BAB VII ANALISIS TEMATIK
B. PENANGANAN STUNTING OLEH PEMERINTAH
Dalam rangka memastikan konvergensi
berbagai program/kegiatan percepatan
penurunan stunting dilakukan, maka acuan yang digunakan adalah dokumen Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) yang diikuti oleh berbagai pedoman operasional baik itu di tingkat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Upaya pencegahan stunting yang konvergen dan terintegrasi telah dilaksanakan di Provinsi Papua Barat. Upaya ini mencakup intervensi multi sektor yang cukup luas mulai dari akses makanan, layanan kesehatan dasar termasuk akses air bersih dan sanitasi, akses pendidikan, perlindungan sosial, serta pola pengasuhan sebagaimana uraian dalam Stranas Stunting.
B.1 Belanja K/L dalam APBN
Dalam kaitannya dengan percepatan
pencegahan stunting melalui belanja K/L atau yang bersumber dari dana APBN, telah dilakukan berbagai langkah dan kebijakan agar pengelolaan program tersebut terarah dan terukur. Pada proses perencanaan, khususnya terkait dengan identifikasi output yang terkait dengan stunting, telah dilakukan penandaan,
pemantauan, dan evaluasi percepatan
pencegahan stunting, sebagai dasar bagi K/L
dalam mengidentifikasi output yang
berkontribusi kepada percepatan penurunan stunting.
Sesuai dengan kerangka hasil percepatan penurunan stunting, maka intervensi-intervensi yang telah dilakukan selama tahun 2019
tersebut akan berdampak kepada
meningkatnya konsumsi gizi, perbaikan pola asuh, meningkatnya akses dan kualitas layanan kesehatan, serta meningkatnya kesehatan
lingkungan yang pada akhirnya akan
memperbaiki asupan gizi terutama pada 1000 HPK dan kemudian akan menurunkan prevalensi stunting.
Pengunaan dana APBN dalam program penanganan stunting di Provinsi Papua Barat, secara umum digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan (1) intervensi spesifik, (2) intervensi sensitif, dan (3) pendampingan,
koordinasi dan dukungan teknis di
kabupaten/kota dan kampung. Selama tahun 2019 dana yang telah digunakan dalam program stunting sebesar Rp104,48 miliar. Penggunaan dana terbesar sesuai dengan prioritas percepatan pencegahan yakni untuk kegiatan intervensi sensitif (Kementerian Kesehatan) sebesar Rp19,28 miliar dan intervensi spesifik (lintas K/L) sebesar Rp76,78 miliar, serta Tabel 7.2
Rumah Tangga, Akses Air Minum dan Sanitasi per Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2019 (persen)
Kabupaten/Kota Akses Air Bersih Akses Air Layak Tidak ada MCK
Kab. Fakfak 61.14 70.41 7.02
Kab. Kaimana 53.81 44.29 5.69
Kab. Teluk Wondama 33.59 15.98 2.99
Kab. Teluk Bintuni 66.82 44.26 4.99
Kab. Manokwari 88.72 38.81 2.92
Kab. Sorong Selatan 53.64 45.51 13.21
Kab. Sorong 57.43 46.21 2.71
Kab. Raja Ampat 63.95 33.70 2.41
Kab. Tambraw 19.58 18.70 11.60
Kab. Maybrat 16.21 13.07 7.79
Kab. Manokwari Selatan 57.37 38.51 7.16 Kab. Pegunungan Arfak 36.63 36.63 30.52
Kota Sorong 94.87 18.18 0.26
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
108
Analisis Tematik
Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat
sebesar Rp8,42 miliar untuk kegiatan
pendampingan, koordinasi dan dukungan teknis (lintas K/L). Penggunaan dana tersebut, terbesar direalisasikan untuk kegiatan intervensi sensitif terutama pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) berbasis masyarakat dengan pendanaan sebesar Rp43,53 miliar. Penggunaan dana yang besar lainnya adalah pembangunan
Sistem Pengelolaan Air Limbah pada 25 lokasi dengan realisasi sebesar Rp17,42 miliar.
