• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-bentuk Penyimpangan dalam Laporan Tahunan

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PEMBUATAN LAPORAN TAHUNAN (ANNUAL REPORT)

C. Bentuk-bentuk Penyimpangan dalam Laporan Tahunan

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Mandatory disclosure merupakan penyampaian informasi yang diharuskan oleh perusahaan sesuai dengan aturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), yang kini diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan) Nomor: KEP-347/BL/2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Sedangkan voluntary disclosure merupakan penyampaian informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diwajibkan dalam suatu aturan yang berlaku. Laporan tahunan tidak hanya memaparkan informasi keuangan, tetapi juga informasi nonkeuangan yang bermanfaat bagi para pengguna laporan. Banyak format yang digunakan dalam mempresentasikan informasi-informasi tersebut, baik melalui tabular, narasi kualitatif, narasi kuantitatif, gambar, foto dan grafik.

185 Pasal 69 ayat (1) Undang-Undanga Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Laporan tahunan merupakan hasil utama dari keseluruhan proses bentuk pelaksanaan atas pencapaian perusahaan selama setahun. Laporan tahunan perusahaan sangat penting dalam menyampaikan kinerja masa lalu dan proyeksi masa depan kepada para pemakai laporan sebagai pihak yang berkepentingan (stakeholder).

Menurut IAI, tujuan laporan keuangan yang terdapat di laporan tahunan adalah untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. IAI mengidentifikasi para pemakai laporan keuangan berdasarkan kepentingan mereka, antara lain investor, kreditur, pemasok, karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

Penyimpangan terhadap penyampaian laporan tahunan dapat terjadi akibat tindakan baik dari internal perusahaan atau peluang kerjasama dengan pihak eksternal (stakeholder ataupun auditor independent). Penanganan terhadap tindak penyimpangan dilakukan melalui penyelidikan yang mendalam dan didasari fakta-fakta, sedangkan keputusannya dibuat dan diberikan berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan dan motif tindakan. Seorang auditor independent yang mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas yang disertai kapabilitas yang diemban mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, serta kecakapan Direksi dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga suatu berdasarkan prinsip fiduciary duty seyogyanya dapat terhindar dari kekeliruan laporan yang akan disampaikan kepada RUPS.

Jika penyimpangan dalam laporan tahunan dilakukan dengan kesengajaan maka atas tindakan tersebut sudah tentu dapat dijatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Adapun penyimpangan berupa kecurangan (fraud) dapat terlihat dari bentuk-bentuk laporan sebagai berikut dibawah ini:

1. Akuntan publik melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan, sehingga salah dalam memberikan pernyataan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan suatu entitas ekonomi dihubungkan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Akuntan dengan emitennya diindikasikan terlibat konspirasi dalam penyajian laporan keuangan perusahaan.

3. Ketidak tepat waktu atas penyampaian laporan keuangan yang dipengaruhi oleh ketidaktanggung jawaban suatu perusahaan dalam mentaati peraturan Bapepam-LK dan tanggung jawab perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan mengenai keterbukaan informasi dan kondisi perusahaan bukan hanya semata-mata besar kecilnya ukuran perusahaan

Dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, auditor berkepentingan untuk menguji apakah suatu tindakan yang mengandung fraud (kecurangan) mengakibatkan salah-saji (misstatement) sehingga terjadi penyimpangan dalam pelaporan keuangan dan laporan-laporan lain yang terdapat di laporan tahunan. Kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan pada umumnya disebabkan oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pengaruh lingkungan internal umumnya terkait antara lain dengan lemahnya pengendalian internal, lemahnya perilaku etika manajemen atau faktor likuiditas serta profitabilitas entitas yang bersangkutan. Sedangkan pengaruh lingkungan eksternal umumnya terkait antara lain dengan kondisi entitas secara umum, lingkungan bisnis secara umum, maupun pertimbangan hukum dan perundang-undangan.

Faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang berasal dari kecurangan pelaporan keuangan dikelompokaan menjadi tiga kategori, yaitu:186

1. Karakteristik Manajemen

Faktor-faktor risiko dalam kelompok ini menyangkut kemampuan tekanan, gaya, dan sikap manajemen yang berkaitan dengan tekanan, gaya, dan sikap manajemen yang berkaitan dengan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan.

2. Kondisi-kondisi Industri

Faktor-faktor risiko yang termasuk dalam kelompok ini meliputi faktor-faktor ekonomi dan peraturan-peraturan yang terkait dengan operasi perusahaan.

3. Karakteristik Operasi dan Stabilitas Keuangan Faktor.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Kerentanan Akitiva terhadap Penyalahgunaan

Faktor-faktor ini berkaitan dengan sifat dan kemudahan suatu aktiva menjadi sasaran pencurian. Risiko penyalahgunaan aktiva merupakan bagian dari risiko bawaan.

