• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 70-74)

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBN

C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Belanja pemerintah pusat merupakan bagian dari belanja negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah. Belanja pemerintah pusat dapat dibedakan menjadi belanja pemerintah pusat menurut organisasi, belanja pemerintah pusat menurut fungsi, dan belanja pemerintah pusat menurut Tabel 3.4

Tax Ratio dan PNBP Ratio Kabupaten/ Kota di Provinsi

Papua Barat Tahun 2019 (persen)

Daerah Perpajakan / PDRB PNBP / PDRB

Kab. Fakfak 2.43 0.14

Kab. Kaimana 4.54 0.07

Kab. Teluk Wondama 2.89 0.06

Kab. Teluk Bintuni 1.04 0.00

Kab. Manokwari 8.07 1.86

Kab. Sorong Selatan 2.40 0.04

Kab. Sorong 1.81 0.09

Kab. Raja Ampat 2.23 0.01

Kab. Tambraw 9.19 -

Kab. Maybrat 3.03 0.01

Kab. Manokwari Selatan 2.61 -

Kab. Pegunungan Arfak 7.99 0.36

Kota Sorong 4.49 0.45

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, KPP Pratama Sorong dan Manokwari,(data diolah)

Tabel 3.5

Pajak dan PNBP Perkapita Provinsi Papua Barat Tahun 2019 (Rupiah) Daerah Pajak Perkapita PNBP Perkapita Kab. Fakfak 1,640,132.69 95,442.19 Kab. Kaimana 2,103,702.57 34,497.88

Kab. Teluk Wondama 1,403,363.05 31,547.48 Kab. Teluk Bintuni 4,934,829.43 20,144.05 Kab. Manokwari 4,584,291.73 1,054,373.29 Kab. Sorong Selatan 985,035.58 16,246.94

Kab. Sorong 2,265,046.18 112,396.38

Kab. Raja Ampat 1,339,234.58 8,668.41

Kab. Tambraw 1,512,606.65 - Kab. Maybrat 533,035.39 1,402.58 Kab. Manokwari Selatan 8,885,251.73 - Kab. Pegunungan Arfak 518,434.79 23,261.67 Kota Sorong 2,878,252.62 289,553.29

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, KPP Pratama Sorong dan Manokwari,(data diolah)

45

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Perkembangan dan Analisis APBN

jenis belanja. Belanja pemerintah

merupakan salah satu alat bagi

pemerintah untuk melakukan stimulus fiskal. Salah satunya yang populer pada saat krisis ekonomi adalah instrumen ekonomi berupa stimulus fiskal. Secara garis besar, komposisi dari stimulus fiskal adalah berupa pengurangan beban pajak dan tambahan belanja pemerintah (increased spending).

C.1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (BA atau K/L) Belanja pemerintah pusat menurut organisasi adalah belanja pemerintah

pusat yang dialokasikan kepada

kementerian negara/lembaga dan

bagian anggaran bendahara umum negara. Penerima alokasi APBN di Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2019 adalah 43 Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dan 1 Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN) sehingga jumlah seluruhnya adalah 45 Bagian Anggaran (BA).

Jumlah total dana APBN berupa Belanja K/L yang dialokasikan untuk Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan dari Rp7.276,42 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp8.740,66 miliar pada tahun 2019 atau naik 20,12 persen. Hal ini dikarenakan terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada alokasi belanja Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertahanan. Adapun pagu belanja APBN terbesar pada tahun 2019 di Provinsi Papua Barat dialokasikan untuk kedua Kementerian tersebut masing-masing sebesar Rp3.284,24 miliar dan Rp1.089,41 miliar. Anggaran tersebut

Tabel 3.6

Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggran di Provinsi Papua Barat Tahun 2018 - 2019 (miliar Rp)

