• Tidak ada hasil yang ditemukan

13

12

Demo adalah proses pembuatan kerajinan tangan yang langsung diperaktekkan di lapangan saat pelatihan.

13

“BandungjadikotakreatifSeAsiaTimut”,http://bandungcreativecityblog.w ordpress.com.

Kotapinang mulai bermunculan meramaikan bursa persaingan industri kreatif, salah satunya di bidang seni anyam klasik dan tradisional Berkah Lidi. Kegiatan tersebut sesuai dengan visi dan misi dari pemerintahan Kotapinang, yaitu memberikan yang terbaik kepada masyarakat “Labusel” dalam pembangunan untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Visi dan misi ini merupakan salah satu strategi dari pemerintah Kotapinang untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat agar ikut serta dalam mengembangkan usaha swadaya tersebut. Hal ini dilakukan karena sangat membantu pemerintah daerah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru. Melalui UKM (Usaha Kecil Menengah) juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga khususnya masyarakat Kotapinang.

Selain itu, kegiatan tersebut juga berperan penting dalam segi sosial budaya, yaitu sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan produk karya anak Kotapinang, industri budaya pariwisata, dan potensi daerah kepada dunia luar. Salah satu tempat jual-beli produk Berkah Lidi berada di PTPP LONSUM Sei Rumbia tepatnya di Rumah Pintar (Rumpin) Kecamatan Kotapinang Labusel.Berdasarkan observasi di Rumah Pintar (Rumpin) PTPP LONSUM Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang Labusel, penulis menemukan banyak orang yang berminat untuk melihat dan membeli kerajinan tangan Berkah Lidi tersebut dari kalangan remaja, dewasa sampai ibu rumah tangga. Bahkan ada di antara mereka yang dengan sengaja memesan beberapa produk-produk Berkah Lidi tersebut. Motif pesanan bisa dibuat sesuai dengan permintaan si pembeli atau sesuai

dengan kebutuhan yang ada dalam masyarakat atau yang sedang laku dipasaran. Kondisi seperti ini menurut Pak Sudirman merupakan peluang usaha yang harus dimanfaatkan, permintaan dari pembeli menjadi masukan untuk mengembangkan bentuk-bentuk atau motif dari kerajinan tangan yang beliau buat.

Seni Anyam dan Klasik Tradisional milik Pak Sudirman ini sudah sampai ke luar negri saat mengikuti pameran. Produk kerajinan lidi kelapa sawit dipamerkan di Australia. Produk usaha kecil dan menengah (UKM) berupa kerajinan tangan berbahan dasar lidi kelapa sawit dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) dipamerkan di Canberra Australia. Buah karya tangan itu, milik Sudirman, warga perkebunan Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Karyanya diikutkan dalam pameran antar negara di kota Canberra Negara Australia. Berlangsung sejak tanggal 25 September sampai 1 Oktober 2014. Kadisperindagkom dan UKM Labusel Dozer Hutapea, Jum’at (26/9) mengatakan saat ini ada produk hasil kerajinan tangan milik warga Labusel sedang mengikuti pameran antar negara di Canberra Australia. Sebelumnya, keikutsertaan ini karena undangan dari duta besar Indonesia yang berada di negara Australia. Melalui Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) provinsi Sumatera Utara, yang menggelar kerajinan tangan tingkat kabupaten/kota dengan seluruh perajin se-sumut di Lapangan Merdeka Medan, tanggal 19-20 September 2014.

Saat menghadiri acara tersebut, karya kerajinan tangan dari Labusel dilihat duta besar Indonesia di Australia bersama ketua Dekranasda provsu, bahwa kerajinan tangan dari Labusel sangat layak diikuti pameran antar negara di

Canberra Australia, meskipun bahan bakunya terbuat dari lidi kelapa sawit,” ungkapnya. Di sisi lain, kata Dozer provsu mempunyai peranan penting untuk ikut mendorong kreativitas para perajin lokal agar mampu bersaing di tingkat global. Sesuai tujuan perlu dilakukan fasilitas melalui peningkatan kualitas, desain, kemasan dan branding serta pembinaan terhadap para perajin sebgai bentuk upaya meningkatkan daya saing kedepannya. Sedangkan pameran itu, berlangsung selama sepekan dimulai 1 Oktober 2014 di kota Canberra negara Australia. Selain itu juga, kata Dozer sesuai visi dan misi Bupati Labusel, tugas berat pemkab melalui SKPD harus memberikan yang terbaik kepada masyarakat Labusel dalam pembangunan untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran. “Dalam arti keberadaan, Pemkab Labusel dan Dekranasda Sumut harus bisa membertikan peluang untuk mengenalkan produk lokal di tingkat global saat pasar bebas ASEAN diberlakukan 2015. Jadi, perlu dorongan kreativitas para perajin lokal agar bisa bersaing” sebut Dozer. Sementara Sudirman, warga perkebunan Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang Labusel mengatakan sangat bersyukur hasil kerajinan tangan yang digelutinya selama tiga tahun bisa mengikuti pameran kerajinan tangan antar negara di kota Canberra Australia tersebut.

Selama ini untuk mengembangkan kerajinan tangan, dia hanya memiliki tiga orang karyawan meskipun sudah banyak yang dihasilkan dengan berbagai bentuk yang telah dibuatnya. Misalkan seperti kerajinan tangan sebuah piring, bakul, tempat aqua, bakul buah, lampion, lepekan, baki, pot bunga, yang semuanya terbuat dari bahan baku lidi kelapa sawit. Sedangkan dari kerajinan tangan yang diambil untuk mengikuti pameran yaitu tempat aqua dan

lampion.Tanpa dorongan dari pemkab Labusel ataupun Dekranasda Sumut, belum tentu kerajinan tangan beliau dapat diikuti pameran di kota Canberra Australia. Jadi, beliau sangat bersyukur sekali”, ujarnya Sudirman14

Sejak kecil Pak Dirman memang sudah senang dengan hal-hal yang berbau seni, terutama seni rupa, seperti lukisan-lukisan, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Bahkan sejak di bangku sekolah beliau mulai lebih mengasah kemampuan melukisnya, walaupun hanya untuk sekedar menyalurkan hobinya saja.Setelah lulus sekolah Aliyah, beliau pun mulai mencari pekerjaan sekitar Aceh Timur Langsa tepatnya di Sarakayu, kemudian pindah keperkebunan di PT. Wira Perca bekerja sebagai pembuhakaan lahan baru PT tersebut. Setelah daerah Aceh, Beliau mencoba peruntungan dengan mengadu nasib ke daerah Sumatera

.