• Tidak ada hasil yang ditemukan

V GAMBARAN UMUM PT ISTANA ALAM DEWI TARA

5.4. Unit Bisnis PT Istana Alam Dewi Tara

5.4.2. Teknis dan Teknologi Produks

Teknis dan teknologi produksi pada budidaya tanaman hias quisqualis, mandevilla dan bibit tanaman buah lengkeng, rambutan hampir semua produsen sama dalam membudidayakannya. Perbedaan yang terdapat di setiap perusahaan umumnya adalah penggunaan kombinasi media tanam serta cara/teknologi yang digunakan dalam perbanyakan tanaman. PT Istana Alam Dewi Tara menggunakan teknologi budidaya perbanyakan secara vegetatif dengan menggunakan green

house, mistroom dan sistem penyiraman menggunakan springkel. Penggunaan. Mistroom digunakan sebagai ruangan perbanyakan tanaman secara vegetatif dan sebagai pengatur kelembaban pada awal-awal penanaman. Ruang mistroom terdiri dari ruangan propagasi yang dilengkapi dengan sistem penyiraman yang disebut springkle. Springke yaitu pipa air yang diatasnya terdapat alat untuk menyiramkan air dengan putaran 3600 putaran. Kelembutan siraman dan jarak siraman springkle juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, springkle dapat menyiram tanaman sampai jarak tujuh meter. Adapun greenhouse dan mistroom yang digunakan di PT Istana Alam Dewi Tara dapat dilihat Gambar 5.

       

Gambar 5. Ruang Mistroom dan Greenhouse yang Digunakan di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber: PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

a. Pola Penanaman

Pola penanaman/produksi tanaman quisqualis, mandevilla, bibit lengkeng serta rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara dilakukan dalam kurun waktu setiap tiga bulan sekali. Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, pola penanaman/produksi keempat komoditas ini dilakukan secara bersamaan mengikuti waktu produksi tanaman hias quisqualis dan mandevilla, yaitu selama tiga bulan. Hal ini dikarenakan agar hasil perbanyakan yang diperoleh pada keempat komoditas dapat dilakukan secara bersamaan. Hal ini ditujukan agar perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu.

Ketika tidak memproduksi keempat tanaman tersebut, PT Istana Alam Dewi Tara dapat memproduksi tanaman hias atau bibit tanaman buah lain. Dengan demikian, setiap bulan PT Istana Alam Dewi Tara dapat melakukan kegiatan produksi tanaman hias dan bibit tanaman buah. Hal ini ditujukan agar lahan yang tersedia dapat digunakan dengan maksimal untuk memproduksi

berbagai jenis tanaman hias dan bibit tanaman buah yang diusahakan oleh perusahaan.

b. Kegiatan Produksi Quisqualis, Mandevilla, Lengkeng dan Rambutan

Kegiatan teknis pada budidaya quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan pada umunya meliputi kegiatan proses persiapan media, perlakuan perbanyakan tanaman secara vegetatif, penanaman, perawatan, dan pemeliharaan. Perlakuan perbanyakan tanaman secara vegetatif pada setiap tanaman dilakukan berbeda-beda sesuai dengan karakteristik masing-masing tanaman. Jenis tanaman hias quisqualis dan mandevilla, cara perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara stek pucuk. Jenis bibit tanaman buah lengkeng dan mandevilla, cara perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara cangkok. Adapun proses produksi tanaman hias quisqualis, mandevilla dan bibit tanaman buah lengkeng, rambutan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Perbanyakan

Produksi/perbanyakan quisqualis dan mandevilla dilakukan secara vegetatif dengan stek pucuk yang dilakukan di mistroom. Produksi bibit lengkeng dan rambutan dilakukan secara vegetatif dengan cangkok. Stek untuk quisqualis dan mandevilla dilakukan pada bagian pucuk tanaman, sedangkan cangkok untuk lengkeng dan rambutan dilakukan pada ranting tanaman indukan. Tahap dalam proses perbanyakan tanaman hias quisqualis, mandevilla dan bibit lengkeng, rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara sebagai berikut :

a. Persiapan media tanam

Media tanam yang digunakan untuk produksi quisqualis dan mandevilla terdiri dari pasir malang, sekam bakar, dan cocopeat dengan perbandingan 1:2:1. Media tanam tersebut kemudian dimasukkan kedalam tube berdiameter 4 cm. Media tanam yang telah dimasukkan ke dalam tube, kemudian di basahi dengan air. Tube yang telah berisi media tanam dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Tube untuk Perbanyakan Quisqualis dan Mandevilla di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber: PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

