• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalsifikasi abnormal

Dalam dokumen 7. Buku OSCE Pengajar (Halaman 169-177)

PELEPASAN KATETER URETRA PEREMPUAN

C: connector (mandrain) S: suction

3. Kalsifikasi abnormal

Bentuk kalsifikasi yang paling sering ditemukan adalah batu traktus urinarius. Karena itu, telusurilah dengan teliti proyeksi traktus urinarius, yaitu di proyeksi ginjal, ureter, buli, dan terkadang urethra. Hanya batu radioopak yang akan terlihat dengan foto polos biasa. Untuk batu radiolusen hanya akan terlihat dengan pemeriksaan BNO IVP.

4. Lain-lain

Jika terdapat kesuraman di preperitoneal fat line (batas antara jaringan lemak preperitoneal dengan jaringan lunak di sekitarnya) dapat dicurigai suatu peritonitis. Jika kontur psoas line tidak tegas dan asimetris dapat dicurigai suatu massa / infeksi di rongga retroperitoneal.

Pada gambaran asites dijumpai kesuraman di seluruh rongga abdomen, sehingga psoas line dan kontur ginjal sulit dievaluasi. Asites dapat mendorong usus-usus ke sentral, sehingga gambaran distribusi udara usus terpusat di area sentral.

Pada foto abdomen 3 posisi, sebutkan juga ada/tidaknya gambaran air-fluid level di dalam lumen usus, karena merupakan tanda ileus paralitik dan ileus obstruktif usus halus. Pada obstruksi usus besar jarang ada air-fluid level, karena usus besar menyerap air. Tanda ileus obstruktif usus halus lain yang dapat ditemukan adalah herringbone atau stepladder appearance.

Contoh Kasus 1. Klinis : Dispepsia

Radiografi BNO proyeksi AP :

Preperitoneal fat line kanan kiri baik. Psoas line tegas, simetris.

Kontur kedua ginjal kesan baik. Distribusi udara usus mencapai distal.

Tidak tampak dilatasi/penebalan dinding-dinding usus. Tidak tampak udara bebas ekstralumen.

Tidak tampak bayangan batu radioopak sepanjang proyeksi traktus urinarius.

Tulang-tulang dan jaringan lunak kesan baik.

Kesan :

Tak tampak tanda-tanda ileus maupun udara bebas ekstralumen.

Tak tampak bayangan batu radioopak di sepanjang traktus urinarius.

2. Klinis : Nyeri pinggang dan suprapubis, sulit BAK Radiografi BNO proyeksi AP :

Preperitoneal fat line kanan kiri baik. Psoas line tegas, simetris.

Kontur kedua ginjal tidak jelas tervisualisasi. Distribusi udara usus mencapai distal.

Tidak tampak dilatasi/penebalan dinding-dinding usus. Tidak tampak udara bebas ekstralumen.

Tampak bayangan batu radioopak di hemiabdomen kanan setinggi vertebra Th12-L3 yang sebagian mengikuti bentuk sistem pelviokalises, proyeksi ginjal kanan.

Tampak bayangan batu radioopak di hemiabdomen kiri setinggi vertebra Th12-L3 yang sebagian mengikuti bentuk sistem pelviokalises, proyeksi ginjal kiri. Tampak bayangan batu radioopak berbentuk bulat

dengan gambaran double layer di rongga pelvis minor proyeksi buli. Tulang-tulang dan jaringan lunak kesan baik.

Kesan : Batu cetak ginjal kanan kiri. Batu buli.

Saran : Radiografi BNO-IVP untuk melihat fungsi sekresi dan ekskresi traktus urinarius

Radiografi abdomen 3 posisi:

Preperitoneal fat line kanan kiri baik.

Psoas line dan kontur kedua ginjal tertutup bayangan prominent udara usus. Distribusi udara usus tidak mencapai distal.

Tampak dilatasi dan penebalan dinding sebagian segmen usus halus dengan gambaran multipel air fluid level.

Tidak tampak udara bebas ekstralumen.

Tidak tampak bayangan batu radioopak sepanjang proyeksi traktus urinarius. Tulang-tulang dan jaringan lunak kesan baik.

Kesan :

Gambaran small bowel obstruction/ileus obstruktif letak tinggi. Tidak tampak udara bebas ekstralumen.

Foto Polos Muskuloskeletal Kelayakan Baca

Suatu foto polos muskuloskeletal yang baik harus selalu memperhatikan aturan the rule of two:

- 2 sendi : sebuah foto tulang harus memvisualisasikan 2 sendi yaitu sendi di bagian proksimal dan di bagian distal dari tulang

- 2 proyeksi : Minimal 2 foto dengan 2 proyeksi harus dibuat untuk dapat menginterpretasi suatu foto tulang dengan baik. Hal ini dikarenakan kelainan yang terlihat pada satu proyeksi belum tentu terlihat pada proyeksi lainnya. Proyeksi yang paling sering digunakan adalah proyeksi AP dan lateral.

- 2 ekstremitas : Bandingkan dengan tulang di sisi yang sehat. Ini penting terutama pada kelainan sendi.

