• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dalam dokumen JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Halaman 85-90)

Eka Sastia Emilia, Wahyu dan Mariatul Kiftiah

D. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung yang beralamat Jln. Jaksa Agung Suprapto No.13 Tanjung Kabupaten Tabalong. SMPN 2 Tanjung didirikan pada tahun 1976/1977, dengan bangunan permanen, cukup terawat dengan luas tanah 5.911 m2 dan luas bangunan 1.981 m2

2. Siklus Pertama

a. Refleksi hasil observasi guru

Dari hasil observasi guru pada siklus I, terlihat perubahan yang terjadi dari pertemuan ke I dan II tidak terlalu signifikan yakni dari yang sebelumnya rata-rata kualifikasi skor 3,16 menjadi 3,45 ini berarti tindakan guru selama mengajar hanya mengalami perubahan yang sedikit, sehingga persentase kese-luruhan untuk observasi guru hanya sekitar 66% yang berarti masih belum mencapai kualifikasi yang maksimal sesuai indikator yang ditentukan.

b. Refleksi hasil observasi siswa

Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer terhadap kegiatan siswa melalui lembar observasi siswa untuk siklus I yang terdiri dari dua kali pertemuan, juga belum mengalami perubahan/kemajuan yang signifikan, hal ini dapat dilihat pada Dari tabel 4.2 di atas tentang pengamatan aktifitas pembelajaran siswa pada siklus I dimana kegiatan positif siswa memiliki persentasi sebesar 24% sedangkan untuk kegiatan negatif memiliki persentasi sebesar 34% dengan jumlah persentase rata – rata keseluruhan siklus I sebesar 58%.

c. Hasil prestasi belajar pada siklus I

Nilai rata-rata PKn di kelas VII-B dari tabel 4.3 di atas tentang hasil belajar siswa pada siklus I yang pada sebelumnya dilakukan pre-test diperoleh rata-rata sebesar 56,3 dengan ketuntasan klasikal 23% setelah dilaksanakan pembelajaran kemudian diberikan post test diperoleh rata-rata nilai 66,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 76%.

3. Siklus Kedua

a. Refleksi hasil observasi guru

Berdasarkan data hasil observasi guru untuk siklus II, dapat dilihat telah terjadi peningkatan dibandingkan yang sebelumnya pada siklus I dengan angka rata-rata kualifikasi skor sebesar 3,1 dan pertemuan II rata-rata kualifikasi skor sebesar 3,4 dengan persentase rata – rata siklus sebesar 86%, sehingga dari data tersebut menunjukan pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan model Ex-ample non exEx-ample di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II sudah menunjukkan hasil yang memuaskan.

b. Refleksi hasil observasi siswa

Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer terhadap kegiatan siswa melalui lembar observasi siswa untuk siklus ke II, peningkatan aktifitas siswa yang terjadi sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan, hal ini dapat dilihat dari siklus II pada pertemuan I rata-rata kualifikasi skor sebesar 3,8 dan pertemuan II rata-rata kualifikasi skor sebesar 4,0 dengan jumlah persentasi keseluruhan sebesar 78%

c. Hasil prestasi belajar pada siklus II

Setelah dilaksanakan pembelajaran menerapkan model Example Non Example, pada materi pokok makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama, rata-rata kelas mengalami kenaikan yang cukup siginifikan yang mana ketuntasan minimal yang diharapkan sudah mencapai target yang mana ketuntasan minimal yang diharapkan sudah dicapai siswa sebesar rata-rata nilai 78,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90%

E. PEMBAHASAN

1. Aktivitas Pembelajaran Guru Menggunakan model Example Non Example di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung

a. Aktivitas Guru Siklus I

• Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran

guru pada pertemuan I dan II yang hasilnya tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Sebab dalam hal pembelajaran guru masih tidak menggu-nakan model pembelajaran. Selain itu guru yang kurang memperhatikan murid saat menjelaskan

materi yang disampaikan sehingga mereka ada yang asyik dengan kesibukan mereka sendiri.

• Pengamat menilai bahwa guru masih belum

sepenuhnya berhasil melaksanakan pembelajaran yang bermanafaat untuk anak didiknya sebab guru masih terlihat canggung dalam menerapkan startegi pembelajaran baru ini karna terbiasa melakukan proses pembelajaran narrative technique. b. Aktivitas Guru Siklus II

Berdasarkan data hasil observasi guru untuk siklus II, akan di interpretasikan sebagai berikut: a. Aktivitas pembelajaran guru PKn kelas VII-B

SMPN 2 Tanjung pada siklus I yakni 66%. b. Aktivitas pembelajaran guru PKn kelas VII-B

SMPN 2 Tanjung pada siklus II meningkat menjadi 84%.