Kementerian/Lembaga Pagu 2018 Realisasi 2018 Pagu 2019 Realisasi 2019

Badan Pemeriksa Keuangan 22.67 20.66 26.12 23.94

Mahkamah Agung 36.73 33.38 34.18 33.01

Kejaksaan Republik Indonesia 28.09 23.68 26.73 24.54

Kementerian Dalam Negeri 2.40 1.63 0.28 0.00

Kementerian Pertahanan 595.91 587.88 1,089.41 1,061.26

Kementerian Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Ri 76.70 76.89 101.00 92.09

Kementerian Keuangan 107.44 99.34 101.25 97.84

Kementerian Pertanian 151.13 149.16 135.26 133.44

Kementerian Perindustrian 1.59 1.53 1.46 1.45

Kementerian Perhubungan 1,059.94 944.82 864.99 743.52

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 52.30 51.53 43.20 42.77

Kementerian Kesehatan 110.23 99.61 127.22 117.93

Kementerian Agama 323.50 297.28 356.02 344.47

Kementerian Ketenagakerjaan 28.00 26.64 89.05 76.75

Kementerian Sosial 33.74 33.02 22.82 20.82

Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan 205.69 172.31 202.64 197.61

Kementerian Kelautan dan Perikanan 61.31 55.17 62.98 60.17

Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2,392.90 2,326.57 3,284.24 2,837.54

Kementerian Pariwisata 2.47 1.89 1.67 1.35

Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi 173.19 159.91 214.50 195.89

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah 3.99 3.47 3.04 2.80

Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak 1.00 0.47 1.00 0.86

Badan Pusat Statistik 81.37 74.37 86.66 83.18

Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional 1.26 0.46 1.26 0.53

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Bpn 81.13 58.33 90.00 76.12

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 1.05 1.01 0.59 0.52

Kementerian Komunikasi dan Informatika 8.01 7.12 6.48 6.28

Kepolisian Negara Republik Indonesia 690.13 712.73 743.91 757.32

Badan Pengawas Obat dan Makanan 27.24 24.15 30.11 28.18

Badan Koordinasi Penanaman Modal 0.45 0.38 0.45 0.43

Badan Narkotika Nasional 5.07 4.80 5.18 5.11

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi 121.88 96.67 87.01 76.39

Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional 52.01 30.91 28.87 26.82

Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika 20.22 18.99 25.02 24.56

Komisi Pemilihan Umum 317.65 301.10 401.74 370.62

Arsip Nasional Republik Indonesia 0.18 0.17 0.47 0.40

Badan Kepegawaian Negara 11.11 10.87 8.01 7.74

Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan 18.45 18.33 27.75 24.42

Kementerian Perdagangan 37.92 33.35 22.41 21.25

Kementerian Pemuda dan Olah Raga 2.94 2.94 2.19 2.13

Badan SAR Nasional 42.98 40.37 36.81 35.31

Badan Pengawas Pemilihan Umum 178.63 172.32 239.57 194.56

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik

Indonesia 34.39 31.42 30.74 27.26

Bendahara Umum Negara 71.40 68.00 76.36 67.59

Total 7,276.42 6,875.63 8,740.66 7,946.76

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

46

Perkembangan dan Analisis APBN

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat digunakan untuk akselerasi pembangunan

infrastruktur di Provinsi Papua Barat seperti penyelesaian jalan trans papua, jembatan, waduk dan irigasi, serta pembangunan Rumah Prajurit TNI. Alokasi pagu Kementerian Pekerjaan Umum mengalami peningkatan yang cukup besar disebabkan disebabkan adanya proyek-proyek infrastruktur strategis lanjutan di Provinsi Papua Barat mulai memasuki tahap awal kontrak, sehingga alokasi belanja modal kembali bertambah.

C.2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Belanja pemerintah pusat dapat dibagi menjadi 11 fungsi antara lain fungsi pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan dan perlindungan sosial. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan alokasi belanja APBN di Provinsi Papua Barat yang dialami beberapa fungsi diantaranya fungsi ketertiban & keamanan, pendidikan, perumahan & fasilitas umum, pertahanan, lingkungan hidup, kesehatan, perlindungan sosial dan pariswisata & budaya.