Media tanam yang digunakan untuk produksi bibit lengkeng dan rambutan, yaitu terdiri dari terdiri dari sekam kosong, sekam dari pupuk kandang ayam, tanah, dan pasir dengan perbandingan masing-masing 3:3:3:1. Media tanam tersebut dicampur rata dengan pupuk kimia urea 6 kg, TSP 4 kg, KCL 4 kg, delimit 10 kg, furadan 2 kg dan diaduk dengan menggunakan molen pengaduk. Media tanam tersebut kemudian difermentasikan/didiamkan selama 2 minggu agar media tanam steril pada saat digunakan.

b. Persiapan bibit

Tahap selanjutnya setelah persiapan media tanam adalah persiapan bibit. Persiapan bibit pada tanaman quisqualis dan mandevilla dilakukan dengan memotong pucuk indukan pada tiap cabang. Satu pohon indukan dapat menghasilkan 10 stekkan pucuk. Pemotongan/penyetekan dilakukan pada pagi hari karena tanaman masih dalam keadaan segar, jika dilakukan pemotongan pada siang hari akan menimbulkan proses transportasi yaitu hilangnya air dari permukaan tanaman. Potongan pucuk tanaman tersebut kemudian disiram dengan air karena tanaman harus segar pada saat proses penyetekan.

Persiapan bibit untuk produksi lengkeng dan rambutan, yaitu dengan pemilihan batang/ranting indukan tanaman yang akan dicangkok. Ranting yang dicangkok dipilih yang berukuran sebesar pensil yang tidak terlalu tua ataupun muda. Syarat pemilihan ranting tersebut didasarkan pada kekuatan ranting dan kesehatan ranting (tidak ada tanda-tanda serangan hama dan penyakit). Ranting yang telah dipilih, kemudian dilakukan penyayatan. Sayatan dilakukan memanjang dengan panjang sayatan sekitar 5-7 cm dan lebar sayatan 2 cm. Sayatan atas berada tepat pada ruas ranting, yaitu bagian bawah bekas menempelnya tangkai daun. Menyayat kulit kayu dilakukan dengan hati-hati tidak sampai melukai 3-5 cm dibawah sayatan, setelah itu kulit kayu dikupas untuk memutuskan aliran zat makanan dari daun. Hal ini berguna agar zat makanan dapat menumpuk di dekat sayatan atas untuk merangsang pertumbuhan akar.

Sayatan yang telah dibuat tersebut, kemudian akan terlihat jaringan kayu dengan kambium dibagian luarnya. Jika dibiarkan, kambium tersebut akan

tumbuh menjadi jaringan kulit baru dan hasil cangkokan akan gagal. Oleh karena itu, kambium dikerok dengan menggunakan pisau yang steril dan tidak melukai jaringan kayu. Ranting yang telah dikerok kambiumnya tersebut, kemudian dibiarkan selama 2-3 hari sebelum dibungkus dengan media. Cangkokkan tanaman lengkeng dan rambutan dapat dilihat pada Gambar

c. Penanaman Bibit pada Media Tanam

Penanaman bibit pada produksi quisqualis dan mandevilla dilakukan pada tube yang berdiameter 4 cm. Bibit/pucuk yang telah siap untuk ditanam, sebelumnya pada bagian bawahnya dicelupkan ke dalam bubuk perangsang akar yang memiliki kandungan Indole Butyric (IBA). IBA adalah zat pengatur tubuh tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar. Pucuk yang telah diberi bubuk perangsang akar, kemudian dimasukkan ke dalam tube yang telah berisi media tanam. Tube tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ruang mistroom. Sprinkle pada ruang mistroom menyiramkan air setiap 10 menit sekali selama 15 detik selama sembilan jam. Bibit tanaman quisqualis dan mandevilla dalam tube dapat dilihat pada Gambar 7.

(a) (b)

Keterangan:

(a) : bibit tanaman mandevilla (b) : bibit tanaman quisqualis

Gambar 7. Bibit Tanaman Hias Quisqualis dan Mandevilla di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

Tidak berbeda dengan quisqualis dan mandevilla, pemberian zat pengatur tumbuh pada ranting tanaman indukan lengkeng dan rambutan juga perlu dilakukan. Ranting yang telah didiamkan selama 2-3 hari, kemudian diberi zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti Rootone F. Ranting yang telah diberi ZPT, kemudian dibungkus dengan plastik yang sudah berisi media tanam untuk dicangkok. Cangkokkan tanaman buah dapat dilihat pada Gambar 8.

