• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Dalam dokumen KUMPULAN ESAY PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS 1 (Halaman 47-53)

Siswa dan Sistem Akseleras

DAFTAR PUSTAKA

Firmanto, Danang. 2016. Mendikbud Tinjau Ulang Kebijakan Sekolah Gratis. (Online). (http://www.tempo.com//, di akses pada 12 Desember 2016)

Janu, Muhammad. 2016. Definisi Sekolah Gratis Perlu diluruskan. (Online). (http://palembang.tribunnews.com//, diakses pada 12 Dec 2016)

Rahmansyah. 2016. Negara dengan Sistem Pendidikan terbaik di Dunia. (0nline) (https://www.cermati.com//, diakses pada 12 Dec 2016)

18

Apa Masalah Kurikulum 2013?

(Opini Kritis Terkait Permasalahan Kurikulum 2013) Oleh:

Mujiati Perwita Sari

Permasalahan pendidikan yang dialami Indonesia banyak sekali, salah satunya adalah ingin memajukan kurikulum tetapi tidak bisa menyeluruh. Kurikulum yang ingin diubah di indonesia adalah dari kurikulum ktsp ke kurikulum 2013. Khususnya sekolah sekolah yang berada di desa masih banyak yang belum menerapkan kurikulum 2013, tetapi tidak jarang sekolah sekolah dikota masih belum menerapkan kurikulum 2013. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa alasan entah itu alasan dari sudut pengajar maupun yang diajar.

Marilah kita lihat data yang dirilis mendikbud tahun 2014 "Ada 6.221 sekolah yang tersebar di 295 kabupaten dan kota seluruh Indonesia yang sudah menerapkannya (Kurikulum 2013) selama 3 semester," ucap Mendikbud Anies Baswedan di kantornya, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2014). Jumlah sekolah itu 6.221 itu terdiri dari 2.598 SD, 1.437 SMP, 1.165 SMA, 1.021 SMK. Sementara jumlah total seluruh sekolah di seluruh Indonesia yaitu 208.000 sekolah (SD/SMP/SMA/SMK). sedangkan pada tahun 2016, menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemenmendikbud Hamid Muhammad mengatakan bahwa mulai Juli 2016, sekolah sasaran akan mulai menerapkan

Kurikulum 2013 (K-13) yang telah direvisi, sebagaimana dikutip dari JPNN (26/3). Diungkapkan oleh Hamid, hingga saat ini baru 6 persen sekolah yang menerapkan K- 13. Tahun 2016 akan bertambah 19 persen, sehingga totalnya nanti 25 persen sekolah. "Mengingat Juli mendatang K-13 yang direvisi akan dilaksanakan. Sabtu (26/3/2016). Artinya tahun 2014 sampai tahun 2016 masih kecil sekali peningkatan penerapan

kurikulum 2013.

Permasalahan kurikulum 2013

Berbicara tentang kurikulum 2013 yang tidak mudah diterapkan disemua sekolah membuat pemerintah mengambil langkah penyempurnaan kurikulum 2013. Penyempurnaan kurikulum 2013 memang memakan waktu yang cukup lama dengan berbagai penelitian. Namun bukan berarti setelah dilakukannya riset dan evaluasi akan mudah menerapkannya pada beberapa sekolah.

Di sejumlah daerah, guru-guru mengeluh kesulitan menerapkan Kurikulum 2013 (K- 13). Keluhan guru menjalankan K-13 itu banyak masuk ke layanan pengaduan

Sekjen FSGI Retno Listyarti menjelaskan, masalah tersebut muncul di sekolah- sekolah yang baru mulai menerapkan K-13 tahun ini. (23/7/2016).

Masalah masalah kurikulum 2013 adalah bahan ajar kurikulum itu sendiri, pemerintah baru bisa memberikan buku ajar untuk materi wajib hal ini akan berdampak kepada sistem pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Kemudian, sistem penilaian dengan banyak indikator dan skala penilaian yang berubah-ubah merupakan kendala selanjutnya dalam penerapan K-13. Penilaian tidak hanya meli- batkan guru, juga dilakukan antar siswa dan penilaian terhadap diri siswa sendiri. Namun dengan keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Per- mendikbud) Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka guru sudah mempunyai petunjuk lengkap tentang konsep, teknik dan prosedur penilaian. Permasalahan selanjutnya mari kita lihat yang telah dilansir laman Kemendikbud pada Kamis (11/12/2014). Berikut permasalahan kurikulum 2013

1. Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.

2. Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.

3. Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).

Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri nomor 159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum; Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.

Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.

4. Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU Sisdiknas.

5. Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.

6. Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif berlebihan bagi para guru.

7. Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.

8. Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.

9. Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.

10. Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang

Masalah selanjutnya lagi Kesalahan tulis dalam buku sekolah serta penilaian sikap yang kurang objektif menjadi dua persoalan utama terkait penerapan Kurikulum 2013. Dua persoalan tersebut menyebabkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di

sekolahan menjadi tidak efektif.

Demikian disampaikan oleh tim Evaluasi Kurikulum 2013 usai mengadakan pertemuan di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kamis (22/1/2016).

Daftar masalah ini menjadi salah satu pertimbangan Mendibud Anies Baswedan memberlakukan penerapan kurikulum 2013 terbatas pada sekolah yang telah memakainya selama tiga semester. Sedangkan sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester diimbau kembali memakai KTSP.

Alternatif Solusi

Dari masalah masalah di atas tidak perlu khawatir agar bisa menerapkan kurikulum2013 disekolah sekolah, ada berbagai solusi yang bisa diterapakan agar kurikulum 2013 merata ke semua sekolah sekolah yang ada diseluruh indonesia. Lalu bagaimana solusinya?

Menurut saya minimal ada 2 solusi,yaitu 1). melaksanakan pelatihan guru secara berjenjang, dari nasional, provinsi, kabupaten/kota, sampai sekolah. 2). perubahan paradigma atau lebih tepatnya mindset para guru dalam proses pembelajaran.

Pertama, perlunya pelatihan guru agar guru tidak kesulitan ketika mengajar dengan kurikulum 2013, pelatihan ini harus dilakkan secara merata mulai dari nasional, provins, kabupaten/kota, sampai sekolah , agar semua sekolah yang akan menjalankan Kurikulum 2013 yang direvisi bisa siap dan bisa merata selurh indonesia menerapkan kurikulum 2013. pelatihan Kurikulum 2013 akan dilakukan berjenjang. Untuk memastikan pola pelatihan di tingkat nasional juga berlangsung di tingkat lain, yaitu provinsi, kabupaten/kota, hingga sekolah sasaran.

Kedua, mengubah paradigma atau mindset para guru dalam proses pembelajaran, Salah satu elemen yang berubah dalam kurikulum 2013 adalah Standar Proses. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 ini diatur dengan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yang diubah dari Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Mengacu kepada Permendikbud di atas, maka proses pembelajaran ke depan akan menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach). Artinya Pembelajaran yang logic, berbasis pada fakta, data atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika/penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, ataupun dongeng semata.

Dengan pendekatan ini, maka penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Dengan pendekatan ini juga mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini ada lima. Diawali dengan mengamati, kemudian menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/menghubung-

hubungkan dan mengkomunikasikan. Skema pembelejaran pada kurikulum 2013 ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Mencermati lima langkah pembelajaran di atas beserta aktifitas pembelajarannya, maka dibutuhkan perubahan mindset dan komitmen kuat dari para pendidik dalam menerapkannya. Merubah kebiasaan mengajar dengan pola lama yang sudah berurat berakar seperti berceramah (transfer of knowladge) kepada pola dan strategi baru yang lebih banyak mengajar siswa mencari tahu sendiri akan sesuatu. Menurut Jamal Ma’mur Asmani, guru ideal itu adalah guru- guru yang kreatif, tidak pernah merasa cukup dan puas, selalu berupaya mencari yang baru dalam pembelajarannya. (Jamal Ma’mur Asmani, 2009: 23).

Mendikbud dalam pidatonya saat launching kurikulum baru tahun 2013, mengingatkan bahwa dalam penerapan langkah-langkah pembelajaran scientific ini guru/tenaga pendidik harus hati-hati agar membiasakan anak didiknya untuk mengamati, membiasakan untuk bertanya, membiasakan untuk melakukan eksperimen, membiasakan untuk nalar dan mengkomnikasikan. Demikian kutipan dari penjelasan Mendikbud, hal tersebut dilakukan oleh semua guru, apapun mata pelajarannya.

Jelas sekali di sini bahwa mendikbud ingin memberi stessing kepada para guru agar selalu berhati-hati jangan sampai lupa bahwa proses pembelajaran pada kurikulum 2013 ini menggunakan lima langkah pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150122221521-20-26717/tim-evaluasi- kurikulum-2013-temukan-dua-masalah-utama/ http://news.okezone.com/read/2014/12/11/65/1077829/10-masalah-utama-kurikulum- 2013 https://www.tempo.co/read/kolom/2013/07/10/762/Problematika-Implementasi- Kurikulum-2013 http://news.detik.com/berita/2769331/mendikbud-ada-6221-sekolah-yang-akan- menjadi-percontohan-kurikulum-2013

http://hamizann.blogspot.co.id/2016/01/hasil-evaluasi-k13-tahun-2016.html http://palingberkesan.blogspot.com/2015/12/jumlah-sekolah-yang-menerapkan.html http://www.cafependidikan.com/2016/07/ternyata-banyak-guru-kesulitan- terapkan.html http://info-data-guru-ptk.blogspot.co.id/2016/03/kurikulum-k13-akan-mulai- dilaksanakan-juli-2016.html http://www.kurikulumnasional.net/2016/06/sk-daftar-sekolah-pelaksana- kurikulum.html http://harianhaluan.com/news/detail/49905/bahan-ajar-jadi-kendala-penerapan-k13 19

Pengaruh Penerapan Absensi Fingerprint Terhadap

Dalam dokumen KUMPULAN ESAY PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS 1 (Halaman 47-53)