Hal ini menunjukkan, hasil dari catatan observer sudah menunjukkan hasil peningkatan di tiap tahapnya. Peningkatan aktiftas guru dalam pengelolaan kelas yang terjadi dari siklus I ke siklus II, dikarenakan pada pembelajaran PKn dimulai dengan bermuara menen-tukan pendekatan pembelajaran, strategi pembela-jaran, metode pembelapembela-jaran, teknik pembelajaran kemudian model pembelajaran yang semua hal itu meskipun berbeda akan tetapi dalam proses pem-belajaran akan terangkai menjadi satu kesatuan utuh.

2. Aktivitas Pembelajaran Siswa dalam penerapkan Menggunakan model Example Non Example yang dilakukan oleh guru di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung

a. Siklus I

Peneliti beranggapan bahwa hal tersebut dikarena-kan rendahnya pengelolaan kelas yang dilakudikarena-kan oleh guru sebab masih berifat one-communcation. Hasil pengamatan kegiatan siswa secara individu dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Siswa kelas VII-B SMPN 2 ketika guru melakukan motivasi masih banyak kurang tanggap terhadap apa yang di tanyakan guru.

2) Siswa kelas VII-B SMPN 2 ketika proses pembe-lajaran masih banyak siswa yang pasif, dalam hal mengemukakan pertanyaan maupun pendapatnya, bahkan ada anak yang asyik dengan kesibukannya sendiri tanpa memperhatikan pelajaran.

3) Siswa kelas VII-B SMPN 2 ketika terlihat siswa yang masih tidak tertarik dengan pelajaran PKn yang dianggap membosankan. Meskipun perhatian mereka mulai dari awal pembelajaran sampai pada 30 menit pertama sudah bagus, akan tetapi makin menuju menit terakhir dari menit ke 30 mereka mulai mencari kesibukan mereka sendiri, karena ada kejenuhan dalam proses pembelajaran tersebut. 4) Siswa kelas VII-B SMPN 2 tidak mengatahui Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran justru yang tidak dilakukan oleh guru sehingga aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan dan keteram-pilan dari nilai-nilai yang disampikan dari materi pelajaran cenderung belum bisa dikaitkan dan diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-harinya. b. Siklus II

Model Example Non Example yang ditunjukkan dengan toleransi siswa terhadap masyarakat berdasar-kan kasus yang dikenaberdasar-kannya lebih meningkat. Siswa terlihat ebih tertarik untuk mempelajari mata pelajaran PKn daripada sebelumnya. Dari segi penilaian statistik juga terjadi peningkatan.

Ini membuktikan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru sangat mempengaruhi terhadap aktitas pembelajaran siswanya. Dimana dalam siklus II Aktivitas pembelajaran siswa VII-B SMPN 2 Tanjung pada materi suasana kebatinan UUD 1945 memiliki hal sebagai berikut:

1) Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung mengikuti pelajaran lebih antusias dibandingkan sebelumnya.

2) Siswa Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung mulai berperan aktif dalam mengikuti pelajaran.

3) Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung mulai berusaha untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari.

4) Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung juga mampu secara optimal untuk mengkonstruksi diri sendiri agar mampu saling bekerja sama dengan siswa lainnya. 5) Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung menunjukkan

keaktifannya dalam mengerjakan tugas.

6) Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung secara berke-lompok belajar siswa mampu dilakukan dengan baik.

3. Hasil Belajar PKn Siswa dalam penerapkan Menggunakan model Example Non Example yang dilakukan oleh guru di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung

a. Siklus I

Hasil belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yakni:

1) Pretest dengan rata-rata kelas 56,3 dengan ketuntasan minimal yang dicapai hanya 23%. 2) Post test dengan rata-rata kelas 66,5 dengan

ketuntasan minimal yang dicapai menjadi 76%. b. Siklus II

Prestasi belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan dari penelitian yang telah ditetapkan dengan menerapkan menggunakan model Example Non Example, yakni:

1) Pretest dengan rata-rata kelas 65,1, ketuntasan minimal yang dicapai 86%,

2) Posttest dengan rata-rata kelas 78,5, ketuntasan minimal yang dicapai menjadi 90%.

Bedasarkan hal diatas perolehan data hasil pembelajaran kelas VII-B SMPN 2 Tanjung pada materi pokok Makna Proklamasi dan Konstitusi Pertama yang berlangsung saat siklus I dan II, maka Persentase hasil belajar siswa pada siklus I dan II pada data diagram diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan menggunakan model Example Non Ex-ample mampu meningkatkan nilai pembelajaran PKn di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Aktivitas pembelajaran guru menggunakan model Example Non Example dikelas VII-B SMPN 2 pada materi pokok makna proklamasi kemerdeka-an dkemerdeka-an konstitusi pertama ykemerdeka-ang dilakukkemerdeka-an telah sesuai dengan aspek-aspek aktivitas dalam pendekatan menggunakan model Example Non Example dan termasuk dalam kualifikasi cukup baik sebab mengalami perubahan dari rendah hingga meningkat. Dari persentasi siklus I sebesar 66% dan meningkat pada siklus kedua menjadi 84%.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran penerapan pembelajaran pendekatan menggunakan model Example Non Example dikelas VII-B SMPN 2 pada materi pokok makna proklamasi kemerde-kaan dan konstitusi pertama juga mengalami peruabahan, yakni dari persentasi pada siklus I sebesar 58% dan mengalami peningkatan lebih baik pada siklus II dengan persentasi sebesar 81%. c. Hasil belajar PKn siswa menggunakan model

