• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Internalisasi

Dalam dokumen JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Halaman 52-55)

Alya Abyakamali, Wahyu dan Harpani Matnuh

B. KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Internalisasi

Internalisasi adalah pembinaan yang mendalam dan menghayati nilai-nilai relegius (agama) yang dipadukan dengan nilai-nilai pendidikan secara utuh yang sasarannya menyatu dalam kepribadian peserta didik, sehingga menjadi satu karakter atau watak peserta didik.

2. Pengertian Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.

Pengertian karakter menurut Pusat Badan Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”.

3. Unsur-Unsur Karakter

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis yang menurut penulis layak untuk kita bahas dalam kaitannya dengan terbentuknya karakter manusia. Unsur-unsur tersebut antara lain: sikap, emosi, kemauan, kepercayaan, dan kebiasaan.

4. Enam Pilar Karakter

a. Respect (penghormatan), esensi penghormatan (re-spect) adalah untuk menunjukan bagaimana sikap kita secara serius dan khidmat pada orang lain dan diri sendiri.

b. Responsibility (Tanggung Jawab)

c. Responsibility (Tanggung Jawab), sikap tanggung jawab menunjukan apakah orang itu punya karakter yang baik atau tidak. Orang yang lari dari tanggung jawab sering tidak disukai, artinya itu adalah karakter yang buruk.

d. Civic Duty-Citizenship (Kesadaran dan Sikap Berwarga Negara). Nilai-nilai sipil (civic virtues) merupakan nilai-nilai yang harus diajarkan pada individu-individu sebagai warga negara yang me-miliki hak sama dengan warga negara lainnya. e. Fairness (Keadilan). Keadilan bisa mengacu pada

aspek kebersamaan (sameness) atau memberikan hak-hak orang lain secara sama.

f. Caring (Peduli). Kepedulian adalah perekat masyarakat. Kepedulian adalah sifat yang membuat pelakunya merasakan apa yang dirasakan orang lain, mengetahui bagaimana rasanya jadi orang lain, kadang ditunjukan dengan tindakan memberi atau terlibat dengan orang lain tersebut.

g. Trustworthiness (Kepercayaan)

5. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pena-naman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan ber-pengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010).

6. Nilai-Nilai Karakter

a. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dilakukan (berintegritas), berani

karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustwor-thiness), dan tidak curang (no cheating).

b. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best).

c. Cerdas, berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun menjunjung kebenaran dan kebajikan, mencintai Tuhan dan Lingkungan.

d. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteratu-ran, kedisplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup seimbang. e. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan,

bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain.

f. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

g. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat mencapai jika dikerjakan bersama-sama.

7. Kelompok Studi Islam

KSI adalah singkatan dari Kelompok studi islam, salah satu ekstrakulikuler yang dikemas dalam bentuk organisasi intra sekolah yang paling diminati di sekolah-sekolah. Ekstrakurikuler ini didirikan untuk memenuhi seruan Allah yang berbunyi “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merkelah orang-orang yang beruntung”(TQS, Ali-Imran 104).

Peran utama KSI adalah menghadirkan nuansa Islami disekolah, mendidik siswa agar agar berkepri-badian islam dan mengenal dengan baik arti hidup, menjadi muslim yang baik wadah manajemen organi-sasi dan pengembangan diri, seni, bakat dan minat dalam tatanan syar”i. Selain diajarkan nilai-nilai dan wawasan Islam, anggota KSI juga dibekali kemam-puan menyampaikna dakwah Islam dan menguasai media-media dakwah lain seperti poster, buletin dan nasyid.

8. Kegiatan-Kegiatan KSI

Dalam kepengurusannya KSI (Kelompok Studi Islam) terbagi atas divisi-divisi yang bertugas pada bagianya masing-masing. Pada umumnya KSI memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota Ikhwan dan Akhwat. Namun kebersamaan tetap dapat terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan. Kegiatan-kegiatan-kegiatan itu antara lain adalah:

a. Forum Nafsiyah Islamiyah: Kegiatan ini diperuntuKkan untuk semua anggota KSI baik. Bertujuan untuk menguatkan semangat beribadah dan beramal para anggota KSI serta sebagai sarana silaturahmi rutin anggota KSI.

