• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERSALINAN OLEH DUKUN BERANAK

3.1. Metode Persalinan Oleh Dukun Beranak

3.1.3. Fase Postpartum (Setelah Melahirkan)

Fase Postpatum atau setelah ibu melahirkan membutuhkan perawatan kembali oleh Dukun Beranak kepada sang ibu maupun kepada anak bayi yang baru lahir. Perawatan ini dimulai dari membersihkan ari-ari si jabang bayi, membersihkan kain-kain yang digunakan selama melahirkan, dan memandikan si jabang bayi setiap pagi.

“… Kalau istilah ilmiah kayak gitu uwak gak ngerti, tahunya Cuma habis lahiran, itu lah istilahnya. Nah, habis lahiran itu banyak yang harus dikerjai, dari mulai meriksa keadaan ibunya, sampe meriksa keadaan bayinya. Kita jangan salah, walaupun sudah selesai lahiran, ibunya itu bisa juga tiba-tiba sakit karena mungkin ada luka ataupun infeksi karena proses melahirkan itu.

Kalau udah memang dirasa sakitnya enggak normal, biasanya uwak suruh bawa langsung ke rumah sakit …” (wawancara tanggal 4 Juni 2019)

Di dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang penolong persalinan secara tradisional, Dukun Beranak juga mendapatkan berbagai pelatihan-pelatihan medis yang diadakan oleh pihak puskesmas dan bidan dan telah bersertifikat resmi sehingga dalam melakukan penanganan terhadap bayi dapat terjamin secara medis. Setelah kelahiran, Dukun Beranak memiliki tanggung jawab mendampingi

ibu dan bayi selama bulan pertama kelahirannya, yaitu dengan memberikan perawatan lanjutan berupa pijit bagi keduanya dalam konteks pemulihan pasca persalinan oleh ibu dan kesehatan bagi bayi.

Pada sembilan hari kelahiran bayi, dukun melakukan pijit pada bayi. Hal ini dimaksudkan agar tubuh si bayi tidak rentan dari penyakit dan memantapkan organ-organ tubuh pada bayi selain itu dukun bayi juga membantu memandikan bayi serta memberikan ramuan-ramuan tradisional agar bayi tidak mudah rewel.

Karena pada usia ini, bayi masih rentan terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang ada disekelilngnya sehingga diperlukan pagar atau penangkal oleh dukun bayi.

Perawatan yang diberikan Dukun Beranak berlangsung sampai selapanan, yaitu usia bayi menginjak pada 1 bulan kelahirannya tetapi, dukun bayi tidak lagi memandikannya dan hanya datang seminggu dua kali untuk memijit bagi bayi.

Setelah kelahiran itu, Dukun Beranak juga bertugas membantu persiapan acara selamatan kelahiran sang bayi. Syukuran dianggap penting untuk menunjukan rasa terimakasih dari pihak keluarga kepada sang Pencipta lewat pemberian makanan nasi urap kepada para tetangga.

“… Setelah abis lahir anaknya nanti uwak pun bantuin keluarganya untuk nyiapin acara syukuran. Misalnya kalau buat acara pengajian ya ibu ikut bantuin, atau kalau misalnya mau buat nasi urap, ya uwak diundang supaya bantuin dan kasih doa juga ke anak bayinya …” (wawancara tanggal 4 Juni 2019)

Perawatan setelah kelahiran yang diberikan kepada bayi juga hampir sama seperti perawatan yang diberikan pada ibu yang selesai melahirkan, yaitu meliputi massage atau dipijat dan personal hygiene yang berbeda adalah perawatan tali pusat.

“… kalau perempuan udah selesai melahirkan itu biasanya masih belum bisa kerja-kerja berat, bisa karena pinggangnya yang masih sakit karena selama 9 bulan habis bawa’ si bayi kemana-mana, trus bisa juga karena peredaran darahnya itu masih belum lancar karena mungkin sisa-sisa kehamilan itu masih ada di badan si ibu.

biasanya uwak kusuk itu mamaknya, dan ngusuknya itu enggak boleh kuat-kuat. Karena kalau dikusuk kuat-kuat itu bisa biru ataupun luka di dalam, karena memang setelah melahirkan badan si ibunya itu sensitive …” (wawancara tanggal 4 Juni 2019)

Tarif perawatan yang diterima oleh Dukun Beranak biasanya tidak tentu.

