• Tidak ada hasil yang ditemukan

karyawan untuk menciptakan kepuasan kerja, karena karyawan dapat mengetahui apa yang telah dicapainya, serta dapat yakin adanya perbedaan kompensasi, sehingga dapat meningkatkan memotivasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan pada tingkat yang lebih tinggi3

1.2.Tinjauan Pustaka .

Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi memiliki nilai, norma dan tujuan yang jelas dan berdampak positif bagi anggota kelompok. Suatu kelompok atau organisasi terbentuk karena adanya tujuan bersama yang ingin dicapai oleh seluruh anggotanya. Tujuan bersama tersebut bermula dari tujuan masing-masing anggota. Seperti halnya tujuan dari para anggota Kelompok Berkah Lidi yang ingin memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.

Berbagai kajian tentang ekonomi kreatiftelah pernah dilakukan sebelumnya. Seperti halnya kajian Elsha Monica Pasaribu (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Galeri Kunt Art Dalam Memanfaatkan barang-barang Limbah” (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Barang Limbah Menjadi Produksi Kreatif). Dari hasil kajiannya diperoleh kesimpulan bahwa dengan memanfaatkan kemampuannya dalam bidang seni, Pak Adi selaku pemilik Galeri Kunt Art menjadikannya sebuah modal untuk membangun usahanya di bidang kerajinan tangan. Beliau menawarkan konsep seni (art) dengan jumlah yang

3

Setiap orang ingin mendapat penghargaan apabila dinilai melaksanakan tugas dengan baik, setiap orang ingin mendapatkan perlakuan obyektif dan atas dara prestasi kerjanya (http://Jobanalysisworld.wordpress.com).

terbatas atau limited edition. Akhirnya beliau memulai dengan membuat

handycraft berupa frame atau bingkai foto dan cermin dengan bahan dasar triplek bekas. Ternyata produk yang dihasilkan menunjukkan hasil yang cukup baik dan respon yang positif dari masyarakat. Pak Adi pun melanjutkan produksi bingkai fotonya dan semakin mengembangkan kreasinya untuk memberikan nuansa-nuansa baru bagi peminatnya dengan menghasilkan produk-produk baru, seperti bingkai cermin, vas bunga, souvenir-souvenir, bahkan untuk perlengkapan-perlengkapanseperti meja, kotak tisu, vas bunga danlainnya yang dalam proses pembuatannya dilakukan di workshop atau ruang galeri.Usaha yang memanfaatkan barang-barang limbah ini dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama Pak Adi. Walaupun kerajinan tangan bukanlah suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat, tapi sebagai seorang wirausahawan Pak Adi melihat bahwa pangsa pasar atau peminat untuk produk-produk ekonomi kreatif termasuk kerajinan tangan tidaklah sedikit. Ditambah lagi produk-produk yang dihasilkan disediakan dalam harga-harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Sehingga tidak membatasi ruang lingkup konsumennya, semuanya menjangkau seluruh kalangan masyarakat.

Kajian Simamora (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Wirausaha Aksesoris” (Studi Etnografi Strategi Ekonomi Kreatif di Pasar UD Pajus Baru Medan), menyimpulkan bahwa Kreatifitas Pak Ojie dan Pak Muslim terhadap aksesoris yang tadinya hanya dianggap sebagai sebuah hobi ternyata bisa menjadi peluang kerja bagi mereka untuk mencari nafkah. Adapun jenis aksesoris yang mereka buat seperti rantai kalung yang terbuat dari bahan besi putih, kalung rantai

benang dengan mata kalung dari bahan batok kelapa, kalung rantai besi putih dengan mata Kalung dari flat steanless, cincin belah rotan, model gelang tulis pasta dan sebagainya. Pak Ojie dan Pak Muslim menyadari bahwa persaingan pasar aksesoris di Pasar UD Pajus Baru sangat ketat. Oleh karena itu untuk dapat tetap bertahan, mereka harus mempunyai strategi sendiri. Berbeda orangnya maka berbeda pula strategi yang digunakan. Di sini kreatifitas mereka dikembangkan. Bagi orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang membuat aksesoris, ia akan lebih mudah mengembangkan kreatifitasnya. Namun bagi orang yang tidak mempunyai keahlian khusus, mereka harus berupaya memikirkan ide-ide kreatif untuk mengkreasikan benda yang sudah ada menjadi aksesoris yang lebih berbeda, seperti melakukan modifikasi dengan menggabungkan beberapa unsur, untuk menghasilkan tampilan yang lebih menarik. Tidak hanya membuat aksesoris yang dikatakan kreatif, tetapi juga termasuk memodifikasi.