Alokasi belanja terbesar tahun 2019 yaitu pada fungsi ekonomi yaitu sebesar Rp3.686,64 miliar. Hal tersebut cukup relevan mengingat

besarnya anggaran infrastruktur yang

digunakan untuk meningkatkan perekonomian menuju kesejahteraan masyarakat. Sehingga alokasi belanja pada fungsi tersebut harus sejalan dengan besarnya proyek-proyek strategis yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa fungsi pariwisata dan budaya merupakan fungsi dengan alokasi belanja terkecil selama dua tahun terakhir. Hal ini menggambarkan bahwa sektor pariwisata dan budaya di Provinsi Papua Barat kurang mendapat perhatian serius

padahal banyak potensi besar atas

keaneragaman budaya dan pariwisata di Provinsi Papua Barat semisal Raja Ampat dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Khusus

Tabel 3.7

Pagu dan Realisasi Belanja APBN Berdasarkan Fungsi di Provinsi Papua Barat Tahun 2018 - 2019 (miliar Rp)

Fungsi Pagu 2018 Realisasi 2018 Pagu 2019 Realisasi 2019 Ekonomi 3,158.43 2,976.70 3,686.64 3,174.86 Pertahanan 595.91 587.88 1,089.41 1,061.26 Pendidikan 778.95 703.10 1,026.29 955.92 Pelayanan Umum 789.55 739.64 939.74 840.71 Ketertiban dan Keamanan 836.73 851.48 911.00 912.07 Perumahan dan Fasilitas Umum 561.89 525.02 447.95 401.76 Lingkungan Hidup 197.62 170.66 244.81 228.22 Kesehatan 169.83 139.56 173.16 162.54 Agama 92.72 87.03 135.51 128.87 Perlindungan Sosial 34.74 33.49 23.82 21.68 Pariwisata dan Budaya 2.62 2.04 1.82 1.50

Sumber: OM SPAN (data diolah)

3,284.24 1,089.41 864.99 743.91 401.74 356.02 239.57 214.50 202.64 135.26 2,837.54 1,061.26 743.52 757.32 370.62 344.47 194.56 195.89 197.61 133.44 0.00 2,000.00 4,000.00 Kementerian PUPR Kementerian Pertahanan Kementerian Perhubungan Kepolisian Negara… KPU Kementerian Agama Bawaslu Kemenristek Dikti Kementerian LHK Kementerian Pertanian Grafik 3.4

10 Kementerian Negara/ Lembaga di Provinsi Papua Barat dengan Alokasi APBN Terbesar TA 2018 (miliar Rp)

Realisasi Pagu Sumber: OM SPAN(data diolah)

47

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Perkembangan dan Analisis APBN

untuk Raja Ampat merupakan rumah bagi 75 persen spesies koral yang ada di dunia dan 1500 spesies ikan termasuk beragam jenis hiu. Selain itu Raja Ampat pernah dinobatkan sebagai World’s Best Snorkeling Destination berdasarkan survei CNN tahun 2015 dan The Outstanding Liveaboard Diving Destination dalam Diving and Resort Travel Expo Hong Kong tahun 2016. Dengan berbagai keunggulan dan potensi wisata di Provinsi Papua Barat seharusnya

mendorong pemerintah untuk lebih

mengalokasikan anggaran pada sektor

pariwisata sehingga dapat menjadi tumpuan dalam menggerakkan perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan.