         

Gambar 8. Perbanyakan Tanaman Buah dengan Cara Cangkok di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

d. Pemindahan Tanaman pada Pot 10 cm

Bibit/pucuk tanaman quisqualis dan mandevilla yang ditanam pada tube, dibiarkan selama satu bulan, selanjutnya tanaman tersebut dipindahkan ke dalam polypot atau pot berukuran 10 x 10 cm. Tanaman dalam pot 10 cm tersebut di masukkan ke dalam greenhouse selama satu bulan. Pot 10 cm tersebut berisi media tanam berupa pasir malang, sekam bakar dan sekam mentah dengan perbandingan masing-masing media adalah 1:2:1.

Sama halnya dengan quisqualis dan mandevilla, pada bibit lengkeng dan rambutan juga dilakukan pemindahan tanaman pada pot 10 cm. Ranting yang telah dibungkus media tanam selama 1-2 bulan, akan mengeluarkan akar. Akar yang telah tumbuh banyak, cukup kuat, panjang dan berwarna hijau kecoklatan dapat dipindahkan ke dalam pot berukuran 10 x 10 cm selama satu bulan. Pot 10 cm tersebut diisi dengan media tanam berupa tanah.

e. Pemindahan Tanaman pada Pot 20 cm

Pemindahan tanaman quisqualis dan mandevilla pada pot 20 cm, dilakukan apabila tanaman telah ditaruh pada pot 10 cm selama satu bulan. Pemindahan tanaman pada pot 20 cm dilakukan agar akar pada tanaman tersebut dapat berkembang pada tempat yang lebih luas untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Tanaman yang telah dipindahkan ke dalam pot 20 cm, kemudian ditaruh pada row/bedengan selama satu bulan untuk kemudian siap untuk dijual. Secara keseluruhan, proses produksi/perbanyakan tanaman quisqualis dan mandevilla dari awal penyetekan hingga siap jual adalah tiga bulan. Tanaman hias quisqualis dan mandevilla dapat dilihat pada Gambar 9.

(a) (b) (c) (d)

Keterangan :

(a) : tanaman quisqualis (b) : bunga quisqualis (c) : tanaman mandevilla (d) : bunga mandevilla

Gambar 9. Tanaman Hias Quisqualis dan Mandevilla di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

Pemindahan tanaman lengkeng dan rambutan pada pot 20 cm juga dilakukan setelah tanaman berada pada pot 10 cm selama satu bulan. Tanaman yang telah dipindahkan ke dalam pot 20 cm, kemudian ditaruh pada row/bedengan selama satu bulan untuk kemudian siap untuk dijual. Secara keseluruhan proses produksi/perbanyakan bibit lengkeng dan rambutan dari awal hingga siap jual adalah selama 5 bulan. Bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan dapat dilihat pada Gambar 10.

        

(a) (b)

Keterangan :

(a) : bibit tanaman buah lengkeng (b) : bibit tanaman buah rambutan

Gambar 10. Bibit Tanaman Buah Lengkeng dan Rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber: PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

Perawatan yang dilakukan selama proses produksi/perbanyakan tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, dan sticking.

a. Penyiraman (watering)

Penyiraman tanaman hias dan bibit tanaman buah di PT Istana Alam Dewi Tara dilakukan dengan menggunakan sprinkle, yaitu pipa air yang diatasnya terdapat alat untuk menyiramkan air dengan putaran 360 derajat. Sprinkle terdapat pada indoor dan outdoor. Sprinkle pada indoor, yaitu terdapat di ruang mistroom dan showroom, sedangkan sprinkle untuk outdoor terdapat di ruang terbuka/row. Jadwal penyiraman tanaman dengan sprinkle yaitu dilakukan dua kali sehari pada jam 08.30-09.30 dan pada jam 13.00-14.00. Alat penyiraman sprinkle dapat dilihat pada Gambar 11.