Lain halnya Prianita (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Batik Motif Medan Dalam Ekonomi Kreatif” (Studi Etnografi di Kecamatan Medan Tembung, Meda), meyimpulkan bahwa Batik Motif Medan adalah salah satu bentuk terobosan baru perkembangan batik yang ada di Indonesia, di mana motif-motif yang dituangkan merupakan motif-motif-motif-motif yang berasal dan dimiliki oleh tujuh dari sekian banyak etnis yang ada di Sumatera Utara, yakni Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, Mandailing, Nias, dan Melayu. Industri Rumah Batik Motif Medan merupakan salah satu bentuk kewirausahaan. Dalam berwirausaha, ada faktor-faktor yang menjadi pendorong mengapa melakukan suatu usaha tersebut. Adapun faktor yang mendorong pelaku usaha untuk berwirausaha dalam bidang

kerajinan batik ini adalah Ingin lebih berspekulatif dengan hal-hal baru, ingin memberdayakan masyarakat, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka, ingin lebih memperoleh pemenuhan kebutuhan yang lebih baik, ingin menjadi pemilik dalam usaha sendiri, tidak bekerja pada orang lain. Faktor ini termasuk ke dalam faktor need for echievement.Selanjutnya dalam menjalankan usaha, pelaku usaha melakukan beberapa strategi, yakni strategi rasional dan strategi moral untuk menjalin hubungan yang kontiniutas, baik itu dengan rekan bisnis, juga terhadap konsumen. Strategi-strategi tersebut bermanfaat untuk keberlangsungan usaha ke depannya. Karena dalam ranah industri kreatif seperti ini, keberlangsungan usaha juga terletak pada pasar. Sebab produk yang dihasilkan termasuk ke dalam fesyen yang arus pergantian selera masyarakat peminatnya tinggi. Seperti yang diketahui bagaimana cepatnya tren-tren yang terjadi di masyarakat.

Sedangkan penelitian penulis berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Letak perbedaannya adalah bahan baku yang digunakan dalam kerajinan tangan kelompok ini adalah lidi kelapa sawit yang hanya menjadi sampah di Labuhanbatu Selatan, kemudian disulap oleh Pak Dirman menjadi tempat parsel buah, piring, tempat aqua, lampion dan lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa lidi kelapa sawitbiasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kab. Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka, di tangan Pak Sudirmandan kawan-kawan, lidi kelapa sawit disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis dan diminati hingga ke manca negara. Selain itu penulis melihat bahwa kelompok

ini dalam proses pembuatan produknya dilakukan di rumah pengurus/anggota masing-masing yang sering disebut dengan home industry.Home Industy (atau biasanya ditulis/dieja dengan “home industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah4

Kegiatan Kelompok Berkah Lidi ini merupakan suatu bentuk kerajinan tangan. Kerajinan adalah kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat oleh tenaga pengrajin dimulai dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Salah satu bentuk kerajinan tersebut berupa produk-produk yang dihasilkan dari lidi kelapa sawit. Kelapa Sawit adalah tanaman yang memiliki manfaat bagi manusia dengan mengolah buahnya menjadi minyak, selain buahnya batangnya juga dapat dijadikan papan partikel. Ada juga hal yang tidak diketahui, ternyata lidi kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan produk kerajinan. Pelepah kelapa sawit selama ini hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Lidi kelapa sawit merupakan salah satu bahan pokok yang dimanfaatkan untuk membuat berbagai . Sebagai suatu kegiatan kerajinan tangan, kelompok ini juga memperkenalkan produk-produknya kepada pengrajin lain, seperti pengrajin yang membuat bentuk udang dari pelepah kelapa sawit sebagai hiasan dinding dan membuat tas dari benang wol. Proses memperkenalkan tersebut dengan cara menukarkan produk-produk mereka masing-masing disebut dengan resiprositas. Dimana resiprositas adalah pertukaran timbal balik antar individu atau antar kelompok.

4

macam produk kerajinan yang memiliki nilai fungsi. Selain mudah didapatkan lidi kelapa sawit juga memiliki nilai lebih dibandingkan lidi kelapa. Lidi kelapa sawit lebih kuat dan tidak mudah patah, warna lidi kelapa sawit lebih hijau. Sedangkan lidi kelapa warnanya semakin lama semakin coklat kehitaman.

