• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4. Peemberian Dana Sebagai Bentuk Dukungan dari Pemerintah

2.4.3. Tanggapan Peserta/anggota Pelatihan

Pada tanggal 16 April 2016 hari yang ke empat, penulis kembali pergi lagi ke Rumpin acara pelatihan lidi anyaman kelapa sawit Kelompok Berkah Lidi. Penulis berangkat ke lokasi pukul 14.00 wib,saat itu yang ada difikiran penulis yang cocok jadi informan penulis adalah peserta yang sudah sedikit bisa membuat anyaman lidinya dan yang enak diajak ngobrol agar lebih mudah wawancaranya, begitu yang ada di dalam fikiran penulis. Setelah beberapa penulis memperhatikan, akhirnya penulis ketemu dengan peserta yang diharapkan.

Peserta ini kebetulan abang kelas waktu penulis SD di Hadundung yang sebelumnya sudah kenal lama namun jarang ketemu. Peserta ini juga aktif dalam organisasi Karang Taruna, beliau sebagai bendaraha sehingga penulis berfikir pasti peserta ini enak diajak mengobrol. Informan penulis ini seorang laki-laki

yang bernama Sandi bertempat tinggal di Hadundung yang tidak jauh dari rumah penulis, kebetulan beliau salah satu anggota Kelompok Berkah Lidi.Bang Sandi sebagai anggota dan peserta saat pelatihan ini. Penulis langsung berjalan menemui Bang Sandi yang sedang membuat anyaman ladi kelapa sawit, dan langsung berkata kalau mau wawancara dengan beliau. Bang Sandi langsung menjawab ya sudah, tapi gak dimasukkan ke koran kan, sambil bercanda dan tertawa. Penulis sebelum melakukan wawancara, cerita-cerita kecil mengenai teman lama waktu di SD Hadundung. Setelah itu penulis langsung bertanya kepada Bang Sandi mengenai awal mula beliau kenal dengan Pak Dirman dan pelatihan ini. Bang Sandi menjelaskanawal mula beliau kenal dengan Pak Dirman.Bang Sandi kenal Pak Dirman dari awal tahun 2015, saat itu ada kegiatan di Karang Taruna.Bang Sandidan temannya satu orang diutus dari Karang Taruna Kabupaten ke Rumpin untuk belajar anyaman lidi kelapa sawit ini. Bang Sandi dan temannya dua kali datang ke Rumpin untuk belajar anyaman ini setelah itu mereka belajar di rumah Pak Dirman hampi setiap hari selama seminggu. Bang Sandi dan temannya cukup cepat dalam mempelajari anyaman ini, beliau mengatakan:

“Kalau seminggu sudah bisa membuatnya, cuma kan masalah kerapian kan kita bisa perbaiki sendiri, yang terpenting dasarnya tau. Kita tau dasarnya, bagaimana caranya supanya rapi, kan ada tehnik nya masing-masing, kan gitu. Jadi setiap kita belajar kita lihat barangnya apa aja, apa yang bisa kita contoh dari situ, contohnya Pak Dirman punya tempat buah ya kita lihat juga”.

Dalam waktu seminggu itu Bang Sandi juga belajar di rumahnya, sampai selesaipun beliau tetap belajar di rumahnya agar hasil yang didapatkan lebih rapi. Teman Bang Sandi yang tidak aktif lagi sekarang, karena beliau kerja di Kisaran.

Temannya mengatakan bahwa kerajinan ini hanya sebagai keterampilan saja buatnya, tidak untuk matapencaharian.

Bagi Bang Sandi, setelah beliau bisa membuat anyaman lidi kelapa sawit dengan mahir, beliau ajarkan kepada seluruh Karang Taruna di Labusel. Namun, sampai sekarang mulai dari waktu beliau kenal dengan Pak Dirman sampai sekarang dari Karang Taruna belum ada respon untuk pelatihan di Karang Taruna. Jadi, Bang Sandi memproduksi anyaman ini sendirian di rumah yang kemudian jika ada yang tertarik dibeli oleh tetangga dan masyrakat sekitar rumahnya. Untuk bahan bakunya, Bang Sandi mencari sendiri di belakang rumahnya. Beliau juga sering mengikuti pameran di daerah-daerah lain saat ada pertemuan atau event-event Karang Taruna di Kisaran, Siantar kerajinan dan anyaman lidi kelapa sawit ini ada di acara tersebut. Namun memang belum ada respon dari tindak lanjut Karang Taruna dalam hal ini. Bang Sandi mengikuti acara pelatihan ini karena dihubungi oleh Pak Dirman untuk berpartisipasi dalam acara pelatihan ini.