Bahkan terkadang pembayaran Dukun Beranak sifatnya hanya sekedar sukarela saja dan tidak ada pematokan harga yang khusus dari Dukun Beranak.

“… Kita kan niatnya nolong, jadi klo ada yang kasi ya Alhamdulillah, klo nggak ya ikhlas. Ada yang kasi Rp. 1000.000, Rp. 500.000, ada juga yang kurang mampu dan ngasi Rp. 300.000, bahkan dulu ada juga yang cuma bisa ngasi ayam atau hasil bertaninya aja karena enggak punya uang …” (wawancara tanggal 5 Juni 2019)

Secara umum Dukun Beranak akan terus mendampingi bayi sampai 45 hari kelahiranya. Selama rentang waktu tersebut perkembangan bayi akan tetap dipantau oleh Dukun Beranak yang menangani kelahirannya dengan cara mengunjungi tempat tinggal bayi. Pemberian nama pada bayi dilakukan pada hari kelima kelahirannya dan dihadiri oleh Dukun Beranak yang menangani kelahirannya. Acara tersebut dikenal sebagai acara Tabal Nama. Pada acara tersebut Dukun Beranak memotong sehelai rambut bayi dengan diberikan doa-doa tertentu sebagai syarat jalannya ritual. Kemudian pada usia 45 hari kelahirannya diadakan selapanan yaitu pencukuran seluruh rambut bayi, hal ini juga dilakukan oleh Dukun Beranak yang membantu kelahirannya, pencukuran seluruh rambut

bayi tersebut memiliki maksud dan tujuan agar kelak rambut bayi tumbuh dengan bagus dan secara magis bayi tidak mudah rewel dan lemah terhadap penyakit.

3.2. Pembuatan Sumpit Tangkal

Pada masyarakat pesisir yang dinamakan orang Melayu yang tinggal di Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu ada suatu tradisi yang harus dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil yaitu membuat Tangkal. Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai saat ini, bahkan uniknya untuk membuat tangkal itu ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh orang yang dipercaya untuk membuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual kepercayaan yang dilakukan khususnya menggambarkan tentang proses pelaksanaan ritual kepercayaan pembuatan dan pemakaian tangkal pada ibu hamil, untuk mengetahui fungsi dan makna tangkal bagi masyarakat Melayu khususnya ibu yang sedang mengandung.

Foto 3: Isi Tangkal Sumpit Bayi

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

Pembuatan tangkal pada ibu hamil dimulai dengan langkah-kangkah sebagai berikut:

a. Sejak diketahui hamil, masyarakat di Desa Sei Berombang sudah membuat tangkal namun belum lengkap. Tangkal yang dipakai seperti paku yang disanggulkan ke rambut yang diletakkan di kepala.

Selanjutnya dibuat sumpit tangkal yang diisi dengan kunyit bungle dan bawang putih tunggal.

b. Pada usia kandungan sudah 5 bulan, tangkal sumpit pun diisi beberapa bahan-bahan yang dirangkum menjadi 3 komponen. Yaitu: pertama, yaitu Isian Penyejuk, kedua adalah Isian Penghangat, ketiga yakni Isian Penguat dan Pelindung. Adapun isian-isian tersebut adalah sebagai berikut :

Isian Penyejuk

Isian penyejuk ini merupakan komponen-komponen dari bahan yang memiliki aura menyejukkan suhu tubuh dan rahim bayi yang ada di dalam kandungan. Makna dari menyejukkan tubuh bayi adalah bahwa dalam keadaan ketika tubuh ibu hamil sedang panas dikarenakan berbagai hal, tubuh si bayi yang berada di dalam kandungan tidak terpengaruh dan akan tetap sejuk karena efek dari bahan-bahan penyejuk ini. Adapun komponen bahan-bahan penyejuk ini adalah sebagai berikut:

- Kapur sirih, berfungsi sebagai selubung bayi, dimaksudkan untuk mengecoh roh-roh yang ingin mencuri janin bayi di dalam kandungan.