Kerajinan tangan dapat digolongkan ke dalam bagian ekonomi kreatif, karena selain mengangkat kekayaan budaya, juga dapat menghasilkan nilai ekonomi yang dilakukan melalui proses kreatifitas oleh masyarakat. Jenis kerajinan tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah barang-barang seperti piring, tempat sendok, parsel buah, vas bunga, dan lain sebagainya.

Aktivitas yang dilakukan dalam memanfaatkan lidi kelapa sawit sebagai benda-benda hasil karya manusia menjadi industri kreatif, terbentuk dalam suatu kelompok, bernama Kelompok Berkah Lidi. Menurut Homans (1950) mengatakan bahwa kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara langsung5

Pemanfaatan lidi kelapa sawit sebagai sumber daya alam (SDA) yang terkait dengan ide-ide baru atau inovasi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk ekonomi kreatif. Istilah ekonomi kreatif pertama kali didengungkan oleh John Howkins, orang Inggris yang menulis buku “Creative Economy, How People

. Dalam hal ini, istilah kelompok menunjuk kepada orang-orang yang memiliki usaha yang tergabung dalam Kelompok Berkah Lidi.

5

Make Money from Ideas”.Ahli ekonomi Paul Romer (1993) juga berpendapat bahwa ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan dikebanyakkan model-model ekonomi. Fenomena yang ada dalam masyarakat dapat menjadi sebuah peluang usaha dalam ekonomi kreatif, dengan memanfaatkan situasi dan mengembangkan kreatifitas, ide dan inovasi yang dimiliki seseorang. Inovasi bukan sekedar gejala yang muncul secara kebetulan atau karena digariskan oleh proses-proses sejarah budaya, tetapi muncul sebagai hasil proses memilih dan menentukan secara sadar dan kreatif. Menurut Koenjaraningrat (2009:210), inovasi adalah:

“Suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang akan menyebabkan adanya sistem produksi sehingga menghasilkan produk-produk baru. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi”.

Inovasi yang dilakukan sedikit banyaknya membuat suatu perubahan-perubahan yang nyata dalam masyarakat baik itu berakibat negatif maupun berakibat positif. Oleh karena itu, para pelaku usaha industri kreatif juga harus selektif dalam membuat inovasi-inovasi baru dan akibat inovasi itu harus dikontrol. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, mereka tentu membuat suatu strategi tersendiri yang dianggap dapat memajukan usahanya dan diterima oleh masyarakat disekitarnya. Melalui strategi inilah mereka melakukan persaingan dalam menarik minat para konsumen sehingga dapat memperoleh keuntungan material (seperti uang) dan simbolik (seperti pangkat ataupun ketenaran).

Borden (2000) menyebut cara-cara memasarkan atau mempromosikan produk sebagai promotion mix,yang terdiri dari 6 jenis. Namun dalam konteks usaha kecil, biasanya hanya digunakan empat jenis: personal selling (melibatkan diri sendiri dalam penjualan), selas promotion (pemasaran dengan memberikan hadiah atau potongan secara langsung berdasarkan omzet penjualan), trade fairs and exibition (pameran), dan advertising (menggunakan media seperti koran, majalah, brosur, poster, spanduk dan plang).

Dengan demikian, pemilihan strategi yang digunakan dalam menjalan suatu usaha khususnya ekonomi kreatif yang tidak lepas dari adanya inovasi-inovasi baru, tentu menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu pertimbangan dengan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha tersebut. Jika strategi yang digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan seperti yang diharapkan.

Melalui ide-ide kreatif yang dimiliki oleh seseorang, sesuatu bisa dijadikan bernilai lebih, sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ekonomi kreatif dan industri kreatif mulai marak dibicarakan di Indonesia kira-kira tahun 2006, karena pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2006 cukup tinggi. Bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yaitu mencapai 7,3%. UNESCO pada tahun 2003. Mengeluarkan rilis resmi mengenai definisi ekonomi

kreatif ini sebagai suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk, dan jasa yang orisinal, berupa hasil karya sendiri6

1. Periklanan.

.

Simatupang dkk (2008:16)mengemukakan bahwa ada 15 sektor yang dikembangkan dalam ekonomi kreatif di Indonesia yakni sebagai berikut :

2. Arsitektur.

3. Pasar seni dan barang antik. 4. Kerajinan.

5. Desain. 6. Fashion.

7. Video, film, dan fotografi. 8. Permainan interaktif. 9. Musik.

10.Seni pertunjukan.

