• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan kegiatan pra survey lapangan, ini dimaksudkan penulis untuk mencari data ataupun informasi-informasi tentang Kelompok Berkah Lidi di Kec. Kotapinang, Kab. Labuhanbatu Selatan. Experience is the best teacher. Dari pengalaman dapat dipelajari makna kehidupan. Pengalaman jugalah yang menghantarkan seseorang pada pola fikir kedewasaan. Karena itu penulis merasa perlu berbagi sedikit pengalaman selama bersama Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei Rumbia demi mengungkapkan produk-produk lokal dari sudut pandang mereka. Pengalaman berburu data penelitian sembari mempelajari makna kehidupan bersama informan-informan yang luar biasa. Semoga dengan uraian pengalaman yang penulis sampaikan ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang.

Survey ini dilakukan pada Agustus 2015, sebelumnya penulis juga sudah melakukan survey saat mengambil matakuliah seminar proposal di semester 7 (tujuh). Penulis merasa tertarik melihat produk kerajinan tangan yang berbahan baku lidi kelapa sawit yang unik dan bagus. Ketertarikan ini bermula ketika salah satu anggota Kelompok Berkah Lidi yang bernama Pak Rasyid mengadakan pelatihan untuk belajar membuat produk mereka di depan halaman rumah peneliti. Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh produknya. Secara langsung peneliti ikut

membuat kreativitas dan inovasi baru kerajinan tangan tersebut. Oleh karena produk-produknya yang unik dan bagus tersebut, peneliti jadi tertarik untuk mengetahui proses pembuatanya.

Lidi biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawan disulap menjadi produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan diminati sampai ke manca negara. Dikarenakan penasaran akan produk kerajinan tangan tersebut, penulis menghubungi Pak Rasyid untuk bertemu yang sebelumnya sudah tukaran no hp. Pada hari minggu di bulan Agustus penulis dan ayah pergi ke rumah Pak Rasyid dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh tentang produk kerajinan tangan tersebut. Pak Rasyid ternyata salah satu karyawan yang bekerja di PTPP LONSUM Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, kabupaten Labuhanbatu Selatan. Walaupun kondisi jalan menuju rumah Pak Rasyid sedikit licin dan becek karena habis hujan di tambah jalan yang berlubang tidak membuat penulis putus asa, namun sebalikknya penulis merasa semakin tidak sabar untuk bertemu langsung dengan Pak Rasyid. Sampai di rumah Pak Rasyid penulis dan ayah disambut ramah oleh beliau.

Di rumah Pak Rasyid penulis berbincang-bincang mengenai produk kerajinan tersebut, ternyata kerajinan tangan ini mempunyai kelompok atau organisasi yang bernama Berkah Lidi, penulis pun semakin penasaran kepada kelompok tersebut. Sambil berbincang-bincang kecil Pak Rasyid mengatakan bahwa penemu atau pendiri kelompok ini adalah Pak Sudirman atau akrab di

panggil Pak dirman. Pak Rasyid langsung menelepon Pak Dirman untuk datang ke rumah Pak Rasyid. Pak Dirman pun datang dengan membawa contoh produk kerajinan tangan lainnya seperti tempat sendok, tempat buah, vas bunga dan lainnya. Beliau juga membawa sertifikat atau penghargaan yang beliau dapatkan saat mengikuti pelatihan di beberapa kota seperti Batam, Aceh, Bandung dan lainnya. Pak Dirman juga menceritakan pengalamannya selama membangun Kelompok Berkah Lidi hingga saat sekarang. Jatuh bangun beliau untuk membangun kelompok ini, mulai dari ejekkan para tetangga sampai karyanya ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Namun hal tersebut tidak membuat Pak Dirman putus asa, justru beliau semakin semangat karena itu merupakan tantangan tersendiri buat beliau untuk menuju kesuksesan.

Saat itu Pak Dirman terlihat sangat antusias saat menceritakan pengelamannya tersebut, hal itu membuat penulis semakin tertarik untuk mengkaji kelompok ini. Dengan perbincangan yang semakin jauh semakin membuat penulis untuk datang lagi dan berbincang-bincang lebih dalam mengenai Kelompok berkah Lidi dengan hasil produk-produknya. Dikarenakan hari sudah sore, akhirnya penulis memutuskan untuk pulang, sebelumnya penulis mengatakan kepada Pak Rasyid dan Pak Dirman bawah penulis akan datang lagi di lain waktu. Tidak lama pulang ke rumah, selang beberapa penulis kembali ke Medan untuk mengajukan judul Skripsi tentang Kelompok Berkah Lidi ini yang berbasis ekonomi kreatif. Setelah segala urusan di kampus selesai dan setelah acc proposal penulis langsung pulang dan akan melakukan penelitian lapangan.

