• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Sumber-Sumber Risiko Produk Agribisnis

  Sumber-sumber penyebab adanya risiko pada usaha pertanian sebagian besar disebabkan karena faktor-faktor seperti perubahan iklim, suhu, cuaca, hama dan penyakit, penggunaan input serta adanya kesalahan teknis (human error) dari tenaga kerja (SDM) (Harwood et al,.1999). Sumber-sumber risiko tersebut, akan menyebabkan kerugian bagi pihak yang mengelola usaha, terutama pada kegiatan produksi. Hal ini dikarenakan, risiko pada kegiatan produksi pertanian relatif lebih besar dibandingkan risiko pada kegiatan lain dalam usaha pertanian. Risiko tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diminimalkan sekecil mungkin. Pada umumnya risiko dapat diminimalkan dengan melakukan berbagai cara seperti penggunaan

teknologi terbaru, usaha penanganan secara intensif, serta pengadaan input yang berkualitas seperti SDM, benih/bibit dan obat-obatan.

Hasil penelitian Ginting (2009) menyatakan bahwa sumber-sumber risiko yang mempengaruhi produksi Jamur Tiram Putih adalah perubahan cuaca dan iklim, hama dan penyakit tanaman, keterampilan tenaga kerja serta teknologi yang digunakan. Sumber-sumber risiko tersebut menimbulkan adanya fluktuasi produksi pada usaha Jamur Tiram Putih. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2009), didapat bahwa sumber-sumber risiko pada kegiatan produksi usaha Daun Potong ini antara lain disebabkan oleh iklim dan cuaca, tingkat kesuburan lahan serta hama dan penyakit yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Sianturi (2011) juga menyatakan sumber-sumber risiko yang terdapat dalam pengusahaan Bunga yaitu disebabakan cuaca dan iklim, hama dan penyakit, bibit, peralatan dan bangunan, tenaga kerja serta harga produk. Begitu pula pada penelitian Silaban (2011) yang menyatakan bahwa sumber-sumber risiko yang ada pada perusahaan dalam mengusahakan ikan hias antara lain cuaca dan iklim, penyakit, kualitas pakan serta tenaga kerja. Akibat dari sumber-sumber risiko tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi survival rate yang merupakan akumulasi dari sumber risiko yang terjadi selama proses produksi ikan hias berlangsung.

Risiko yang terjadi pada usaha pertanian tidak hanya terjadi pada kegiatan produksi, tetapi dapat pula terjadi risiko pada kegiatan pemasaran (risiko pasar) yang mencakup fluktuasi harga input dan output. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2009) yang mengungkapkan ketidakpastian pesanaan merupakan sumber utama risiko pasar yang dihadapi perusahaan dalam pemasarana sayuran organik. Menurut Panggabean (2011), Faktor-faktor penyebab munculnya risiko penjualan anggrek secara umum dapat dibagi dua bagian besar yaitu: kegagalan pada proses penyediaan tanaman anggrek (pra penjualan) dan kegagalan perusahaan dalam mengendalikan pasar. Kegagalan pra penjualan disebabkan karena perubahan iklim dan cuaca, serangan hama dan penyakit. Sedangkan kegagalan pasar disebabkan oleh selera konsumen, harga jual anggrek, dan kerusakan pada saat proses pengiriman tanaman.

Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, diperoleh sumber-sumber yang menjadi risiko adalah faktor cuaca, iklim, suhu, hama dan penyakit, kerusakan teknis/mekanis, efektivitas penggunaan input (SDM). Hal tersebut juga diduga menjadi sumber-sumber risiko pada pengusahaan tanaman hias dan tanaman buah yang diteliti pada penelitian ini.

2.2.2 Metode Analisis Risiko

   Metode analisis yang dipakai pada umumnya dalam pengukuran risiko antara lain variance, standar devationi, dan coefficient variation (Elton dan Gruber, 1995). Dimana untuk menghitung variance, sebelumnya harus mengetahui peluang dan expected return dari suatu kejadian dalam menjalankan usaha. Alat ukur risiko ini digunakan untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil yang diperoleh perusahaan. Semakin kecil nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation nya maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Alat ukur risiko ini dilakukan pula pada penelitian Ginting (2009), Safitri (2009), Silaban (2011), Sianturi (2011) dan Panggabean (2011).

