Kepala puskesmas menyampaikan hasil analisis tentang kondisi persalinan kepada kepala desa dan
kader secara rutin, setiap 2 atau 3 bulan sekali. Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah jumlah ibu yang melakukan pemeriksaan secara teratur, ibu yang bersalin pada bidan dan dukun, serta rencana persalinan bagi ibu yang resiko tinggi di desa masing-masing. Pada pertemuan ini, kepala puskesmas meminta bantuan kepala desa dan kader untuk menyiapkan transportasi pada ibu yang diduga resiko tinggi jika terjadi hal-hal seperti perdarahan dan lainnya. Jika ada dukun yang sudah bermitra dan masih menolong persalinan dimohon bantuan kepala
desa dan kader untuk menggali penyebab dukun masih menolong persalinan.
Panduan Pelaksanaan
Tahap Persiapan
1.1 Identiikasi potensi masalah.
Pada fase ini perlu dilakukan identiikasi potensi
masalah seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
No Potensi masalah Ya Tidak
1 Apakah bidan koordinator Puskesmas melakukan pemutakhiran isi kantung persalinan?
2 Apakah kantung persalinan berisi data semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas?
3 Apakah kantung persalinan dianalisis setiap bulan dalam rapat rutin Puskesmas?
4 Apakah hasil analisis kantung persalinan disampaikan kepada pemangku kepentingan di kecamatan dan desa?
5 Apakah ada peta yang menunjukkan ringkasan isi kantung persalinan per desa di wilayah kerja Puskesmas?
6 Dll 7 ….. 8 .... 9 .... 10 ....
Lampiran A - Uraian Substansi
118
Tata Kelola Persalinan Aman www.kinerja.or.id1.2 Analisis masalah (mengacu kepada hasil
identiikasi potensi masalah).
Dari jawaban tidak pada tabel di atas, maka dicari akar masalahnya dengan pertanyaan mengapa.
1.3 Alternatif Pemecahan masalah
a) Alternatif pemecahan masalah dilakukan berdasarkan temuan akar masalah. b) Alternatif pemecahan masalah yang
diselesaikan dapat diterima oleh masyarakat dan Puskesmas;
c) Alternatif pemecahan masalah yang memiliki
dampak lebih efektif dan eisien dalam
penggunaan kantung persalinan.
d) Beberapa alternatif pemecahan yang ada, dibahas untuk memperoleh upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah dengan melibatkan sumber daya yang ada baik lintas program/lintas sektor dan masyarakat (multi actor).
1.4 Penyusunan rencana kerja (POA=Plan
of Action)
- Tentukan prioritas pemecahan masalah dalam kantung persalinan.
- Susun rencana kerja sesuai dengan alternative pemecahan masalah.
- Menggali sumber dana yang diperlukan seperti pembuatan peta, kantung dan kartu.
- Memulai revitalisasi kantung persalinan - Dalam penyusunan rencana penggunaan
kantung persalinan harus melibatkan seluruh staf di KIA dan bidan desa.
2. Tahap Pelaksanaan
2.1 Sosialisasi kepada bidan desa dan
masyarakat
a) Sosialisasi kepada bidan desa bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam pengisian dan pengiriman kartu persalinan ke Puskesmas. Bidan desa pada awal bulan mengirimkan kartu persalinan ke Puskesmas sekaligus ketika mengirimkan dokumen laporan ibu. Bidan desa diharuskan memiliki juga kantung persalinan di desanya. Bidan desa hanya membuat dua kartu bagi satu ibu hamil.
b) Sosialisasi ke camat, kepala desa dan kader bertujuan untuk mendiseminasi rencana Puskesmas untuk menyampaikan secara regular hasil pemantauan kantung persalinan (sesuai dengan PWS KIA) dan dukungan dari setiap pemangku kepentingan tersebut dalam keberhasilan persalinan yang aman di desa masing-masing.
c) Sasarannya peserta adalah pemangku kepentingan di Kecamatan (multi stakeholder forum jika ada) maupun Desa dari unsur pemerintahan kecamatan dan desa serta masyarakat sipil (toga, toma, LSM, kader kesehatan, PKK, organisasi perempuan, anggota DPRD dapil bersangkutan, dan pemerhati kesehatan lainnya).
d) Hasil yang diharapkan: adanya kesepakatan untuk berpartisipasi serta dukungan dari lintas program dan lintas sektoral kecamatan dan desa terkait dukungan persalinan aman.