11.Penerbitan dan Percetakan.

12.Layanan Komputer dan Piranti Lunak. 13.Televisi dan Radio.

14.Riset dan Pengembangan. 15.Kuliner7

Ekonomi kreatif tidak meletakkan tanah atau modal sebagai masukan dan keluaran yang paling penting, tetapi masukan utama dalam ekonomi kreatif adalah

.

6

Hj. Erni R. Ernawan “Awal Perancangan Ekonomi Kreatif” (Ekonomi Kreatif blogspot.com).

gagasan yang diolah menjadi keluaran berupa produk atau jasa yang sarat dengan kandungan kreatif yang bernilai ekonomi.Lebih lanjut Simatupang dkk mengungkapkan bahwa:

“Pentingnya era kreatif telah dikumandangkan oleh Presiden SBY saat memberikan kata sambutan pada pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia yang berlangsung tanggal 11-15 Juli 2007 di Jakarta. Ekonomi kreatif, menurut Presiden, bersumber dari ide, seni, dan teknologi yang dikelola untuk menciptakan kemakmuran. Presiden secara khusus menyampaikan empat himbauan untuk bersama-sama bangsa Indonesia mengembangkan: (1) ekonomi kreatif dengan memadukan ide, seni, dan teknologi, (2) keunggulan produk ekonomi yang berbasiskan seni budaya, (3) ekonomi warisan, dan (4) ekonomi kepariwisataan yang berbasis keindahan alam”.

Ekonomi kreatif tidak hanya berperan dalam membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran saja, tetapi juga berperan dalam menggali nilai-nilai budaya dan mengembangkan semangat kreatifitas masyarakat.

Mengelola lidi kelapa sawit menjadi produk-produk kerajinan tangan merupakan peluang usaha atau bagian dari UKM (Usaha Kecil Menengah) atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kelompok Berkah Lidi sebagai bentuk UMKM masyarakat yang dikelola oleh suatu keluarga yang awalnya hanya sekedar hobi dengan suatu hal yang unik, namun siapa sangka bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagai usaha keluarga kerajinan tangan ini tentu melibatkan anak-anak, istri bahkan saudara mereka. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada waktu luang. Di sini keluarga akan terasa semakin dekat antara orang tua dan anak-anaknya dengan candaan dan gurauan di sela-sela pembuatan produk.

Menurut F. Soe’oed (2012:90) bahwa keluarga besar berperan sebagai sistem sosial atau kelompok primer yang menjadi agen sosialisasi. Mereka berperan penting dalam mentransmisikan nilai-nilai yang ada dalam keluarga kepada anggota-anggotanya. Keluarga yang sebgaian besar anggotanya menjalankan kegiatan wirausaha akan mentransmisikan kegiatan yang sama pada anggotanya.Adanya keterlibatan langsung keluarga dalam kerajinan tangan ini menunjukkan bahwa partisipasi keluarga terhadap Kelompok Berkah Lidi dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Dalam menjalankan usahanya, kelompok ini saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Seperti halnya antar sesama pengrajin, masyarakat sekitar, pemerintah, dan berinteraksi dengan pihak luar. Menurut Van Zanden merupakan interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang akhirnya di anatara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990). Berdasarkan hal ini, hubungan sosial bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau saluran yang menghubungkan antara satu orang (titik) dengan orang-orang lain, dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang, jasa, atau informasi.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang disingkat dengan UMKM yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif, juga merupakan suatu bidang bisnis atau usaha yang mampu bertahan dalam kondisi ekonomi, sosial, politik yang bagaimanapun. Hal ini sudah teruji pada saat terjadi krisis pada tahun 1998 yang lalu, dimana usaha ini tetap mampu bertahan sementara banyak

perusahaan-perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan (Tambunan, 2009:4). Kegiatan industri merupakan aktivitas manusia di bidang ekonomi produktif untuk mengolah bahan mentah menjadi barang yang lebih bernilai untuk dijual. Termasuk di dalamnya adalah industri kerajinan yaitu suatu bentuk usaha pembuatan barang yang lebih banyak menggunakan keterampilan tangan meskipun sering dibantu dengan peralatan. Dalam perkembangannya, industri kecil telah berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, dalam penanggulangan kemiskinan, bahkan juga dalam peningkatan ekspor.

