• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengelolaan Risiko Produksi di PT Istana Alam Dewi Tara Strategi pengelolaan risiko adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DAN BIBIT TANAMAN BUAH

6.3 Strategi Pengelolaan Risiko Produksi di PT Istana Alam Dewi Tara Strategi pengelolaan risiko adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan

untuk meminimalkan dampak yang terjadi karena adanya risiko. Dampak yang ditimbulkan dari risiko dapat diminimalkan dengan strategi pengelolaan risiko yang baik sehingga perusahaan memperoleh pendapatan yang ditargetkan. Strategi pengelolaan risiko yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat menjadi strategi yang tepat dalam menekan atau meminimalkan risiko.

Kegiatan usaha di PT Istana Alam Dewi Tara menghadapi risiko dalam produksinya. Ini di indikasikan dengan adanya fluktuasi produksinya dan tingkat keberhasilan di setiap produksi. Adanya risiko dipengaruhi oleh kondisi cuaca, hama dan penyakit, teknik perbanyakan, tenaga kerja, kondisi peralatan dan bangunan serta penanganan yang kurang optimal. Untuk itu, diperlukan strategi pengelolaan risiko produksi yang tepat agar risiko tersebut dapat diminalkan. PT Istana Alam Dewi Tara telah melakukan strategi untuk meminimalkan risiko dengan cara diversifikasi empat komoditas yang diproduksi, namun masih belum efektif dikarenakan masih terdapat risiko yang perlu diminimalkan.

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi risiko yang dihadapi adalah terlebih dahulu mengidentifikasi risiko-risiko yang ada, kemudian dievaluasi selanjutnya diambil tindakan untuk meminimalkan risiko. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan risiko adalah dengan cara diversifikasi, pemberian pestisida/obat-obatan yang tepat untuk mencegah hama dan penyakit, memberikan pengawasan yang ketat terhadap tenaga kerja dalam melakukan kegiatan produksi, serta melakukan kemitraan dengan pemasok ataupun petani tanaman hias dan bibit tanaman buah disekitar perusahaan.

1. Diversifikasi

PT Istana Alam Dewi Tara melakukan kegiatan diversifikasi tanaman hias dan bibit tanaman buah dengan tujuan untuk meminimalkan risiko. Diversifikasi yang dilakukan oleh PT Istana Alam Dewi Tara adalah dengan mengusahakan empat komoditas quisqualis, mandevilla, bibit lengkeng dan bibit rambutan. Berdasarkan hasil analisis risiko yang diperoleh, dapat dilihat bahwa kegiatan diversifikasi empat komoditas di PT Istana Alam Dewi Tara dapat mengurangi risiko yang ada dalam kegiatan produksi. Diversifikasi juga dapat mengefisienkan penggunaan biaya untuk lahan, peralatan, dan tenaga kerja yang dapat digunakan sekaligus untuk kegiatan diversifikasi. Oleh karena itu, diversifikasi merupakan strategi yang tepat untuk meminimalkan risiko dengan tujuan memaksimalkan keuntungan.

Namun, Diversifikasi tidak selalu dapat meminimalkan risiko. Hal ini dilihat dari hasil penilaian risiko diversifikasi dua komoditas, dimana gabungan quisqualis dan mandevilla; mandevilla dan rambutan; serta quisqualis dan rambutan menghasilkan risiko lebih besar dibandingkan risiko pada komoditas tunggal. Ini berarti ketiga diversifikasi dua komoditas ini tidak dapat meminimalkan risiko yang ada pada kegiatan spesialisasi. Oleh karena itu, diversifikasi dua komoditas ini tidak tepat untuk dilakukan karena tidak dapat meminimalkan risiko produksi yang ada pada komoditas tunggal.

Diversifikasi empat komoditas yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara dapat meminimalkan risiko produksi yang ada pada komoditas tunggal. Namun, diversifikasi ini belum sepenuhnya dapat meminimalkan risiko. Oleh karena itu,

diperlukan upaya lain yang tepat yang diharapkan dapat lebih meminimalkan risiko produksi yang ada.

2. Pencegahan dan Pengendalian Hama dan Penyakit

Pemberian pestisida atau obat-obatan dilakukan oleh PT Istana Alam Dewi Tara untuk mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman. Pencegahan hama dan penyakit yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara adalah dengan pemberian pestisida secara rutin yaitu seminggu sekali. Namun jika hama dan penyakit telah menyerang tanaman, maka pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh PT Istana Alam Dewi Tara dengan penyemprotan pestisida lebih rutin. Penyemprotan pestisida dilakukan tiga hari sekali atau sesuai dengan tingkat serangan hama dan penyakit. Penyemprotan pestisida di PT Istana Alam Dewi Tara dilakukan dengan menggunakan alat semprot power sprying.