Sebelum berangkat ke lokasi penelitian penulis telah diberitahu oleh Pak Dirman untuk datang pada acara pelatihan membuat produk Berkah Lidi yang diselenggaran oleh Disperindag Provinsi. Tepat pada hari Rabu 13 April 2016 pukul 14.15 wib penulis sampai di lokasi penelitian di rumah pintar (Rumpin) PTPP. LONSUM Sei Rumbia. Penulis pergi bersama kedua orang tua, sampai di simpang masuk lokasi terlihat seorang satpam yang bertugas saat itu, matanya terlihat tajam melihat kedatangan kami. Dimungkinkan karena beliau tidak pernah malihat dan tidak kenal dengan kami, di pintu palanag juga ada tulisan bahwa diharapkan kendaraan mobil masuk membuka setengah kaca depan. Saat sampai tepat di palang, satpam tersebut bertanya khendak kemana dan siapa namanya. Ayah penulis menjawab bahwa kami khendak ke Rumpin bertemu dengan Pak Dirman, begitu ketat masuk ke perusahaan tersebut.

Saat melewati simpamg palang, ada dua jalan yang membuat bingung karena sebelumnya penulis dan kedua orang tua belum pernah ke lokasi tersebut. Ayah bertanya kepada satpam jalan menuju lokasi pelatihan Pak Dirman di Rumpin.Satpam tersebut menjawab Pak Dirman yang mana ya Pak?. Saya kurang tahu. Tiba-tiba seoarang pria bertubuh tinggi dan sedikit gemuk dengan memakai topi bewarna abu-abu, kaos putih dan celana pendek yang duduk di pos satpam menjawab di rumah pintar (Rumpin) itu pak sudah pulang mereka. Soalnya acaranya tadi pagi, jadi mungkin mereka sudah pulang, mendengar hal tersebut penulis sedikit cemas dan psimis, tapi bapak liat saja dulu ke sana. Namun ayah menjawab Tapi kami sudah janji dengan Pak Dirman hari ini.

Sampai akhirnya penulis menelepon Pak Dirman untuk mencari tahu kepastiaannya, dan alhamdulillah mereka belum pulang, penulis pun menjadi tenang mendengarnya, Pak Dirman memberitahu jalan menuju lokasi penelitian. Beliau berkata masuk simpang palang ada dua jalan, lalu pilih jalan yang sebelah kanan terus lurus saja sampai simpang ke dua ada simpang empat kemudian pilih jalan ke sebelah kiri sudah ketemu Rumpin. Penulis dan kedua orang tua pun mengikuti arahan Pak Dirman. Sampai di simpang empat, ternyata beliau sudah menunggu dan langsung mengajak kami masuk ke tempat pelatihan tersebut. Saat ayah masuk ke parkiran, penulis langsung turun dari mobil melihat dari depan lokasinya, Rumpin tersebut berbentuk seperti rumah karyawan namun lebih besar kesamping dan bentuknya melebar.

Penulis dan kedua orangtua langsung saat masuk ke dalam Rumpin langsung disambut hangat oleh Pak Dirman dan kawan-kawan, mereka sangat ramah saat menyambut penulis. Penulis merasa sangat senaang karena disambut baik oleh Pak Dirman kawan-kawan. Sambil berbincang-bincang kecil dengan beliau, penulis bertanya tentang pelatihan yang diselenggaraan pada saat itu. Beliau pun menjelaskan sedikit tentang pelatihan tersebut, beliau berkata pelatihan ini di wadahi oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) dari provinsi dengan tema penumbuhan WUB melalui pelatihan teknis produksi lidi hias dari pelepah kelapa sawit yang diadakan tanggal 13-17 April 2016. Pelatihan ini juga ada sertifikatnya dan diikuti oleh ibu rumah tangga, anak gadis, pemuda bahkan orang tua.

Foto 1.

