DARMASARI KECAMATAN BAYAH KABUPATEN
LEBAK-BANTEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik
Oleh: Peri Supriatna NIM 6661140400
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
bagi orang lain.” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya
menuntut ilmu walau sebentar, maka ia akan
merasakan hinanya kebodohan sepanjang
hidupnya.” (Imam asy
-
syafi’i)
Ku Persembahkan Skripsi ini
kepada Orang-orang
tersayangku, Mamah, Papah,
Kehidupan Masyarakat Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak-Banten. Pembimbing I: Dr Ipah Ema Jumiati., M.Si dan Pembimbing II: Drs Hasuri Waseh., M.Si
Pelabuhan PT Cemindo Gemilang adalah bagian dari program MP3EI (
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Keberadaan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang di Desa Darmasari Kecamatan Bayah menyebabkan terjadinya dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan PT Cemindo Gemilang Bayah berdampak kepada kehidupan sosial yaitu debu yang dihasilkan oleh aktivitas Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan pernafasan dan membuat mata perih. Desa Darmasari memiliki pola perpindahan penduduk yang menetap. Selain itu perusahaan telah memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat melalui program CSR (corporate social responsibilty) dalam rangka membantu masyarakat secara umum. Dampak ekonomi yaitu pendapatan nelayan menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kecamatan Bayah, selain itu terdapat keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah, memberikan keuntungan bagi masyarakat yang membuka usaha rumah sewa untuk karyawan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah yang berasal dari luar Kecamatan Bayah. Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah sudah memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal walaupun belum terserap secara maksimal tenaga kerja dari Desa Darmasari.
life in Darmasari village, Bayah, Lebak, Banten. 1st Advisor Dr. Ipah Ema Jumiati., M.Si and 2nd Advistor Drs Hasuri Waseh., M.Si
PT Cemindo Gemilang port is part of the program mp3ei ( master plan the
acceleration and expansion of indonesian economic development.The existence
of PT Cemindo Gemilang port in Darmasari village caused the economic and
social impacts for the people around. The method was used a qualitative
methodology with the descriptive approximation. The result showed PT Cemindo Gemilang Bayah development affected the social life because of the dust that generated by the PT Cemindo Gemilang activity damage the health of people
around such as respiratory problems and sore eyes. Darmasari village has a
pattern of permanently migration. In addition that the company has direct contribution to the community through csr ( corporate social responsibility ) in
the context of assisting the community in general. The impact of economic is the
income of fisherman has declined due to the contamination of coastal areas in
the district of Bayah, In addition there is an advantages for the traders who sell
in the area around the PT Cemindo Gemilang Port, provide benefits for people
who open a rental house for the employees of PT Cemindo Gemilang Port Bayah
that coming from the outside district of Bayah. PT Cemindo Gemilang Port Bayah already provides employment for the local people, although not maximally
absorbed labor from the Damasari village.
sehingga Penulis akhirnya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “
Analisis Dampak Sosial Ekonomi Kebijakan Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah “.
Proposal Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Publik pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti menyadari bahwa sejak awal penulisan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor UNTIRTA beserta seluruh jajarannya.
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.IKom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Dr. Arenawati, M.Si., Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Dr. Ipah Ema Jumiati, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak membantu dan memberikan saran kepada peneliti dengan semangat, selalu mengingatkan peneliti untuk segara mengerjakan penelitian ini agar segera lulus dan memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Drs. Hasuri Waseh, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak membantu dan memberikan saran kepada peneliti dengan semangat, selalu mengingatkan peneliti untuk segara mengerjakan penelitian ini agar segera lulus dan memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.
10.Semua Dosen dan staf Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
13.Latif Wimboaji., Penanggung Jawab Persatuan Nelayan Bayah yang banyak memberikan informasi dan selalu menerima dengan baik apabila dimintai waktu untuk wawancara.
14.Ruyani., Kasi Pemerintahan dan Trantib Desa Darmasari yang sudah mengijinkan untuk penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan. 15.Muhamad Mulia Hasibuan, SE., Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja yang sudah mengijinkan untuk pengambilan data tenaga kerja dan di izinkan untuk wawancara.
16.Imas Susanti., Bagian ISPA dan Diare puskesmmas Bayah yang sudah mengijinkan untuk wawancara masalah penderitas ISPA.
17.Kasepuhan Citorek Tengah Aki Undikar dan Ambu yang selalu mendokan agar segera wisuda dan suskses.
18.Sukri, Adibing, Dhany S, Dedin, Dudung, Pendi, Intan, Lutfan, Alfi, Anggita, Agnes, Lastri, serta teman seperjuangan dari semester 1 yang selalu membantu dan memberi support dalam penyelesaian Proposal Skripsi ini.
19.Temen seperjuangan kelas A Administrasi Publik angkatan 2014 yang saling mendukung agar semuanya dapat sukses.
bermanfaat bagi para pembaca.
