SOAL
1 JUDUL Psikiatri - Bipolar manik
2 KOMPETENSI DIUJIKAN (bold yang berhubungan) 1) Anamnesis 2) Pemeriksaan fisik/psikiatri
3) Interpretasi data/kemampuan prosedural pemeriksaan penunjang
4) Penegakan diagnosis dan diagnosis banding 5) Tatalaksana nonfarmakoterapi
6) Tatalaksana farmakoterapi 7) Komunikasi dan edukasi pasien 8) Perilaku professional 3 SKENARIO DAN INSTRUKSI PESERTA SKENARIO KLINIK
Pria 20 tahun, dibawa oleh kakak laki-lakinya karena melemparinya dengan gelas
TUGAS
1. Lakukan pemeriksaan status mental pada pasien 2. Tentukan diagnosis dan DD
3. Tatalaksana nonfarmakologis dan farmakologis pada pasien 4. Rencanakan rujukan untuk pasien ini
4 PASIEN
Identitas
Nama Tomi
Usia 20 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Pekerjaan Guru TK
Status Nikah Belum menikah
Pendidikan Tidak diketahui
Keluhan Keluhan utama Marah-marah
Riwayat penyakit sekarang RPS dari
alloanamnesis dengan kakak pasien
Seorang pria masuk ke ruang dokter. Dia mengatakan bahwa membawa adiknya berobat. Menurut kakaknya, pasien sudah tidak tidur 3 hari karena terus-menerus bekerja di kamar. Pasien juga tidak berangkat bekerja, dan tidak keluar kamar untuk makan. Ketika kakaknya masuk ke kamarnya untuk
mengingatkan agar pasien makan, dia malah dilempari dengan gelas. Selanjutnya, kakak pasien mengatakan agar dokter langsung menanyakan kepada pasien saja.
RPS dari autoanamnesis
Pasien memperkenalkan diri dengan penuh semangat dan memperkenalkan diri sebagai Mr Thompson. Dia tidak mau disebut 'pak' atau 'mas', hanya ingin disebut ‘mister’. Dia
mengakui bahwa memang sudah tiga hari tidak keluar kamar dan juga mengakui bahwa tadi pagi melempari kakaknya dengan gelas. Alasannya adalah karena dirinya saat ini sedang menulis novel best seller yang akan menyaingi buku Harry Potter. Dia mengatakan sedang mendapat inspirasi luar biasa dan sudah mengetik terus selama tiga hari tiga malam tanpa tidur. Tadi pagi, dia masih menulis dengan serius dan sedang mendapat inspirasi yang besar, ketika kakaknya masuk dan merusak inspirasinya itu. Karena itu dia menjadi marah dan melempari gelas
Tambahan RPS autoanamnesis
Dia merasakan energinya sangat meluap-luap dan tidak merasa lelah. Kalau lapar, dia hanya makan biskuit saja dan itu sudah cukup untuk membuatnya semangat lagi.
Pasien mengatakan bahwa dia sebelumnya tidak pernah menulis, dan baru kali ini menulis setelah mendapat inspirasi luar biasa. Pasien mengaku pada jam dua belas malam, inspirasi berupa bola cahaya akan turun ke kepalanya, dan saat itu juga dia merasa pikirannya langsung terang. Dia mengatakan mendapat inspirasi tersebut karena dia orang terpilih, dan hanya dia yang bisa melihatnya. Pasien tidak mendengar suara yang tidak ada sosoknya.
Sudah diobati? Pasien merasa sangat sehat dan tidak perlu obat
Lainnya Riwayat
Penyakit Dahulu
pasien belum pernah merasa semangat seperti ini. Enam bulan lalu pasien pernah sedih karena berpisah dengan pacarnya, sampai mengurung diri di kamar. Tapi dia berkata bahwa saat ini dia tidak memikirkan hal itu karena dia terlalu ‘high-quality’ untuk pacarnya.
Riwayat Keluarga
Adik pasien pernah mengurung diri cukup lama di kamar dan kemudian bunuh diri
Riwayat Sosial, lingkungan, kebiasaan
Sebelumnya pasien bekerja sebagai guru TK dan diberhentikan sejak satu bulan lalu. Pasien mengatakan dia diberhentikan karena menendang muridnya, karena menurutnya anak tersebut membuatnya sering kesal. Dia tidak merasa sedih dihentikan dari pekerjaannya karena dia merasa dirinya terlalu hebat untuk mengajar anak TK.