Pembacaan Foto

Urutan pembacaan pada foto polos musculoskeletal adalah :

Aligment – Bone – Cartilage – Soft tissue (Ingat ABC’S)

A: Alignment

Pertama-tama lihat dulu kedudukan tulang terhadap sendi proksimal dan distal serta terhadap tulang-tulang lain disekitarnya. Jika terdapat pergeseran diinterpretasi sebagai subluksasi/dislokasi (pada tulang vertebra disebut sebagai listhesis). Jika pergeseran tersebut terjadi di 1 struktur tulang yang menjadi terpisah (misalnya pada kasus fraktur), disebutkan posisi pergeseran fragmen distal terhadap fragmen proksimal.

Pada tulang-tulang vertebra dilihat juga kesegarisan tulang, ada/tidaknya skoliosis, kifosis, lordosis.

B : Bone

Dilihat densitas, struktur tulang, dan kelainan yang ada pada tulang. Densitas tulang yang menurun secara difus menggambarkan suatu osteoporosis. Jika terjadi penurunan densitas yang bersifat fokal dapat mengarahkan ke suatu diagnosis tertentu (juxtaarticular osteoporosis pada rheumatoid arthritis, osteoporosis kaput femur pada nekrosis avaskular). Struktur tulang seharusnya intak. Jika terdapat diskontinuitas berarti ada proses patologi yang terjadi, mulai dari fraktur, destruksi akibat infeksi/tumor, sampai erosi pada kasus infeksi/arthritis. Lesi patologis seperti lesi litik/lesi blastik dan reaksi periosteal pada tulang juga harus betul-betul diperhatikan. Lesi litik dan reaksi periosteal dapat menggambarkan suatu infeksi atau tumor, sementara lesi blastik menggambarkan adanya tumor, terutama metastasis.

C : Cartilage

Lihatlah apakah ada penyempitan celah sendi yang menggambarkan suatu proses arthritis. Osteoartritis akan disertai formasi spur pada bagian tulang yang berada di dalam sendi. S : Soft tissue

Lihat apakah ada penebalan dan peningkatan densitas yang menggambarkan suatu penebalan jaringan lunak. Lihat juga apakah ada gambaran udara disertai defek di jaringan lunak yang menggambarkan suatu emfisema subkutis. Penebalan jaringan lunak dan emfisema subkutis dapat ditemui pada kasus trauma atau infeksi, misalnya gangren pedis pada DM.

Tipe-tipe fraktur

Contoh Kasus

1. Klinis : Post trauma, tangan kanan nyeri dan tidak dapat digerakkan

Radiografi antebrachii kanan proyeksi AP-lateral :

Tampak fraktur komplit oblik 1/3 medial diafisis os radius kanan dengan pergeseran fragmen distal fraktur ke superolateral.

Tampak dislokasi os ulna kanan ke superomedial dengan pelebaran celah sendi radioulnar distal.

Densitas tulang-tulang kesan baik.

Celah sendi humeroulnar, humeroradial, radiocarpalia, intercarpalia, dan carpometaphalangeal kesan baik. Tak tampak dislokasi, subluksasi, maupun penyempitan.

Tampak peningkatan densitas dan penebalan jaringan lunak disekitar regio fraktur.

Kesan :

Fraktur komplit oblik 1/3 medial diafisis os radius kanan dengan pergeseran fragmen distal fraktur ke superolateral.

Dislokasi os ulna kanan ke superomedial dengan pelebaran celah sendi radioulnar distal.

2. Klinis : Nyeri lutut bilateral, krepitasi (+) Radiografi genu bilateral, proyeksi AP :

Tampak subluksasi ringan sendi femorotibial kanan dengan pergeseran os femur ke medial terhadap tibia. Kedudukan sendi femorotibial kiri masih relatif baik. Densitas tulang-tulang kesan baik.

Tak tampak fraktur, destruksi, lesi litik maupun blastik. Tampak formasi osteofit di kondilus medial dan lateral os femur dan tibia bilateral, dan eminensia interkondilar bilateral dengan gambaran sklerosis subkondral.

Celah sendi femorotibial sisi medial bilateral tampak menyempit. Jaringan lunak kesan baik.

Kesan :

3. Klinis : Nyeri dan bengkak di jempol kaki kanan sejak 2 minggu

Radiografi pedis kanan proyeksi AP :

Kedudukan tulang-tulang pedis baik. Tak tampak dislokasi/subluksasi.

Densitas tulang-tulang tampak baik.

Tampak erosi distal metatarsal digiti 1 pedis kanan dengan gambaran overhanging edge.

Tampak pula erosi distal phalang digiti 1 dan basis metatarsal digiti 4 dan digiti 5 pedis kanan.

Penyempitan celah sendi metatarsophalangeal 1 pedis kanan dengan gambaran erosi subartikuler dengan penebalan dan peningkatan densitas jaringan lunak disekitarnya (tofus).

Kesan :

Dalam dokumen 7. Buku OSCE Pengajar (Halaman 169-177)