• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUMPULAN ESAY PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KUMPULAN ESAY PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS 1"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

KUMPULAN ESAY PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS 1B/2017

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan yang Diampu Oleh Bapak Husamah, S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH : BIOLOGI KELAS 1B

NIM 201610070311050-201610070311097

(2)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

DAFTAR ISI

Pendidikan Untuk Jaminan Masa Depan (Reza Samudra R.A 050)...1

Perubahan Kurikulum Sia-Sia (Jihan Fildzah Nabilah (051)...2

Kualitas Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Lebih Unggul dari Full Day School (Rini Pradianingsih

052)...3 Pengguanaan Media Audio Visual Pendidikan Anak Usia Dini (Ratih Hanifatun S 053)...4

Permasalahan Profesionalisme Guru (Silvia Farokhah 054)...5

Pendidikan Antikorupsi Berbasis Keluarga (Marta Tiara Putri (056)...6

Sekolah sebagai Setir Kendali Positif Negatif Anak (Sintia Elita M 057)...7

Perguruan Tinggi Ujung Tombak Hadapi MEA (Ainiatul Mufida 058)...8

Pentingnya Penerapan Pendidikan Vokasi Bagi Pemuda Saat ini (Indah Ulfatur R 059)...9

Dilema Ujian Nasional (Erika Khoirul U

060)...10

Mengapa hanya Kecerdasan Intelektual (IQ) yg menjadi tolak ukur Kesuksesan seseorang dalam Dunia Pendidikan? (Elisa Sukma

061)...11

(3)

Nilai Bukan Patokan Siswa Untuk Menggapai Masa Depannya (Sohibul Huda 063)...13

Peran Seorang Ibu Terhadap Pendidikan Anak (Putri Kurnia A 064)...14

Siswa dan Sistem Akselerasi (Qoriatul Wahida 065)...15

Kurangnya MUSISI (mutu, efesiensi, relevensi) dalam Pendidikan (Nia Sylviana S 066)...16

Pendidikan Dimulai Dari Norma Dan Agama (Haudukassove 067)...17

Sekolah Gratis Hanya Mimpi Siang Para Elit Negara (Dhuriyatus S 068)...18

Apa Masalah Kurikulum 2013? (Mujiati Perwita S 069)...19

Pengaruh Penerapan Absensi Fingerprint Terhadap Disiplin Siswa Di Indonesia (Fadillah Lil’aini E.P

070)...20 Dampak Positif Di Berlakukannya K13 Bagi Pelajar (Antika Habsari

071...21

Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kedisiplinan Guru (Istin 072)...22

Analisis Keterbelakangan Pendidikan di Papua (Supia Rumalutur 073)...23

Pendidikan Pada Era Globalisasi (Siska Rosalina 074)...24

Upaya Pengembangan Potensi Manusia Melalui Pendidikan (Suriati 075)...25

Nasib Snmptn Setelah Moratorium Un (Khairil Ikhwan 076)...26

Orang Tua Sebagai Guru Pertama Dalam Hidup (Livia F 077)...27

(4)

078)... ...28

Peran Guru Dalam Dunia Pendidikan (Markum Yusriati 079)...29

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa (Andi Suhring 080)...30

Minimnya Minat Membaca Dikalangan Pelajar (Bineng Syahara U 081)...31

Budaya Mencontek di Kalangan Remaja (Bela Dina 082)...32

Pendidikan Gratis Awal Dari PemberantasanMasalah di Indoneisa (Nadya M.P 083)...33

Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pembuatan Multimedia Guna Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Belajar Di Kelas (Ning Rahayu H

084)...34

Mengapa Guru Disalahkan (Neni Dwi C

086)...35

Pendidikan Karakter di Keluarga dan Lingkungan (Ainur Qomariyah 087)...36

Keterampilan Tanpa Karakter? (Nur Kholifatu R 088)...37

Terlalu Dini Untuk Mengenyam Pendidikan (Burhan Dian N 089)...38

Pengaruh Sertifikas Guru Terhadap Profesionalisme Guru (Kartika Ayu N 090)...39

Yuk Cari Tau Perubahan Kurikulum 2013 (Ihlas Fatayati 091)...40

Kegagalan Pemerintah Dalam Melakukan Penataan Dan Pemerataan Guru Pns (Kurniawati

(5)

Peduli Pendidikan Daerah (Intan Sri Uji P

093)...42

Menyongsong Indonesia Baru dengan Pendidikan Budi Pekerti (Cahyaningtyas P 094)...43

