IMPLEMENTASI PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) TERHADAP LAPORAN TAHUNAN
B. Implementasi Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Laporan Tahunan (annual report) Tahun 2015
5. Implementasi Prinsip Kewajaran (Fairness)
PT. Unilever Indonesia, Tbk telah menetapkan sebuah kerangka kerja tata kelola perusahaan yang mengatur hubungan antara Perseroan dengan pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya, dan hubungan antara RUPS, dewan komisaris dan direksi. Kerangka kerja ini mencakup sistem dan kebijakan yang mengatur pengelolaan aset dan risiko guna mendukung kesehatan finansial dan pencapaian tujuan pertumbuhan Perseroan, kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, pengembangan sumber daya manusia, praktek manajemen keselamatan
dan lingkungan serta pengembangan budaya Perseroan. Kerangka kerja tersebut didukung oleh berbagai panduan dan sistem kontrol termasuk sistem kontrol internal, sistem manajemen risiko, audit internal, Prinsip Bisnis atau Code of Business Principles (CoBP), Anggaran Dasar Perseroan, Pedoman Mitra Bisnis Unilever,
Pedoman Pertanian.
Prinsip kewajaran juga diberlalukan oleh Perseroan dengan perlakuan yang sama terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing.
Prinsip ini diwujudkan dengan CoBP menjabarkan etika, nilai-nilai dan praktek kepatuhan Perseroan. CoBP menguraikan standar perilaku yang harus dimiliki oleh setiap orang yang tergabung dalam Perseroan dalam berhubungan dengan pihak eksternal maupun internal. CoBP adalah perwujudan komitmen kami untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang Perseroan, dan antara seluruh kepentingan Perseroan, pemegang saham, karyawan, konsumen, mitra bisnis dan masyarakat umum. Prinsip Bisnis ini berlaku untuk seluruh Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan Perseroan. Dengan dikeluarkannya CoBP dapat disimpulkan bahwa Perseroan berkomitmen dengan adanya kebijakan tersebut dapat melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, dan konflik kepentingan.
Ketegasan akan prinsip kewajaran Perseroan terdapat dibeberapa Prinsip Bisnis Unilever Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Unilever menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan terbaik yang berlaku secara internasional. Perseroan
memberikan informasi secara tepat waktu, teratur, dan dapat dipercaya tentang aktivitas, struktur, situasi finansial dan kinerja kami kepada seluruh pemegang saham.
b. Unilever berkomitmen membina hubungan yang saling menguntungkan dengan para pemasok, pelanggan dan mitra bisnis kami. Dalam transaksi bisnis, Perseroan mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip-prinsip bisnis tersebut secara konsisten bersama Perseroan.
c. Unilever berusaha menjadi warga korporasi yang terpercaya dan menjadi bagian integral dari masyarakat, guna memenuhi tanggung jawab Perseroan kepada masyarakat dan lingkungan tempat Perseroan beroperasi.
d. Seluruh perusahaan Unilever didorong untuk memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan bisnis mereka yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga seperti asosiasi dagang, dalam penyusunan rancangan undang-undang dan peraturan lainnya yang dapat mempengaruhi kepentingan bisnis yang sah. Unilever tidak mendukung partai politik maupun menyumbang dana kepada kelompok-kelompok yang diangggap akan mendukung kepentingan partai politik.
e. Unilever berkomitmen untuk melaksanakan penyempurnaan secara terus menerus dalam pengelolaan dampak lingkungan dan terhadap tujuan jangka panjang untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan. Unilever akan melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak lain guna
mendukung kepedulian terhadap lingkungan, meningkatkan pemahaman tentang isu-isu lingkungan dan mensosialisasikan praktek-praktek yang terbaik.
f. Dalam langkah inovasi ilmiah Perseroan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Perseroan akan menghargai aspirasi konsumen dan masyarakat.