5 MANEKIN+ALAT
Manekin (-)
Alat 1. Contoh obat lithium
2. Surat rujukan 3. Resep
PEMBAHASAN A. Anamnesis Teknik anamnesis:
Kadang dalam OSCE, pasien psikiatri dibawa oleh anggota keluarganya. Inilah yang harus Anda lakukan agar jalannya wawancara bisa mulus:
1) Selalu awali dengan mencari informasi dari orang yang membawa (bisa istri, kakak,
ortu). Singkat saja, cukup 1-2 menit, yang penting Anda tahu mengapa pasien dibawa, sedikit informasi tambahan tentang keluhan terkait, dan segera tanyakan “apa pasiennya bisa saya ajak ngomong, Pak?” Jangan terlalu lama menanyakan orang yang mengantar, karena kita tidak akan mendapat informasi apapun. Informasi harus didapatkan terutama dari pasien
2) Switch ke pasien. Perkenalan dengan pasien, konfirmasi ulang informasi dari pengantar.
Dalam kasus ini, “kata kakaknya, tadi pagi mister melempar kakaknya dengan gelas. Apa benar? Bisa diceritakan? Terus katanya udah ngurung diri di kamar? Apa benar nggak makan?”
Berbeda dengan kasus sebelumnya, di sini dari awal sudah jelas ini merupakan kasus
psikiatri, jadi tidak perlu lama-lama membahas tentang kondisi penyerta (apakah ada batuk, pilek, demam?). Tapi selalu coba untuk hubungkan pernyataan pasien ke kondisi kesehatan, contohnya kalau pasien bilang “saya nggak tidur 3 hari, Dok”, kita bisa tanyakan “wah, kalau orang nggak tidur 3 hari kan capek dan bahkan bisa sakit. Mister sendiri bagaimana?” Cari di sini: mood, riwayat depresi sebelumnya, konsumsi obat/zat tertentu, halusinasi, waham, akhiri dengan mencari insight, tanyakan bagaimana menurut pasien kondisinya saat ini. Kemungkinan pasien akan mengatakan kondisinya sangat sehat.
3) Kembali ke pengantar. Bagian menjelaskan tentang kondisi pasien, rencana pengobatan, kemungkinan perlu dirujuk, lebih mungkin dijelaskan kepada orang yang mengantar (karena insight pasien buruk)
B. Pemeriksaan status mental
- Appearance: tampak laki-laki sesuai usia, cara berpakaian wajar (dari observasi) - Attitude: pasien kooperatif (dari observasi)
- Behaviour: pasien duduk tenang (dari observasi)
- Mood dan afek: mood hipertimia, afek luas dan sesuai (harus ditanyakan)
- Speech: pasien bicara dengan cepat (dari observasi) - Thought process: terdapat flight of ideas (dari observasi)
- Thought content: terdapat waham kebesaran (ditanyakan saat wawancara) - Perception: terdapat halusinasi visual (ditanyakan saat wawancara)
- Cognitive: fungsi intelijensi pasien dalam batas normal (dari observasi) Cara mudah menanyakan mood sekarang dan riwayat mood
depresi:
“Mister, kelihatannya semangat sekali ya? Apa belakangan ini memang sedang semangat terus?
“Mister, sekarang kan semangat sekali, nah sebelumnya pernah nggak sedih yang sampai berat banget?
- Insight: buruk, pasien tidak menyadari dirinya sakit (ditanyakan saat wawancara)
C. Diagnosis dan DD
- Aksis I: gangguan bipolar episode manik dengan ciri psikotik - Aksis II: tidak ada diagnosis
- Aksis III: tidak ada diagnosis - Aksis IV: dihentikan dari pekerjaan - Aksis V: GAF 40
D. Tatalaksana
- Lithium 3x300 mg
E. Rujukan
- Jelaskan kepada kakak pasien bahwa kondisi ini bisa membahayakan si pasien sendiri maupun orang lain, maka dari itu ada baiknya pasien dikonsultasikan ke SpKJ.
Jelaskan bahwa dengan berkonsultasi ke psikiater, pasien bisa mendapatkan konsultasi dan pengobatan yang lebih baik. Siapkan rujukan
Pada pasien bipolar atau mania, Anda harus secara reflex menanyakan hal berikut 1. Semangat berlebih: “Bapak kelihatan semangat sekali, Pak. Apa belakangan ini selalu seperti ini?”
2. Riwayat depresi: “kalau sebelumnya pernah nggak pak sedih yang berat?”
3. Ide kebesaran: bandingkan dengan ‘orang lain’. “Bapak kok nggak capek, padahal kan nggak tidur? Orang biasa kan pasti capek” atau “Kok bisa bapak mendapat semangat yang luar biasa? Orang lain kan nggak bisa seperti itu?”