Masalah Kurikulum Yang Berlarut-larut (Faridatuz Zakiyah 095)...44

Membangun Motivasi Belajar Dengan Fun Learning Discussion (Tiska Sukma A 096...45

(6)

Pendidikan Untuk Jaminan Masa Depan Oleh:

Reza Samudra Rizky Agathis

(Pendidikan Biologi, Kelas I B, NIM 201610070311050)

Pendidikan adalah menuntun manusia dari ketidak bisa an menjadi bisa dan menjadikan manusia mempunyai rasa tanggung jawab.Dengan adanya pendidikan kita bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat sekitar dan negara.Dalam masyarakat orang yang berpendidikan akan dihargai keberadaannya bukan berarti orang yang tidak berpendidikan tidak di hargai keberadaannya namun yang berpendidikan akan lebih tinggi derajatnya.Bukan saja pendidikan yang utama dalam masyarakat namun juga perilaku kita kepada masyarakat sekitar.

Pendidikan di Indonesia saat ini semakin menurun karena banyaknya lulusan SD maupun SMP yang tidak melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi namun mereka memilih bekerja.Dilaporkan, BPS mencatat bahwa penyerapan tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh pekerja dengan latar belakang pendidikan yang rendah, yaitu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.Terhitung Februari 2015, pekerja dengan latar belakang pendidikan SD tercatat sebanyak 54,6 juta orang atau 45,19 % dari total pekerja.Sedangkan pekerja dengan pendidikan SMP tercatat sebanyak 21,5 juta atau 17,77 %.

“Masih banyak tenaga kerja itu SMP ke bawah”,ungkap Kepala BPS, Suryamin,saat ditemui di kantornya, Selasa (5/5/2015). Menurut Suryamin, meski demikian jumlah tersebut masih ada peningkatan jumlah lulusan Sekolah Menengah Atas, yang naik dari 17,95 juta menjadi 18,91 juta orang.Begitu juga dengan lulusan Sekolah Menengah Kejuruhan dan Universitas.Namun lulusan Diploma I hingga Diploma III justru tercatat maenurun tipis dari 3,25 juta menjadi 3,13 juta orang.

(7)

itu, hasil survei TIMS and Pirls menempatkan Indonesia di posisi 40 dari 42 negara. Sedangkan World Education Forum di bawah naungan PBB menempatkan Indonesia di posisi 69 dari 76 negara.“World Literacy meranking kita di urutan 60 dari 61 negara," papar Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji dalam seminar nasional pendidikan.

Pendidikan Untuk Jaminan Masa Depan

Mungkin sedikit demi sedikit kita sadar akan pentingnya dunia pendidikan. Pada zaman sekarang pendidikan sangat penting untuk menunjang masa depan yang lebih baik, tapi pada kenyataanya masih banyak anak bangsa yang tidak bisa

mendapatkan pendidikan yang layak, banyak anak-anak yang yang sudah bekerja karna keterbatasan ekonomi, sementara kita ketahui anak-anak itu adalah yang akan melanjutkan bangsa ini pada kedepannya, dan apa yang akan terjadi pada bangsa kita jika generasi penerusnya tidak mendapat pendidikan yang semestinya.

Fungsi pendidikan tentu sangat jelas,dengan mendapatkan pendidikan yang cukup kita akan bisa mendapat masa depan yang lebih baik. Saat ini mencari kerja sangatlah sulit. Bila kita tidak punya latar pendidikan yang cukup baik kita akan kalah bersaing dengan pencari kerja lain.Semakin baik jenjang pendidikan kita diharapkan akan semakin besar untuk mendapat pekerjaan yang bagus dengan gaji yang cukup memungkinkan untuk kita mendapat taraf hidup yang lebih baik. Jadi, kunci masa depan adalah pendidikan dalam tingkatan tertentu, Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencari pekerjaan.Pendidikan juga dapat mengubah pola pikir kita karena dari beberapa orang sangat berbeda pola pikir dan pendidikan juga mengasah kemampuan dan keterampilan kita dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan cara yang cepat dan tepat..Orang yang berpendidikan di tuntut untuk lebih aktif dalam mengamalkan ilmu kita ke dunia masyarakat.