2. Lemahnya Pengendalian Internal

Dalam model risiko, audit risiko yang menyebabkan lemahnya pengendalian internal yang dirancang untuk mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan aktiva risiko pengendalian.187

Tindakan kecurangan yang terjadi pada perusahaan akan menjadi sinyal buruk. Para pelaku pasar akan merespon negatif, sekecil apapun informasi adanya praktik kecurangan yang dilakukan perusahaan. Respon negatif terhadap perusahaan karena adanya kabar buruk (bad news) sebagai petanda reputasi perusahaan mengalami penurunan. Lambat laun menurunnya reputasi perusahaan akan diikuti dengan menurunnya tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan.188

186 Op.Cit, Hamdani, Good Corporate Governance “Tinjauan Etika dalam Praktik Bisnis”

Hlm.160-161

187 Rahman, F, Peran Manajemen dan tanggung Jawab Audito Dalam Mendeteksi Kecurangan laporan Keuangan, Jurnal EKSIS Volume 7 Nomor 2, Agustus 2011, Hlm. 1816-2000.

188 Hamdani, Etika Kerja Islam dan Sistem Pengendalian Internal terhadap Internal Fraud serta Implikasinya Pada Reputasi Koperasi KPP UMKM Syariah, Tesis Universitas Esa Unggul, 2016

Reputasi perusahaan akan menjadi pertimbangan bagi para investor dalam menentukan keputusan investasi. Rusaknya reputasi perusahaan oleh karena adanya tindakan fraud, akan membuat investor enggan untuk melakukan investasi. Karena salah satu pertimbangan investor melakukan investasi adalah tingkat keamanan investasinya dan perilaku amanah dari pihak manajemen. Perusahaan yang terpuruk karena kecurangan, akan sulit untuk bangkit kembali. Bahkan reputasi perusahaan akan semakin hancur. Reputasi menunjukan seberapa jauh perusahaan dipercaya oleh masyarakat. Reputasi memegang peranan penting dalam menjamin hubungan kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat serta stakeholder.189 Reputasi menjadi dasar penilaian dalam menentukan apakah suatu perusahaan layak untuk dijadikan mitra kerja sama atau tidak. Reputasi merupakan akumulasi dari corporate image, baik antar stakeholder maupun antar lintas waktu (over the time).190

Untuk membebaskan perusahaan dari tindakan kecurangan tidaklah mudah.

Perlu kerja keras dan upaya serius dengan menunjukan komitmen yang tinggi untuk bersama-sama menghilangkan terjadinya. Fraud dapat dihilangkan begitu saja, namun tindakan tersebut dapat dilakukan pencegahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi tingkat kecurangan:191

1. Implementasi Etika

Pola manajemen dengan mengedepankan etika dan moralitas sebagai pendekatan holistik dalam pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat tercipta budaya kerja

189 Op.Cit , Hamdani, Good Corporate Governance “Tinjauan Etika dalam Praktik Bisnis”, Hlm.161

190 Kusniadji,S, Mengkomunikasi Program Corporate Social Responsibility untuk Meningkatkan Citra Perusahaan, Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanegara, Tahun III/01/2011.

191 Op.Cit, Hamdani, Good Corporate Governance “Tinjauan Etika dalam Praktik Bisnis”, Hlm.162-164

yang dapat membimbing aktivitas individu dalam bekerja. Pada prinsipnya manusia memiliki kesadaran untuk berbuat baik dan tidak menginginkan terbelunggu dalam perbuatan dosa.

Kode etik perusahaan memiliki peran penting untuk menumbuhkan dan mendorong semua pihak untuk senantiasa berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Kode etik ini dapat menjadi acuan bertindak bagi semua elemen yang ada dalam perusahaan. Bersama penguatan pengendalian internal maka keberadaan kode etik akan mengurangi tindakan kecenderungan kecurangan laporan keuangan.

2. Implementasi Sitem Pengendalian Internal

Kefektifan pengendalian internal sangat diperlukan dalam operasional perusahaan terutama dalam menjaga stabilitas dan kinerja organisasi. Dengan adanya pengendalian internal perusahaan dapat terkontrol dengan baik sesuai dengan harapan. Pengendalian internal hendaknya lebih ditingkatkan untuk dapat menekan kemungkinan terjadinya tindakan yang merugikan perusahaan.

Melalui pengendalian internal yang baik diharapkan dapat mengurangi ruang gerak para pelaku kecurangan yang dilakukan dalam internal perusahaan.

3. Implementasi Good Corporate Governance

Implementasi GCG dapat mencegah atau dikurangi terjadinya kecurangan.

Semua pemangku kepentingan khususnya manajemen perusahaan hendaknya memahami bahwa dengan menerapkan tata kelola perusahaan, termasuk mempertimbangkan semua prinsip dan fungsi tatakelola itu sendiri serta peran Komite Audit, akan mencegah atau mengurangi terjadinya fraud.192 Keberadaan Komite Audit sebagai perpanjangan tangan Komisaris dapat mencegah fraud karena Komite Audit mempunyai tanggung jawab penting dalam tiga bidang; tatakelola perusahaan, bidang laporan keuangan dan pengawasan perusahaan.