Serang, Mei 2018
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ...1
1.2Identifikasi Masalah ...21
1.3Pembatasan Masalah ...21
1.4Rumusan Masalah ...22
1.5Tujuan Penelitian...22
1.6Manfaat Penelitian...22
2.1.4 Indikator Keberhasilan Pembangunan ... 34
2.1.5 Analisis Dampak Pembangunan ... 37
2.1.6 Pengertian Pelabuhan ... 38
2.1.7 Prinsip Analisis Dampak ... 42
2.1.8 Isu-Isu Strategi Dalam Analisis Dampak ... 43
2.1.9 Komponen Pokok Lingkungan Sosial ... 44
2.1.10 Indikator Kesejahteraan Rakyat ... 45
2.1.11 Indikator Kualitas Lingkungan Sosial ... 46
2.1.12 Konsep Pembangunan Sosial Ekonomi ... 47
2.1.13 Penetapan Komponen Sosial ... 48
2.2Penelitian Terdahulu ... 50
2.3Kerangka Berfikir... 55
2.4Asumsi Dasar ... 58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 59
3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian ... 60
3.3 Lokasi Penelitian ... 60
3.4 Variabel Penelitian/ Penomena yang diamati ... 61
3.4.1 Definisi Konsep ... 61
3.7.1 Teknik Pengolahan Data ... 65
3.7.2 Teknik Analisis Data ... 71
3.7.3 Uji Keabsahan Data... 75
3.8 Jadwal Penelitian ... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 80
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Bayah ... 80
4.1.2 Gambaran Umum Desa Darmasari ... 87
4.1.3 Gambaran Umum Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah ... 88
4.2 Deskripsi Data ... 94
4.2.1 Data Informan Penelitian ... 95
4.2.2 Analisis Data Penelitian ... 97
4.2.2.1 Pola Perkembangan Penduduk ... 99
4.2.2.2 Pola Perpindahan Penduduk ... 109
4.2.2.3 Pola Perkembangan Ekonomi ... 113
4.2.2.4 Penyerapan Tenaga Kerja ... 119
4.2.2.5 Berkembangnya Struktur Ekonomi ... 124
4.2.2.6 Peningkatan Pendapatan Masyarakat ... 129
4.2.2.7 Perubahan Lapangan Pekerjaan ... 134
4.3.2 Pola Perpindahan Penduduk ... 150
4.3.3 Pola Perkembangan Ekonomi ... 152
4.3.4 Penyerapan Tenaga Kerja ... 154
4.3.5 Berkembangnya Struktur Ekonomi ... 156
4.3.6 Peningkatan Pendapatan Masyarakat ... 158
4.3.7 Perubahan Lapangan Pekerjaan ... 161
4.3.8 Kesehatan Masyarakat ... 163
4.3.9 Bentuk Komponen Krisis ... 165
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 169
5.2 Saran ... 172 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.2 Deskripsi Kegiatan Pembangunan Pelabuhan ... 7
1.3 Rincian dan Deskripsi Tenaga Kerja Konstruksi Pelabuhan ... 9
1.4 Keterangan jumlah TKBM Pelabuhan ... 12
1.5 Lembaga Ekonomi di Desa Darmasari ... 14
1.6 Penyakit ISPA ... 15
1.7 Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Kebutuhan Air Bersih ... 16
3.1 Daftar Informan ... 64
3.2 Pedoman Wawancara ... 69
3.3 Jadwal Penelitian ... 79
4.1 Wilayah Administrasi Kecamatan Bayah ... 83
4.2 Jumlah Kecamatan Bayah ... 84
4.3 Jumlah Sekolah di Kecamatan Bayah ... 85
4.4 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bayah ... 86
4.5 Jumlah Sumber Daya Manusia Desa Darmasari ... 87
4.6 Batas Wilayah Desa Darmasari ... 88
4.7 Kegiatan Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang ... 88
4.8 Rincian Tenaga Kerja Pelabuhan PT Cemindo Gemilang ... 90
4.9 Fasilitas Dermaga ... 92
4.10 Informan Penelitian ... 96
4.15 Lembaga Ekonomi di Desa Darmasari ... 124
4.16 Produksi Ikan TPI Bayah ... 129
4.17 Penyakit di Kecamatan Bayah ... 138
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.
Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita yang berkisar antara USD 14.250-USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0-4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4-7,5 persen pada periode 2011-2014, dan sekitar 8,0-9,0 persen pada periode 2015-2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011-2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.
Sejalan dengan hal diatas, maka PT Cemindo Gemilang sebagai perusahaan nasional mengoperasikan industri semen terpadu di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan kapasitas minimal tiga juta metrik ton pertahun. Lokasi pembangunan industri semen terpadu adalah di Desa Darmasari dan Desa Pamumbulan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dengan luas ± 500 Ha (Berdasarkan ijin lokasi No.590/Kep.52/BPN/2011 tanggal 31 Januari 2011 dan izin Peruntukan Penggunaan Tanah No.503/10-IPPT/KPPT/2011 tanggal 17 januari 2011.
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda trasportasi. Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelenggaraanya. Pelabuhan menurut jenisnya dibagi menjadi dua jenis yaitu pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum dan pelabuhan khusus yang dioperasikan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Dalam keseharianya, pelabuhan juga mempunyai hubungan erat dengan warga sekitar yang mendiami kawasan pelabuhan.
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan. Dengan adanya pelabuhan maka proses ekspor barang lebih lancar dan biaya perjalanan lebih murah beda halnya dengan menggunakan jalur darat selain waktu yang di tempuh lama biaya perjalananpun mahal itulah sebabnya adanya pelabuhan (Sumber: hasil wawancara dengan salah satu pegawai Bappeda Lebak).
Tabel 1.1
3. Pelabuhan Regional Anyer General Cargo
4. Pelabuhan Internasional Satu sistem dengan Tanjung Priok (DKI Jakarta)
5. Pelabuhan Regional Labuan General Cargo B. Pelabuhan Khusus
3. Pangkalan Pendaratan Ikan
a. Cituis Persiapan Menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai
b. Kronjo Persiapan Menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai
c. Binuangeun Persiapan Menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera
d. Bayah Persiapan Menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai
Berdasarkan tabel diatas 1.1 yang bersumber dari RTRW Provinsi Banten tahun 2010-2030 dapat diketahui bahwa pengembangan terminal khusus untuk mendukung potensi industri, pariwisata, pertanian dan pertambangan di wilayah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan kawasan reklamasi Pantai Utara Teluk Naga Kabupaten Tangerang yang merupakan terminal khusus sebagai bagian dari pengembangan Terminal Pelabuhan Tanjung Periok (DKI Jakarta), dan Kabupaten Lebak di kecamatan Bayah merupakan terminal khusus PT Cemindo Gemilang Bayah sebagai upaya untuk memperlancar moda trasportasi produk semen Merah Putih pengiriman dalam dan luar negeri. Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah terletak di Desa Darmasari, Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Banten. Pelabuhan ini berjarak 136 km ke ibu kota kabupaten dapat ditempuh via jalan Bayah-Malingping-Rangkasbitung dengan menggunakan mobil pribadi atau Bis Rudi. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi pelabuhan melalui dua fase, fase pertama dilaksanakan 2013-2014 dan fase kedua dilaksanakan 2015-2016, adapun deskripsi pembangunan pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah berdasarkan tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Deskripsi Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Di Karang Taraje
NO
Rencana Kegiatan
Uraian Satuan Volume
2. Mobilitas Material Ritase 50
3. Reklamasi Luas (m3) 18000000
4. Pembangunan jalan akses Panjang (m) 2500
5.
