• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2.2.9 Bentuk Komponen Krisis

Bentuk komponen krisi lain yaitu sumber daya alam yang sangat langka dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Misalkan air, disuatu tempat di mana air sangat sedikit sehingga masyarakat sangat menggantungkan hidupnya pada air tersebut akan merupakan dampak besar bagi masyarakat karena merupakan suatu kebutuhan pokok. Adapun jumlah cakupan pemenuhan kebutuhan air di Desa Darmasari sebagai berikut:

Tabel 4.18

Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Desa Darmasari No Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Jumlah (Keluarga)

1. Jumlah Keluaraga Menggunakan Sumur Gali 54 2. Jumlah Keluarga Menggunakan Mata Air 716

JUMLAH 770

Sumber: Desa Darmasari dalam angka, 2016

Berdasarkan tabel diatas bahwa mayoritas penduduk Desa Darmasari merupakan pengguna sumber mata air yaitu sebanyak 716 keluarga dan 54 keluarga menggunakan Sumur gali, dapat di simpulkan kebutuhan air yang paling banyak yaitu bersumber dari mata air, akan tetapi sumber mata air tersebut terganggu oleh aktifitas perusahaan terutama untuk kampung Ci Bayawak, sering terjadi perubahan warna menjadi keruh atau kecoklatan apalagi pada musim penghujan, seperti yang di sampaikan oleh I2-2 selaku Sekertaris Desa Darmasari:

Yang menjadi keluhan Paling air, soalnya mata air sekarang suka keruh letak sumbernya di wilayah perkebunan karet yang terkena yaitu kampung Tenjo laut, kampong Cibayawak, dan paling jalan aja bagusin soalnya parah banget. (wawancara dengan I2-2 pada tanggal 26 Maret 2018, di Kantor Desa, Senin Pukul 09.10WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I2-2 bahwa, aktifitas perusahaan PT Cemindo Gemilang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berimbas kepada keruhnya mata air dari pegunungan, sehingga warga sangat

mengeluhkan hal tersebut, karena menurut warga kalau bukan dari mata air, mereka bingung mendapatkan air dari mana, walaupun dialihkan ke PDAM mereka tidak bisa membayar untuk bulanan air, karena selama ini warga mendapatkan air gratis langsung dari mata air pegunungan, yang lebih jauh bersih, hal serupa juga di benarkan oleh I1-7 selaku Ketua RT 008. Desa Darmasari: “Sebagai warga biasa saya Cuma berharap Paling pengadaan air bersih, kalau bisa jalan di baguskan di tata dengan rapih dan jangan merusak mata air”. (wawancara dengan I1-7 pada tanggal 26 Maret 2018, di Kantor Desa, Senin Pukul 09.15WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-7 bahwa dengan adanya aktifitas perusahaan jangan sampai merusak apa yang warga punya dari sejak lama, seperti halnya mata air yang semakin keruh, warga berharap ada bantuan air bersih dan perbaikan jalan. Selanjutnya disampaikan oleh I1-1 :”Yang penting saling menghargai satu sama lain tidak mematikan sumber pendapatan para nelayan, yang di inginkan bantuan jaring, mesin, sandaran nelayan”. (wawancara dengan I1-1 pada tanggal 11 April 2018, di Kediaman Bapak Maman, Rabu Pukul 09.20 WIB). Berdasarkan wawancara dengan I1-1 tempat sandaran kapal menurut nelayan, itu merupakan suatu hal yang sangat penting karena melaut merupakan pokok mata pencaharian masyarakat lokal. Desa Darmasari merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi tangkapan ikan yang melimpah sebelum adanya Pelabuhan PT Cemindo Gemilang

Bayah, namun setelah berdirinya pelabuhan PT Cemindo Gemilang nelayan sangat mengeluh susahnya menangkap ikan karena air sudah tercemar oleh sisa-sisa batubara serta bisingnya aktifitas di pelabuhan membuat ikan semakin menjauh. Hal senada dikatakan oleh I1-2 selaku nelayan Bayah: “Paling yang di harapkan di bikinkan dermaga, tidak banyak tuntutan soalnya butuh untuk nyandar nelayan, sekarang kan nelayan susah buat nyandar apalagi sekarang musim cuaca buruk”. (wawancara dengan I1-2 pada tanggal 11 April 2018, di Kediaman Bapak Imad, Rabu Pukul 13.20 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-2 bahwa tidak adanya sandaran khusus untuk nelayan itu sangat menyulitkan untuk berlabuh, apalagi terjadinya musim angin barat gelombang menjadi besar dan merusak terhadap perahu nelayan. Hal senada di dampaikan oleh I1-6 selaku Sekertaris Koperasi Nelayan Selatan: “Masyarakat nelayan berharap di bikinkan sandaran kapal, dulu sudah janji mau di bikinin sama mereka akan tetapi sampai sekarang tidak ada”. (wawancara dengan I1-6 pada tanggal 12 April 2018, di Kediaman Bapak Agung, Kamis Pukul 09.20 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-6 bahwa sebelum berdirinya pelabuhan itu sudah ada kesepakatan antara masyarakat nelayan dan perusahaan yang di buat dalam nota kesepakatan akan tetapi sampai sekarang sandaran untuk nelayan tidak di buatkan sehingga para nelayan bersandar di mana saja. Selanjutnya oleh I1-3 selaku Pengusaha Ikan: “Supaya tidak abrasi

tolong ditata sungai cimadur soalnya ke masyarakat tidak tenang, kapal suka terbawa arus kalau air meluap, terus berharap di bikinkan sandaran khusus nelayan”. (wawancara dengan I1-3 pada tanggal 26 Maret 2018, di Kediaman Bapak Mahdi, Senin Pukul 09.20 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-3 bahwa masyarakat yang bermukim di bantaran sungai Cimadur berharap adanya perbaikan atau di tata lagi pinggiran sungai cimadur karena sebelum adanya pembangunan jembatan dua, dulu sungai tidak meluap seperti sekarang. Selanjutnya disampaikan oleh I1-4 sebagai Ketua Tani Desa Darmasari : “Karena lahan semakin sempit banyak yang di ambil alih oleh perusahan Ya bisa di pinjamkan lahan secara terus menerus soalnya sekarang petani tidak punya lahan lagi karena udah di beli sama perushaan”. Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-3 bahwa masyarakat tani membutuhkan agar lahan seterusnya di pinjamkan dan kerjasama perusahaan dan petani semoga saling menguntungkan dalam program penanaman pisang galek.

Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah mendatangkan keuntungkan dan kerugian bagi masyarakat Desa Darmasari. Keuntunganya yakni banyak masyarakat lokal yang menjadi buruh kasar seperti tenaga kerja bongkar muat ataupun OB (office boy), dan kerugian yang dirasakan oleh masyarakat Desa Darmasari adalah langsung berdampak terhadap para nelayan-nelayan kecil yang sekarang pendapatanya semakin

merosot akibat dari aktifitas keluar masuk kapal dan limbah batu bara yang masuk kelaut sehingga menyulitkan menangkap ikan. Komponen krisis yang dibutuhkan masyarakat nelyan adalah agar segera di penuhi nota kesepakatan anatara nelayan dan perusahaan seperti pembangunan sandaran untuk nelayan, jadwal keluar kapal agar lebih teratur tidak seenaknya, pengadaan jaring, beasiswa untuk para anak nelayan dan orang miskin yang bersekolah.