Selain penyemprotan pestisida, pencegahan dan pengendalian hama dapat juga dilakukan dengan cara prunning atau pemangkasan. Prunning dilakukan pada bagian tanaman yang terserang penyakit. Prunning juga dilakukan secara serempak jika terdapat tanda-tanda datangnya serangan hama. Prunning ini dilakukan secara serempak pada daun muda, karena sebagian besar hama yang menyerang lebih menyukai daun muda. Perusahaan melakukan prunning secara serempak, dengan harapan hama tidak dapat menyerang tanaman, karena secara keseluruhan sudah tidak terdapat daun mudapada tanaman.

Cara lain yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara untuk mencegah tersebarnya penyakit pada tanaman, yaitu dengan memisahkan atau memusnahkan tanaman yang sudah terkena penyakit dari tanaman sejenis lainnya yang belum terkena penyakit. Cara ini dilakukan agar penyakit yang terkena pada salah satu tanaman tidak menyebar pada tanaman lain yang belum terkena penyakit.

3. Pengawasan terhadap tenaga kerja

Tenaga kerja lapang di PT Istana Alam Dewi Tara pernah melakukan kecerobohan yang dapat mempengaruhi hasil produksi tanaman. Kecerobohan tenaga kerja ini dapat merugikan bagi perusahaan. Setelah adanya tindak kecerobohan tenaga kerja dalam kegiatan produksi, maka kepala pengawas bagian produksi (mandor) melakukan pengawasan yang lebih rutin terhadap kegiatan

produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja. Pengawasan dilakukan mulai dari kegiatan proses perbanyakan tanaman, hingga perawatan tanaman serta pengendalian hama dan penyakit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi lagi kecerobohan yang dilakukan tenaga kerja yang berdampak pada penurunan hasil produksi tanaman hias dan bibit tanaman buah dan dapat merugikan perusahaan.

Selain pengawasan, mandor ataupun kepala bagian produksi harus pula memberikan kesadaran kepada tenaga kerja untuk lebih memperhatikan masing- masing job description mereka. Agar seluruh karyawan dapat lebih bekerja disiplin sesuai dengan masing-masing job description yang telah diberikan perusahaan kepada mereka. Dengan demikian, karyawan tidak dapat melakukan kecerobohan/kelalaian lagi dalam melakukan kegiatan produksi tanaman hias dan bibit tanaman buah di PT Istana Alam Dewi Tara.

4. Melakukan kemitraan

PT Istana Alam Dewi Tara belum sepenuhnya mampu memenuhi jumlah permintaan tanaman hias dan bibit tanaman buah dalam usahanya. Hal ini dikarenakan terdapat risiko dalam kegiatan produksinya, sehingga hasil produksi yang diperoleh belum dapat memenuhi permintaan pasar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara dalam memenuhi jumlah produksi adalah melakukan kemitraan dengan pemasok ataupun petani tanaman hias dan bibit tanaman buah.

PT Istana Alam Dewi Tara bermitra dengan pemasok atau petani dengan tujuan untuk memenuhi jumlah permintaan tanaman hias dan bibit tanaman buah yang ada. Dalam melakukan kemitraan, perusahaan memperhatikan kualitas dan kuantitas komoditas yang dihasilkan oleh pemasok. Salah satu pemasok tanaman hias yang melakukan mitra dengan PT Istana Alam Dewi Tara adalah Chiantie Nursery didaerah Depok. Sedangkan pemasok bibit tanaman buah yang bermitra dengan PT Istana Alam Dewi Tara adalah Mitra Tani. Dengan bermitra kepada pemasok tanaman hias dan bibit tanaman buah, perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar tanaman hias dan tanaman buah. Selain itu, bermitra juga dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak.

Selain strategi-strategi pengelolaan risiko yang telah diterapkan perusahaan tersebut, dibutuhkan strategi lain yang diharapkan dapat lebih

meminimalkan risiko produksi yang ada. Strategi lainnya yang diharapkan dapat lebih meminimalkan risiko adalah dengan memperhatikan cara perbanyakan tanaman yang tepat, penggunaan media tanam yang baik, perbaikan dan perawatan peralatan serta bangunan, pembersihan area pertanaman dan pengoptimalan manajemen perusahaan. Adapun penjelasan dari strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memperhatikan Cara Perbanyakan Tanaman yang Tepat (Teknologi)

Kegiatan produksi/perbanyakan tanaman hias dan bibit tanaman buah, harus dilakukan dengan tepat. Cara perbanyakan tanaman pada kegiatan produksi sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman. Cara perbanyakan tanaman yang kurang tepat, dapat menghasilkan produksi yang rendah dengan tingkat keberhasilan yang rendah. PT Istana Alam Dewi Tara melakukan cara perbanyakan bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan dengan cara cangkok. Berdasarkan hasil produksi yang didapat, ternyata bibit lengkeng dan rambutan ini memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara, rendahnya tingkat keberhasilan ini dikarenakan cara perbanyakan tanaman yang kurang tepat.

