• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-Bentuk Pelanggaran Siswa Dalam Penerapan Sistem Poin

Dalam dokumen JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Halaman 95-99)

Elliyana Sari, Wahyu dan Harpani Matnuh

D. HASIL PENELITIAN 1.Gambaran Umum

3. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Siswa Dalam Penerapan Sistem Poin

Dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, siswa SMAN 3 Banjarbaru masih kurang disiplin padahal pihak sekolah sudah sekuat tenaga mengingatkan siswa tidak berbuat kesalahan lagi, tapi setiap hari ada saja kedapatan melanggar peraturan sekolah, bentuk pelanggaran yang sering terjadi di sekolah SMAN 3 Banjarbaru adalah membolos dan, merokok, membawa hp berkamera, berpakaian tidak rapi, dan bnyak lagi yang lainnya. Poin pelanggaran yang dikenakan kepada siswa atas pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap tata tertib yang di tetapkan oleh sekolah yang bertujuan demi terjaganya suasana kondusif di lingkungan sekolah dan kenyamanan belajar siswa. (diikutip darihttp://wastakitamandiribk.-wordpress.com/(update:11 januari 2013), Menurut Foerster (2003: 31-32), pentingnya disiplin sekolah yaitu:

a. Kedisiplinan mesti diterapkan tanpa menunjukkan kelemahan, tanpa menunjukkan amarah dan kebencian.

b. Kedisiplinan mesti diterapkan secara tegas, adil dan konsisten.

c. Ketika kedisiplinan mulai menampakkan pertum-buhannya dijaga dan dirawat dengan penuh kesabaran.

Siswa di SMAN 3 Banjarbaru tidak menyetujui adanya peraturan sistem poin ini karena memaksa siswa, akibatnya siswa tidak bebas melakukan apapun. Menurut syaiful bahri djamarah (1997:52) setiap peraturan atau perintah dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberikan arah yang jelas atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. Guru memberikan sanksi yang tegas sesuai dengan aturan sekolah dan pelanggaran yang dibuat oleh siswa. Kadang kala ada sebagian guru yang membiarkan siswa membawa peralatan yang dilarang oleh peraturan sekolah, siswa malah terang-terangan memperlihatkan barang tesebut tetapi hanya beberapa guru saja. Menurut syaiful Bahri Djamarah (1997:21) guru hendaklah konsekuen terhadap apa yang telah diperintahkannya. Menurut Bacon (1990:52) guru adalah model bagi muridnya, baik disadari ataupun tidak siswa akan berprilaku mirip dengan gurunya,

Pelanggaran yang berat akan diberi sanksi sesuai dengan kesalahan siswa, poin yang banyak akan diberi sanksi berat misalkan sudah mencapai poin maksimal tetapi ada yang meringankan poin tersebut karena kebiasaan siswa yang dinilai positif, setiap hari ada saja yang melanggar peraturan sekolah sampai ada yang dikeluarkan oleh pihak sekolah karena sudah kelebihan poin. Syaiful Bahri Djamarah (Purwanto 1991;236) hukuman adalah penderitaan yang di berikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru,dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelangga-ran, kejahatan atau kesalahan. Banyak siswa yang sudah dikembalikan kepada orang tuanya karena banyaknya poin yang di dapat siswa tersebut, tidak semata-mata langsung dikeluarkan dari sekolah tetapi melalui rapat semua guru dan keputusan terakhir ada di tangan kepala sekolah.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Gambaran disiplin siswa setelah penerapan sistem poin adalah sudah cukup baik disiplinnya walaupun masih ada saja siswa yang tidak mentaati peraturan sekolah, peraturan sistem poin ini dibuat untuk siswa yang membuat siswa tersebut jera dalam melanggar peraturan-peraturan sekolah, kedisiplinan yang

berangsur-angsur lebih baik tersebut salah satunya siswa akan menjadi takut dengan peraturan sistem poin, siswa takut akan mempunyai poin yang banyak yang akhirnya dikeluarkan dari sekolah SMAN 3 Banjarbaru.

b. Faktor penyebab masih rendahnya disiplin siswa setelah penerapan sistem poin adalah pengaruh dari teman, kebisaan siswanya, guru yang bersikap tidak tegas, kurangnya perhatian dari orang tua, siswa yang melanggar tata tertib sekolah akan diberikan sanksi dalam bentuk poin negatif berdasarkan jenis pelanggaran yang di lakukan oleh siswa yang bersangkutan.

c. Bentuk-bentuk pelanggaran siswa dalam penerapan sistem poin adalah terlambat datang kesekolah, merokok di area sekolah, berduaan di sekolah, berkelahi, membawa peralatan make-up, sampai-sampai tiap tahun pelanggaran yang selalu terjadi hamil, yang langsung mendapatkan poin 100 yaitu di keluarkan dari sekolah, dengan melanggar peraturan sekolah siswa selain mendapatkan poin negative tidak menghapuskan sanksi yang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan siswa seperti membersihkan halaman sekolah, musholla dan juga WC.

2. Saran

a. Hendaknya sekolah memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang melanggar peraturan, serta harus adanya kerjasama dengan orang tua siswa tentang sikap dan prilaku siswa yang melanggar aturan sekolah agar tercipta kedisiplinan sekolah yang lebih baik lagi.

b. Hendaknya semua guru mampu menjadi teladan dalam menjaga ketertiban dari kedisiplinan sekolah. c. Sebaiknya sekolah giat melakukan sosialisasi tentang penerapan sistem poin terhadap pelangga-ran yang dilakukan siswa, agar siswa dapat mengetahui akibat jika siswa melakukan pelanggran.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo Sutarjo.2011.Pembelajaran Nilai Karakter Kontruktivisme dan VTC Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Alpiyanto.2012. Hypno Heart Teaching. Jakarta:PT. TujuhSamudera Alfath

Amri Sopan, dkk. 2011.Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran.Yogjakarta: PT Citra Aji Parama.

Aziz Abdul Hamka. 2012.Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri.2005.Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rieneka Cipta.

DPR RI. 2005. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.

Dwiloka, Bambang dkk. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Elfindri, dkk. 2012. Pendidikan Karakter. Jakarta:

Baduose Media Jakarta.

Gunawan Heri, 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabrta. Indrayani,2012.Pendidikan Karakter Kerangka dan

Aplikasi Untuk Pendidik dan Professional. Jakarta: Baduose Media.

Koesoema Doni.2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Kompas Gramedia

Mu’in, Fatchul,2011.Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik. Jogjakarta: ar-ruzzmedia.

Priyanta. 2008. Disiplin Siswa. (Online) http// www.damandiri.or.id/file/ priyantaunmuhsolo-bab2.pdf(diakses 11 november)

Sasmana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

SudrajatAkhmad. 2008. Disiplin Siswa Disekolah. (online). wordpress.com /2008/04/04disiplin-siswa disekolah/(diakses 11 januari 2013). Sumantri, Endang. 2011. Pendidikan Karakter: Nilai

Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: WidiaAksara Press, Laboratorium PKn UPI.

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wahyu. 2010. Materi Kuliah Metode Penelitian Kualitatif. Banjarmasin: Unlam.

Wahyu, dkk. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. PustakaBanua.

Waskito.2010.Disiplin.(online). (http://wastakita-mandiribk.wordpress.com/, update:11januari 2013.

…….., 2010, Karakter Siswa. (online) http:// repository.upi. edu/operator/upload/s_a0151_-0605449_chapter2.pdf(diakses 03 november)

PETUNJUK BAGI PENULIS JURNAL PENDIDIKAN

Dalam dokumen JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Halaman 95-99)