Pak Dirman menyuruh Bang Sandi memberitahu kepada anggota Karang Taruna dan masyarakat yang mau belajar anyaman ini. Adapun yang bisa mengikuti dari Karang Tanura berjumlah lima orang pemuda dan dua orang ibu rumag tangga. Bang Sandi mengatakan bahwa namanya pelatihan banyak orang yang gak berminat karena mereka banyak yang tidak mengerti. Menurut penuturan Bang Sandi, kaum ibu rumah tangga yang ikut berpartisipasi dalam pelatihan ini mau ikut karena mereka tidak bekerja, artinya sebagai ibu rumah tangga saja. Jadi, mereka mau belajar untuk mengisi waktu luang mereka dan mereka juga bisa menjadi profesi kerajinan di rumah masing-masing.

Bagi kaum pemuda yang ikut berpartisipasi dalam penlitian ini karena tertarik peminat anyaman lidi kelapa sawit ini tidak hanya masyarakat lokal saja tetapi sudah sampai luar negri seperti Singapore, Malaysia, Jepang dan lainnya. Jadi para pemuda tersebut merasa anyaman ini cocok dikembangkan makanya mereka tertarik untuk belajar. Bang Sandi sendiri mau belajar membuat anyaman ini karena beliau suka yang berbau kreativitas, apalagi dalam bentuk daur ulang tanpa modal besar untuk menjadikan kerajinan. Beliau sebelum belajar dengan Pak Dirman anyam lidi ini, sudah membuah kerajinan daur ulang dari benang dan kardus yang berbentuk lampion berkarakter/ almpu tidur seperti tokoh kartun Doraemon, Hello Kitty dan lainnya. Bang Sandi mengatakan manfaat yang dirasakan dari pelatihan ini:

“Ya alhamdulillah lah bermanfaat, bermanfaatnya kita bisa kreatif, bahwasanya kita diperhatikan oleh pemerintah untuk mengembangkan anyaman ini, jadi gak sia-sia selama ini kerja keras kita dengan adanya pemerintah ini. Kita juga dapat uang tambahan, selain itu juga jadi kenal banyak orang. Semoga sering diadakan, kalau sering diadakan kan kita jadi terpacu”.

Bang Sandi berkata bahwa beliau senang dengan diadakan pelatihan seperti ini, selain dapat ilmu, nambah teman, makan gratis, uang saku, uang transport dan dapat sertifikat dari selesainya acara ini. Beliau merasa senang mendapat sertifikat, karena apabila beliau mau mengajukan pelatihan ke daerah lain bisa harus menunjukkan sertifikat bahwasanya sudah terlatih. Bang Sandi pernah melatih/mengajag anyaman lidi kelapa sawit ini di SD Impres Desa Sabungan, beliau di bayar Rp. 100.000 perhari dan saat itu Bang Sandi mengajar selama lima hari, sehingga dapat gaji sebesar Rp. 500.000. Saat itu Kepala

Sekalah SD Impres Sabungan lewat dari depan rumahnya Bag Sandi, kebetulan rumah Bang Sandi di pinggir jalan raya. Melihat anyaman lidi dari kelapa sawit ini Kelpa Sekolah SD Impres Sabungan tersebut tertarik lalu bertanya siapa yang membuatnya, lalu Bang Sandi yang bertemu langsung dengan Kepala sekolah tersebut dan membuat kesepakatan untuk melatih di SD Impres Sabungan. Bang Sandi mengatakan memang terlihat spele Cuma kalau ditekuni dan dijalani bermanfaat juga.

Bang Sandi juga sering mengikuti acara pameran anyaman lidi ini di beberapa daerah yang mewakili Berkah Lidi. Kalau pemuda yang diminta untuk perwakilan dari Berkah Lidi, dalam acara pelatihan di laur, beliau yang diutus. Seperti halnya acara Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Dispora) mewakili kabupaten Labuselyang bertema pengembangan jiwa kewirausahaan tahun 2015 di Hotel Grand Kanaya selama empat hari. Namun, di selama di sana beliau hanya belajar teori saja tidak prakter. Selain itu acara PRSU tahun 2016 dari agen mereka di Binje, dan Pemkab Binje meminta kepala Berkah Lidi ada yang mewakili stand Binje. Jadi, kemaren Bang Sandi mewakili stand Binje bukan stand Labusel. Bang Sandi menjelaskan apabila ada acara pameran dari provinsi, maka akan banyak dari kabupaten lain yang ikut. Jadi, keuntungan yang beliau dapat saat mengikuti acara di beberapa pameran adalah beliau banyak tukar pikiran dengan kerajinan dari kabupaten lain, sekaligus bisa juga menjadi teman dan jaringan untuk pemasaran apabila mereka tertarik dengan kerajian Berkah Lidi. Begitu banyak manfaat yang beliau rasakan selama kenal dengan Pak Dirma