Biasanya diletakkan didalam Sumpit Tangkal. Selain itu kapor sirih ini termasuk kedalam bahan-bahan yang menyejukkan tubuh si bayi yang

berada di dalam kandungan. Bahan ini sifatnya wajib ada, sebab penyejuk kandungan adalah wajib hukumnya menjadi bahan pembuatan dalam sumpit tangkal bayi tersebut. Resiko dari tidak adanya komponen kapur sirih ini adalah gagalnya sumpit tangkal bayi dalam mengecoh roh-roh halus yang ingin menggangu bayi dalam rahim si ibu.

Foto 4: Kapur Sirih

Sumber: Data Penelitian Lapangan

- Buah Kemiri. Bahan lainnya yang merupakan komponen bahan-bahan penyejuk dalam sumpit tangkal bayi adalah buah kemiri. Buah kemiri mnurut Wak Suwerni memiliki aura yang mendinginkan tubuh si bayi, sehingga sangat penting untuk berada di dalam sumpit tangkal bayi tersebut. Selain itu, buah kemiri juga merupakan lambang pensucian si janin agar tidak dikotori oleh efek-fek negative daeri roh-roh halus. Bahwa menurut Wak Suwerni terkadang bayi yang berada di dalam kandungan bisa dikotori oleh roh-roh halus yang mencoba untuk mencelakakan si bayi. Salah satunya adalah janin yang dikencingi oleh roh halus karena si ibu yang tidak menjaga bayinya dengan baik dan

bersih. Hal ini lah yang membuat buah kemiri ini menjadi penting, karena buah kemiri ini dapat menangkal serangan-serangan roh-roh halus tersebut ketika ingin mengotori janin tersebut. Tidak adanya komponen buah kemiri, atau apabila sang dukun lupa meletakkannya akan berakibat buruk kepada si janin karena resiko janin tersebut dikotori makhluk halus akan sangat tinggi. Ada pun cirri-ciri ibu hamil yang dikencingi oleh roh halus tersebut adalah timbulnya bercak-bercak merah kecoklatan pada perut sang ibu. Bahkan hingga membuat tubuh si ibu menjadi bau, walaupun si ibu tersebut sudah mandi.

Foto 5: Buah Kemiri

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Rumput Patimah

Bahan selanjutnya yang masih masuk ke dalam komponen bahan penyejuk ialah Rumput Patimah. Bahan ini sebenarnya adalah jenis akar-akaran wangi yang biasa di jual di pasar-pasar tradisional, terkhususnya di tempat penjual bunga. Rumpu Patimah ini adalah sebagai penyejuk tubuh dari si ibu mana kala cuaca sedang panas.

Dengan adanya Rumput ini dimaksudkan dapat menjaga suhu tubuh si

ibu yang sedang mengandung. Rumput Patimah ini juga sebagai bahan yang bertujuan untuk membuat si bayi menjadi tidak rewel selama berada di dalam kandungan. Menurut Wak Suwerni Rumpu Patimah ini wajib hukumnya ada di dalam sumpit tangkal tersebut untuk menjaga suhu ibu agar tetap sejuk walau pun sedang berada di musim panas. Tidak adanya Rumput Patimah akan menyebabkan tubuh si ibu bisa terserang panas dimana hal tersebut akan membahayakan keberadaan janin pula.

Foto 6: Rumput Patimah

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

Isian Penghangat

Isian komponen berikutnya adalah komponen penghangat, dimana semua bahan yang masuk kedalam komponen penghangat ini memiliki energy untuk menghangatkan badan si ibu maupun bayi yang ada di dalam kandungan. Semua bahan isian penghangat ini di dominasi oleh komponen yang berasal dari tanaman-tanaman tradisional yang ada di sekitar kita, dan dapat diperoleh di pasar-pasar tradisional. Berikut adalah macam-macam komponen penghangat tersebut:

- Kayu Manis, berfungsi sebagai wewangian agar makhluk halus enggan untuk mendekati ibu hamil. Peletakkannya biasanya pada sisi samping dari Sumpit Bayi.