B.2 Belanja DAK Fisik dan Dana Desa
Pembiayaan program penurunan stunting juga
dilakukan dengan memanfaatkan dana
tambahan dari pemerintah pusat dalam bentuk DAK Fisik dan Dana Desa (DFDD). Penggunaan
Tabel 7.3
Penggunaan APBN pada Pencegahan Stunting di Provinsi Papua Barat Tahun 2019
Jenis Intervensi Output
Realisasi (Rp) Volume Capaian
INTERVENSI SPESIFIK
Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita 99,160,840 13 Layanan 100%
Pembinaan dalam Peningkatan Status Gizi Masyarakat 901,090,000 13 Layanan 100%
Peningkatan Surveilans Gizi 1,770,940,000 13 Layanan 100%
Pembinaan dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama 122,215,000 1 Layanan 100%
Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah 139,300,000 1 Layanan 100%
Pembinaan Pencegahan stunting 122,007,000 1 Layanan 100%
Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk Papua Barat 714,575,000 1 Layanan 98%
Layanan Imunisasi di Papua Barat 1,149,543,000 13 Layanan 100%
Layanan Capaian Eliminasi Malaria 1,124,803,820 4.625 Layanan 100%
Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan 3,327,530,320 11 Layanan 100% Intervensi Percepatan Eliminasi Malaria Papua dan Papua Barat 5,737,637,400 5 Layanan 100%
Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Penyakit ISP 129,502,000 10 Layanan 100%
Sarana dan Prasarana Penanggulangan TBC 836,883,400 15 Layanan 100%
Sarana dan Prasarana Penanggulangan HIV/AIDS 1,561,862,237 18 Layanan 100%
Akses sanitasi yang layak 1,540,836,042 3 Kab/kota 85%
INTERVENSI SENSITIF
Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4,625,794,700 123 Kelompok 93%
Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar 503,082,000 1 Rekomendasi 100%
Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dlm mendukung Program Kesehatan 436,753,000 1 Layanan 100% Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media di Papua Barat 1,553,232,000 2 Layanan 96% Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi Syarat 257,380,000 637 TPM 100%
Pengawasan terhadap Sarana Air Minum (SAM) 123,942,000 5211 SAM 100%
Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 302,746,000 429 Desa 100% Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar 110,346,800 1 RS Pengampu 100%
Bimbingan Perkawinan Pra Nikah 257,115,860 159 Pasangan 75%
Keluarga Miskin yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat 2,576,223,000 1 KPM 90%
Sistem Pengelolaan Air Limbah 17,417,537,315 25 Lokasi 74%
SPAM Terfasilitasi 1,558,461,400 1 Kawasan 64%
SPAM Berbasis Masyarakat 43,527,380,744 1 Liter/Detik 100%
KIE Obat dan Makanan Aman 826,691,713 31 KIE 100%
Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 1,033,313,056 8.558 Keluarga 99%
Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi
Remaja putri sebagai calon ibu 1,669,888,794 225 Kelompok 99%
PENDAMPINGAN, KOORDINASI, DAN DUKUNGAN TEKNIS
Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah 434,900,000 6 Rekomendasi 100%
Pembinaan Kab/Kota dlm Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di
Papua Barat 1,294,265,000 2 Layanan 100%
Pembinaan Puskesmas dlm Program Indonesia Sehat dgn Pendekatan Keluarga 151,062,768 74 Puskesmas 100%
Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan 5,939,667,100 518 Orang 100%
Pembinaan & Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 602,060,200 3 Kab/Kota 100%
Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah 434,900,000 6 Rekomendasi 100%
109
Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Analisis Tematikdana ini antara lain melalui: (1) DAK Fisik bidang Kesehatan, Air Minum, dan Sanitasi; dan (2) Dana Desa yang digunakan oleh kampung (desa) untuk bidang kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan air minum.
DAK Fisik dan Dana Desa (DFDD) yang diterima oleh seluruh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi Papua Barat, memiliki peruntukan yang sudah ditetapkan sebagai syarat tahapan penyaluran. Oleh karena itu, penggunaan dana DFDD dalam rangka penanganan stunting digunakan seoptimal mungkin untuk keperluan membiayai kegiatan (1) intervensi spesifik, dan (2) intervensi sensitif. Dana DFDD tahun 2019 yang telah digunakan dalam program stunting sebesar Rp115,48 miliar, terdiri dari DAK Fisik sebesar Rp69,25 miliar dan Rp46,42 miliar berupa
Dana Desa. Penggunaan DFDD terbesar adalah pembiayaan kegiatan intervensi sensitif sebesar Rp102,1 miliar, sedangkan intervensi spesifik sebesar Rp13,5 miliar. Realisasi terbesar
dialokasikan untuk perluasan/peningkatan
SPAM sebanyak 5.852 sambungan rumah (SR) dengan penggunaan DAK Fisik sebesar Rp30,8 miliar. Sementara penggunaan Dana Desa terbesar diperuntukkan bagi pembangunan sumber air bersih milik desa pada 1.041 titik dengan dana sebanyak Rp17,52 miliar.