C.3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Menurut jenisnya, belanja pemerintah pusat terdiri dari 8 (delapan) jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Pagu dan realisasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Papua Barat berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada tabel 3.8

Berdasarkan tabel 3.8, pada tahun 2019 terdapat peningkatan alokasi belanja pegawai

sebesar 19,05 persen disebabkan

bertambahnya jumlah PNS sehingga

berpengaruh terhadap peningkatan nilai pembayaran THR PNS yang disertai dengan komponen tunjangan keluarga, tunjangan tambahan dan tunjangan kinerja. Sedangkan untuk belanja modal kembali mengalami kenaikan alokasi sebesar 30,05 persen setelah tahun sebelumnya sempat menurun. Selama dua tahun terakhir, alokasi belanja modal tertinggi diperuntukkan bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Perhubungan Pagu belanja modal yang besar tersebut diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Barat yang merupakan salah satu wujud komitmen dari Presiden Joko Widodo dalam membuka konektivitas antar daerah di wilayah Indonesia Timur sehingga diharapkan dapat mewujudkan pembangunan yang lebih merata pada wilayah perbatasan, pulau terluar, kawasan tertinggal, dan kawasan pedesaan. Berdasarkan realisasi, tingkat penyerapan anggaran belanja terhadap total jenis belanja yang dilakukan oleh seluruh K/L pada tahun 2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2019 tingkat penyerapan anggaran belanja seluruh K/L sebesar 92,52 persen atau turun 2,54 persen dari tahun 2018 yang mencapai 95,06 persen. Tingkat penyerapan anggaran tertinggi terjadi pada belanja pegawai dan belanja

bantuan sosial masing-masing

sebesar 97,64 persen dan 94,81 persen. Adapun tingkat penyerapan terendah yaitu belanja lain-lain sebesar 64,35 persen. Sementara itu, sebagai belanja dengan alokasi terbesar, belanja modal mengalami penurunan serapan yang cukup Tabel 3.8

Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Jenis di Provinsi Papua Barat Tahun 2019 (miliar Rp)

Jenis Belanja Pagu 2018 Realisasi 2018 % Pagu 2019 Realisasi 2019 %

Belanja Pegawai 1,558.74 1,517.72 97.37 1,855.64 1,811.94 97.64 Belanja Barang 2,916.31 2,645.25 90.71 3,277.19 3,022.17 92.22 Belanja Modal 2,705.07 2,620.01 96.86 3,518.07 3,032.38 86.19 Belanja Bansos 24.89 24.66 99.07 13.38 12.69 94.81 Belanja Lain-lain 13.98 8.98 64.22 15.88 10.22 64.35 Belanja Transfer 2,841.23 2,746.35 96.66 3,335.08 3,226.72 96.75 Sumber: OM SPAN (data diolah)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

48

Perkembangan dan Analisis APBN

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat signifikan. Pada tahun 2019, tingkat realisasi

belanja modal sebesar 86,19 persen jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya (96,86 persen). Peningkatan alokasi pada belanja modal tidak disertai dengan optimalisasi pelaksanaan anggaran dan mengancam capain target-target kinerja pemerintah.

C.4 Analisis Belanja Pemerintah Pusat

Sepanjang tahun 2019, terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi pencapaian realisasi belanja APBN di Provinsi Papua Barat, yaitu:

1. Kapasitas SDM yang relatif kurang memadai sehingga memberikan pengaruh pada capaian realisasi penyerapan anggaran yang kurang maksimal, baik diri sisi kuantitas dan kualitas, yang berdampak pada akselerasi pembangunan di Provinsi Papua Barat;

2. Kondisi geografis yang belum diintegrasikan

oleh infrastruktur yang memadai

memberikan dampak pada ekonomi dengan biaya tinggi (high cost economy) sehingga hal ini menjadi beban bagi pertumbuhan investasi. Rendahnya tingkat investasi merupakan permasalahan dasar bagi penciptaan lapangan kerja dan penerimaan pajak pemerintah;

3. Kondisi budaya masyarakat yang masih eksklusif terhadap dinamika globalisasi ekonomi, dalam hal ini adalah eksistensi hak ulayat, memberikan implikasi ketidakpastian hukum dalam pelaksanaan investasi dan pembangunan secara umum. Hal-hal yang terkait dengan penyelenggaraan proyek yang berkaitan dengan hak ulayat sering kali terdampak dari sisi ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan.

D. ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 70-74)