Selain metode analisis alat ukur risiko dengan variance, standard deviation, dan coefficient variation, dapat pula dilakukan metode analisis lain. Metode analisis lain dilakukan pada penelitian Firmansyah (2009) yang meneliti risiko portofolio pemasaran sayuran organik. Penelitian ini menggunakan metode analisis single-index portofolio dengan bantuan Software SPSS.

2.2.3 Strategi Pengelolaan Risiko

Strategi pengelolaan risiko diperlukan untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada perusahaan. Pada penelitian Ginting (2009), strategi pengelolaan risiko produksi yang diterapkan adalah strategi preventif, yaitu meningkatkan kualitas perawatan untuk menangani iklim dan cuaca dengan meningkatkan intensitas penyiraman, membersihkan area produksi untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit, melakukan perencanaan pembibitan yang baik dengan kualitas bahan baku yang baik, mengembangkan sumberdaya manusia dengan mengikuti penyuluhan dan pelatihan tentang jamur tiram putih, serta menggunakan peralatan yang steril. Strategi yang berbeda dikemukakan oleh

Firmansyah (2009), dimana strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau penjualan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak agen atau distributor serta melakukan kerjasama dengan supermarket-supermarket atu toko-toko.

Penelitian Safitri (2009) mengenai analisis risiko produksi daun potong, didapat strategi pengelolaan risiko yaitu dengan melakukan kegiatan diversifikasi dan pola kemitraan. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian Sianturi (2011), dimana strategi yang pengelolaan yang dilakukan adalah kegiatan diversifikasi dengan cara memilih kombinasi komoditas yang paling rendah risikonya. Begitu pula penelitian yang dilakukan Silaban (2011) menggunakan strategi pengelolaan risiko dengan diversifikasi, penerapan teknologi baru, serta peningkatan manajemen perusahaan yang tepat dan terarah. Strategi diversifikasi merupakan strategi yang sama diterapkan dalam penelitian ini untuk meminimalkan risiko. Sama halnya penelitian Panggabean (2011) yang menggunakan strategi diversifikasi pada tiga komoditas anggrek. Strategi lain pada penelitian Panggabean adalah dengan integrasi vertikal, kontrak pemasaran, dan perbaikan sarana produksi.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaan terdapat pada alat analisis yang digunakan, yaitu dengan variance, standard deviation, dan coefficient variation seperti yang dilakukan pada penelitian Safitri (2009), Ginting (2009), Silaban (2011), Sianturi (2011) serta Panggabean (2011).

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari segi komoditas yang diteliti. Penelitian ini meneliti komoditas tanaman hias dan bibit tanaman buah, sedangkan penelitian terdahulu seperti Safitri (2009) meneliti daun potong Asparagus bintang dan Philodendron merble, Firmansyah (2009) meneliti sayuran organik brokoli, wortel, tomat, dan jagung, Ginting (2009) meneliti jamur tiram putih, Silaban (2011) meneliti ikan hias discus, lobster, dan manvis dan Sianturi (2011) melakukan penelitian pada komoditas bunga krisan, kalandiva, kalanchoe, dan kastuba, serta Panggabean (2011) meneliti pada komoditas anggrek. Perbedaan juga terdapat pada perusahaan yang diteliti dengan

melihat kegiatan diversifikasi/portofolio yang dapat meminimalkan risiko. Adapun studi terdahulu yang berkaitan dengan risiko dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Mengenai Risiko

Nama Penulis Tahun Judul Metode Analisis

Firmansyah 2009 Risiko Portofolio Pemasaran Sayuran Organik pada Perusahaan Permata Hati Organic Farm Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Analisis Risiko melalui Metode Single

Indeks Portofolio dan Analaisis Koefisien Korelasi.

Ginting 2009 Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Analisis Risiko pada kegiatan spesialisasi.

Panggabean 2011 Analisis Diversifikasi Anggrek Dendrobium pada Permata Anggrek di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.

Analisis Risiko pada kegiatan spesialisasi dan portofolio.

Safitri 2009 Analisis Risiko Produksi Daun Potong di PT Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Analisis Risiko pada kegiatan spesialisasi dan portofolio.

Sianturi 2011 Analisis Risiko Pengusahaan Bunga Pada PT Saung Mirwan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Analisis risiko pada kegiatan

diversifikasi/portofolio .

Silaban 2011 Analisis Risiko Produksi Ikan Hias Pada PT Taufan Fish di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Analisis risiko pada kegiatan

diversifikasi/portofolio .