Rumah Pintar Tempat Pelaksaan Pelatihan Kelompok Berkah Lidi

Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2016

Pelatihan ini juga diikuti oleh dari beberapa kecamatan di Labuhanbatu Selatan, ada yang berasal dari Kec. Kotapinag, Kec. Kotapinang yaitu berasal dari DesaParlebihan, Desa Hadundung dan Desa Rumbia itu sendiri. Sebelumnya orang-orang yang mengikuti palatihan ini ada ketua kelompok dari masing-masing desa tersebut, dan mereka berhubungan baik dengan Pak Dirman. Makanya dalam pelatihan ini, Pak Dirman langsung menelfon masing-masing ketua kelompok untuk ikut langsung berpartisipasi dalam pelatihan kerajinan tangan lidi kelapa sawit tersebut. Selesai berbincang-bincang dengan pak Dirman, penulis langsung melihat pengurus melatih para anggota yang ikut.

Penulis melihat para anggota sangat semangat sekali untuk belajar membuat produk Berkah Lidi orang yang mengikuti juga cukup banyak. Sesekali penulis bertanya mengenai proses pembuatan produk tersebut sambil mengambil

gambar atau foto mereka saat membuat produk tersebut. Ada yang berkata karena masil awal jadi susah-susah gampang membuatnya, namun ada yang bilang mudah hanya butuh tenaga yang kuat untuk menarik lidi agar rapi dan cantik, namun hal tersebut membuat mereka semakin bersemangat karena memang sangat niat sekali mengikuti pelatihan tersebut. Penulis juga bertanya kepada sekelompok pria yang berjumlaah tujuh orang tentang pelatihan ini, mengapa mereka sebagai anak muda mau mengikuti pelatihan ini, padahal bisa dibilang kerajinan seperti ini kurang diminati oleh anak muda karena indentik dengan kerjaan perempuan. Mereka menjawab mengidi waktu luang dengan kegitan positif daripada di luar gak jelas, menambah ilmu dan memperbanyak teman dan ada juga yang menjawab dengan bergurau untuk diajarkan calon istri nantinya.

Sesekali penulis bercanda dengan mereka untuk mencairkan suasana agar tidak kaku dan tegang. Pada awalnya saat masuk ke Rumpin melihat keramaian di sana, penulis merasa sedikit ragu karena penulis merasa sedikit tidak percaya diri dan khawatir tidak bisa menyatu dengan mereka. Namun dengan tekad dan keyakinan yang bulat untuk penelitian ini agar maksimal, akhirnya semua terjalani dengan yang diharapkan bahkan suasanan saat itu sahangat keluarga.

ABSTRAK

Dina Rajabiah Siregar, 2016, judul skripsi: KELOMPOK BERKAH LIDI (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan). Skripsi ini terdiri dari: 5 bab, 167 halaman, dan 91 daftar foto.

Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, usaha kecil yang tetap bertahan keberadaannya memiliki karakteristik tambahan, yaitu sebagai sektor usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) sebagai industri kreatif merupakan peluang emas bagi seseorang yang memiliki ide kreatif tinggi. Terbentuknya usaha industri kreatif dalam kelompok usaha sangat menunjung perekonomian keluarga, seperti halnya Kelompok Berkah Lidi yang ada di Desa Perk. Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Kelompok Berkah Lidi mengembangkan usahanya dalam basis ekonomi kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam (thick description) mengenai ekonomi kreatif, khususnya mengenai pertumbuhan UKM baru dalam mengembangkan usahanya di Desa Perk. Sei Rumbia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif sebagai bagian dari kajian etnografis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi partisipasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan kategorisasi dan evaluasi data.

Dari hasil penelitian lapangan dapat disimpulkan bahwa keberadaan Kelompok Berkah Lidi sebagai kelompok yang mengelola ekonomi kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat menjadi salah satu sumber mata pencaharian tambahan bagi masyarakat. Walapun demikian dalam kenyataannya Kelompok Berkah Lidi belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Disebabkan masyarakat sekitar masih enggan untuk gabung dalam kelompok Berkah Lidi karena pekerjaan lain lebih besar penghasilannya. Namun, saat ini produk-produk kerajinan tangan kelompok ini sudah mulai memasyarakat di daerah Labuhanbatu Selatan maupun di luar daearah. Selain itu, dalam pemasarannya kerajinan tangan milik Kelompok Berkah Lidi ini sudah sampai ke luar kota, seperti kota Binjai dan kota Pekanbaru. Bahkan, sudah sampai ke luar negri seperti Jepang dan Malaysia.

Kata-kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Pertumbuhan UKM Baru, Strategi Usaha