Foto 7: Kayu Manis

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Kunyit, bahan selanjutnya yang tergabung dalam Isian Penghangat adalah Kunyit biasa. Kunyit ini yang berfungsi untuk memberi aroma wangi kepada si jabang bayi. Posisi kunyit diletakkan di bagian bawah tangkal Sumpit Bayi. Jika Kunyit Bungle memiliki khasiat untuk menghangatkan tubuh si ibu, maka kunyit biasa ini memiliki khasiat untuk mendatangkan energi hangat kepada si bayi yang berada di dalam rahim si ibu. Adanya komponen Kunyit ini menurut Wak Suwerni adalah wajib hukumnya, sebab baik si ibu maupun bayi wajib diselimuti oleh energi hangat untuk melindungi dari hawa dingin dari luar.

Foto 8: Kunyit

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Buah Pala Laut, adalah bahan selanjutnya yang masuk ke dalam komponen isian penghangat. Buah Pala Laut ini berfungsi untuk memberi rasa hangat kepada si bayi yang diletakkan di bagian tengah sumpit. Tidak adanya bahan ini akan memberikan pengaruh buruk pada janin.

Foto 9: Buah Pala Laut

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Bawang merah, bertujuan untuk memberikan rasa hangat kepada ibu hamil yang sedang mengandung. Pada fase mengandung, masyarakat mempercayai bahwa kondisi dalam tubuh ibu hamil itu kerap kali naik

turun dari hangat menjadi dingin. Sehingga, ibu hamil perlu untuk menjaga bagian dalam rahimnya agar tetap memberikan rasa hangat kepada si bayi.

Foto 10: Bawang Merah

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Bawang Putih dilambangkan sebagai unsur yang memberikan rasa hangat kepada bayi di dalam kandungan. Bawang putih dan bawang merah ini dimaknai sebagai satu kesatuan yang saling bekerjasama menghangatkan baik ibu hamil maupun si bayi.

Foto 11: Bawang Putih

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Gambir pada pembuatan Sumpit Tangkal disimbolkan untuk memberikan kesehatan bagi rahim ibu. Sifat gambir yang sejatinya banyak mengandung zat-zat anti oksidan juga kerap dikonsumsi ibu

hamil untuk menghangatkan perut. Bahkan untuk kejadian mual-mual atau diare yang terjadi pada ibu hamill sangat dianjurkan untuk menyeduh gambir tersebut dengan air hangat. Peletakkannya ada bersamaan dengan buah pala laut. Tidak adanya komponen gambir ini akan berakibat fatal, sebab Gambir ini lah yang menjaga kesehatan ibu dan bayinya di dalam sumpit tangkal tersebut. Sehingga perannya dalam Sumpit Tangkal tersebut sangat lah vital.

Foto 12: Gambir

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Cengkeh, komponen selanjutnya dalam isian penghangat ialah cengkeh. Cengkeh dalam hal ini sebagai bahan wewangian yang diletakkan di dalam Sumpit Tangkal dengan tujuan mendatangkan rezeki yang baik kepada keluarga yang sedang memiliki perempuan yang sedang mengandung. Dengan adanya wewangian tersebut, memiliki makna bahwa kelak ketika si anak telah dewasa namanya akan harum hingga jauh dan membanggakan orangtuanya.

Foto 13: Cengkeh

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Lada Hitam diwujudkan sebagai pengharapan agar proses bersalin akan lancar dan tidak terjadi sungsang atau posisi kelahiran bayi terbalik dengan kaki bayi duluan yang keluar dari rahim si ibu.

Peletakkannya diserak saja di dalam tangkal Sumpit Bayi. Buah lada hitam ini juga memberikan energy yang hangat kepada ibu hamil dan bayinya tersebut. Tidak adanya komponen lada hitam ini ditakutkan akan berdampak pada tidak lancarnya si ibu dalam proses melahirkan.

Foto 14: Lada Hitam

Sumber: Data Penelitian Tahun 2019

Isian Penguat

Isian Penguat adalah sebuah kelompok bahan yang memiliki symbol energy yang dapat memberikan kekuatan pada ibu hamil dan bayi yang ada di rahimnya. Isian Penguat ini sama pentingnya dengan Isian Penyejuk maupun Isian Penghangat sebelumnya. Berikut adalah beberapa komponen yang ada di dalam Isian Penguat tersebut:

- Kayu Merah sebagai pengharapan agar tubuh ibu hamil selalu kuat dan tidak gampang capek pada saat mengandung. Kayu merah ini diletakkan ditengah-tengah sumpit tangkal bayi. Adanya kayu merah ini adalah sebagai pertahanan dari segala macam gangguan makhluk halus. Kayu Merah ini melambangkan api yang pada setiap saat dapat membakar roh-roh halus yang berniat mencelakakan ibu hamil dan bayinya. Bahan ini wajib ada di dalam komponen Sumpit Tangkal bayi, sebab Kayu Merah ini dianggap memiliki energy pelindung yang sangat kuat, untuk pertahanan dari gangguan roh halus.

Foto 15: Kayu Merah

Sumber: data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Jari Ango, adalah bahan selanjutnya yang masuk kedalam Isian Penguat.

Jari ango ini adalah bahan yang merupakan akar dari rumbuhan Jari Ango, dan fungsinya adalah sebagai pengikat agar bayi yang ada dalam rahim tidak mudah untuk jatuh dan sehat. Bentuknya yang mirip seperti jari ini lah yang menjadi symbol dari pengikat si ibu dan bayinya, sehingga keberadaan Jari Ango ini sangat lah penting guna mengikat bayi dan ibunya. Jari Ango ini biasanya diletakkan ditengah Sumpit Bayi

Foto 16: Jari Ango

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Kuku Beruang adalah merupakan bahan berikutnya yang tergabung kedalam Isian Penguat. Kuku Beruang ini berfungsi untuk melindungi bayi ketika dalam kandungan dari segala macam gangguan roh jahat. Bahkan jenis roh jahat yang dapat ditangkal oleh kuku beruang ini lebih spesifik lagi yakni melindung dari roh-roh jahat yang berasal dari kiriman seseorang yang berniat untuk mencelakai si ibu dan bayinya. Bahan Kuku Beruang ini wajib hukumnya ada di dalam komponen isian Sumpit Tangkal, sebab ini adalah bahan utama pembuatan sumpit. Tidak adanya

Kuku Beruang ini akan menyebabkan Sumpit Tangkal tidak berguna sama sekali. Posisi kuku beruang ini diletakkan ditengah sumpit dan diatas kunyit yang telah diletakkan sebagai pondasi tangkal Sumpit Bayi

Foto 17: Kuku Beruang

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Kunyit Bungle merupakan perwujudan dari janin yang kuat. Kunyit bungle ini memliki bentuk yang tidak sama dengan kunyit biasa karena bentuknya yang lebih besar, menyatu dan tak beruas. Peletakkan kunyit bungle biasanya diletakkan dibawah Tangkal Sumpit Bayi.

Kunyit Bungle ini memiliki energy yang berfungsi untuk menghangatkan tub si ibu hamil, guna melindunginya dari hawa dingin. Tidak adanya Kunyit Bungle ini akan berdampak negative pada kondisi tubuh si ibu, sebab ditakutkan tubuh si ibu akan mudah masuk angin dan pada akhirnya berpengaruh pada janin.

Foto 18: Kunyit Bungle

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Cucuk Sanggul yang terbuat dari Duri Landak dan dibagian bawahnya diletakkan kunyit sebagai pondasi, berfungsi sebagai penjaga rahim ibu hamil dari gangguan roh halus yang berusaha untuk mencuri janin.

Foto 19: Cucuk Sanggul

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

- Sisik Tenggiri, dipakai sebagai perwujudan pengharapan keluarga agar bayi yang lahir kelak memiliki fisik yang sempurna. Diletakkan biasanya ditumpukkan atas sumpit. Tidak adanya sisik tengiri ini dapat berpengaruh

pada fisik si bayi ketika dilahirkan kelak. Sehingga keberadaannya wajib ada di Sumpit Tangkal tersebut.

Foto 20: Sisik Tenggiri

Sumber: Data Penelitian Lapangan Tahun 2019

Setelah semua bahan terpenuhi, maka semua bahan akan dimasukkan kedalam satu wadah yang terbuat dari anyaman pandan sebagai berikut:

Foto 21: Sumpit Tangkal

Sumber: data Penelitian Lapangan tahun 2019

Total semua bahan yang diperlukan adalah 16 bahan. Untuk jumlah bahannya sendiri mengapa sampai bisa sebanyak itu, ibu Suwerni pun tidak mengetahui alasan pastinya. Sebab pembuatan Sumpit tangkal bayi tersebut

adalah pengetahuan turun temurun dari orangtuanya dahulu. Setelah semuanya selesai dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman pandan tersebut, Dukun Beranak akan membacakan doa-doa kedalam sumpit bayi tersebut. Setelah do’a selesai, maka Dukun Beranak akan menyuruh keluarga ibu hamil untuk menyimpan Sumpit Bayi tersebut di dalam kamar ibu yang sedang mengandung tersebut. Satu hal yang menjadi pantangan juga adalah, Sumpit Bayi tidak boleh dilangkahi dan juga terkena air.

Filososi membuat tangkal sumpit bayi ini menurut penuturan ibu Suwerni adalah ibarat sebuah mangkuk. Dimana apabila satu bahan saja tidak terpenuhi dalam syarat membuat sumpit bayi, maka sumpit bayi tersebut tidak akan berguna, selayaknya sebuah mangkuk yang kehilangan beberapa bagian dari tubuh mangkuk tersebut. Ketika suatu mangkuk bolong, maka mangkuk tersebut tidak akan mampu untuk menampung air secara maksimal. Hal ini lah yang menjadi penekanan ibu Suwerni mana kala pembuatan sumpit tangkal dilakukan, bahwa pembuatannya, serta upaya melengkapi bahannya harus lah maksimal, agar sumpit tangkal dapat sempurna melindungi ibu hamil dan bayi di dalam kandungannya.

3.3. Ramuan Obat dan Peralatan Persalinan oleh Dukun Beranak

Setelah kelahiran bayi, perawatan si dukun beranak dilakukan intensif kepada pasiennya. Mulai dari persalinan bayi hingga keringnya pipil (tali pusar).

Pasien dan bayi dirawat oleh dukun beranak di rumah pasien. Kemudian pasien diberikan ramuan jamu untuk menghangatkan perut pasien.pemberian jamu ini

menurut Wak Suwerni sangat baik untuk kesehatan ibu hamil, karena ramuannya berasal dari tumbuh-tumbuhan alami dan jauh dari bahan kimia.

- Ramuan setelah melahirkan gunanya untuk menghangatkan perut pasien dan memperbaiki warna kulit yang terdiri dari; pati kunyit digiling lalu di peras ditambah gula ataupun dicampur merica lalu diminum. Ramuan ini selain bertujuan untuk menghangatkan perut, juga berfungsi untuk menyegarkan rahim si ibu hamil tersebut, agar subur kembali dalam waktu dekat.

- Memakan nasi lada, bertujuan untuk menyempitkan lubang peranakan dan mencegah masuk angin.

- Pinang muda dan kunyit direbus untuk membasuh ketika buang air kecil.

Hal ini bertujuan agar proses pengeringan setelah melahirkan akan lebih cepat.

- Batu koral (batu gilingan) di panaskan di atas kompor, setelah itu di balut seperti di kompres lalu di dudukkan di atas vagina untuk mencegah pembengkakan. Hal ini diperoleh ibu Sewrni dari orang tuanya dahulu.

Selain untuk meredakan pembengkakan pasca melahirkan, kompres dengan menggunakan batu tersebut juga bertujuan untuk membantu elastisitas vagina dari ibu hamil tersebut agar kembali seperti semula lagi dengan lebih cepat.

- Bedak param juga menjadi ramuan yang diberikan oleh Dukun Beranak kepada ibu hamil, bedak param dapat dijumpai di took-toko jamu tradisional yang ada di pasar tradisional desa. Bedak param ini gunanya adalah untuk memberikan rasa nyaman di tubuh ibu hamil tersebut.

Kegunaan lainnya juga adalah berfungsi penghilang bekas guratan-guratan (stretch mark) yang ada di bagian perut si ibu, yang biasanya sangat banyak sekali berbekas setelah melahirkan.

Dukun Beranak juga memberikan ramuan jamu tradisional untuk ibu yang

Dukun Beranak juga memberikan ramuan jamu tradisional untuk ibu yang