Pembangunan Dermaga
Panjang (m) 277,5
Luas (m2) 7777,5
6. Pembangunan sarana pendudung
a. Parking area Luas (m2) 1000
b. Administration building Luas (m2) 300
c. Substation/ security Luas (m2) 25
Sumber: Amdal PT Cemindo Gemilang Tahun 2014
tenaga kerja yang berpengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. jumlah tenaga yang akan diserap sebanyak 300 orang dengan rincian pada tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 1.3
Rincian dan Deskripsi Tenaga Kerja Konstruksi Pelabuhan NO Uraian Kegiatan Rincian Tenaga Kerja (Orang)
Ahli Terampil Kasar
1 Mobilitas Tenaga kerja Kostruksi 2 5 0
2 Mobilitas Alat Berat dan Material 2 15 25
3 Reklamasi 4 15 25
4 Pembangunan Jalan Akses 4 8 30
5 Pembangunan Pelabuhan Pase 1 2 15 25
6 Pembanguan Pelabuhan Pase 2 2 15 40
7 Pembangunan Breakwater 2 8 20
8 Pembangunan Sarana dan Prasarana 2 6 30
TOTAL 18 87 195
300
Sumber: Amdal PT Cemindo Gemilang Tahun 2014
Adanya pembangunan di suatu wilayah secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar terutama di Kecamatan
Bayah, hakikat dari pembanguna adalah untuk mempercepat terwujudnya suatu
negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat di nikmati
secara merata oleh seluruh masyarakat. Masalah kependudukan yang ada di Indonesia
adalah masalah kepadatan dan penyebaran tidak merata serta angkatan kerja dan
penyedian lapangan pekerjaan. Pertambahan pengangguran terus bertambah karena
angka angkatan kerja terus betambah pula. Masalah kependudukan banyak
berpengaruh kepada hasil pembangunan seperti yang terjadi di Kecamatan Bayah
mayoritas masyarakat lokal bekerja sebagai tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
PT Cemindo Gemilang Bayah, faktor pendidikan dan sumber daya manusia sangat
berpengaruh terhadap poteni dan posisi pekerjaan, rendahnya pendidikan akan
menghasilkan produktivitas yang rendah pula, sehingga bidang pendidikan penduduk
juga harus menjadi prioritas dalam pembangunan. Saat ini Indonesia mempunyai
penduduk yang besar secara kuantitas akan tetapi rendah secara kualitas, sehingga
alam yang melimpah karena kurang mampu untuk mengolahnya akhirnya tidak dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, justru yang terjadi di nikmati oleh negara
lain. Masalah yang sering terjadi dalam dalam pembangunan yaitu ketidak siapan
masyarakat untuk menjadi sumbyek pembangunan, yang terjadi justru sebaliknya,
Peraturan mengenai masalah sosial ekonomi tercangkup dalam undang-undang No. 11 Tahun 2005 tentang Komvenan Internasional Tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya. Dalam undang-undang ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati kondisi-kondisi kerja yang adil dan menguntungkan serta menjamin setiap imbalan untuk semua pekerja upah yang adil dan imbalan sama tanpa perbedaan apapun, kehidupan yang layak bagi mereka, sesuai dengan ketentuan kovenan ini, diberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi yang tepat, tanpa perimbangan-pertimbangan apapun selain senioritas dan kemampuan. Pada hakikatnya setiap kali berlangsung suatu pembangunan yang terjadi hubungan antar agen pembangunan (provider). Dengan masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan sebagai penerima (recipient). Agen pembangunan dituntut untuk menyelesaikan program dan kebijakanya dengan kebutuhan masyarakat sasaran (target).
Keikutsertaan dalam pembangunan sebenanya tidak hanya terbatas pada tokoh masyarakat aja, akan tetapi seluruh individu dalam masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Terutama melalui usaha peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi. Kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar.
pendidikan di berikan beasiswa untuk siswa yang berprestasi di sekolahnya , bantuan kesehatan pihak perusahaan bekerja sama dengan puskesmas Bayah yaitu dengan nama program bulan kesehatan Cemindo yang diadakan setiap bulan agustus rutin setahun sekali adapun kegiatanya adalah pengobatan gratis, penyuluhan, UKS, Program KB, Pemeriksaan lab sederhana, dan USG dll.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada September 2017, pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah memberikan pengaruh pada aspek lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat. Yang terjadi diantaranya penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat lokal maupun masyarakat luar. Akan tetapi untuk masyarakat lokal Bayah tidak terserap secara maksimal karena di domisili oleh para pendatang yang memiliki kompetensi dan keahlian tertentu. Adapun rekapitulasi tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah berdasarkan tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.4
Keterangan Jumlah TKBM Pelabuhan Khusus PT Cemindo Gemilang MANPOWER TKBM KOLAKI
NO DEVISI JUMLAH JUMLAH TOTAL
1 Handling 159 159
2 Checker 10 169
3 Wachtman 8 177
4 Helper 9 186
5 Logistik 3 189
6 Krk 1 190
7 Security 5 195
8 Pertambangan 1 196
10 Operator Forklift 6 206
11 Operator Crane 11 217
12 Operator Exca 6 223
13 Office+ (1) OB 13 236
Sumber: Koperasi Laut Kidul terhitung 31 Januari 2018
Berdasarkan tabel 1.4 rekapitulasi tenaga kerja Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kerja bongkar muat Handling
yaitu 159 lebih banyak daripada yang lainya sedangkan, Checker 10 orang,
kelontong, adapun ekonomi Desa Darmasari bisa di lihat pada tabel 1.5 sebagai berikut:
Tabel 1.5
Lembaga Ekonomi di Desa Darmasari
NO Lembaga Ekonomi Jumlah/unit Jumlah
tenaga kerja
Adanya pembangunan pelabuhan mengakibatkan berbagai masalahan kesehatan seperti penyakit ISPA (Infeksi Saluran Nafas Akut) yang diduga akibat dari keluar masuk mobilitas kendaraan serta proses bongkar muat batubara yang menyebabkan debu hitam berterbangan tertiup angin. Setiap tahunya penderita penyakit ISPA mengalami peningkatan di lingkungan Pelabuhan seperti yang terlihat pada tabel 1.6 di bawah ini:
Tabel 1.6
Tidak hanya itu sumber pokok kebutuhan masyarakatpun sangat terganggu pasalnya aktifitas perusahaan PT Cemindo Gemilang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berimbas kepada keruhnya mata air dari pegunungan, sehingga warga sangat mengeluhkan hal tersebut, dari dulu kebutuhan air di cukupi dari sumber mata air pegunungan bisa dilihat mayoritas pengguna air di tabel 1.6 sebagai berikut:
Tabel 1.7
Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Desa Darmasari No Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Jumlah (Keluarga)
1. Jumlah Keluaraga Menggunakan Sumur Gali 54 2. Jumlah Keluarga Menggunakan Mata Air 716
JUMLAH 770
Sumber: Desa Darmasari dalam angka, 2016
Berdasarkan tabel 1.6 diatas dapat diketahui mayoritas penduduk Desa Darmasari merupakan pengguna sumber mata air yaitu sebanyak 716 keluarga dan 54 keluarga menggunakan Sumur gali, dapat di simpulkan kebutuhan air yang paling banyak yaitu bersumber dari mata air, akan tetapi sumber mata air tersebut terganggu oleh aktifitas perusahaan terutama untuk kampung Ci Bayawak, sering terjadi perubahan warna menjadi keruh atau kecoklatan apalagi pada musim penghujan tiba.
