IMPLEMENTASI PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) TERHADAP LAPORAN TAHUNAN
B. Implementasi Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Laporan Tahunan (annual report) Tahun 2015
2. Implementasi Prinsip Akuntabilitas (Accountibilty)
Implementasi yang diterapkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk selanjutnya prinsip akuntabilitas, dapat terlihat dari penyampaian dalam laporan tahunan 2015 atas kejelasan struktur organisasi dan tugas serta tanggung jawab masing-masing organ PT. Unilever Indonesia, Tbk sesuai prinsip GCG yang dikeluarkan oleh OECD 2004 dan KNKG 2006 yang terkandung didalam peraturan perundang-undangan. Atas implementasi ini perseroan memenuhi ketentuan yang diatur dalam:
a. Anggota dewan dalam hal ini Dewan Komisaris dan Direktur PT. Unilever Indonesia, Tbk bertindak berdasarkan penetapan tugas masing-masing organ dengan itikad baik serta demi kepentingan terbaik perusahaan dan pemegang saham. Ketentuan akan jelasnya peran, wewenang dan tanggung jawab masing-masing organ juga diterangkan disampaikan dalam laporan tahunan Perseroan. Didalam 116 huruf (c) UUPT 2007 dan ketentuan nomor 2 huruf (c), huruf (e) angka 6, huruf (e) angka 8, huruf (g) angka 1 Peraturan Nomor X.K.6. Ketentuan bab III mengenai Dewan Komisaris dalam Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 mengatur atas implementasi penetapan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing organ anggota Dewan Komisaris. Ketentuan Nomor 2 huruf (d), huruf (e) angka 7, huruf (g) angka 2, Peraturan Nomor X.K.6. Pasal 16 dan 17 Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014, atas implementasi penetapan
tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing organ anggota Direksi serta seluruh jajaran di bawahnya yang selaras dengan visi, misi, nilai-nilai Perseroan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan.
PT. Unilever Indonesia, Tbk meyakini bahwa masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran di bawahnya mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. Hal ini dibantu dengan adanya keberadaan pedoman pelaksanan GCG dalam perusahaan serta Kepatuhan terhadap pedoman GCG;Keberadaam Board Manual yang telah diterapkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk serta telah menjadi kesatuan laporan yang terdapatdidalam laporan tahunan 2015.
Dengan demikian PT. Unilever Indonesia, Tbk memenuhi ketentuan;
Ketentuan Nomor 2 huruf (d) angka 3, Peraturan Nomor X.K.6. ketentuan bab II mengenai pengungkapan yang diatur dalam Peraturan OJK Nomor 21/POJK.21/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.
b. Perseroan memperlakukan semua pemegang saham dengan adil dalam penyampaian informasi secara merata baik dari wadah maupun waktu penyerahan laporan tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Publish laporan tahunan pada tanggal 29 April 2016 pada website PT. Unilever Indonesia, Tbk memenuhi beberapa ketentuan peraturan Nomor 1 huruf (d).
Peraturan Nomor X.K.6. Laporan tahunan wajib dimuat dalam laman
(website) Emiten atau Perusahaan Publik bersamaan dengan disampaikan laporan tahunan tersebut kepada Bapepam dan LK. Didalam huruf (e) dinyatakan bahwa laman (website) dapat diakses setiap saat.
c. PT. Unilever Indonesia, Tbk menetapkan check & balance system dalam pengelolaan Perseroan. Perseroan memiliki SPI Perseroan yang cukup lengkap. Agar Perseroan dapat mengukur dan mengontrol kinerja dari setiap organ dan karyawan, Perseroan sudah melakukan evaluasi kinerja yang dilakukan tiap bulannya. Salah satu pihak yang bertangung jawab untuk melakukan evaluasi kinerja adalah internal audit Perseroan, karena fungsi dari internal audit ini sendiri adalah memeriksa kinerja Perseroan.
Fungsi lain yang dimiliki internal audit selain melakukan pemeriksaan kinerja Perseroan adalah sebagai pemberi saran yang sesuai dengan keadaan Perseroan yang sesungguhnya. Selain internal audit, Perseroan juga sudah memiliki eksternal audit. Eksternal audit diperlukan oleh Perseroan karena berfungsi untuk melakukan pengecekan terhadap kinerja dari internal audit. Atas keberadaan serta peran SPI maka terimplementasi ketentuan Nomor 2 huruf (g) angka 7 Peraturan Nomor X.K.6
d. PT. Unilever Indonesia, Tbk juga memiliki ukuran kinerja yang memperhatikan hak pemangku kepentingan. Ukuran kinerja di terapkan dari semua manajemen Perseroan berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten dengan nilai-nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi perseroan serta memiliki penerapan pendekatan untuk
kompensasi diwujudkan dalam Total Reward Strategy, yang dirancang untuk memastikan tingginya keterlibatan karyawan, kepuasan kerja, komitmen dan kinerja karyawan dengan memastikan bahwa individu dan tim yang berprestasi tinggi mendapat penghargaan yang sepadan.
Ketentuan Nomor 2 huruf (g) angka 11 Peraturan Nomor X.K.6.
Seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan berdasarkan struktur organ GCG PT. Unilever Indonesia, Tbk, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing berdasarkan ketentuan Peraturan OJK Nomor 32/POJK.04 /2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka, Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, Peraturan OJK Nomor 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik, Peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.
e. Untuk mendukung kinerja dalam hal ini kemampuan atas kewajiban dalam pelaporan, perusahaan menawarkan rangkaian program pengembangan diri yang luas, mencakup hard skill dan soft skill. Secara umum, Perseroan menyediakan pelatihan teknis melalui akademi fungsional, seperti Supply Chain Academy dan Customer Development Academy, yang memiliki anggaran terpisah untuk pengembangan keterampilan fungsional. Sementara itu, pelatihan kompetensi soft skill, seperti efektivitas pribadi, kepemimpinan, manajemen waktu,
keterampilan presentasi dan sebagainya, disediakan melalui dua jenis pelatihan yaitu pelatihan yang dipimpin oleh instruktur (instructur-led) dan e-learning. Perusahaan juga membangun keahlian profesional dengan mempersiapkan kandidat untuk mengikuti kualifikasi profesional seperti sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) di bidang keuangan, sertifikasi Professional Coach untuk personil di bidang sumber daya manusia dan para pemimpin bisnis, License to Operate untuk para karyawan Supply Chain; dan sertifikasi terkait lainnya. PT.
Unilever Indonesia, Tbk juga memberi karyawan kesempatan untuk mengikuti kursus singkat di luar negeri, yang didasarkan pada kebutuhan bisnis di periode tertentu dan rencana pengembangan individu. Sebuah elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia perseroan adalah rencana pengembangan individual, yang menjabarkan tujuan karir jangka pendek, menengah, dan panjang dari masing-masing karyawan, untuk kemudian disetujui dan ditinjau setiap tahun oleh karyawan dan atasan mereka. Rencana ini didasarkan pada konsep 70-20-10, yang menyatakan bahwa keseimbangan ideal untuk pengembangan pribadi dan kompetensi adalah 70% melalui perkerjaan sehari-hari (on-the-job) training 20% melalui pembinaan atau mentoring dengan pemimpin senior
untuk memberikan dukungan dan bimbingan karir di masa depan; dan 10% melalui pelatihan formal untuk mempertajam pengetahuan. Para Direksi dan Komisaris yang baru menjabat juga menerima orientasi yang
disesuaikan dengan bisnis dan orang-orang di dalamnya, serta strategi, kinerja keuangan dan kebijakan tata kelola Perseroan.