• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang

Dalam dokumen b583809b 15bf 40b3 9702 1f00804fa7f3 (Halaman 190-192)

Strategi Promos

1. Latar Belakang

Dari hasil penelitian WHO pada tahun 2012, Indonesia masih memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang terlalu tinggi, dimana 359 ibu per 100.000 kehidupan lahir meninggal dunia tiap tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia juga sangat tinggi, dengan 34 bayi yang meninggal per 1.000 kelahiran hidup, atau sekitar 80.000 anak bayi baru lahir meninggal dunia saat berusia kurang dari sebulan.

Apabila pemahaman masyarakat terhadap

Persalinan Aman masih rendah, maka pemanfaatan pemeriksaan kehamilan, persalinan dengan tenaga kesehatan terlatih dan di fasilitas kesehatan, penerapan IMD, dan pemberian ASI Eksklusif secara langsung akan rendah pula. Terbatasnya pengetahuan ini juga mengakibatkan masyarakat tidak dapat memahami dengan baik apakah pelayanan yang diberikan kepadanya sudah sesuai dengan standar yang ada (seperti standar yang diatur oleh Standar Pelayanan Minimal).

Untuk itu, perlu ada upaya yang efektif dari pemerintah dan unit layanan kesehatan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Promosi kesehatan menjadi bagian penting dan melekat dalam tugas pokok dan fungsi dari sebuah instansi penyedia layanan kesehatan.

Sebenarnya komitmen untuk melaksanakan promosi kesehatan yang selalu digaungkan mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat kecamatan masih

sangat rendah. Terbukti dari rendahnya pendanaan, kapasitas SDM yang tersedia dan memahami strategi promosi kesehatan, serta strategi promosi kesehatan yang masih sangat lemah. Kalangan kesehatan lebih banyak melakukan strategi promosi secara generik seperti memberi penyuluhan secara tradisional dengan menggunakan cara lisan pada kegiatan posyandu, atau menggunakan alat bantu

poster dan lealet. Kalangan kesehatan juga sangat

jarang melakukan evaluasi terhadap dampak dari strategi promosi kesehatan yang sudah dijalankan selama ini.

Selain itu, promosi kesehatan selama ini terbatas didominasi dilakukan oleh petugas kesehatan, padahal petugas kesehatan belum tentu memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Keterlibatan masyarakat dan lintas sektor untuk melakukan promosi kesehatan masih rendah. Padahal

masyarakat (LSM, ulama, media, akademisi, swasta, dan lainnya) serta lintas sektor (Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama di daerah) memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi masyarakat terhadap perilaku dan persepsi yang kurang mendukung kesehatan individu dan masyarakat.

Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang dengan tujuan melakukan perubahan atau perbaikan baik secara perorangan maupun bersama dalam masyarakat, organisasi dan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Di dalam KMK No. 1114/ Menkes/SK/VII/2005 disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan yang dilakukan dengan baik akan mampu meningkatkan kemampuan (pemberdayaan) masyarakatdalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Promosi kesehatan ibu dan anak dimaksudkan untuk mencerdaskan masyarakat mengenai kesehatan ibu dan bayi, yang dalam paket dukungan KINERJA terbatas pada Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif. Dengan demikian, masyarakat memahami hak-haknya terhadap pelayanan tersebut sehingga masyarakat dapat mengawasi dan menuntut hak- haknya ketika mereka menggunakan pelayanan kesehatan baik di fasilitas publik maupun swasta.

Sebagai program pemberdayaan masyarakat, diperlukan langkah-langkah efektif untuk memberikan penyadaran dan pencerdasan kepada masyarakat tentang pentingnya persalinan aman. Paket dukungan KINERJA membangun kesadaran tentang manfaat pemeriksaan kehamilan minimal empat kali, dan persalinan dengan tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok- kelompok potensial yang sudah mengakar di masyarakat, serta melibatkan seluruh komponen- komponen masyarakat. Proses tersebut dilakukan dengan berbagai upaya untuk mempengaruhi lingkungan yang menyangkut pendidikan, organisasi, termasuk kebijakan dan peraturan perundangan.

2. Strategi Promosi

Dalam mengembangkan strategi promosi kesehatan diperlukan keterlibatan dinas kesehatan, puskesmas dan masyarakat. Strategi tersebut dipersyaratkan menjadi bagian program Dinas Kesehatan Bidang Pelayanan terutama Sub-Bidang Promosi Kesehatan yang dianggarkan secara rutin tiap tahun dalam jumlah yang memadai, termasuk kegiatan promosi KIA. Kegiatan dalam strategi promosi dilakukan dengan target meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang informasi teknis terkait KIA (supply side) dan kegiatan penyebaran informasi bagi masyarakat terutama bagi keluarga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui dan balita.

Strategi promosi akan efektif dan dapat menjadi booster sehingga seorang atau sekelompok orang lebih mudah memahami jika memenuhi beberapa kriteria berikut ini:

1. Anchor, dilakukan pada momen yang mudah orang ingat. Misal, acara nikah (hari penting bagi pasangan),

2. Massa, yaitu menciptakan gerakan banyak massa yang terlibat. Misal, festival atau gelar seni, facebook, dan social media lainnya 3. Si lemah melawan yang kuat, yaitu kondisi

promosi kesehatan yang membela kaum lemah (ibu dan anak) yang tidak berdaya. Misal, ibu dan anak ditindas oleh keluarga untuk memberikan susu formula;

4. Penyampai yang menarik dan menjadi panutan masyarakat, misal ulama atau tokoh masyarakat yang menyampaikan akan lebih didengar dari pada bukan tokoh masyarakat.

Lampiran A - Uraian Substansi

190

Tata Kelola Persalinan Aman www.kinerja.or.id

5. Terus menerus (repetitive), promosi yang dapat dilihat, didengar dan dibaca setiap hari atau momen oleh masyarakat. Misal, baliho yang komunikatif pada tempat-tempat strategis. 6. Singkat, padat, dan mudah diingat, yaitu suatu

pesan (tulisan dan atau gambar) yang mudah dipahami dalam konsep awam tetapi gambar dan kalimat itu menjadi khas. Jika orang mengulang kalimat itu sudah menunjukkan kekhasan isu itu.

Sedangkan dalam Kepmenkes 585/2007 dijelaskan adanya 4 strategi dasar promosi kesehatan yang meliputi1) Pemberdayaan, (2) Bina suasana, (3) Advokasi, dan (4) Kemitraan. Promosi kesehatan di Puskesmas hendaknya dikembangkan dengan mengacu pada 4 strategi dasar tersebut disesuaikan dengan sasaran, kondisi puskesmas, dan tujuan promosi.

Dalam dokumen b583809b 15bf 40b3 9702 1f00804fa7f3 (Halaman 190-192)