b. KBI (Kelompok Belajar Islami); Merupakan fo-rum pembinaan kepribadian islam yang di-peruntukan khusus untuk anggota KSI Ikhwan, meliputi pemahaman Aqidah, Fiqih, Syaksiyah, dan Dakwah, dan dakwah yang digali dari Al-Qur’an dan AS-Sunnah.

c. Penerbitan Buletin: Kegiatan yang dilakukan satu bulan sekali. Bertujuan untuk menyampaikan Syiar Islam melalui media tulisan

d. Bina Baca Al-Qur’an: Sebuah forum rutin yang dilaksanakan satu bulan sekali sebagai wadah melatih bacaan Al-Qur’an anggota KSI Ikhwan. e. Kampanye ‘Cinta Cerdas Remaja Islam’:

Rangkai-an kegiatRangkai-an berupa penyebarRangkai-an media cetak dRangkai-an training Islami yang bertujuan mengingatkan remaja Islam agar mengekspresikan rasa cinta sesuai koridor Islam.

f. Jumat Taqwa: Kegiatan ceramah umum, yang biasanya bekerjasama dengan pihak sekolah, diperuntukan untuk seluruh warga lingkungan sekolah.

g. KREATIF (Kajian Remaja Interaktif): Suatu fo-rum kegiatan Islam yang membahas mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh umat sekarang khususnya remaja.

h. Open House: Kegiatan tahunan, baik berupa perlombaan, seminar, training, maupun tabliqh Akbar.

i. Pekan Rajabiyah: Perlombaan-perlombaan Islami untuk internal siswa-siswi, yang dilaksanakan dalam rangka mengingat peristiwa Isra Mi;raj nya Nabi

Muhammad SAW, sekaligus sebagai ajang pencari-an siswa ypencari-ang berbakat untuk mewakili sekolah untuk lomba diluar sekolah.

j. Tafakur Alam (Ikhwan) dan Rihlah (Akhwat): Kegiatan yang dilaksanakan pada saat liburan akhir semester yang orientasinya refredhing namun dikemas sedemikian rupa.

k. Kajian Rutin Akhwat: Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu sekali, dengan materi yang berbeda. l. Mading KSI: Dilaksanakan satu bulan sekali.

Bertujuan untuk menyampaikan syiar yang tidak hanya untuk anggota KSI namun juga untuk seluruh warga sekolah mealui media cetak.

C. METODE PENELITIAN

1. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif dipilih, dikarena-kan permasalahan yang belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dapat diungkapkan dalam metode penelitian kuantitatif dengan instrument angket semata. Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori (Wahyu, 2007:55).

2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi atau tempat di SMA Negeri 5 Banjarmasin, yang beralamat di Jalan Sultan Adam No. 76 Rt. 20 Banjarmasin 70122. Alasan mengapa tempat ini dipilih karena peneliti melihat masih banyaknya siswa-siswi yang kurang sopan terhadap guru, berpacaran di ruang kelas, dan siswi yang berpakaian ketat. Dari permasalah seperti ini sekolah telah membentuk kegiatan Ekstrakulikuler yang berjalan disekolah ini yang diberi nama Kelompok Studi Islam Nurul Fikri.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sementara menurut lofland bahwa sumber data utama adalah penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati dan mewawancarai. b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat pertemuan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.

4. Instrumen Penelitian

Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri (Wahyu, 2009:70).

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi: Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

b. Wawancara:Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, berupa interview secara mendalam terhadap informan. c. Dokumentasi:Dokumentasi adalah salah satu

metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.

6. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data:Mereduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta mengorganisasikan data tentang usaha kerjasama sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. b. Penyajian Data:Setelah data direduksi, maka

lang-kah selanjutnya adalah mendisplay data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorgani-sasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

c. Menarik Kesimpulan:Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Wahyu:2009) adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi”. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

7. Pengujian Keabsahan Data

a. Perpanjangan pengamatan: berarti peneliti kembai kelapangan, melakukan pengamatan kembali, wawancara dengan sumber data yang sudah ditemui maupun yang baru. Dengan tujuan untuk mengecek kembali apkaah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. b. Meningkatkan ketekunan: berarti melakukan

pengamatan dan observasi secara lebih cermat dan berkesinambungan. Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya.

c. Triangulasi:Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu (Moleong 2004:330). Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu.

Dalam dokumen JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Halaman 52-55)