Cara perbanyakan cangkok pada bibit lengkeng dan rambutan merupakan cara perbanyakan tanaman yang kurang tepat, terutama untuk tanaman rambutan yang berbatang keras. Tingkat keberhasilan rambutan dengan cara cangkok ini paling tinggi hanya mencapai 70 persen. PT Istana Alam Dewi Tara melakukan percobaan perbanyakan beberapa contoh tanaman dengan cara okulasi, ternyata tingkat keberhasilan yang didapat cukup tinggi yaitu mencapai 90 persen. Namun, saat ini perusahaan masih menggunakan cara perbanyakan cangkok untuk lengkeng dan rambutan dikarenakan belum adanya batang bawah untuk okulasi. Maka dari itu, strategi yang perlu diperhatikan adalah perusahaan hendaknya segera mengganti cara perbanyakan tanaman rambutan dengan cara okulasi yang memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi. Sebaiknya untuk saat ini, perusahaan membeli terlebih dahulu batang bawah kepada pemasok hingga batang bawah yang sedang diproduksi siap untuk di okulasi.

b. Penggunaan Media Tanam yang Baik

Penggunaan media tanam yang baik dalam kegiatan produksi, juga perlu diperhatikan oleh perusahaan, dimana penggunaan media tanam sebelum dilakukan proses perbanyakan hendaknya didiamkan terlebih dahulu selama 2-3 hari. Hal ini dilakukan agar media tanam menjadi steril/dapat terhindar dari unsur- unsur yang berbahaya bagi tanaman, seperti jamur dan cacing yang umumnya sering ditemui pada media tanam.

Ketika musim hujan, penggunaan media tanam yang tidak didiamkan terlebih dahulu akan menjadi semakin basah/lembab. Hal ini akan menyebabkan jumlah jamur dan cacing yang terkandung di dalam media tanam akan semakin bertambah. Ini akan mengakibatkan tanaman menjadi tidak sehat dan cepat busuk yang kemudian menimbulkan kematian bagi tanaman. Maka dari itu, pensterilan media tanam selama 2-3 hari sangat penting untuk dilakukan karena berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman yang diperoleh.

c. Pembersihan Area Pertanaman

Strategi lain yang mungkin dapat lebih meminimalkan risiko produksi adalah dengan pembersihan area pertanaman. Membersihkan area pertanaman dari gulma atau rumput liar yang dijadikan sebagai tempat perbanyakan tanaman sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman, dimana dengan tempat penanaman yang bersih maka hama dan penyakit tidak akan menyerang tanaman.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, dilihat bahwa area tempat perbanyakan tanaman, tumbuh tanaman-tanaman liar seperti rumput liar atau gulma, hal ini kurang mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Kondisi ini dapat menyebabkan hama dan penyakit banyak menyerang tanaman yang berada di sekitar gulma. Untuk itu, perusahaan hendaknya melakukan pembersihan gulma atau rumput liar secara rutin dengan cara pemangkasan.

d. Pengoptimalan Pelaksanaan Manajemen Perusahaan

Pelaksanaan manajemen yang baik dalam perusahaan, dapat membantu memperlancar jalannya kegiatan produksi perusahaan. Perusahaan hendaknya selalu memperhatikan/berlandaskan dengan job descripton masing-masing pekerja. Manager perusahaan hendaknya lebih melakukan pendekatan dengan cara

penyuluhan terhadap para karyawan mengenai job description masing-masing karyawan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesadaran akan pentingnya job description dari masing-masing bidang karyawan. Sehingga, karyawan lapang tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam kegiatan produksi yang dapat merugikan perusahaan. Dengan adanya kesadaran akan masing-masing job description yang diberikan, setiap tenaga kerja dapat lebih bekerja dengan baik dan berhati-hati dalam melakukan kegiatan produksi dalam perusahaan. Dengan demikian, tidak ada lagi kesalahan-kesalahan yang dilakukan tenaga kerja dalam kegiatan produksi yang dapat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman.

Peraturan yang tegas dan disiplin juga perlu diterapkan oleh perusahaan. perusahaan hendaknya lebih memberikan sanksi yang tegas kepada tenaga kerja yang melakukan kelalaian. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada tenaga kerja agar melakukan pekerjaan dengan lebih berhati-hati dan disiplin, terutama dalam melakukan kegiatan produksi. Namun, pemberian penghargaan kepada tenaga kerja juga perlu dilakukan perusahaan. Perusahaan hendaknya perlu memberikan penghargaan kepada tenaga kerja yang berprestasi dalam pekerjaannya. Penghargaan yang diberikan perusahaan, dapat memberikan semangat dan motivasi kepada tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan lebih baik lagi.