Sebagai suatu UMKM (Usaha Mikro, Kecildan Menengah) kegiatan Kelompok Berkah Lidi ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi rakyat, khususnya oleh PTPP LONSUM Sei Rumbia Estate atau personalia dari PTPP tersebut. Menurut Ginandjar Kartasasmita (1996), pemberdayaan ekonomi rakyat adalah upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya. Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya8

.

Sebagai suatu pemberdayaan ekonomi, Kelompok Berkah Lidi sering mengadakan pelatihan pada masyarakat dalam hal pengetahuan, keterampilan dan pemasaran. Mulai dari pengetahuan yang diperoleh masyarakat merupakan modal utama dalam pembuatan produk kerajinan tangan ini. Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran.

Keterampilan erat kaitannya dengan pengetahuan, dimana ketika seseorang memperoleh pengetahuan wujud aplikasinya dalam kerajinan tangan adalah keterampilan, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan tangan yang dimulai dari proses awal sampi akhir dalam diperlukan keuletan, kehati-hatian serta kecekatan dalam membuat produk-produk tersebut. Sebelum diolah menjadi berbagai bentuk, batang lidi yang telah kering dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa daun yang masih menempel, agar tidak mudah busuk. Setelah bersih, lidi kemudian disortir dan disamakan ukurannya, sehingga pengerjaannya nanti lebih gampang. Barulah kemudian batang lidi dibentuk sesuai dengan ukuran dan permintaan konsumen seperti piring, vas bunga, kotak tisu, nampan, bakul, lampion, dan benda lainnya.

Sebagai suatu produksi, produk-produk kerajinan tangan ini juga sampai kepada tahap pemasaran. Dimana dalam pemasaran produk-produk, ada agen atau

tengkulak yang menampung produk ini lalu memasarkannya kembali kepada masyaraka luas. Selain itu, pemasarannya juga ada yang melalui pemesanan langsung oleh Pihak pengurus Kelompok Berkah lidi. Pemasaran produk kerajinan tangan ini sudah sampai ke Manca Negara bahkan Luar Negeri seperti India, Australia dan lainnya. Selain mengadakan pelatihan-pelatihan pada masyarakat, Kelompok Berkah Lidi juga sering mengikuti seminar dan pameran kerajinan tangan di berbagai daerah, seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara menggelar kerajinan tangan tingkat kab/kota yang diikuti seluruh pengerajin se-Sumatera Utara di lapangan merdeka Medan pada tanggal 19–20 September tahun 2014 kemarin. Hal ini menunjukkan bahwa kelom penyerapan tenaga kerja.

Sebagai suatu kegiatan kerajinan tangan, Kelompok Berkah Lidi ini dapat dipahami dari pendekatan formal atau fomalis. Menurut Cook (1973), pendekatan formal adalah:

Pendekatan formal menempatkan antropologi ekonomi sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial tentang proses pemanfaatan sumber daya ekonomi. Pendekatan ini menempatkan antropologi ekonomi sebagai usaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis cara-cara proses pemanfaatan sumber daya ekonomi tersebut dalam berbagai seting kultural9

9

Seting kultural adalah penggambaran suasana atau budaya yang melatarbelakangi terjadinya suatu peristiwa (www.artikelsiana.com).

.Hubungan-hubungan sosial sebagai gejala proses pemanfaatan sumber daya ekonomi dapat dilihat misalnya dalam hubungan patron-klien, hubungan persahabatan, jaringan kekerabatan, dan hubungan-hubungan yang lain, yang terpola menurut pranata-pranata dalam lembaga-lembaga yang hidup di masyarakat. Dalam hal ini dideskripsikan dengan cara

memperlihatkan secara eksplisit tentang motif-motif ekonomi yang muncul dalam proses interaksi sosial tersebut. Seperti halnya Kelompok Berkah Lidi ini yang merupakan proses interaksi sosial dalam masyarakat sederhana yang menggambarkan proses pemanfaatan sumber daya ekonomi.

Adanya aktivitas pemasaran atau perdagangan dan sistem pertukaran produk-produk kerajinan tangan dalam pendekatan ini. Pendekatan formalis melihat hal ini sebagai peristiwa ekonomi karena dalam proses pertukaran tersebut, dorongan kebutuhan ekonomi itu yang nampak dari adanya transaksi ekonomi barang-barang kebutuhan hidup antar partisipasinya. Tujuan pendekatan formalis adalah untuk mencapai pemahaman yang akurat tentang keragaman dan kompleksitas tingkah laku sosial yang diobservasi.