Cemindo Gemilang Bayah biasanya aktivitas menangkap ikan tidak terganggu dan sumber ikanpun melimpah akan tetapi sekarang tempat mencari ikan nelayan beralih fungsi jadi pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah dan aktivitas kapal tongkang sangat mengganggu nelayan melaut dan sangat terpaksa nelayan harus mencari sumber ikan ke tempat yang lain yang lebih jauh. Para nelayan biasanya mengeluarkan modal untuk melaut sebanyak Rp. 100.000,- tapi sekarang memerlukan biaya Rp. 200.000 dengan penghasilan bersih sehari Rp 50.000 dan sekarang sangat jarang ikan, terkadang sampai tiga atau empat hari tidak melaut, sekarang berubah derah tangkapan ikan (Fishing Ground) dulu sebelum adanya pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah nelayan mencari ikan di dekat bibir pantai tapi sekarang nelayan harus memerlukan jarak lima atau belasan kilometer.
Namun pada kenyataanya masih ada permasalahan yang terjadi yang sebenarnya tidak diharapkan dapat berkaitan terhadap masyarakat itu sendiri seperti hasil temuan peneliti berdasarkan observasi awal, adapun permasalahanya sebagai berikut:
Pertama, adalah masih kurangnya penyerapan tenaga kerja lokal oleh PT Cemindo Gemilang. Karena seperti yang telah diungkapkan oleh salah satu pekerja bongkar muat di pelabuhan PT Cemindo Gemilang pada hari minggu 12-12-2017, informan menyatakan bahwa mayoritas penduduk asli sekitar pelabuhan lebih banyak hanya menjadi tenaga kerja bongkar muat dan untuk yang kerja di bagian kantor sedikit sekali. Seperti yang diungkapkan oleh sekretaris Disnakertrans Kabupaten Lebak dalam wawancara dengan peneliti pada hari kamis 21-12-2017 pukul 14.30 WIB informan menyatakan untuk masalah tenaga kerja PT Cemindo berjumlah 751 yaitu pria 721 dan wanita 30 akan tetapi untuk tenaga kerja pelabuhan tidak ada daftar laporan ke Disnakertrans, untuk tenaga kerja pelabuhan di kelola oleh Koperasi Laut Kidul (KOLAKI).
sebelum ada PT Cemindo kesehatan beliau baik-baik saja tidak pernah separah ini, terkadang debu sampai masuk kerumah dan halaman rumahpun penuh dengan debu. Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Idi yang berfrofesi sebagai pedagang, yang menyatakan aktifitas keluar masuk kendaraan menyebabkan kerusakan jalan, debu yang berterbangan mengganggu pengendara motor yang melintasi kawasan pelabuhan, selain itu aktivitas bongkar muat batubara juga mengakibatkan debu hitam terbawa angin ke pemukiman warga.
Ketiga, Terganggunya sumber mata air oleh aktifitas perusahaan terutama untuk kampung Ci Bayawak, sering terjadi perubahan warna menjadi keruh atau kecoklatan apalagi pada musim penghujan, aktifitas perusahaan PT Cemindo Gemilang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berimbas kepada keruhnya mata air dari pegunungan, sehingga warga sangat mengeluhkan hal tersebut, karena menurut warga kalau bukan dari mata air, mereka bingung mendapatkan air dari mana, walaupun dialihkan ke PDAM mereka tidak bisa membayar untuk bulanan air, karena selama ini warga mendapatkan air gratis langsung dari mata air pegunungan, yang jauh lebih bersih.
jaringnya untuk membiarkan kapal besar lewat, dulu nelayan menangkap ikan hanya memerlukan jarak lima kilometer sampe sepuluh kilometer akan tetapi semenjak adanya aktifitas dermaga sehingga adanya perubahan fishing ground, nelayan melaut memerlukan jarak lima belas kilometer sampai dengan dua puluh kilometer. nelayan memerlukan biaya tambahan untuk bahan bakar perahu, terkadang ikan yang didapat nelayan tidak mampu membayar harga solar untuk kapal.
Kelima, kurangnya fasilitas sandaran nelayan yang tidak memadai yang menyulitkan kapal untuk mendarat, apalagi sudah musim angin barat gelombang ombak sangat besar sehingga pernah menyebabkan terjadinya kecelakaan ketika hendak berlabuh ombak yang terlalu besar menghantam langsung kearah kapal, sehingga kapal langsung terguling dan menyebabkan luka seorang nelayan, selain itu belasan nelayan lainya menjadi korban sabetan tambang pengait kapal tongkang BG Titan 26 sampai terluka, padahal dulu udah ada perjanjian dengan nelayan akan di buatkan sandaran khusus nelayan. ( sumber: hasil wawancara dengan salah satu anggota Persatuan Nelayan Bayah ).
1.2 Indetifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah yang terdapat dalam lingkungan sekitar Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah, yaitu sebagai berikut:
1. Masih kurangnya penyerapan tenaga kerja lokal oleh PT Cemindo Gemilang secara maksimal.
2. Terganggunya kesehatan masyarakat akibat mobilitas kendaraan truk jenis tronton keluar masuk pelabuhan yang menyebabkan debu berterbangan. 3. Adanya perubahan daerah tangkapan ikan (fishing Ground) Nelayan. 4. Mata air sumber air minum mengalami kekeringan
5. Tidak adanya tambatan perahu khusus untuk nelayan. 1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan terbatasnya kemampuan peneliti baik dari segi waktu, biaya, dan tenaga peneliti membatasi penelitian ini hanya pada :
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu: “Bagaimana Analisis Dampak Sosial Ekonomi Kebijakan Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Tehadap Kehidupan Masyarakat Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak-Banten?”
1.5 Tujuan Penelitian
Dari masalah penelitian yang telah dirumuskan, peneliti memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :
“Untuk mengetahui bagaimana dampak Sosial Ekonomi Kebijakan Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak-Banten”.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Secara Teoritis
1.6.2 Secara Praktis.
Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pimpinan Pengelolaan Pelabuhan Kh u s u s P T Ce min do Ge mila n g agar kelak permasalahan-permasalahan yang terjadi yang dikarenakan dampak yang dimunculkan tidak terulang lagi atau bahkan bertambah banyak.
Adapun beberapa manfaat lainnya dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi peneliti
a. Manfaat praktis bagi peneliti dapat mengetahui dampak sosial ekonomi pembangunan pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik pada objek yang sama.
c. Agar penulis lebih memahami betapa pentingnya posisi pembuat kebijakan publik bagi kenyamanan hidup masyarakat.