Perseroan akan bekerja berdasarkan ilmu yang logis, dengan penerapan keamanan produk secara ketat.
g. Unilever menyadari manfaat kompetisi yang sehat dan mendukung pengembangan undang-undang persaingan usaha. Perusahaan-perusahaan Unilever dan para karyawan akan menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip kompetisi yang wajar dan mematuhi semua ketentuan regulasi yang berlaku.
h. Unilever tidak memberikan atau menerima, baik secara langsung maupun tidak langsung, suap atau manfaat lain yang tidak layak bagi bisnis atau perolehan finansial. Karyawan tidak menawarkan, memberi atau menerima hadiah atau pembayaran yang, atau dapat ditafsirkan sebagai suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen. Catatan akuntansi Unilever berikut dokumen pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan sifat transaksinya. Tidak ada rekening, dana maupun aset yang disembunyikan atau tidak dicatat yang akan dibuat atau dipertahankan.
i. Perseroan sangat memahami bahwa keberlangsungan bisnis Perseroan terletak pada kemampuan Perseroan untuk mematuhi CoBP sepenuhnya.
Direksi bertanggungjawab terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip CoBP di seluruh lini Perseroan melalui serangkaian program kampanye komunikasi dan acara, serta melalui pengawasan kepatuhan.
j. Manajemen senior bertanggung jawab untuk memastikan implentasi CoBP sehari-hari di seluruh unit usaha. Karena itu, para manajer diharuskan memerikan bimbingan khusus yang relevan dengan kebutuhan unit masing-masing, memantau kepatuhan terhadap CoBP di dalam unit dan tim mereka, dan selanjutnya menyusun laporan kepatuhan tahunan.
k. Laporan kepatuhan dikaji oleh Dewan Komisaris, dibantu oleh Komite Audit dan Komite Eksekutif Unilever. Setiap kejadian pelanggaran atau dugaan pelanggaran terhadap CoBP harus dilaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Karyawan dapat melaporkan tanpa ragu-ragu dan tidak ada karyawan yang akan menanggung akibat dari tindak pelaporannya. Bahkan, Direksi tidak akan mengkritik manajemen atas setiap kerugian usaha yang terbukti merupakan imbas dari kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut maupun terhadap setiap kebjiakan dan instruksi wajib lainnya.
Kontribusi dalam perlakuan yang wajar sesuai manfaat dan kontribusi yang Perseroan terima, jelas terlihat bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk tidak membeda-bedakan atau mendiskriminasi golongan tertentu dalam tindakan yang sama dengan
pemegang saham, merekrut karyawan, konsumen, mitra bisnis, masyarakat hal tersebut sama halnya dengan ketentuan yang berlaku pada prinsip fairness dalam pedoman KNKG 2006 dan OECD 2004.
174 A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaturan GCG di Indonesia diatur secara secara sporadis dan pragmentaris karena tersebar dalam sejumlah peraturan perundang-undangan diantaranya:
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN;Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; Surat Edaran Nomor 15/DPNP/2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Kepada Semua Bank Umum Konvensional Di Indonesia.
Selain diatur dalam peraturan perundang-undangan GCG juga diatur dalam Anggaran Dasar masing-masing Perusahaan yang didukung dalam instrument-instrumen pendukung peraturan perusahaan seperti: Corporate Code of Conduct; Pedoman Prinsip-prinsip Bisnis dan Kebijakan Perusahaan;
Pedoman dan Kode Etik Direksi dan Dewan Komisaris berupa Piagam Direksi dan Dewan Komisaris; Piagam Komite Audit.
2. Dalam penyampaian laporan tahunan Perseroan yang tunduk selain pada UUPT 2007, bagi perseroan terbuka juga mengikuti ketentuan di bidang pasar modal yaitu Peraturan Bapepam No. X.K.6 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Secara yuridis Direksi PT.Tbk memilki tanggung jawab besar. Besarnya tanggung jawab itu adalah konsekuensi dari jabatannya sebagai pemegang amanah dari pemegang saham publik atau investor. Sebab, hanya Direksi yang dapat menjadikan perusahaan publik maju atau mundur sebagai institusi bisnis. Untuk itulah di dalam rangka mencegah atau menghindari kesalahan-kesalahan dan informasi yang tidak benar dan kesalahan yang material dalam pembuatan laporan tahunan dan laporan keuangannya, di samping harus memperhatikan peraturan-peraturan di Pasar Modal, direksi juga harus memperhatikan, berpegang dan berpedoman pada maksud dan tujuan anggaran dasarnya (ultra vires) sebagai dasar dalam pengembangan dan ekspansi usahanya.
Dewan Komisaris memiliki tugas fiduciary untuk bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan dan menghindari semua bentuk benturan kepentingan pribadi. Kewajiban Dewan Komisaris serta hal-hal lain yang bertalian dengan Dewan Komisaris diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan serta ketentuan-ketentuan lain berdasarkan tata kelola bisnis dimasing-masing Perusahaan.