Ex-ample Non ExEx-ample dikelas VII-B SMPN 2 pada materi pokok makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama yang dapat dilihat dari mening-katnya hasil belajar PKn siswa pada pencapaian ketuntasan belajar yang diperoleh melalui Pos Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran di setiap siklus. Peningkatan ketuntasan belajar tersebut dapat dilihat pada pencapaian ketuntasan klasikal minimal yang pada siklus pertama masih rendah dengan persentasi pretest 23% dan post test 76%, setelah diadakan refleksi mengenai pembelajaran pada siklus kedua memperoleh peningkatan hasil ketuntasan dengan persentase pretest 86% dan post test sebesar 90%.

2. Saran

a. Bagi siswa disarankan agar mengikuti pembelajaran di kelas dengan seksama dalam memperhatikan penjelasan guru, mengikuti, bekerja sama dan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga ketika guru mengadakan evaluasi siswa siap dan memperoleh hasil belajar sesuai yang diharapkan.

b. Kepada guru PKn disarankan dapat menjadikan model pembelajaran Example Non Example sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran PKn.

c. Bagi kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam penerapan pembelajaran model Example Non Example karena pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. d. Bagi Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar

mahasiswa dan mahasiswi lulusan program studi PKN dapat menerapkan model-model pembela-jaran yang beranekaragam, sehingga dapat menciptakan lulusan yang bukan hanya berprestasi akademik tapi juga mampu berinovatif, berkreatif dan berkualitas

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli, dkk, 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Dependikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. Jakarta

Ahmadi, Abu, 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Abdul Aziz Wahab. 2008. Metode dan Model-Model Pembelajaran IPS, Bandung. Alphabeta Corembima, Duran, dkk, 2002. Pembelajaran

Kooperatif. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta. Dirjen Dikdasmen Daryanto. 2009. Paduan Proses Pembelajaran

Kreatif Dan Inovatif Teori Dan Praktik Dalam Pengembangan Profesionalisme Bagi Guru. Jakarta. Publisher

Djamarah, Saiful,Bahri, 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Depdikbud, 1990. Undang-Undang No.2 Tahum 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Dirjen Dikdasmen

Dewi, Ratih Komala. 2011. Penerapan Model Ex-ample Non ExEx-ample Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Hak Asasi Manusia Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Skripsi S1 UPI Bandung. (online), (http://repository.upi.edu/skripsiview.-php?no_skripsi=2223)

Dimiyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Djahiri, Ahmad Kosasih. (1995/1996). Dasar- dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral. Bandung. IKIP

Hamalik, Oemar. 2001. Managemen Pengem-bangan Kurikulum. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

_____________, 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara.

___________,2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hardjama, Agus M. 1994. Stress Tanpa Distres Yogyakarta. Kanisius

Jihad dan Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Multi Pressindo

Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung. Mandar Maju

Kurniawan, Abdul Akbar. 2011. Penerapan Motode Pembelajaran Example Non Example Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VI Semester II SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang. (online) (http://sirakbarkurniawan.-blogspot.com/2011/01/blog-post.html)

Liang, Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Jakarta. Liberty

Muhibbin, Syah. 2003. Psikologi Pelajar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Nurkancana, 1987. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Ratumanan, T.G. dan T. Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa University Press.

Rusyan, A. Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Menagajar. Bandung. Karya Remaja

Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta. Raja Grafindo Persada Sayano dan Hariyanto. 2011. Belajar dan

Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar

Mengajar. Surabaya. Usaha Nasional

Sudjana, Nana. 2002. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar

Sudrajat, Ahmad. 2008. Perkembangan Kognitif (online), (http://ahmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/01/31 perkembangan kognitif.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan dalam

Pers-pektif Islam. Bandung. Remaja Rosdakarya Tuharjo. 1989. Hubungan Antara Mata Kuliah

Penjurusan, Minat dan Prestasi Belajar. Hasil Penelitian. Tidak diterbitkan. Malang: Pusat Penelitian dan Pengembangan. IKIP Malang Ummam, Affrizal. 2011. Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Model Example Non Example Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Geografi Pada Materi Hidrosfer Kelas VII-A Semester II (Genap) Di SMP Negeri 6 Sampang. Skripsi S1 Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan

Usman, M.U. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Usman, M.U. dan Lilis, S. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Wahyu, et.al. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Studi PPKN Program Sarjana (S1). Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Wahyu, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Winkel, WS. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Balai Pustaka

PENERAPAN SISTEM POIN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

Dalam dokumen JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Halaman 85-90)