2. Manfaat bagi Instansi.
a. Dapat di jadikan masukan bagi instansi lain terkait masalah
perumusan kebijakan yang dibuat dan berdampak terhadap
sosial ekonomi masyarakat.
b. Untuk membantu memecahkan masalah terkait dampak
pembangunan pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini
antara lain :
BAB 1 PEDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,
Rumusan Masalah, Pemabatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, dan Sistematika Penulisan Laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa teori yang digunakan sebagai orientasi
dari landasan teori, serta kerangka berfikir guna menunjang dalam kajian
penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang prosedur dan metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi paparan data-data sebagai hasil dari penelitian, baik hasil
wawancara dengan beberapa informan maupun observasi lengkap dengan
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan atas hasil kajian penelitian, sekaligus
paparan saran yang bisa disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini memuat daftar referensi sebagai acuan yang digunakan
dalam skripsi.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Bagian ini berisi lampiran hasil dokumentasi lapangan waancara, surat
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Deskripsi Teori
Setelah masalah penelitian tersebut dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kualitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian. Teori dapat didefinisikan sebagai seperangkat konsep atau
asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan
menjelaskan efektivitas dan pengawasan. Pada bagian kerangka teori ini
dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah
sebelumnya. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut perlu membedah kembali
tentang konsep Analisis Dampak Mengenai Lingkungan, indikator kualitias
lingkungan hidup dan pembangunan.
2.1.1 Definisi Kebijakan Publik
Pendefinisian mengenai kebijakan publik sangat berguna untuk menyediakan
sarana komunikasi bagi para perumus dan analisis kebijakan publik dikemudian hari,
selain itu pendefinisian ini diperlukan dalam rangka menentukan definisi operasional
ketika para scholar melakukan penelitian lapangan yang membutuhkan definisi secara
tepat. Beberapa definisi semacam itu dan kegunaanya untuk analisis akan dibahas
Menurut Nugroho (2008: 11-15) dalam memahami kebijakan publik ada dua
jenis aliran pemahaman, yaitu Kontinentalitas dan Anglo-Saxonis. Pemahaman
kontinentalitas melihat bahwa kebijakan publik adalah turunan dari hukum, bahkan
kadang mempermasalahkan antara kebijakan publik dan hukum, utamanya hukum
public ataupun hukum tata negara, sehingga kita melihatnya sebagai proses interaksi
di antara institusi-institusi negara. Pemahaman anglo-saxon memahami bahwa
kebijakan publik adalah turunan dari politik-demokrasi sehingga melihatnya sebagai
sebuah produk interaksi antara negara dan publik.
Adapun menurut Anderson dalam Agustino (2014:7) mendefinisikan
kebijakan publik yaitu serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tentu
yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang
berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang di perhatikan.
Definisi lain mengenai kebijakan publik pun ditawarna oleh Fredrich dalam
Agustino (2014:7) yang mengatakan bahwa kebijakan adalah serangkaian
tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seorang, kelompok atau pemerintahan dalam
suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan dan
kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya
untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Untuk memahami berbagai definisi kebijakan publik ada beberapa kunci yang
1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan public adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk melakukanya.
2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.
3. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan Publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah nasional. Namun, kebijakan publik bisa juga dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.
4. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan lembaga pemerintah.
Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang
dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Analisis
kebijakan dilakukan untuk menciptakan, secara kritis menilai dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dalam satu atau
lebih lengkap tahap proses pembuatan kebijakan. Hal ini sesuai dengan proses
kebijakan publik menurut Dunn (2003:22-29):
a. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda (agenda setting).
b. Permasalahan
c. Rekomendasi
Rekomendasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternative yang akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan melauli peramalan.
d. Pemantauan
Pemantauan menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil sebelumnya. Ini membantu pengambil kebijakan pada tahap implementasi kebijakan.
e. Evaluasi
Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar dihasilkan.
Adapun uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik
adalah merupakan suatu keputusan yang berbentuk positif maupun negative untuk
membuat suatu peraturan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dalam menangani
suatu permasalahan. Untuk menangani suatu permasalahn di perlukan proses-proses
kebijakan publik.
2.1.2 Definisi Manajemen Publik
Kristiadi dalam (Waluyo 2007:119) menyebutkan bahwa,
“Tugas pemerintah yang paling dominan adalah menyediakan barang-barang publik dan memberi pelayanan publik misalnya dalam bidang-bidang pendidikan, kesejahteran sosial, kesehatan, perkembangan perlindungan tenaga kerja, pertanian, pertanian, keamanan, dan sebagainya”.
Menurut Terry dalam Hasibuan (2011:38) menggolongkan fungsi-fungsi manajemen menjadi POAC sebagai berikut :
1) Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2) Organizing (Pengorganisasian).
Organizing berasal dari kata organion dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjakan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.
3) Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah semua anggota kelompok agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.
4) Controlling (Pengawasan atau pengendalian)
Pengawasan sebagai usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu menurut Ott, Hyde, dan Shafritz dalam Pasolong (2010:83) :
“Manajemen publik dan kebijakan public merupakan 2 bidang administrasi public yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan keduanya secara jelas maka dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan sistem otak dan syaraf, sementara manajemen publik merepresentasikan sistem jantung dalam sirkulasi tubuh manusia. Dengan kata lain manajemen public merupakan proses menggerakkan SDM dan non SDM sesuai perintah
Kesimpulanya adalah manajemen publik mengandung arti sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai suatu tujuan-tujuan negara dengan menggunakan sumber-sumber yang dikuasi oleh negara dan menejemen publik sangatlah dominan dalam pemerintahan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi pemerintahan mencakup berbagai aspek seperti bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, pertanian, dan sebagainya.
2.1.3 Pengertian Pembangunan
Katz dalam Indrawijaya dan Pranoto (2011:34), mendefinsikan pembangunan sebagai perubahan yang berlangsung secara luas dalam masyarakat dan bukan sekedar pada sektor ekonomi saja melainkan sectkr lainnya seperti perubahan pendapatan perkapita atau perubahan pada grafik tenaga kerja dan lainnya. Pembangunan yang merupakan rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang berencana dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Gabungan kedua pengertian tersebut mengandung beberapa poko sebagai berikut:
a. Pembangunan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, harus dilaksanakan secara terus-menerus, berkesinambungan, pentahapan, jangka waktu, biaya, dan hasil tertentu yang diharapkan.
b. Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan merupakan hasil pemikiran sampai pada tingkat rasionalitas tertentu. c. Pembangunan dilaksanakan secara berencana.
d. Pembangunan mengarah pada modernitas dan bertujuan untuk menemukan cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, lebih maju, serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.
f. Pembangunan ditujukan untuk membina bangsa. Secara umum, administrasi pembangunan diartikan sebagai bidang studi yang mempelajari sistem administrasi negara di negara yang sedang membangun serta upaya untuk meningkatkan kemampuannya.