        

(a) (b)

Keterangan :

(a) : sprinkle pada ruang indoor (b) : sprinkle pada ruang outdoor

Gambar 11. Alat Penyiraman Sprinkle di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

b. Pemupukan

Kegiatan pemupukan pada keempat komoditas tanaman ini, telah dilakukan pada saat di polypot yaitu dengan pemberian pupuk osmocote sebanyak 0,5 gram per polypot agar tanaman tidak stres. Pupuk yang digunakan selanjutnya yaitu NPK mutiara sebanyak 0,5 gram pada pot 20 cm. Pemupukan pada tanaman hias, dilakukan dengan menambahkan growmore hijau dan merah 1 gram per 1 liter air untuk mempercepat pertumbuhan dan mempercepat proses pembungaan dan agar siap dijual pada saat usia tiga bulan. Pupuk yang digunakan untuk produksi tanaman hias dan bibit tanaman buah dapat dilihat pada Gambar 12.

 

Gambar 12. Pupuk yang Digunakan PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

c. Pemangkasan (prunning)

Pemangkasan pada tanaman hias quisqualis, mandevilla dan bibit tanaman buah lengkeng, rambutan dilakukan setiap satu bulan sekali untuk membentuk tanaman sesuai yang diinginkan. Pemangkasan pada tanaman hias dapat mempercepat tumbuhnya batang sehingga mempercepat tumbuhnya bunga baru agar dapat menjadi lebat dengan bunga. Pemangkasan pada bibit tanaman buah dilakukan untuk memotong tanaman yang terlalu tinggi agar seragam dengan tanaman lainnya. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada siang hari pada kondisi cuaca panas, sehingga bekas luka pada tanaman yang dipangkas akan cepat mengering dan tidak menimbulkan infeksi.

d. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu permasalahan dalam kegiatan budidaya yang harus ditangani agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Langkah awal yang dilakukan untuk mengurangi hama dan penyakit tanaman adalah dengan memberikan lingkungan bebas hama dan penyakit yang baik serta perawatan terhadap lingkungan tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan pestisida satu minggu sekali atau lebih tergantung dari serangan hama penyakit tersebut yang dibantu dengan alat semprot berupa power sprying. Alat penyemprotan power sprying dapat dilihat pada Gambar 13.

       

Gambar 13. Alat Penyemprotan Pestisida Power Sprying di PT Istana Alam Dewi Tara

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

Penyemprotan pestisida dengan power sprying dilakukan pada pagi hari untuk menghindari teriknya sinar matahari yang menyebabkan penguapan pestisida yang telah disemprotkan. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman quisqualis dan mandevilla adalah ulat, tungau, kutu daun, belalang, busuk akar, busuk daun, dan busuk batang. Adapun jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman hias quisqualis dan mandevilla serta penangannya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis Hama dan Penyakit yang Ditemui pada Quisqualis dan Mandevilla serta Penanganannya

Jenis hama dan penyakit Penanganannya Dosis

Ulat, Tungau, Kutu Daun, dan Belalang

Demiter Decis

0,5-1ml/liter air 0,5-1ml/liter air Busuk Akar, Busuk Daun, dan

Busuk Batang

Kelthane Previcure

0,5-1 ml/ liter air 0,5-1 ml/liter air

Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

Hama dan penyakit juga dapat menyerang bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan. Jenis hama dan penyakit yang sering menyerang bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara adalah tungau, kutu putih, ulat dan jamur. Pengendalian hama dan penyakit pada bibit lengkeng dan rambutan dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara dengan berbagai tindakan. Adapun tindakan penanganan beserta jenis hama dan penyakit pada bibit lengkeng dan rambutan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jenis Hama dan Penyakit yang Ditemui pada Bibit Tanaman Lengkeng dan Rambutan serta Penanganannya

Jenis Hama dan Penyakit Penanganan Dosis

Tungau dan Kutu Putih Pengusapan daun Pemangkasan (prunning) Pemberian Curacron - - 1 ml/liter air Ulat Decis Demiter 0,5-1 ml/liter air 0,5-1 ml/liter air Jamur Previcur 1 ml/liter air Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara (2011)

e. Sticking

Proses sticking hanya dilakukan pada tanaman hias merambat seperti quisqualis dan mandevilla. Sticking merupakan pemberian kayu penyangga/stik pada batang tanaman agar arah pertumbuhan tetap lurus sehingga tanaman mempunyai keseimbangan dalam memberikan kemampuan pada akar untuk mengambil zat hara dan air. Sticking dilakukan sedini mungkin untuk membantu menghasilkan tanaman yang tegak dengan batang lurus. Kegiatan sticking pada kedua tanaman hias ini menggunakan bambu yang dilakukan pada saat pemindahan tanaman ke pot 20 cm.