Solusi nya untuk pendidikan adalah Pemerintah harus memperbaiki pendidikan di indonesia, mulai dari sarana belajar, tenaga pengajar yang ahli, dan bentuan pendidikan (beasiswa) bagi masyarakat yang tidak mampu, sehingga semua lapisan masyarakat dapat mendapatkan pendidikan yang layak yang mampu

(8)

Daftar Pustaka

http://www.kompasiana.com/umikholifah/pentingnya- pendidikan-untuk-masa-depan_54f5ee95a33311327e8b4662.

Jpnn.com/read/2016/04/27/393409/sedih-pendidikan-Indonesia-Urutan-Bawah di Survei-Internasional.

Suara.com/bisnis/2015/05/05/192409/bps-pekerja-di-Indonesia-nasib-didominasi-lulusan Sd dan Smp.

1

Perubahan Kurikulum Sia-Sia Oleh:

Jihan Fildzah Nabilah

(Pendidikan Biologi, Kelas 1B, NIM. 201610070311051)

(9)

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tututan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Kurikulum berbasis karakter dan kopetensi diharapkan mampu memecahkan beragai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan menyiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan, da evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien, dan hasil guna. Oleh karena itu, merupakan langkah positif ketika pemerintah merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bai tingkat berikutya. Lalu, apa yang salah dengan dengan kurikulum 2013 ini? Mengapa kurikulum ini akan diganti lagi? Padahal kurikulum ini belum terealisasi secara sempurna.

Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. menurut Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd. dalam bukunya, hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berasis karater dan kopetensi, yang secara konseptual meiliki beberapa keunggulan. Petama : kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah. Kedua : kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kopetensi boleh jadi mendasai pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Ketiga : ada biang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. Dari ketiga keunggulan tersebut, nantinya akan terbentuk sistem pendidikan yang memang sangat diutuhkan oleh negara kita saat ini. Secara konseptual kurikulum 2013 ini sangat bagus dari kurikulum-kurikulum terdahulu. Akan tetapi meskipun awalnya Kurikulum 2013 ini sudah disosialisasikan, namun tetap saja banyak tenaga pendidik yang tidak paham dengan Kurikulum 2013. Sehingga kurikulum 2013 dianggap merepotkan dan sulit untuk dilakukan.

(10)

materi dalam buku kurikulum 2013 ini sangat rendah. Sehingga para siswa dituntut agar lebih berfikir kritis dan mencari informasi melalui media apapun. Padahal, kurikulum 2013 ini dibuat agar siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan menjadi lebih produktif, kreatif, dan inovatif kurikulum ini juga membantu para pendidik untuk mmbentk karakter pada setiap siswanya. Penilaiannyapun tidak berpatokan pada kemampuan akademiknya, akan tetapi melihat pada aspek sikapnya. Kurikulum ini sangat sesuai dengan kondisi negara Indonesia saat ini, agar para siswa tidak malas dan menggunakan kemapuan berpikirnya, tidak mengandalkan penjelasan gurunya saja, melainkan mencari materi-materi dari sumber-sumber manapun. Juga para guru yang diminta menggunakan teknologi dalam peyampaian dalam proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 ini akan menjadi kurikulum yang sia-sia jika kurikulum ini diganti dengan kurikulum yang baru. Karena kurikulum 2013 baru berjalan kuranglebih 3 tahun terakhir, sehingga selama ini masih banyak sekolah yang berusaha menciptakan dan beradaptasi dengan proses pembelajaran kurikulum 2013. Banyak juga para pendidik yang lebih nyaman dengan pembelajaran seperti ini. Tidak hanya itu, jika kurikulum 2013 ini berubah lagi, besar kemungkinan para pendidik dan sekolah-sekolah sulit lagi menyesuaikan kembali pada kurikulum yang baru. Lebih baik kurikulum 2013 ini tetap dilaksanakan, sehingga tidak menjadi kurikulum yang sia-sia.

Kurikulum 2013 seharusnya bisa dijadikan sebagai tonggak perbaikan berkesinambungan dalam pendidikan, perbaikan-perbaikan selanjutnya dapat dilakukan oleh guru dan kepala sekolah, sehingga tidak harus ganti mentri pendidikan ganti kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, H. E..2013.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

(11)

Kualitas Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Lebih

Unggul dari Full Day School

Seperti yang kita ketahui, perubahan peraturan pendidikan di tingkat

sekolah dasar dan menengah sering terjadi secara mendadak dan sepihak

namun secara tidak langsung mempunyai dampak positif untuk kemajuan

bangsa Indonesia. Perubahan peraturan-peraturan pendidikan tersebut

dari waktu ke waktu menimbulkan dampak yang cukup besar. Dapat

diibaratkan bahwa peraturan pendidikan adalah pondasi kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Pondasi tersebut akan berpengaruh

terhadap performa guru dan perkembangan belajar siswa.

Kebimbangan yang dirasakan para guru untuk menerapkan peraturan

terbaru dari pemerintah mengenai full day school dimana dalam

pelaksanaannya pembelajaran dilakukan dari mulai pagi hingga sore hari,

secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya. Full

day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan

pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan

memadukan system pengajaran yang intensif yakni dengan menambah

jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan

diri dan kreativitas.

Ditilik dari kurikulumnya, system pendidikan full day school memiliki

relevansi dengan pendidikan terpadu atau pendidikan boarding school

(pendidikan pondok pesantren modern). Pendidikan terpadu ini banyak

diterapkan dalam lembaga pendidikan umum yang berlabel Islam. Dalam

konteks pendidikan Islam, pendidikan terpadu artinya memadukan ilmu

umum dengan ilmu agama secara seimbang dan terpadu.

Di Indonesia sudah banyak bermunculan Sekolah Islam Terpadu.

Tentang perlunya model pendidikan terpadu, disampaikan oleh presiden

Soekarno dalam catatannya, “Di Bawah Bendera Revolusi”, bahwa

pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, sebaiknya juga

mengajarkan pengetahuan umum. Bahkan menurutnya, Islam science

bukan hanya pengetahuan Qur’an dan Hadits saja, Islam science adalah

pengetahuan Qur’an dan hadits plus pengetahuan umum. Mimpi

(12)

Kurkulum yang diterapkan Imam Zakarsyi di Pondok Modern Gontor

adalah 100% umum dan 100% agama

Namun baik full day school maupun pondok pesantren modern,

sama-sama bertujuan untuk menciptakan siswa yang berkualitas dari segi ilmu

pengetahuan umum maupun ilmu agamanya.

3

Pengguanaan Media Audio Visual Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

Ratih Hanifatun Sholda

(Pendidikan Biologi, Kelas 1B, NIM 201610070311053)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat menyebar pesat di berbagai penjuru dunia salah satunya di Indonesia. Kemajuan teknologi meliputi berbagai macam kegunaan. Salah satunya sebagai media komunikasi. Dalam hal ini Semua orang baik orang lanjut usia, orang dewasa, remaja bahkan anak usia dini sudah dapat menggunakan berbagai macam media dari kemajuan teknologi tersebut, seperti media sosial (facebook, twitter, instragam, path dan lain sebagainya). Selain sebagai media komunikasi, kemajuan teknologi juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran khususnya anak usia dini.

Pendidikan Anak Usia Dini ditujukan bagi anak prasekolah agar dapat mengembangkan potensi sejak dini yaitu dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. Tujuan pendidikan anak usia dini adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, sosial, dan emosianal sesuai dengan tingkat usianya. Pada anak usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitive untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka yang terjadi pada setiap anak itu berbeda-beda seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

(13)

Pada umumnya dalam proses pendidikan pada anak balita atau usia dini lebih diutamakan pada metode bermain sambil belajar. Hal ini di lakukan Karena metode ini lebi sesuai dengan anak-anak yang cenderung lebih suka bermain. Maka para pendidik memanfaatkan hal ini untuk mendidik mereka dengan cara bermain sambil belajar yaitu di samping mereka bermain, mereka sekaligus mengasah keterampilan dan kemampuannya. Cara ini akan lebih berkesan dalam memori otak anak-anak untuk perkembangan pengetahuannya Karena pada usia dini adalah masa-masa perkembangan memori otak yang pesat.

Anak- anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menampilkan ciri- ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya dan kreativitas mereka perlu terus dijaga dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas yaitu melalui bermain. Oleh Karena itu pendidikan di Taman Kanak-kanak yang menekankan beramain sambal belajar dapat mendorong anak untuk mengeluarkan daya kreativitasnya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan media dalam pembelajaran mulai beraneka ragam jenis karakteristik yang beragam, salah satunya adalah media audio visual. Media audio visual ini digunakan Karena banyak anak-anak yang kurang berminat saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kurang minat serta konsentrasi anak, maka hal yang paling cocok adalah dengan menggunakan metode pembelajaran dengan media audio visual. Karena media tersebut dapat membantu memudahkan proses pembelajaran. Misalnya sesuatu yang ada di lingkungan sekitar yang sulit untuk di bawa masuk ke dalam kelas. Seperti seorang guru ingin menjelaskan kanguru itu seperti apa dan bagaimana tapi guru tersebut tidak bisa membawa langsung kanguru tersebut ke dalam kelas. Maka dengan menggunakan media audio visual dapat mengatasi kesulitan-kesulitan guru untuk membuktikan dan menjelaskan pembelajran yang akan di ajarkan, tetapi selain itu guru juga harus menguasai media audio visual. Jika guru menguasai media tersebut dengan baik maka tidak akan ada kendala saat guru menggunakan media tersebut untuk proses pembelajaran.

(14)

menulis, bernyanyi, walaupun mereka tergolong anak yang tidak kaya (sederhana) tapi mereka selalu gembira dan tidak pernah mengeluh akan kehidupannya.

Sejak saat itu setelah anak-anak melihat film animasi salah satu nya film upin ipin tersebut minat anak-anak menjadi bersemangat untuk menggambar seperti apa yang di lihat pada film tersebut. Selain itu minat belajar anak pun juga meningkat yaitu anak menjadi lebih aktif untuk mengikuti kegiatan, senang saat mengikuti kegiatan, tidak bermalas-malas, berantusias dalam mengikuti kegiatannya, bahkan anak-anak akan menginginkan kegiatan tersebut untuk di ulangi kembali.

Dengan gambar menarik dan lucu perhatian anak akan langsung tertuju kesana. Sehingga akan menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi anak. Gambar dan suara yang lucu tidak akan membuat anak cepat bosan, sehingga mendorong anak untuk mengetahui lebih jauh sekaligus merangsang minat mereka untuk belajar. ( Ermayani, 2009)

Ada beberapa dampak positif dari meningkatkan minat belajar dengan perkembangan audio visual yaitu dapat melahirkan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar, di karenakan media audio visual itu membuat anak tidak cepat bosan, melainkan merangsang anak untuk tahu lebih jauh. Terdapat unsur hiburan yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga membuat anak semakin suka dan berminat untuk belajar.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa media audio visual sebagai media pembelajaran yang dapat di gunakan untuk meningkatkan minat belajar anak usia dini. Penggunaan media audio visual dapat membantu guru untuk meningkatkan minat belajar anak dengan menarik serta suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

Dafar Pustaka

Eliyawati, cucu.2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Pendidikan Nasional Siswanto

4

PERMASALAHAN PROFESIONALISME GURU

(15)

Indonesia? Banyak permasalahan yang muncul akibat perilaku maupun tata cara guru dalam mendidik anak didik.

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran. Dengan kata lain guru adalah sebagai perantara, motivator, inspirator bagi anak didik agar dapat mengubah keadaan bangsa menjadi baik. Tetapi banyak permasalahan pendidikan yang timbul salah satunya yaitu permasalahan profesionalisme guru. Kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu profesionalisme, merupakan penampilan seseorang yang mencerminkan bahwa ia memiliki profesi yang terfokus pada sikap dan komitmen seseorang untuk bekerja secara maksimal atau mempunyai standar yang tinggi. Guru memiliki keprofesionalismean berbeda-beda, ada yang berprofesionalisme tinggi, sedang dan rendah. Jika rendah maka banyak permasalahan yang muncul dan terus bertambah sehingga mengakibatkan jatuhnya kemajuan bangsa.

Sampai saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sehingga diharapkan bagi guru untuk benar-benar memiliki profesionalisme yang tinggi. Banyak guru beranggapan untuk menjadi profesionalisme hanya tuntutan kerja, sebenarnya untuk menjadi guru professional itu lebih dari tuntutan kerja. Adapun guru yang beranggapan bahwa menjadi guru merupakan pencitraan yang baik tetapi tidak mementingkan profesionalnya dan menjadi seenaknya sendiri seperti tidak masuk kelas untuk pembelajaran dan lebih mementingkan bergosip atau beraktivitas yang tidak bermanfaat, memberikan nilai dengan seenaknya, dan banyak lagi. Sehingga anak didik merasa tidak nyaman akan perilaku dan sikap guru yang seperti itu dan mereka memilih bersenang-senang dan mengacuhkan pembelajaran, itu dapat berakibat fatal dan menjadi suatu kebiasaan yang buruk bagi anak didik.

Tak hanya itu, banyak guru dalam proses pembelajaran tidak menggunakan norma maupun etika seperti marah yang berujung dengan kata yang kasar, mencemooh anak didik, memukul, hingga berperilaku tidak adil antara murid satu dengan yang lain (mendapat perilaku istimewa), masalah seperti itu juga menimbulkan masalah yang sangat berpengaruh terhadap anak didik. Anak didik pun acuh tak acuh terhadap pembelajarn yang disampaikan oleh guru. Peribahasa “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari” maksudnya ialah anak didik mencontoh apa yang telah guru perbuat, maka dari itu guru harus memberikan contoh yang baik dan menjadi panutan yang baik pula.

Masalah yang lain dapat diketahui juga dengan adanya penelitian diberbagai sekolah seperti banyak guru tidak layak menajar, guru yang berprestasi tidak ada atau minim penghargaan, dan latar belakang guru. Itulah pemicu dari ketidak profesionalisme seorang guru.

Terdapat pula permasalahan yang dihadapi oleh guru seperti guru tidak lagi dihargai oleh anak didik, kurikulum yang terus berganti, ketidak sejahteraan seorang guru, penghargaan pada profesi guru kurang optimal, kinerja guru dipandang rendah dan kurang maksimal, dan adanya kemajuan teknologi pun guru dapat tergantikan.

 Guru tidak lagi dihargai oleh anak didik

(16)

 Kurikulum yang terus berganti

Dengan pergantian terus menerus sangat menyusahkan guru dan membuat guru terus mengeluh karena harus membuat RPP dan sebagainya menurut kurikulum yang berlaku. Ditambah banyak guru yang memiliki pekerjaan sampingan sehingga itu sangat mengganggu pekerjaan seorang guru. Banyak kendala yang harus guru alami seperti saat proses pembelajaran harus menggunakan teknologi, sedangkan guru yang telah lanjut usia sudah telat untuk belajar tentang teknologi.  Ketidak sejahteraan seorang guru

Ketidak sejahteraan guru menyebabkan niat awal guru menjadi berubah. Dimana seorang guru harus memikirkan pekerjaannya sebagai guru yang harus memikirkan metode pembelajaran, belajar kembali untuk memenuhi kapasitas dirinya untuk mengtransfer ilmu kepada anak didik, menggunakan media sarana yang digunakan untuk media pembelajaran dan sisi lain juga seorang guru juga memikirkan untuk memenuhi kesejahteraan dan keperluan hidup keluarganya. Sehingga kewajiban seorang guru dapat tersisihkan dengan kewajiban untuk keluarganya. Banyak hal yang menjadi pemicu ketidak sejahteraan guru maka harus dilakukan peningkatan kesejahteraan guru agar profesionalisme guru pun meningkat dan lebih fokus pada profesinya sebagai guru.

 Penghargaan pada profesi guru kurang optimal

Di kalangan guru DP3 sudah tak asing lagi yaitu untuk meningkatkan pangkat para guru tetapi penilaiannya tidak seperti yang sesungguhnya yang harus bekerja lebih keras seperti DP3 karena penilaian tergantung oleh Kepala Sekolah dan kemungkinan besar tidak akan memberikan penilaian yang objektif sehingga guru yang malas pun dapat menaikkan pangkatnya lebih mudah dibandingkan dengan guru yang rajin. Adanya hal seperti itu dapat menurunkan motivasinya untuk berprestasi dan berprofesional.

 Kinerja guru dipandang rendah dan kurang maksimal

SDM yang rendah membuat kinerja guru dipandang rendah daripada orang lain yang memiliki profesi yang dianggap lebih tinggi daripada guru. Sebenarnya seseorang yang berprofesi tinggi tidak akan berhasil tanpa adanya guru yang memberikan ilmu dengan kasih saying dan penuh kesabaran. Masyarakat tidak memahami masalah yang ada pada lingkup keperguruan yang menjadikan mereka buta akan kinerja seorang guru.

 Adanya kemajuan teknologi pun guru dapat tergantikan

(17)

mengirim materi, dan sebagainya. Itulah kemudahan yang diperoleh dari teknologi. Bagaimanapun kemajuan teknologi yang menyediakan alat bantu untuk meningkatkan kefektifan proses pembelajaran, namun posisi guru tidak sepenuhnya tergantikan karena guru variable penting bagi keberhasilan pendidikan.

Solusi terhadap masalah tersebut yaitu dengan mengurangi beban guru dari perubahan kurikulum, meingkatkan kesejahteraan guru, adanya wawasan tentang kinerja guru bagi masyarakat agar masyarakat tidak salah faham terhadap apa yang dilakukan guru saat mengajar anak didik, adanya penilaian objek agar semua guru bermotivasi menjadi professional, menanamkan kecintaan dan kasih sayang terhadap guru oleh anak didik agar terjalin hubungan yang wajar antara guru dan anak didik sehinggga anak didik pun lebih mengahargai adanya seorang guru, dan guru tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi karena guru tidak hanya memberikan materi tetapi guru pun memberi nasihat, bekal agama, noram dan etika dalam bermasyarakat, dan sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah dalam pendidikan bisa juga dari profesionalisme seorang guru dan hubungan guru dengan anak didik. Perilaku dan sikap anak didik tergantung bagaimana guru menyikapinya. Jelaslah bahwa untuk menjadi seorang guru tidak dapat dari sembarang orang yang tanpa melalui system pendidikan profesi dan seleksi yang baik.

https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/permasalahan-korupsi memang menjadi penyakit yang seolah telah membudaya di negeri ini. Tidak hanya di pemerintahan, tapi juga di berbagai aspek kehidupan kita,Korupsi memang telah menjadi virus mematikan yang akan menghancurkan moralitas bangsa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ironisnya, pelaku korupsi yang sudah terbukti bersalah banyak dilakukan oleh kaum muda yang masih mempunyai masa depan cerah di masa mendatang.

Lebih ironis lagi, korupsi dilakukan dengan melibatkan satu keluarga, mulai dari ayah, anak, suami-istri, paman, keponakan, dan lain sebagainya.Jika perkembangan korupsi yang melibatkan satu komponen keluarga tidak dicegah sejak sekarang, bukan tidak mungkin anak-anak Indonesia di masa mendatang akan menjadi generasi koruptor yang siap menghancurkan bangsa ini. Saya sangat khawatir jika trend korupsi yang melibatkan satu keluarga akan berakibat pada gaya hidup generasi muda.

Pendidikan Antikorupsi

(18)

menyadari tanggung jawabnya sebagai hamba Allah. Mengapa harus berbasis keluarga? Ini karena keluarga adalah pendidikan pertama dan utama yang akan menentukan terhadap masa depan anak, apakah akan menjadi pribadi yang berkarakter baik atau jahat.

Penanaman nilai-nilai antikorupsi berbasis keluarga tidak bisa sekadar dirumuskan dalam kurikulum pendidikan di sekolah, tetapi harus melibatkan peran orangtua dalam menumbuhkan kesadaran antikorupsi sejak dini kepada anak-anak mereka. Artinya, gerakan antikorupsi harus dimulai sejak anak sudah bisa melakukan komunikasi secara lancar dengan orangtuanya.

Bagaimana Peran Orangtua?

Permasalahan korupsi yang melibatkan satu komponen keluarga, haruslah menjadi pelajaran bagi para orangtua untuk berkomitmen dalam membentuk keperibadian dan karakter anak secara baik dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Para orangtua sebisa mungkin bisa memetik hikmah dari permasalahan korupsi yang melibatkan generasi muda dan hubungan kekeluargaan yang semakin masif.

Lalu apa fungsi keluarga bagi pembentukan karakter antikorupsi? Syamsul Yusuf dalam “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”, mengatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai fungsi biologi, ekonomi, pendidikan (edukatif), sosialisasi, perlindungan (proteksi), rekreatif, dan agama (religius). Sebagai pendidikan pertama, keluarga sangat tepat dijadikan solusi atas setiap persoalan yang menimpa anak usia dini. Melalui pendidikan keluarga, anak akan terdidik dan terbiasa dengan aktivitas yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.(Syamsul yusuf,2005)

Seorang ibu dalam kehidupan keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap proses pembentukan karakter anak agar terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh norma hukum dan agama. Dalam proses pembentukan karakter itu, peran ibu memainkan peran yang sangat urgen dalam mengajarkan nilai-nilai kejujuran sebagai modal awal dalam berinteraksi dengan lingkungan.Kejujuran adalah suatu tindakan yang lurus, tidak berbohong, dan tidak curang dalam situasi apa pun. Kejujuran merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam pendidikan antikorupsi, karena tanpa sifat kejujuran seseorang tidak akan memperoleh kepercayaan dari siapa pun. Ketika anak sudah mengerti dengan tugas-tugas perkembangannya, orangtua harus segera mungkin menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada dirinya.