Siagian dalam Indrawijaya dan Pranoto (2011:35), mengemukakan arti pembangunan adalaha:
a. Seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki tata kehidupanya sebagai suatu bangsa, dalam berbagai aspek kehidupan bangsa tersebut dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Hoselitz dalam Listyaningsih (2014:25), membahas faktor-faktor non ekonomi yang disebut faktor kondisi lingkungan, yang dianggap penting dalam proses pembangunan. Menurutnya, kondisi lingkungan ini harus dicari terutama dalam aspek-aspek non ekonomi dari masyarakat. Dengan kata lain, lepas dari pembangunan modal seperti pembangunan dalam sistem telekomunikasi serta transportasi dan sebagainya. Menurut Hoselitz, pembangunan memerlukan pemasokan dari beberapa unsur, yaitu pemasokan modal besar dan perbankan, serta pemasokan dan tenaga ahli dan terampil.
Rostow dalam Theresia dan Toto (2015:17) mengemukakan lima tahap yang dilalui oleh suatu negara dalam proses pembangunan, yaitu:
b. Persiapan menuju tinggal landas (Preconditions for growth, the take off):
masyarakat mulai banyak menggunakan ilmu dan teknologi modern untuk menuju negara industri.
c. Tinggal landas (The Take-off,): pertumbuhan ekonomi meningkat dengan prioritas pembangunan di sector industri.
d. Masyarakat dewasa (The Drive to Maturity): menggunakan teknologi modern untuk melakukan semua aktivitas ekonominya. Pada fase ini, 10-20% pendapatan nasional diinvestasikan untuk pembangunan ekonomi. e. Masa tingginya konsumsi masyarakat (The Age of High Mass
Consumption): masyarakat memiliki tangkat konsumsi yang tinggi untuk produksi barang dan jasa. Hal ini diasumsikan sebagai tanda kemakmuran masyarakat.
Afiffuddin (2010:42) pembangunan mempunyai banyak pengertian yang didasarkan pada sudut pandang yang berbeda-beda pula. Beberapa pengertian pembangunan tersebut adalah:
a. Pembangunan adalah Perabuhan
Perubahan dalam arti mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lenih baik dari kondisi sekarang. Karena dapat dipastikan bahwa satu segi kehidupan bertalian erat dengan segi-segi kehidupan yang lainnya, manusia itu bukan makhluk ekonomi akan tetapi juga makhluk sosial dan makhluk politik.
b. Pembangunan adalah Pertumbuhan
Yang dimaksud pertumbuhan ialah kemampuan suatu negara untuk terus selalu berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Karena suatu negara dipandang sebagai suatu organisme, maka logis pulalah apabila pertumbuhan itu dilakukan sebagai bagian yang mutlak dari pengertian pembangunan.
c. Pembangunan adalah rangkaian usaha yang secara sadar dilakukan
d. Pembangunan adalah sesuatu rencana yang tersusun secara rapi.
Perencanaan mutlak dilakukan oleh dan dalam setiap organisasi, apapun tujuanya,apapun kegiatanya tanpa melihat apakah organisis bersangkutan besar atau kecil.
e. Pembangunan adalah cita-cita akhir dari perjuangan negara atau bangsa. Pada umumnya, komponen-komponen dari cita-cita akhir dari negara-negara modern dunia, baik yang sudah maju maupun yang sedang berkembang adalah hal-hal yang pada hakikatnya bersifat relatif.
Dapat sisimpulkan bahwa pembangunan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat pada sebuah negara dengan secara sadar dan
terencana untuk menuju sebuah perubahan kearah yang lebih baik.
2.1.4 Indikator Keberhasilan Pembangunan.
Kuncoro (2004:16) berdasarkan survey literature, beberapa sasaran fundamental pembangunan yang berusaha dicapai oleh banyak daerah:
a. Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah.
b. Meningkatkan pendapatan perkapita.
c. Mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.
Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap
Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan
kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di
Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan
Berikut menurut Tikson (2005:28) terdapatnya enam indikator dalam penentu keberhasilan pembangunan, diantaranya:
a. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makroekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di Negara-negara dunia ketiga. Seola-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
b. Struktur Ekonomi.
Telah terjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkat permintaan atas barang-barang industry, yang diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain produk, konstribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
c. Urbanisasi.
fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan.
d. Angka Tabungan.
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan faktor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
e. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indikator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia. f. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks).
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude danskills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.
Kesimpulanya adalah untuk mengukur keberhasilan di negara berkembang perlu memperhatikan pendapatan perkapita, struktur ekonomi, urbanisasi, angka tabungan, indek kualitas hidup, indeks pembangunan manusia.
2.1.5 Analisis Dampak Pembangunan
Dalam pembangunan, analisis dampak sangat dibutuhkan di berbagai lapisan
pembangunan pembangunan baik pembangunan yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat, pemerintah hingga lembaga-lembaga masyarakat di berbagai aspek
kehidupan dalam perencanaan, implementasi hingga evaluasi pembangunan.
Pembangunan terbagi dalam pembangunan aspek fisik dan pembangunan aspek non
fisik. Pembangunan aspek fisik meliputi perangkat keras yang mencakup
pemukiman-perumahan, pembangunan wilayah perkotaan-pedesaan, sarana-prasarana
transportasi (darat, laut, udara), kesehatan (pengadaan rumah sakit, puskesmas),
pendidikan, kawasan industri, serta berbagai kelengkapan lainnya. Aspek non fisik
mencakup pembangunan mental, pembentukan karakter dan moral, pembangunan
Menurut Dunn dalam Suharto (2014:85-86), ada tiga bentuk atau model
analisis kebijakan, yaitu sebagai berikut:
a. Model prospektif adalah bentuk analisis kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi pembangunan sebelum suatu pembangunan tersebut diterapkan. Model ini bersifat prediktif, sering melibatkan teknik-tekni peramalan untuk memprediksi kemungkinan yang akan muncul akibat dari adanya pembangunan.
b. Model retrospektif adalah analisis kebijakan yang dilakukan terhadap akibat-akibat kebijakan‟ setelah‟ suatu kebijakan diimplementasikan. Model ini biasanya disebut sebagai model evaluative, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi terhadap dampak-dampak kebijakan yang sedang atau telah diterapkan.
c. Model integrative adalah model perpaduan antara kedua model di atas. Model ini kerap disebut sebagai model komprehensif atau model holidtik, karena analisis dilakukan terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan
yang memungkinkan timbul, baik „sebelum‟ maupun „sesudah‟ suatu
kebijakan dioperasikan. Model analisis kebijakan ini biasanya melibatkan teknik peramalan dan evaluasi secara terintegrasi.
Kesimpulanya adalah analisis sangat di perlukan dalam sebuah pembangunan fungsinya adalah untuk mengetahui seberapa jauh dampak yang ditimbulkan dari sebuah pembangunan
2.1.6 Pengertian Pelabuhan
Dalam Bahasa Indonesia dikenal 2 istilah yang berhubungan dengan arti
pelabuhan yaitu Bandar dan Pelabuhan. Bandar (harbor) adalah daerah pelabuhan
yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal-kapal.