Selain tanggung jawab dalam pengawasan atas kinerja dan kebijakan Direeksi, UUPT 2007 menyatakan bahwa Dewan Komisaris berperan dalam penyampaian laporan tahuanan perusahaan terutama dalam laporan
pengawasan Dewan Komisaris yang mana merupakan suatu kesatuan dalam dokumen yang disampaikan oleh Direksi yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan.
3. Konsistensi penyampaian laporan tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk sesuai dengan prinsip GCG, hak ini dapat terlihat dari:
a. Prinsip transparansi (keterbukaan) yang disajikan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam menyediakan informasi yang sama baiknya kepada pemegang saham maupun pemangku kepentingan Perseroan adalah dalam bentuk laporan keuangan, laporan tahunan, serta informasi-informasi perusahaan lainnya berdasarkan ketentuan dan regulasi yang berlaku serta diinformasikan setidaknya minimal 1 tahun sekali mengungkapkan informasi Perseroan melakukannya secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders).
b. Prinsip Akuntabilitas, dapat terlihat dari penyampaian dalam laporan tahunan 2015 atas kejelasan struktur organisasi dan tugas serta tanggung jawab masing-masing organ PT. Unilever Indonesia, Tbk sesuai prinsip GCG yang dikeluarkan oleh OECD 2004 dan KNKG 2006 Perseroan meyakini bahwa masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran di bawahnya mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. Hal ini dibantu dengan adanya keberadaan pedoman pelaksanan
GCG dalam perusahaan serta Kepatuhan terhadap pedoman GCG;Keberadaam Board Manual yang telah diterapkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk serta telah menjadi kesatuan laporan yang terdapatdidalam laporan tahunan 2015
c. Prinsip Tanggung Jawab (Responsibility), Implementasi prinsip tanggung jawab (resposibility) pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam laporan tahunan 2015 atas penyajian laporan atas pelaksaanaan tanggung jawab sosial selama tahun 2015 sudah menerapkan apa yang diminta peraturan-peraturan. Dalam Unilever Sustainable Living Plan (selanjutnya disebut USLP), perusahaan menetapkan target-target agar perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT. Unilever Indonesia, Tbk selaras dengan prinsip-prinsip USLP dan Prinsip Bisnis (CoBP). Kegiatan CSR perusahan berfokus pada interaksi antara bisnis dengan tantangan-tantangan khusus yang ada dalam bidang kesehatan, pendidikan, kemiskinan, pengelolaan sampah, keberlanjutan sumber daya dan perubahan iklim di Indonesia. Penerapan Pedoman Tata Kelola, Ditegaskan dalam laporan dewan komisaris PT.
Unilever Indonesia, Tbk, perusahaan telah berkomitmen untuk secara teratur meninjau praktek tata kelola perusahaan sesuai dengan kerangka kerja dan peraturan yang berlaku, dengan tujuan memaksimalkan nilai ekonomi bagi para pemangku kepentingan.
d. Prinsip Kemandirian (Independency), Perseroan dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. PT Unilever Indonesia,Tbk menyadari untuk melancarkan pelaksanaan prinsip GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Kriteria pengangkatan Komisaris Independen Perseroan telah sesuai dengan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014. Tentang kewenangan Direksi dan Dewan Komisaris PT. Unilever Indonesia, Tbk ditunjang dengan Piagam Direksi atas indpendensinya. Piagam direksi terdiri dari seperangkat prosedur dan pedoman yang bertujuan untuk memfasilitasi dan membantu proses pengambilan keputusan para Direksi.
e. Prinsip Kewajaran (Fairness), ketegasan akan prinsip kewajaran Perseroan terdapat dibeberapa Prinsip Bisnis Unilever Indonesia Kontribusi dalam perlakuan yang wajar sudah semestinya diberikan dengan setara dan wajar sesuai manfaat dan kontribusi yang Perseroan terima, jelas terlihat bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk tidak membeda-bedakan atau mendiskriminasi golongan tertentu dalam tindakan yang sama dengan pemegang saham, merekrut karyawan, konsumen, mitra bisnis, masyarakat hal tersebut sama halnya dengan ketentuan yang berlaku pada prinsip fairness dalam pedoman KNKG 2006 dan OECD 2004.
