• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Hubungan Kerjasama Yang Dilakukan Oleh Bidan Dan

BAB IV KERJASAMA ANTARA DUKUN BERANAK DAN BIDAN DESA

4.1. Kerjasama Bidan dan Dukun Beranak

4.1.2. Bentuk Hubungan Kerjasama Yang Dilakukan Oleh Bidan Dan

Hubungan kerjasama yang dilakukan bidan dan dukun beranak memang memiliki tujuan yang sama, membantu persalinan. Untuk menuju hasil yang maksimal. Adapun bentuk kerjasama yang dilakukan dapat dilihat dari beberapa periode yang dilalui ibu hamil hingga melahirkan

1. Periode Kehamilan

Kerjasama yang dilakukan bukan hanya mengenai persalinan namun pada masa kehamilan juga sudah menjadi tanggung jawab bidan dan dukun beranak untuk tetap memantau proses perkembangan kehamilan seorang ibu. Ada beberapa tindakan yang dilakukan langsung bersamaan dengan dukun beranak. Ini menunjukan bahwa kerjasama tersebut berlangsung sejak masa kehamilan.

Namun ada hal-hal yang memang hanya dilakukan oleh bidan saja karena sistem kerja dibidang kesehatan haruslah kompleks, tidak hanya tindakan- tindakan seperti itu saja

Tidak hanya bidan, dukun beranak juga memiliki tanggung jawab tersendiri dalam periode kehamilan yaitu melakukan ritualnya yang merupakan kebiasaan masyarakat turun tenurun dengan memandikan dan mengurut perut ibu hamil. Dikatakan oleh ibu Suwerni yang merupakan dukun beranak bahwa dahulunya mereka dilarang mengurut perut bayi namun sekarang telah diperbolehkan.

“... dulu kami itu dilarang sama pihak Dinas Kesehatan kalau mau ngusuk perut bayi, katanya itu bahaya bagi organ-organ dalam si bayi. Tapi karena mungkin mereka udah paham cara kerja kami dalam mengusuk dan efeknya juga enggak pernah membuat bayi

jadi sakit, akhirnya kami diperbolehkan lagi ngusuk bayi ...”

(Wawancara tanggal 3 Juni 2019)

Ada kebiasaan-kebiasaan masyarakat pada saat mengandung yang harus dilakukan secara tradisional dan hal tersebut terjadi hingga saat ini. Kebiasaan tersebut tidak menjadi suatu masalah selama tidak membahayakan ibu dan calo bayi dan semua atas dukungan dan persetujuan pihak keluarga yang telah menta tradisi tersebut untuk dilakukan oleh dukun beranak. Dilihat dari kerjasama yang dilakukan bidan dan dukun beranak dalam masa kehamilan hubungan diantara keduanya masih sangat baik.

2. Periode Persalinan

Pada periode persalinan merupakan masa yang sangat penting bagi ibu hamil dan para keluarga karena akan menyambut satu anggota baru dalam keluargaya. Maka peren bidan dan dukun beranak tidak kalah pentingnya pada saat itu. Ada pun kerjasama yang dilakukan bidan dan dukun beranak dalam periode persalinan diawali dengan persiapan sarana dan prasarana untuk persalinan oleh bidan peran dukun beranak disini adalah mengingatkan keluarga untuk memanggil bidan kemudian bersama-sama melakukan persalinan jika persalinannya dilakukan dirumah apabila dilakukan di puskesmas atau rumah sakit maka bidan akan segera memberikan rujukan.

Menurut dukun beranak, ibu hamil yang meminta pertolongan persalinan padanya berdasarkan nasihat dari pihak keluarganya. Dalam membantu persalinan tersebut kemudahan juga dirasakan oleh dukun beranak selama bekerjasama dengan bidan dalam melakukan persalinan. Bahkan jika membantu bidan diluar yang biasanya dilakukan terhadap ibu yang melahirkan, dukun beranak akan

mendapat imbalan dari bidan bukan saja dari pihak keluaraga yang melahirkan.

Seperti yang dikatakan oleh ibu Syarifah berikut dalam kutipan wawancara:

“... kerjasama kita dengan para dukun Beranak itu dapat dilihat dilapangan ketika kita menolong beberapa pasien ibu hamil ketika melahirkan. Terkadang apabila dalam suatu kasus penanganan Bidan menjadi pemimpin prosesi melahirkan, maka Dukun Beranak akan bertugas menjadi pendamping bidan tersebut dan sebaik mungkin akan mencoba untuk merawat atau menenangkan si ibu. Sementara apabila Dukun Beranak menjadi pemimpin utama proses melahirkan, maka Bidan akan mendampingi dan menjaga kebersihan klinis ibu hamil. Bidan juga akan siap siaga memperhatikan kondisi ibu melahirkan tersebut, sebab apabila dirasa ada keadaan gawat darurat, maka pasien ibu melahirkan tersebut harus segera ditangani secara medis.” (Wawancara tanggal 3 Juni 2019)

Dukun Beranak memag tidak pernah meminta bayaran atau menempatkan seberapa besar jumlah bayaran atas jasanya namun dari pihak keluarga yang bersangkutan, secara suka rela memberi sebagai tanda terimkasih. Sepanjang persalinan dukun beranak tetap berada bersama bidan untuk membantu apa yang diperlukan bidan saat itu dan dari pihak keluarga biasanya juga melimpahkan segalanya pada dukun beranak untuk membantu keperluan bidan dan ibu yang akan melahirkan.

3. Setelah Melahirkan

Kerjasama tetap berlangsung pasca melahirkan, bidan dan dukun beranak masih tetap rutin melakukan kunjungan di rumah pasiennya terutama dukun beranak. Selain melakukan kunjungan secara bersamaan, kerjasama yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan seperti akan adanya tanda-tanda bayi sakit, bahaya penyakit ibu nifas dan perawatan tali pusat. Sepanjang persalinan dukun beranak tetap berada bersama bidan untuk membantu apa yang diperlukan bidan

saat itu dan dari pihak keluarga biasanya juga melimpahkan segalanya pada dukun beranak untuk membantu keperluan bidan dan ibu yang akan melahirkan.

Seperti diawal pada periode kehamilan, terdapat ritual-ritul maupun kebiasaan masyarakat setempat terkait persalinan dan bidan tetap mengikuti hal itu selama tidak membahayakan kesehatan ibu dan bayi karena dalm adat kebiasaannya pantang larang yang dianjurkan juga bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu maupun bayi.

Kerjasama bidan dan dukun beranak merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dua pihak dengan kepentingan yang sama, dan pada prinsip kesetaraan, dan keterbukaan. Sebagai tenaga medis dan dukun beranak tentunya memiliki tugas untuk membantu masalah kehamilan dan persalinan bahkan hingga setelah persalinan. Saling percaya di sini merupakan saling menghargai keahlian masing-masing merupakan suatu bentuk yang dihasilkan dari prinsip kesetaraan dan keterbukaan dalam bekerja sama. Dengan memberikan pelayanan dari masing-masing keterampilan yang dimiliki bidan dan dukun beranak berusaha untuk melaksanakan kerjasamanya semakisimal mugkin.

Kerjasama bidan dan dukun beranak dapat diwujudkan juga dengan dengan adanya prinsip rasa saling percaya bersikap terbuka diantara keduanya.

Selain itu dalam melaksanakan kerjasama bidan dan dukun beranak dituntut untuk bertindak sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya. Namun demikian dukun beranak bukanlah seorang tenaga kesehatan yang yang memiliki kompetensi (keterampilan menolong dan menangani persalinan) terlebih jika ada komplikasi atau resiko tinggi demikian juga cara menolong persalinan oleh dukun beranak masih seadanya. Namun diantara bidan dan dukun beranak, harus saling terbuka,

agar terbentuk suasana yang tidak membuat diantaranya lebih rendah, lebih pintar atau lebih mampu. Dikarenakan dukun beranak tersebut orangnya ramah, enak diajak bekerjasama akhirnya bidan merasa nyaman bersamanya.

Dari adanya prinsip yang dijalankan bidan dan dukun beranak dalm bekerjasama dalam menangani kesehatan kehamilan ibu hingga pada perawatan bayi, diantaranya sudah berjalan sesuai dengan apa yang dilakukan saling percaya, melengkapi dan membantu satu sama lain. Merujuk pada apa yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa: Pentingnya kerjasama dalam suatu hubungan kerja merupakan suatu proses, yang di tandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang pada orang perorangan. Apa yang terjadi pada dukun beranak dan bidan bahwa apa yang mereka kerjakan berjalan dengan baik walaupun berbeda keahlian dalam menagani proses persalinan. Perbedaan yang ada diantara mereka tidak menjadi suatu kendala sehingga jarang bagi mereka terjadi kesalah pahaman.