B.3 Belanja APBD
RKPD Pemerintah Provinsi Papua Barat Tahun 2019 disusun dengan memperhatikan masukan dari rencana kegiatan yang dibuat berdasarkan hasil analisis terhadap situasi program Tabel 7.4
Penggunaan DAK Fisik dan Dana Desa pada Pencegahan Stunting di Provinsi Papua Barat Tahun 2019
Jenis Intervensi Output
Realisasi (Rp) Volume Capaian INTERVENSI SPESIFIK
DAK Fisik
Penyediaan Obat Gizi 618.379.770 4 Paket 100%
Pengadaan Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (PMT BUMIL KEK - Pabrikan) 959.581.728 1 Paket 100%
Penyediaan Alat Antropometri 1.564.015.307 207 Paket 76%
Penyediaan Sarana Prasarana Kesehatan Lingkungan 2.876.667.089 29 Paket 59%
Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit 41.999.300 1 Paket 100%
Dana Desa
Penyediaan Obat Gizi 323,865,000 28 Paket 100%
Makanan Tambahan Kelas Ibu Hamil 7,146,624,150 1139 Unit 90%
INTERVENSI SENSITIF DAK Fisik
Pembangunan Tangki Septik 9.128.093.650 252 unit 77%
Pembangunan IPAL 6.481.865.084 9 Unit 90%
Pembangunan/Rehabilitasi Toilet 5.224.690.835 271 Unit 86%
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 10.294.226.146 1378 SR 78%
Perluasan/Peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 30.801.695.898 5852 SR 81%
Sarana dan Prasarana PAUD 1.255.742.335 8 Ruang 100%
Dana Desa
Sarana/Prasarana PAUD 1,288,611,688 398 Unit 70%
Terlaksananya Pelatihan Pangan Sehat dan Aman 197,000,000 16 Paket 96%
Pemeliharaan Sumber Air Bersih 8,363,963,164 241 Unit 86%
Pemeliharaan Sambungan Air Bersih 1,398,443,564 1,842.2 Meter 83%
Sumber Air Bersih Milik Desa 17,525,913,577 1,041 Unit 70%
Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga 4,771,816,730 22,030 Meter 93%
Sistem Pembuangan Air Limbah (Drainase, Air limbah Rumah Tangga) 5,143,668,021 3,878 Meter 70% Rehabilitasi/Peningkatan Sistem Pembuangan Air Limbah (Drainase, Air limbah
Rumah Tangga) 262,246,705 354 Meter 93%
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
110
Analisis Tematik
Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat penurunan stunting. RKPD sebagai pedoman
dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi jaminan pelaksanaan program/kegiatan terkait dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif menggunakan dana yang
bersumber dari APBD. Program-program
tersebut dilaksanakan dengan target capaian yang ditetapkan dalam RPKD.
Prioritas pencegahan stunting sebagai
kombinasi dari kegiatan yang multi sektor
dilaksanakan oleh OPD-OPD dengan
menggunakan alokasi dana yang berasal dari Otonomi Khusus (Otsus) dan DAK Non Fisik
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sesuai dengan DPA yang telah ditetapkan. Kegiatan percepatan pencegahan stunting diselaraskan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh K/L yang berlokasi di kabupaten/kota. Dinas Kesehatan memastikan terpenuhinya sumber daya yang mendukung intervensi gizi spesifik
secara konvergen yang meliputi SDM,
anggaran, dukungan logistik, dan kemitraan.
Sedangkan Bappeda berperan dalam
koordinasi untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung kebijakan intervensi secara
konvergen, terutama intervensi sensitif dengan menyelaraskan kebijakan seluruh OPD.