B. SARAN
1. Dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah berdasarkan sifat dari badan usahanya yang mana mengatur nilai-nilai prinsip GCG hendaknya semakin disambut baik oleh manajemen dan pelaku usaha dengan baik. Konsistensi penerapan prinsip GCG pada badan usaha dengan didukung fiduciary duty organ perusahan dapat meminimalisir bahkan terhindar dari tindaakan kecurangan (fraud) oleh manajemen terlebih dalam penyampaian suatu laporan yang merukan bentuk tanggung jawab perseroan kepada shareholder dan stakwholder. Sehingga yang menjadi tujuan masing-masing perusahaan yang tertuang didalam anggaran dasar dapat terlealisasi serta keberlanjutan perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
2. Dalam menerapkan nilai-nilai GCG, keyakinan yang kuat akan manfaat dari penerapan GCG yang baik akan menjadi motivasi setiap unsur manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya, karena bukan hanya berdampak pada internal perusahaan namun juga membawa good image dan kepercayaan dari eksternal perusahaan. Melalui penerapan yang konsisten, tegas dan berkesinambungan dari seluruh pelaku bisnis. Selain wajib berpedoman terhadap peraturan perundang-undangan juga mengikuti pedoman bagi seluruh manajemen yang dikeluarkan oleh Perusahan. Sehubungan dengan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris dibantu dengan komite-komite dalam tanggung jawab atas penyampaian laporan tahunan dalam implementasi GCG, kedua organ tersebut wajib terhindar dari intervensi yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemegang Saham dan juga skateholder lainnya dan yang
terutama dalam menjalankan tugas dan mengemban tanggung jawabnya seoran direksi dan dewan komisaris wajib mempunyai kemampuan yang disertai dengan itikad baik sehingga keingingan untuk melakukan tindakan kecurangan dalam laporan tanggung jawab kinerja setahun yang dituangkan dalam laporan tahunan dan laporan keuangan dapat terhindar.
3. PT. Unilever Indonesia, Tbk wajib menjaminan pengelolaan perusahaan dengan komitmen dan konsisten teguh dalam prinsip GCG d terlebih dalam penyampaian laporan tahunan perusahaan yang merupakan image perusahaan dalam satu tahun beroperasional. Hal ini tidak lain untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan guna memenangkan kompetisi global, menghindari fraud dan KKN dan untuk mendorong terciptanya pengelolaan perusahaan yang efisien, transparan dan konsisten serta memberikan citra yang baik bagi calon investor dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlandaskan pada beberapa prinsip dasar GCG.
181 BUKU-BUKU
Adi, Rianto, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Garanit, 2004
Arafat, Wilson, How to Implement GCG Effectively, Jakarta : Skyrocketing Publisher, 2008
Daniri, Achmad Mas, Good Corporate Governance: Konsep Dan Penerapannya, Jakarta: Ray Indonesia, 2005
Deloitte & Touche, Moving Forward - A Guide to Improving Corporate Governance Through Effective Internal Control: A Response to Sarbanes-Oxley, January 2003
Dian Cahyaningrum, Hambatan Implementasi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Yang Berbentuk Persero, Peneliti Muda Bidang Hukum Ekonomi pada Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Inaformasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI, 2009
Effendi, Muh. Arief, The Power of Good Corporate Governance : Teori dan Implementasi, Jakarta : Salemba Empat, 2009
Fuady, Munir, Doktrin -Doktrin Modern Dalam Corparate Law & Eksistensinya Dalam Corporate Law dan Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia, Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2002
---, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas Saham, Bandung: CV.