2.2 Pengisian kantung persalinan dan
analisis
a) Bidan koordinator melaporkan setiap bulan hasil dari kantung persalinan kepada kepala Puskesmas untuk dapat disampaikan kepada bidan desa dan masyarakat.
b) Kepala Puskesmas mengawasi pelaksanaan ini agar bidan koordinator dapat terus mengisi dan menganalisis hasilnya.
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kantung persalinan dan menilai apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dibuat, yang hasilnya merupakan input untuk langkah perbaikan dan perencanaan periode berikutnya.
3.1 Pada tahap monitoring perlu
diperhatikan:
• Proses pemantauan dilaksanakan dan
dilaporkan secara periodik (triwulanan) kepada Dinas Kesehatan dan masyarkat
• Dalam proses monitoring dengan melibatkan
masyarakat terutama tingkat keberadaan bidan di desa dan ibu yang bersalin pada dukun
• Kelancaran pengisian kantung persalinan
• Analisis kantung persalinan dilakukan secara
rutin
• Informasi dari kantung persalinan disampaikan
secara reguler kepada MSF
• Terinformasikan hambatan implementasi
kantung persalinan.
3.2 Dalam evaluasi, perlu diperhatikan:
• Apakah kantung persalinan sudah digunakan
sesuai rencana?
• Bagaimana keterlibatan masyarakat? • Apakah ada kendala dan tantangan dalam
pelaksanaan kantung persalinan?
Lampiran A - Uraian Substansi
120
Tata Kelola Persalinan Aman www.kinerja.or.idContoh
Praktek Baik
1. Puskesmas Sejangkung, Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat
Masyarakat di wilayah Kecamatan Sejangkung masih terbiasa menggunakan pelayanan persalinan dengan dukun beranak. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas kesehatan di wilayah desa seperti polindes dan poskesdes, bidan tidak selalu berada di desa, dan hal terkait jaminan kesehatan (dulu Jampersal dan sekarang JKN) yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Hal ini merupakan tantangan bagi Puskesmas Sejangkung untuk terus berusaha memperbaiki pelayanannya, khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Meskipun sarana dan prasarana di Puskesmas Sejangkung relatif terbatas, namun pelayanan KIA di Puskesmas Sejangkung terus dikembangkan yang mencakup pelayanan antenatal care (ANC), persalinan dan kunjungan nifas. Pembuatan Kantung Persalinan digunakan sebagai upaya preventif untuk Persalinan Aman. Tersedia ruangan khusus untuk KIA yang digunakan untuk ruang konsultasi, ruang periksa bayi serta ruang data.
Beberapa inovasi pelayanan diupayakan meskipun sangat sederhana, namun dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah Kecamatan Sejangkung. Hal ini tidak terlepas dari peran serta MSF yang peduli Persalinan Aman.
Penggunaan Kantung Persalinan sebagai alat monitoring yang efektif mempermudah bidan untuk mendeteksi permasalahan kehamilan secara dini, dan sebagai alat komunikasi dan informasi yang efektif jika dilakukan secara konsisten. Selain itu Kantung Persalinan juga dapat digunakan untuk membuat pendataan cakupan K4 sebagai upaya memantau pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Dengan pendampingan Kinerja, Puskesmas Sejangkung terus berbenah dan mengupayakan penyediaan sarana yang diperlukan dalam rangka mewujudkan Puskesmas Ramah Ibu dan Anak (Puskesmas RIA) dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan KIA.
2. Puskesmas Bajo Barat,
Kabupaten Luwu
Puskesmas Bajo Barat di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, berada di daerah pergunungan yang cukup jauh dari ibu kota Luwu. Oleh karena ini, hampir semua persalinan di wilayahnya terjadi bidan di Puskesmas atau di Pustu, dan hanya 20% ibu bersalin di rumah.
Bidan koordinator dan bidan di Puskesmas Bajo Barat telah lama menggunakan kantung persalinan sebagai alat pengawasan ibu hamil, khususnya ibu risiko tinggi. Kantungnya terpisah dan dijadikan dua: Kantung Persalinan yang biasa, dan Kantung Ibu Risiko Tinggi, seperti di foto di bawah.