Sementara pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang
atau arus, sehingga kapal dapat berputar (Turning basin), bersandar atau membuang
dilaksanakan, guna mendukung fungsi-fungsi tersebut di bangun dermaga, jalan,
gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya sehingga fungsi
pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju tujuan
selanjutnya. Pelabuhan adalah wilayah yang terdiri atas daratan dan perairan dengan
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang di
pergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik-turunnya penumpang dan atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda (PP
Nomor 69 Tahun 2001). Pelabuhan adalah sebuah fasilitas diujung samudera, sungai,
atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun
penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang
khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh.
Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi
serta penyelengaraannya.
Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu. Pengelolaan pelabuhan khusus adalah Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/kota atau Badan Hukum Indonesia yang
memiliki izin untuk mengelola pelabuhan khusus. Pelabuhan menurut jenisnya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) terdiri dari: a. pelabuhan khusus yang
peran dan fungsi pelabuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (5)
hurup b terdiri dari:
a. Pelabuhan khusus nasional/internasional. b. Pelabuhan khusus regional.
c. Pelabuhan khusus lokal.
Pelabuhan khusus nasioanl/internasional sebagimana dimaksud pasal 5 ayat
(3) hurup a ditetapkan dengan kriteria:
a. Bobot kapal 3000 DWT atau lebih; b. Panjang dermaga 70 M‟ atau lebih;
c. Kedalaman di depan dermaga- 5M LWS atau lebih;
d. Menangani pelayanan barang-barang berbahaya dan beracun (B3); e. Melayani kegiatan pelayanan lintas Provinsi dan Internasional
Pelabuhan khusus regional sebagimana dimaksud Pasal 5 ayat (3) hurup b ditetapkan dengan kriteria:
a. Bobot kapal lebih dari 1000 DWT dan kurang dari 3000 DWT; b. Panjang dermaga kurang dari 70 M1, konstruksi beton/baja; c. Kedalaman di depan dermaga kurang dari- 5M LWS;
d. Melayani kegiatan pelayanan lalulintas Kabupaten/Kota dalam Provinsi.
Pelabuhan khusus lokal sebagimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf C ditetapkan dengan kriteria:
a. Bobot kapal kurang dari 1000 DWT.
b. Panjang dermaga kurang dari 50 M1 dengan konstruksi kayu; c. Kedalaman di depan dermaga kurang dari 4 M LWS;
d. Tidak menangani pelayanan barang berbahaya dan beracun (B3); e. Melayani kegiatan pelayanan lintas dalam suatu Kabupaten/Kota.
a. Kebijakan pemerintah untuk menunjang perekonomian;
b. Berfungsi untuk melayani angkutan bahan baku, hasil produksi, dan peralatan penunjang produksi sendiri;
c. Memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan khusus;
d. Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang dengan luas daerah daratan dan perairan tertentu.
Penggunaan wilayah perairan untuk kepentingan pengelolaan pelabuhan khusus dilakukan dengan memperhatikan :
a. Alur pelayaran dan perlintasan kapal; b. Olah gerak kapal;
c. Keperluan darurat; d. Tempat labuh kapal;
e. Kelestarian lingkungan; dan f. Aspek pertahanan dan keamanan.
Berdasarkan pasal 66 Persyaratan penetapan operasional pelabuhan 24 (dua puluh empat) jam meliputi:
a. Kondisi alur meliputi kedalaman, pasang surut dan sarana bantu navigasi pelayaran;
b. Kesiapan pelayanan pemanduan; c. Kesiapan fasilitas pelabuhan; d. Kesiapan gudang di luar pelabuhan; e. Keamanan dan ketertiban;
f. Kesiapan sumber daya manusia operasional dan tenaga kerja bongkar muat;
g. Kesiapan sarana transportasi darat;
h. Rekomendasi dari pejabat pelaksana fungsi keselamatan pelayaran.
Persyaratan penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri:
a) Aspek administrasi yang terdiri dari :
1. Rekomendasi dari Gubernur, Bupati/Walikota;
2. Rekomendasi dari pelaksana fungsi keselamatan pelayaran di pelabuhan.
2. Arus barang umum minimal 10.000 Ton/tahun; 3. Arus barang ekspor minimal 50.000 Ton/tahun. c) Aspek keselamatan pelayaran yang terdiri dari :
1. Kedalaman perairan di muka dermaga minimal - 6 m lws;
2. Luas kolam cukup untuk olah gerak minimal 3 (tiga) buah kapal; 3. Sarana bantu navigasi pelayaran;
4. Stasiun radio operasi pantai;
5. Prasarana, sarana dan sumber daya manusia pandu; 6. Kapal patroli.
d) Aspek teknis fasilitas kepelabuhanan terdiri dari :
1. Dermaga beton permanen minimal 1 (satu) tambatan; 2. Gudang tertutup;
Gibson dalam Brucemitchel (2003) yang dikutip kiki (2012-26) menyarankan
bahwa analisis dampak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip berikut
secara bersama-sama.
1. Prinsip pendekatan terpadu. Pembangunan harus dilihat dampaknya pada skala lokal, nasional dan internasional. Implikasinya dapat memenuhi kebutuhan dasar dan kemiskinan dapat dihilangkan. Implikasi penggunaan sumberdaya alam secara besar-besaran harus terkendali sehingga tetap memiliki daya dukung yang kokoh terhadap kehidupan manusia. Mengkaji pula implikasi sosial budaya, ekonomi dan moral jangka pendek, menengah dan ujung jangka panjang.
2. Semua bentuk pembangunan harus ramah lingkungan. Baik pembangunan yang dilakukan pemerintah, masyarakat maupun swasta. Prinsip ini berarti bahwa kebijakan, program dan proyek pembangunan harus melalui analisis dampak.
4. Analisis dampak harus berdasarkan hukum, spesifik, dan wajib dapat diterapkan. Artinya analisis dampak harus dapat membawa perubahan positif.
5. Proses analisis dan pengambilan keputusan yang terkait harus terbuka, pasrtisipatif, dan adil. Prinsip ini merefleksikan konsep persamaan, pemberdayaan dan keadilan yang merupakan hakekat pembangunan. 6. Harus ada petunjuk pelaksanaan. Kondisi dan syarat penerimaan harus
dapat dijalankan, kepastian juga harus ada untuk memantau efek dan penataan terhadap peraturan pelaksanaan. Artinya harus tetap komitmen. 7. Analisis damapak harus menekankan efisiensi.
8. Berbagai cara harus disusun secara sistematis untuk menghubungkan analisis dampak dan pengambilan keputusan yang lebih tinggi.