Utomo, 2005
Ginting, Jamin, Hukum Perseroan Terbatas Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2008
Hamdani, Etika Kerja Islam dan Sistem Pengendalian Internal terhadap Internal Fraud serta Implikasinya Pada Reputasi Koperasi KPP UMKM Syariah, Tesis Universitas Esa Unggul, 2016
Hamdani, S.E.,M.M.,M.Ak, Good Corporate Governance “Tinjauan Etika dalam Praktik Bisnis”, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2016
Harahap, M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Cetakan kelima, Jakarta:
Sinar Grafika, 2015
International Finance Corporation Advisory Services in Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan, The Indonesia Corporate Governance Manual, First Edition, Jakarta: IFC, 2014
James D. Cox, Thomas Lee Hazen O’Neal, Corporation: Alpen Law & Business, 1977
Kathleem,M, Eisenhardt, Agency Theory: An Assesment and Reiew, Academy Management Review 14: 1989
Khairandy, Ridwan dan Malik, Camelia, Good Corporate Governance Perkembangan Pemikiran dan Implementasinya dalam Perspektif Hukum, Yogyakarta: Total Media Yogyakarta, 2007
Komisi Pemeberantasan Korupsi, Studi Implementasi Good Corporate Governance di Sektor Swasta, BUMN, BUMD, 2007
Komite Nasional Kebijakan Governance, Pedoman Umum Good Corporate di Indonesia 2006, Jakarta : KNKG, 2006
--- ,Prinsip Dasar Pedoman Good Corporate Goverance Perbankan Indonesia, Jakarta : KNKG, 2012
Lubis, Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian , Bandung : Bandar Maju, 1994.
Mahmud Marzuki, Peter, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana, 2010
Moleong, Lexy J, Metode Kualitatif , Remaja Rosdakarya : Bandung, 2004
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta: Salemba Empat, 2001
Nadapdap, Binoto, Hukum perseroan Terbatas, Revisi Ketiga, Jakarta : Permatas Aksara, 2013
Otoritas Jasa Keuangan, Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia” Menuju Tata Kelola Emiten Dan Perusahaan Publik Yang Lebih Baik”, Jakarta : Otoritas Jasa Keuangan, 2014
Prasetya, Rudhi, Perseroan Terbatas Teori dan Praktik, Jakarta: Sinar Grafika, 2014 Patriadi, Pandu, Manfaat Konsep Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN
dalam Kebijakan Privatisasi BUMN, 2004
Pramono, Nindyo, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, Jakarta : Citra Aditya, 2006
---, Hukum PT Go Public dan Pasar Modal, Jakarta : Andi Offset, 2013
PT. Unilever Indonesia Tbk , Laporan Tahunan 2015, Jakarta : PT. Unilever Indonesia Tbk, 2016
PT. Unilever Indonesia Tbk , Laporan Tahunan 2016, (Jakarta : PT. Unilever Indonesia Tb, 2017
Puradireja, Kanaka, Auditing. Edisi Kelima, Jakarta : Salemba Empat, 1998
Rahman, F, Peran Manajemen dan tanggung Jawab Audito Dalam Mendeteksi Kecurangan laporan Keuangan, Jurnal EKSIS Volume 7 Nomor 2, Agustus 2011
Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000
Siregar, Mahmul, Disertasi : Perdagangan International dan Penanaman Modal Tinjauan Terhadap Kesiapan Hukum di Indonesia Menghadapi Persetujuan Perdagangan Multilateral yang Terkait dengan Peraturan Penanaman Modal, Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara : 2005 Sedarmayanti, Good Governance & Good Corporate Governance: Bagian Ketiga
Edisi Revisi, Bandung: CV. Mandar Maju, 2012
Silalahi, Uber, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adita, 2009
Sjahdeini, Remy Sutan, “Peranan Fungsi Pengawasan Bagi Pelaksanaan Good Corporate Goverance”. Reformasi Hukum di Indonesia Sebuah Keniscayaan, editor R.M Talib Puspokusumo, Jakarta: Tim Pakar Hukum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2000
Soekanto, Soerjono dan Sri Mumadji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2001
Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Jakarta : Kencana, 2009 Supramono, Gatot, Hukum Perseroan terbatas Yang Baru, Jakarta : Djambatan, 1996 Sukirno, Sadono, Pengantar Bisnis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006 Tunggal, Widjaja Amin, Memahami Perkerjaan Akuntan Publik di Pasar Modal,
Jakarta: Harvarindo, 2016
Ulum M.D, Ihyaul, Audit Sektor Publik Suatu Pengantar, Jakarta : Bumi Aksara, 2009
Untung, Budi, CSR dalam Dunia Usaha, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014
Wilamarta, Misahardi, Hak Pemegang Saham Monoritas dalam Rangka Good Corporate Governance, Jakarta : Program Paca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
Widiono, Try, Direksi Perseroan Terbatas edisi kedua, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008
Wulandari, Retno Etty, Good Corporate Governance Konsep Prinsip dan Praktik, (Jakarta: Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia)