningkatan permintaan       

3 

http://www.bi.go.id. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Tanaman Hias. [10 Oktober 2011] 

tanaman buah, memberikan dampak pula bagi peningkatan pendapatan petani tanaman buah.

  Daerah sentra pengembangan tanaman hias yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Lampung, Sumatera dan Sulawesi dimana Jawa Barat merupakan daerah penghasil tanaman hias terbanyak (Dirjen Hortikultura, 2011 (b)). Jawa Barat juga merupakan salah satu daerah sentra pengembangan tanaman buah di Indonesia (Dirjen Hortikultura, 2011 (a)). Salah satu daerah di Jawa Barat yang merupakan sentra tanaman hias dan tanaman buah adalah Kota Depok. Hal ini ditunjang oleh potensi pasar yang sangat baik, masih tersedianya lahan, potensi sumberdaya manusia yang besar, serta kondisi iklim Kota Depok yang sesuai untuk menghasilkan/memproduksi tanaman hias dan tanaman buah. Sawangan merupakan salah satu daerah perdagangan tanaman hias yang terletak di Kota Depok. PT Istana Alam Dewi Tara merupakan perusahaan besar didaerah Sawangan yang mengusahakan tanaman hias dan bibit tanaman buah untuk memenuhi permintaan pasar.