2.1.8 Isu-Isu Strategi Dalam Analisis Dampak
1. Memprediksi Akibat
Keterbatasan kita memahami sistem ekologi dan sistem sosial, kita sering mendapatkan kesulitan untuk mengantisipasi atau memperkirakan akibat dari suatu pembangunan. Informan dasar yang hilang atau data yang tidak lengkap, mengakibatkan pemahaman kurang lengkap.
2. Akibat Tidak Teratur.
Seperti halnya dalam analisis untung-rugi, analisis dampak menghadapi persoalan dalam menilai komponen sosial yang tidak siap atau tidak mudah diukur secara kuantitatif atau diukur dengan uang, keragaman hayati, keterpaduan, ekologi, kesehatan masyarakat, dan keterpaduan budaya adalah contoh-contoh yang tidak dapat diukur dengan uang. 3. Akibat Kumulatif.
Biasanya (prosedur) analisis dampak dilakukan untuk pembangunan yang dianggap besar, yang ditentukan oleh sejumlah variabel seperti biaya kapital atau jumlah tenaga/ pegawai yang dilibatkan. Untuk pembangunan yang dianggap kecil dilakukan analisis dampak secara kumulatif.
4. Kompensasi
2.1.9 Komponen Pokok Lingkungan Sosial
Terkait dengan kesinambungan lingkungan sosial menurut Jonny Purba
(2005:20), Maka setidak-tidaknya terdapat enam komponen atau ruang lingkup
lingkungan sosial yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Pengelompokan Sosial (Social Grouping)
Derasnya mobilitas manusia sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi atau komunikasi. Dewasa ini banyak sekali kesatuan-kesatuan sosial yang terbentuk atas dasar kebersamaan lingkungan pemukiman. Lingkungan pemukiman menjadi faktor utama terbentuknya persatuan dan kesatuan sosial. Jika dimasa lampau kesatuan-kesatuan sosial yang berlandaskan ikatan lingkungan pemukiman itu relatif kecil, dewasa ini kesatuan-kesatuan sosial itu semakin luas, tidak terkait itu batas kesatuan geografis, kebudayaan, politik maupun kekerabatan.
2. Penataan Sosial (Social Alignment)
Penataan sosial sangat diperlukan untuk mengatur ketertiban hidup dalam masyarakat yang mempersatukan lebih dari satu orang. Penataan tersebut dapat berupa aturan-aturan sebagai pedoman bersama dalam menggalang kerjasama dan pergaulan sehari-hari antar anggotanya. Setiap orang harus jelas kedudukannya dan peran-peran yang harus dilakukan dan mengetahui apa yang harus diberikan dan apa yang harus diharapkan dari pihak lainnya. Setiap anggota dapat memperkirakan sikap dan tindakan anggota lainnya serta cara menanggapainya secara efektif sehingga mewujudkan hubungan sosial yang selaras, serasi dan seimbang.
3. Media Sosial (Social Media)
Untuk menggalang kerjasama yang mempersatukan sejumlah orang diperlukan media yang baik yang berupa simbol-simbol maupun kepentingan-kepentingan yang tidak mungkin dikerjakan sendiri-sendiri secara terpisah. Kepentingan bersama itu pada umumnya berkisar pada upaya memenuhi kebutuhan biologis, sosial maupun kejiwaan. Pada banyak masyarakat, kebutuhan rasa aman dengan mempertahankan kesatuan wilayah permukiman yang berfungsi sebagai tempat berlindung, sumber makan atau pencaharian hidup dan tempat mengembangkan keturunan menjadi media sosial yang sangat kuat.
4. Pengendalian Sosial (Social Control)
pentirng artinya. Setiap kesatuan sosial mengembangkan pola-pola dan mekanisme pengendalian yang sampai batas tertentu sangat efektif. Berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan, besarnya setiap kesatuan sosial atau masyarakat telah mengembangkan pranata ataupun kelembagaan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam mengolah sumber daya alam dan mengolah lingkungannya. Pengendalian sosial setempat juga sangat penting artinya sebagai penghambat pengalihan penguasaan atas sumber daya alam setempat ataupun pengalihan fungsi lahan yang semula dipertahankan untuk memelihara keseimbangan lingkungan setempat.
5. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Lingkungan sosial itu berbentuk didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kehidupan yang mendasar senantiasa menimbulkan kebutuhan sampingan yang biasanya lebih kompleks, yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial disini mencakup kebutuhan untuk hidup bersama secara harmonis, pembentukan komuniti, kelompok sosial, ketertiban dan sebagainya.
Keberlanjutan seluruh komponen lingkungan sosial tersebut tidak bisa
terlepas dari hubungannya dengan lingkungan dalam dan buatan. Komponen tersebut
pula erat kaitannya dengan lingkungan mustahil komponen-komponen lingkungan
itu dapat disinambungkan. Ada lima fungsi sosial lingkungan yaitu : sebagai sumber
makan atau minum (pencaharian hidup), sebagai wahana aktualisasi diri dan
pengembangan kreativitas (kebudayaan), sebagai sarana pengembangan
kesetiakawanan sosial dan sebagai tempat berlindung.
2.1.10 Indikator Kesejahteraan Rakyat
Selain data pendapatan dan pengeluaran, ada pula berbagai komponen tingkat
kesejahteraan lain yang sering digunakan. Pada salah satu publikasi PBB pada
tahun 1961 yang berjudul International and Measurement of Levels of Living :
(1) Kesehatan, (2) Konsumsi, (3) Makanan dan gizi, (4) Pendidikan, (5)
Kesempatan kerja, (6) Perumahan, (7) Jaminan sosial, (8) Sandang, (9) Rekreasi,
(10) Kebebasan.
2.1.11 Indikator Kualitas Lingkungan Sosial
Standar kriteria atau mutu keserasian lingkungan sosial seringkali ditentukan
oleh kondisi sosial, budaya dan lingkungan masyarakat itu sendiri. Menurut
Jonny Purba (2005:28) dalam kaitannya dengan penglolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, indikator lingkungan sosial ditentukan berdasarkan pemanfaatan
sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab
dan dilakukan secara integral, holistik dan adil dengan ciri-ciri:
a. Segenap pihak diikutsertakan dan masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab. Hal ini didasarkan pada prinsip partisipatif dan bertanggung jawab.
b. Hasilnya dapat di nikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini ditandai dengan tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang layak, tempat tinggal dan pemukiman yang sehat dan aman, adanya kesempatan bekerja dan berusaha, pertumbuhan dan distribusi penduduk sesuai daya dukung dan daya tampung sosial, tingkat pendidikan penduduk yang memadai dan kesehatan yang prima. c. Penghormatan terhadap hak-hak masyarakat serta modal sosial yang