Dana APBD di Provinsi Papua Barat pada tahun Tabel 7.5
Penggunaan Dana APBD (Otsus dan BOK PMK) pada Pencegahan Stunting di Provinsi Papua Barat Tahun 2019
Jenis Intervensi Output
Realisasi (Rp) Volume Capaian INTERVENSI SPESIFIK
Ibu Hamil
- Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin 1.667.044.052 2.182 Jiwa 85% - Suplementasi tablet tambah darah dan periksaan kehamilan 379.861.600 15.317 Jiwa 80% Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-23 bulan
- Suplementasi kapsul vitamin 66.836.977 12.320 Jiwa 100%
- Pemantauan dan Promosi pertumbuhan (tingkat desa) 155.659.525 28.693 Orang 100%
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
- Suplentasi tablet tambah darah 799.102.989 44.532 Jiwa 100%
Anak Usia 24-59 bulan
- Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut 5.660.222.222 2.547 Jiwa 100%
- Suplementasi kapsul vitamin A 107.734.789 47.745 Jiwa 100%
- Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 555.344.444 151 Puskesmas 100%
INTERVENSI SENSITIF Peningkatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
- Akses air minum yang aman 11.800.000.000 13 Kab/kota 100%
- Akses sanitasi yang layak 1.540.836.042 3 Kab/kota 85%
Peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak
- Penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi untuk remaja 1.929.297.500 514 Orang 100%
- Penyebarluasan informasi melalui berbagai media 207.339.727 50 Orang 100%
- Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua 555.195.300 230 Orang 100%
- Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 250.000.000 1 Kab/kota 100%
Peningkatan akses dan kualitas Pelayanan gizi dan kesehatan
- Akses pelayanan Keluarga Berencana 348.042.400 13 Kab/kota 100%
- Akses Jaminan Kesehatan (JKN) Orang Asli Papua 28.818.415.000 589 Jiwa 100%
- Akses bantuan uang tunai untuk keluarga miskin (PKH) 1.512.670.000 13 Kab/kota 100% Peningkatan akses pangan Bergizi
- Akses kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 711.975.000 10 Kelompok 85%
- Akses kegiatan Kawasan Mandiri Pangan 371.801.600 6 Kawasan 80%
111
Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Analisis Tematik2019 dimanfaatkan dalam program
penanganan stunting untuk keperluan
membiayai kegiatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Selama satu tahun tercatat penggunaan dana sebesar Rp57,44 miliar untuk
pencegahan stunting dengan kegiatan
intervensi spesifik sebesar Rp9,39 miliar, dan sebesar Rp48,05 miliar untuk membiayai kegiatan intervensi sensitif. Penggunaan dana tersebut bagian terbesar diperuntukkan bagi penyediaan akses JKN Orang Asli Papua (OAP) sebesar 28.82 miliar. Penggunaan dana yang besar lainnya adalah untuk penyediaan akses air minum yang aman dan pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut dengan realisasi berturut-turut sebesar Rp11,8 miliar dan Rp5,66 miliar.
B.4 Sinkronisasi Program Pencegahan Stunting
Kebijakan pembiayaan pada program
pencegahan stunting yang berasal dari APBN dan APBD dalam berbagai skema merupakan salah satu bentuk sinkronisasi kebijakan antara pusat dan daerah. Adanya sinkronisasi ini
diharapkan semakin mengakselerasi
peningkatan prevalensi stunting, sekaligus mendorong pembangunan infrastruktur serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Namun demikian dominasi dana APBN masih terasa dan pemda tidak sanggup
jika harus menyediakan alokasi yang nantinya akan mengurangi pendanaan kegiatan daerah. Selain itu, pertimbangan keterbatasan kapasitas fiskal daerah dikhawatirkan akan berdampak pada gaji PNS karena alokasi terbesar dana APBD dialokasikan untuk belanja pegawai. Oleh karena itu, pada kegiatan intervensi spesifik yang menyasar langsung prioritas pencegahan (Ibu hamil, baduta, balita, remaja putri), peranan belanja K/L sangat penting.
Dari 13 pemerintah daerah yang ada di Provinsi Papua Barat terdapat 2 kabupaten yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting nasional. Kondisi ini membuat fokus kegiatan berada di kedua wilayah tersebut, sedangkan kabupaten/kota lainnya pengalokasian hanya bersifat memenuhi kewajiban yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (spesific grant), dan berupaya mencari sumber pembiayaan lainnya (Swasta). Sejauh ini, pelaksanaan pencegahan stunting selama tahun 2019 di Provinsi Papua Barat dengan kombinasi sumber pembiayaan yang ada, mencapai Rp277,59 miliar. Proporsi terbesar berasal dari dana APBN (Belanja K/L) mencapai 37,64 persen (Rp104,48 miliar), sedangkan kontribusi DAK Fisik, APBD dan Dana Desa berturut-turut sebesar 24,95 persen (Rp69,25 miliar), 20,69 persen (Rp57,44 miliar) dan 16,72 persen (Rp46,42 miliar).
Tabel 7.6
Komposisi Penggunaan Dana Pencegahan Stunting di Provinsi Papua Barat Tahun 2019 (Rp)
Sumber Dana Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
Pendampingan, Koordinasi, dan Duktek Kontribusi APBN 19,277,886,059 76,779,888,382 8,421,955,068 37.64% DAK Fisik 6.060.643.195 63.186.313.948 - 24.95% Dana Desa 7,470,489,150 38,951,663,449 - 16.72% APBD
(DAU, DAK Non Fisik, Otsus) 9,391,806,598 48,045,572,569 - 20.69%
Jumlah 42,200,825,002 226,963,438,348 8,421,955,068 100.00% Sumber: Bappeda, Dinkes dan OMSPAN (data diolah)
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
112
Analisis Tematik
Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat