• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKOMENDASI

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 151-163)

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas,

beberapa rekomendasi yang diajukan

diantaranya:

1. Sebagai salah satu komponen pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah di

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

116

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Provinsi Papua Barat harus lebih fokus ke

daerah pedesaan dan remote area. Hal ini didasarkan fakta bahwa 90 persen jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat sebagian besar berada di daerah pedesaan yang terpencil. Berbagai sektor yang memiliki andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi sebagian besarnya tercurah ke daerah perkotaan sehingga manfaatnya belum banyak dinikmati oleh penduduk pedesaan.

2. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan sarana infrastruktur yang layak dan memadai di daerah pedesaan dan remote

area terutama sarana pendidikan,

kesehatan dan transportasi beserta tenaga pendidikan dan kesehatan yang handal di bidangnya.

3. Pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat perlu mengoptimalisasi anggaran belanja wajib melalui pelaksanaan program yang efektif dan efisien, serta memiliki sinergi dengan pemerintah pusat berupa kegiatan

pengadaan, pembangunan dan

pemeliharaan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan yang saling melengkapi dan tidak ada duplikasi, serta lebih awal sehingga dapat selesai pada satu tahun anggaran.

4. Pemerintah sebaiknya mengutamakan

persebaran KUR di luar sektor perdagangan ke sektor lain yang lebih produktif seperti sektor pertanian, perikanan dan industri pengolahan. Hal ini dikarenakan perluasan kepada sektor produktif dapat lebih menggerakkan roda perekonomian di Provinsi Papua Barat.

5. Dikarenakan indeks kesehatan keuangan (fiscal health index) pemerintah daerah di

Provinsi Papua Barat tidak ada yang masuk dalam kategori sangat baik dan hanya ada satu pemerintah daerah yang masuk ke dalam kategori baik, oleh karena itu pemerintah daerah harus meningkatkan kualitas belanja daerah (quality of spending) yang berorientasikan kepada hasil dan manfaat yang dirasakan oleh publik. Caranya dengan melakukan perencanaan anggaran yang baik dan tepat waktu,

membuat prioritas belanja dan

melaksanakannya dengan disiplin yang tinggi sesuai prinsip ekonomis, efektif dan efisien. Untuk mendukung kualitas dari belanja daerah, pengeluaran pemeritah daerah juga harus dilakukan secara transparan dan akuntabel.

6. Berdasarkan perhitungan potensi pajak

daerah menggunakan pendekatan

Mansfield – Wirasasmita Model, diantara kebijakan dan strategi pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah yaitu:

a. Meningkatkan basis data perpajakan melalui: (1) pendataan ulang wajib pajak dan objek pajak, (2) peningkatan koordinasi internal pemerintah daerah terutama kepada badan/dinas perizinan daerah dan (3) pemanfaatan data pihak ketiga seperti Badan Pertanahan setempat untuk penerimaan PBB;

b. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan kantor pelayanan pajak dan kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang setempat dalam penilaian dan penagihan pajak daerah;

c. Melakukan koordinasi dengan aparat kepolisan, Kejaksaan, BPK dan BPKP setempat dalam pemeriksaan pajak daerah;

117

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Kesimpulan dan Rekomendasi

d. Melakukan modernisasi sistem dan tata kola pajak daerah dengan cara: (1) memanfaatkan teknologi informasi untuk basis data (integrated database) dan pelayanan perpajakan; (2) membangun organisasi pemungutan pajak daerah yang handal dan (3) menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pemungutan dan pelayanan perpajakan;

e. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui: (1) pelaksanaan diklat penilaian, penagihan dan pemeriksaan; (2) penambahan jumlah diklat terkait praktik pemungutan perpajakan yang baik; dan (3) pelaksanaan kerjasama dengan pemerintah daerah lain yang

sukses dalam pemungutan pajak

daerah.

7. Berdasarkan tabel input output Provinsi Papua Barat tahun 2013 yang kemudian dilakukan updating menggunakan metode modified RAS (Ratio Allocation System) model Miller dan Blair (1985), diantara kebijakan dan strategi pengembangan sektoral yang dapat ditempuh pemerintah daerah Provinsi Papua Barat diantaranya: a. Apabila dalam proses pembangunan

lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang mantap, sebaiknya pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat lebih berfokus untuk mendorong industri pengolahan migas dan sektor

perikanan dikarenakan memiliki

pengganda output terbesar.

b. Apabila sasaran utama dari proses pembangunan adalah peningkatan

pendapatan masyarakat, maka

kebijakan pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat sebaiknya lebih fokus untuk mendorong sektor jasa pendidikan

dikarenakan memiliki pengganda

pendapatan terbesar.

c. Apabila fokus pembangunan daerah adalah peningkatan kesempatan kerja, maka kebijakan pemerintah daerah di

Provinsi Papua sebaiknya lebih

mengutamakan industri lainnya dan industri makanan-minuman dikarenakan memiliki pengganda tenaga kerja terbesar.

d. Sektor kunci yang dapat dijadikan unggulan oleh pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat yaitu industri lainnya

dan industri makanan-minuman

dikarenakan memiliki derajat kepekaan

tertinggi. Sementara itu industri

pengolahan migas dan sektor ikan dapat dijadikan sektor kunci karena memiliki daya penyebaran terbesar. 8. Pemerintah daerah seharusnya lebih terlibat

dalam akselerasi penurunan stunting

dengan penggunaan dana APBD. Selain itu,

upaya optimalisasi pelaksanaan

pencegahan stunting oleh Pemda dilakukan melalui: (1) peningkatan koordinasi dan

sinergi, baik antar pemerintah

kabupaten/kota, antara pemerintah

kabupaten/kota dan provinsi, maupun dengan pemerintah pusat; (2) peningkatan kualitas, cakupan, dan sasaran pelaksanaan program dengan menambah tenaga kesehatan berbasis masyarakat di lapangan; (3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi rutin baik itu dari tingkat kabupaten/kota, pemerintah provinsi untuk menjaga tingkat

ketercapaian sasaran program; (4)

penyediaan akses kepada layanan

kesehatan, pendidikan anak usia dini, air bersih, dan sanitasi yang merata secara konsisten.

118

Daftar Pustaka

Aisen, A., & Veiga, F.J. (2010). How Does Political Instability Affect Economic Growth? Washington: International Monetary Fund.

Altman, E.I. (1968). Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. The Journal of Finance, Vol. 23, No. 4, pp. 589-609.

Baumohl, Bernard. (2012). The Secrets of Economic Indicators: Hidden Clues to Future Economic Trends and Investment Opportunity -Third Edition. New Jersey: Pearson Education Limited.

Barro, Robert J. (1991). Economic Growth in a

Cross Section of Countries.

Massachusetts: The MIT Press.

Beaver, W.H. (1966). Financial Ratios as

Predictors of Failure. Journal of

Accounting Research. Vol. 4, pp. 71-111. Berry, A., Rodriguez, E., & Sandee, H. (2001). Small and Medium Enterprise Dynamics In Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Volume 37, Issue 3, 2001 . pp. 363-84.

Berry, A., Rodriguez, E., & Sandee, H. (2002). Firm and Group Dynamics in the Small and Medium Enterprise Sector in Indonesia. Small Business Economics, 18. Pp. 141-61.

Blanchard,Oliver. (2006). Macroeconomics – forth edition. New Jersey: Prentice Hall. BNPB. (2014). Indeks Risiko Bencana Indonesia,

Jakarta: Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB.

Bourletidis, K., & Triantafyllopoulos, Y. (2014). SMEs Survival in Time of Crisis: Strategies, Tactics and Commercial Success Stories. Procedia - Social and Behavioral Sciences. Vol. 148, pp. 639-644.

Brown, K.W. (1993). The 10-point Test of Financial Condition: Toward An Easy-to-use Assessment Tool for Smaller Cities. Government Finance Review, Vol. 9, pp. 21-26.

Carmeli, A. (2008). The fiscal distress of local governments in Israel. Administration & Society, 39, 984.

Chase, B.W., & Philips, R.H. (2004). GASB 34 and Government Financial Condition: An Analytical Toolbox. Government Finance Review, Vol. 20, no. 2, pp. 26-31.

Chenery, H.B. & and T. Watanabe (1958). International Comparisions of The Strructural of Production. Econometrica, 26(4): 487-521.

Chittithaworn, C., Islam, A., Keawchana, T. & Yusuf, D. H. (2011). Factors Affecting Business Success of Small & Medium Enterprises (SMEs) in Thailand. Asian Social Science. Vol. 7 No. 5, pp. 180-190. CICA. (1997). Indicators of Government

Financial Condition, Canadian Institute of Chartered Accountants, Toronto. Corden, W.M., & Neary, J. P. (1982), Booming

Sector and De-industrialisation in a Small Open Economy, Economic Journal 92 (December): 825-48.

Cramer, J.S. (2001). Measures of Fit of Multinominal Discrete Models. Tinbergen Institute Discussion Papers. Vol. 4: 01-082. Davey, K. 2003. Fiscal Decentralization (dikutip

secara online pada 12 Februari 2019 dari: http://unpan1.un.org/intradoc/groups/p ublic/documents/UNTC/UNPAN017650.p df.

Dollar, D. & A. Kraay. (2002). Growth is Good for the Poor. Journal of Economic Growth, 7: 195-225.

119

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Daftar Pustaka

Dollery, B., Crase, L., & Byrens, J. (2006). Local Government Failure: Why does Australian

Local Government Experience

Permanent Financial Austerity?.

Australian Journal of Political Science. Vol. 41, pp. 339-353.

Drazen, A. (2000). Political Economy in Macroeconomics. Pricenton: Princenton University Press.

Foster, R., N. (1986). Innovation: The Attacker’s Advantage. New York: Summit Books. Funabashi, G. (2013). Small and Medium

Enterprises under the Global Economic Crisis: Evidence from Indonesia. Asian Institute of Management Working Paper 14-012.

Gujarati, D.N., & Porter, D.C. (2009). Basic Econometrics -fifth edition. Boston: McGraw-Hill.

Heckman, J. J. (2008). The Case For Investing In Disadvantaged Young Children. CESifo DICE Report, 6(2), 3-8.

Hirschman, A.O. (1958). The Strategy of Economic Development. New York: Yale University Press.

Inanga, E. L. & Wusu, D. (2004). Financial

Resource Base of Sub-national

Governments and Fiscal

Decentralization in Ghana. African Development Review. 16 (1): 72.

Jhingan, M.L. (1983). The Economics of Development and Planning. New Delhi: Vicas Publishing.

Keefer, P., & Khemani, S. (2004). Democracy, Public Expenditures and the Poor. Washington DC:The World Bank.

Khan, S. (2015). Impact of sources of finance on the growth of SMEs: evidence from Pakistan. Decision, Vol. 42 No. 1, pp. 3-10. Kloha, P., Weissert, C.S., & Kleine, R. (2005). Developing and Testing A Composite Model to Predict Local Fiscal Distress, Public Administration Review. Vol. 65, No. 3, pp. 313-323.

Kloha, P., Weissert, C.S., & Kleine, R. (2005). Someone to Watch Over me: State Monitoring of Local Fiscal Conditions,The

American Review of Public

Administration, Vol. 35, no. 3, pp. 236-255. Krugman, P., & Wells R. (2011).

Economics-Second Edition. New York: Worth Publishers.

Mahi, Ali K. & Trigunarso, Sri I. (2017). Perencanaan Pembangunan Daerah: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Mankiw, N. Gregory. (2013). Macroeconomics

-eight edition, New York: Worth Publisher. Mansfield, X.Y. (1972). Elasticity and Bouyancy of

Tax System: A Method Applied to Paraguay. International Monetary Fund Staff Paper. Vol. XIX

Miller,R.E. dan P.D.Blair. (1985). Input-Output Analysis: Foundations and Extensions. New Jersey: Prentice-Hall.

Mishkin, Frederic S. (2015). Macroeconomics: Policy and Practice. New Jersey: Pearson Education Limited.

Nollenberger, K., Groves, S.M., & Valente, M.G. (2003). Evaluating Financial Condition: A Handbook for Local Government,

Washington DC: International

City/County Managers Association. Pearce, J.A., & Richard B. Robinson, Jr. (1998).

Strategic Management-third edition. USA: Richard D. Irwin, Illions.

Prud’homme, R. (1995). On the Dangers of Decentralization. Research Observer. 10th, 201-220.

Ravallion, Martin. (1995). Growth and Poverty: Evidence for Developing Countries in The 1990s. Economics Letters. Vol. 48 (June): 411-417.

Saaty, T.L., (2008). Decision Making with The Analytic Hierarchy Process. International Journal of Services Sciences, Vol. 1, no.1, pp. 83-98.

Samuelson, Paul A. & Nordhaus, William P. (2004). Macroeconomics. New York: Irwin/ McGraw-Hill

Seyoum, B. (2009). Export-Import Theory, Practices, and Procedures -Second Edition. New York: Routledge.

Soleh, Ahmad. (2017). Strategi Pengembangan Potensi Desa. Jurnal Sungkai Vol. 5 No. 1 pp 32-52.

Stiglitz, Joseph E. (1998). Towards A New Paradigm For Development. Geneva: United Nations Conference on Trade Development, 9th Raul Prebisch Lecture. Sukirno, Sadono. (2011).Makroekokonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Takashi, H. (1999). Fiscal Crises in Japan’s Prefectures and The Debate on

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

120

Daftar Pustaka

Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 Provinsi Papua Barat Corporate Tax Reform. Japan Economic

Institute of America.

Tjiptoherijanto, Prijono. (2017). Dinamika Kependudukan dan Ketenagakerjaan Indonesia. Jurnal Analis Kebijakan Vol 1 No.2.

Todaro, Michael P. & Stephen C. Smith. (2003). Economic Development- Eigth Edition, London: Pearson Education Limited. Wang, X., Dennis, L. & Tu, Y.S.J. (2007). Measuring

Financial Condition: A Study of US States. Public Budgeting & Finance. Vol. 27, No. 2, pp. 1-21.

Wirasasmita, Y. (1982). Elasticity of Tax System: A Model Applied to Indonesia for The

Period 1974/1975 1979/1980.

Pemberitaan No.13. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Wengel, J., & Rodriguez, E. (2006). SME Export Performance in Indonesia After The Crisis. Small Business Economics. Vol. 26 No. 1, pp. 25-37.

WCED, S. W. S. (1990). World Commission On Environment and Development. Our Common Future, 17, 1-91.

Zumaeroh. (2011). Penduduk Dalam Proses Pembangunan. Majalah Ilmiah Ekonomi Vol 14 No. 1, pp. 15-19.

Peraturan

UU No. 22 Tahun 1999 sebagaimana direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 25 Tahun 1999 sebagaimana direvisi menjadi UU No. 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018.

PMK Nomor 247/PMK.07/2015 tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, dan

Evaluasi Dana Desa

PMK Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

257/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Penundaan dan/ atau Pemotongan Dana Perimbangan Terhadap Daerah Yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

112/PMK.07/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Permendes Nomor 4 Tahun 2017 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 4

Tahun 2017 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Provinsi Provinsi Papua Barat 2017-2021.

Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2019.

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Hasil Olah Data Eviews 10 Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test period random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Period random 0.011090 1 0.9161

** WARNING: estimated period random effects variance is zero. Period random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

GROWTH -0.808006 -0.814014 0.003255 0.9161

Regresi Data Panel

Period random effects test equation: Dependent Variable: POVERTY Method: Panel Least Squares Date: 02/06/20 Time: 16:39 Sample: 2016 2019 Periods included: 4 Cross-sections included: 13

Total panel (balanced) observations: 52

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 32.19243 3.027290 10.63408 0.0000

GROWTH -0.808006 0.539769 -1.496949 0.1434

Effects Specification

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.079440 Mean dependent var 28.05154

Adjusted R-squared 0.000534 S.D. dependent var 7.682391

S.E. of regression 7.680338 Akaike info criterion 7.012119

Sum squared resid 2064.566 Schwarz criterion 7.182741

Log likelihood -132.7363 Hannan-Quinn criter. 7.073336

F-statistic 1.006773 Durbin-Watson stat 0.043567

Prob(F-statistic) 0.401337

Dependent Variable: LOG(T) Method: Least Squares Date: 02/20/20 Time: 23:41 Sample: 1 11

Included observations: 11

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.156794 7.072044 0.446376 0.6672

LOG(Y) 1.246326 0.566079 2.201680 0.0588

LOG(T1) 0.360037 0.273317 1.317288 0.2242

R-squared 0.506975 Mean dependent var 22.11698

Adjusted R-squared 0.383719 S.D. dependent var 2.042810

S.E. of regression 1.603679 Akaike info criterion 4.009479

Sum squared resid 20.57430 Schwarz criterion 4.117996

Log likelihood -19.05213 Hannan-Quinn criter. 3.941074

F-statistic 4.113178 Durbin-Watson stat 2.399802

Tabel I-O Provinsi Papua Barat Tahun 2013 dengan Klasifikasi Sektor Terbesar Tahun 2013 / Kode 15 14 23 21 17 37 25 11 34 38 301 302 303 304 305 306 15 4,107,217 433,527 18,834 1,243 83 - 239,432 78,928 156 26,809 588 356 1,574 1,631,269 32,547,079 14 10,702,043 494,469 37,530 - - - - - - - 7,572 4,177 86,022 465,347 13,790,814 23 212,528 145,112 945,679 93 275 - 560 451 607 420 38,508 339,898 7,507,228 15,371 445,497 21 1,154,283 790,085 51,891 15,773 301 - 178,953 46,786 377 53,341 60,818 28,496 64,684 10,271 85,782 17 515,297 - - 42 13,453 - 31,595 42,871 73 4,609 138,386 18,677 942 (7,642) 142,051 37 1,213,083 - - - - - - - 16,498 21,282 108,024 3,277,909 5,011 57,570 1,185,205 25 - - - - - - - - - - 486,372 108,732 230,952 (255,289) 3,501,664 11 - - - - 1,228 - - 416,857 - - 1,276,410 55,494 6,557 (132,259) 833,126 34 193,526 43,442 26,514 9,608 7,340 - 248,029 4,227 62,205 2,463 332,666 234,059 42,209 (3,025) 248,599 38 32,440 - 7,757 - - - - - 1,385 308,417 722,141 1,134,753 8,385 1,830 38,047 201 3,840,406 2,020,974 2,510,884 50,582 56,892 3,317,945 649,979 301,984 232,744 960,378 202 10,699,814 10,133,020 3,719,111 104,580 136,091 1,315,773 1,622,740 1,112,082 524,049 206,073 203 117,077 108,105 52,092 1,388 1,363 - 16,960 10,036 4,339 3,621

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat dan Bappeda Provinsi Papua Barat (data diolah)

Tabel I-O Provinsi Papua Barat Tahun 2019 dengan Klasifikasi Sektor Terbesar

Updating menggunakan metode modified RAS (Ratio Allocation System) Model Miller dan Blair

Tahun 2019/

Kode 15 14 23 21 17 37 25 11 34 38 301 302 303 304 305 Tenaga Kerja ICOR

15 7,076,142 746,904 32,448 2,142 143 - 412,507 135,982 269 46,188 1,013 613 2,712 2,810,441 56,073,917 8,528 23.23925 14 18,438,075 851,899 64,659 - - - - - - - 13,045 7,196 148,203 801,726 23,759,581 8,711 1.22187 23 366,155 250,007 1,629,268 160 474 - 965 777 1,046 724 66,344 585,595 12,933,870 26,482 767,527 2,789 20.10547 21 1,988,663 1,361,202 89,401 27,175 519 - 308,310 80,606 650 91,899 104,781 49,094 111,441 17,695 147,790 3,905 0.19106 17 887,782 - - 72 23,178 - 54,434 73,861 126 7,941 238,419 32,178 1,623 (13,166) 244,733 4,074 0.61430 37 2,089,967 - - - - - - - 28,424 36,666 186,110 5,647,364 8,633 99,185 2,041,937 595 - 25 - - - - - - - - - - 837,949 187,330 397,897 (439,826) 6,032,861 2,484 - 11 - - - - 2,116 - - 718,184 - - 2,199,070 95,608 11,297 (227,863) 1,435,356 12,254 27.67864 34 333,417 74,844 45,680 16,553 12,646 - 427,318 7,283 107,170 4,243 573,135 403,250 72,720 (5,212) 428,300 1,011 2.89078 38 55,889 - 13,364 - - - - - 2,386 531,358 1,244,145 1,955,016 14,446 3,153 65,549 496 24.46210 201 6,616,465 3,481,846 4,325,891 87,145 98,017 5,716,340 1,119,820 520,275 400,984 1,654,593 202 18,434,234 17,457,730 6,407,491 180,176 234,465 2,266,887 2,795,747 1,915,957 902,861 355,034 203 201,707 186,249 89,747 2,391 2,348 - 29,220 17,291 7,475 6,238

Sumber: Aplikasi Input Output Regional Kerjasama antara Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Ekonomi UGM, Edocondan Bappenas

Kode

I-O Sektor

15 Industri Pengolahan Migas 14 Pertambangan dan Penggalian 23 Konstruksi

21 Industri Lainnya

17 Industri Makanan dan Minuman

37 Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial 25 Perdagangan 11 Ikan 34 Keuangan 38 Jasa Pendidikan Kode I-O Uraian

201 Upah & Gaji 202 Surplus usaha 203 Penyusutan

301 Konsumsi Rumah Tangga 302 Konsumsi Pemerintah

303 Pembentukan Modal Tetap Bruto 304 Inventori

305 Ekspor Barang 306 Ekspor Jasa

Executive Summary

Pengarah

Hari Utomo

(Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua Barat)

Penanggung Jawab

Neil Edwin

(Plt. Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II)

Koordinator

Rian Andriono

(Kepala Seksi Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-C)

Anggota

Posma Amando Siagian

(Kepala Seksi Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-A) Alif Fahrudin

(Kepala Seksi Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-B) Yohanes Djie

(Pelaksana Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II) Melianus

(Pelaksana Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II)

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi Papua Barat

Gedung Keuangan Negara (GKN) Manokwari Komplek Perkantoran Pemerintahan Provinsi Papua Barat

Jl. Brigjen Marinir (Purn) Abraham O. Atururi, Kelurahan Anday, Arfai, Kab. Manokwari Telepon (0986) 214122 - Faksimili (0986) 214124

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI PAPUA BARAT

GKN MANOKWARI LT. II, KOMPLEK PERKANTORAN GUBERNUR, JALAN ABRAHAM O. ATURURI, ARFAI, MANOKWARI 98315; TELEPON (0986) 214122; FAKSIMILI (0986) 214124; SUREL

KANWILDJPBN.PAPUABARAT@GMAIL.COM; SITUS WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/PAPUABARAT/

NOTA DINAS

NOMOR ND-153/WPB.33/2020

Yth : Direktur Pelaksanaan Anggaran

Dari : Plh. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua Barat

Sifat : Biasa

Lampiran :

-Hal : Penyampaian KFR Tahun 2019 Provinsi Papua Barat

Tanggal : 25 Februari 2020

Menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54/PB.2/2020 tentang Penyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019, bersama ini kami sampaikan KFR Tahun 2019 Provinsi Papua Barat. Adapun softcopy laporan telah kami kirimkan melalui pos-el ke alamat lo.ditpa@gmail.com.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 151-163)