Dalam kehidupan keluarga, seorang anak tidak boleh dibiarkan hidup dengan kemewahan harta dan selalu dimanja untuk memenuhi keinginannya. Jika kita membiarkan anak hanya hidup berfoya-foya dan menghabiskan uang untuk kesenangan sesaat, maka bisa dipastikan gaya hidup itu akan menular sampai usia dewasa. Tanpa kita sadari, keluarga menjadi salah satu pemicu seorang anak untuk melakukan korupsi, karena pola hidup konsumtif dan hedonis yang dibina dari keluarga.

(19)

Akhirnya, pendidikan antikorupsi berbasis keluarga harus benar-benar dimulai dari peran penting orangtua dalam mendidik anak-anak mereka dengan penuh perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta yang mendalam. Pendidikan tentang kejujuran, kedisiplinan, dan kesederhanaan dalam lingkungan keluarga merupakan bentuk-bentuk pencegahan antikorupsi sejak dini dan diharapkan tetap menjadi pegangan hidup ketika seorang anak sudah memasuki usia dewasa dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahan.

6

Sekolah sebagai Setir Kendali Positif Negatif Anak

Oleh :

Sintia Elita Maharani

(PendidikanBiologi, Kelas 1B, NIM. 201610070311057)

Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya. Selain anak, orang tua juga harus jeli dan pintar dalam memilihkan lingkunganya, karena akan menentukan perkembangan karakter anak. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan tempat anak melaukan kegiatan sehari – harinya selain keluarga, seperti lingkungan sekolah maupun lingkungan di masyarakat.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, Oleh karena itu, haruslah benar-benar jeli dalam memilih tempat sekolah untuk anak. Jangan gegabah atau asal-asalan. Bagaimanapun, lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sebab di era sekarang ini justru lebih dari 50% waktu anak digunakan di sekolah. Yang mana, di sekolah tersebut ada berbagai macam anak yang memiliki perilaku baik dan buruk. Jika seorang anak berteman dengan anak lainnya yang memiliki perilaku baik maka bisa jadi si anak menjadi ikut baik atau bahkan lebih baik. Tapi sebaliknya, apabila seorang anak berteman dengan anak lainnya yang memiliki perilaku buruk, bisa juga si anak menjadi buruk. Pengaruh lingkungan sekolah, khususnya jaringan pertemanan yang terjadi di dalam nya sangat berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian anak. Atas gesekan – gesekan pergaulan antara teman – teman disekolah itulah dapat mengubah seorang anak menjadi baik (positif) maupun buruk (negative).

Peran peraturan dan tegaknya hukum disekolah pun juga memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian anak. Misal ada sekolah yang kurang tegas dalam menegakkan peraturan / hukumnya, maka bisa jadi siswa nya menjadi teledor atau bahkan tidak karu – karuan.

(20)

memperhatikan 5 hal penting, yaitu spiritual, emosional, jasmani, intelektual dan sosialnya. Pilihlah sekolah yang tertib, teratur dan bersih. Tujuannya, selain untuk memperlancar proses belajar mengajar, hal ini juga akan membiasakan anak untuk hidup secara tertib dan disiplin. Jika di sekoah anak terbiasa tertib, maka di rumah anak pun juga akan tertib. Karena hakikatnya anak itu adalah makhluk dengan pembiasaan. Jka sudah terbiasa maka selamanya akan dibawa kebiasaan itu. Pilihlah juga sekolah dengan tenaga pendidik yang memiliki kualitas baik. Serta sekolah dengan tingkat kedisiplinan yang tegas. Meskipun begitu, lingkungan yang baik belum tentu akan menghasilkan anak yang baik, begitu juga sebaliknya. Namun tidak ada salah jika mencoba untuk mencobanya, menagantisipasinya.

Mengapa anak sangat rentan terhadap lingkungan nya , karena anak memiliki rasa ingin tau yang besar, rasa ingin coba – coba , dan lain sebagainya. Anak dan remaja juga masih belum memiliki pemikiran yang cukup matang untuk menolak hasutan – hasutan di sekitarnya. Terlebih bahaya lagi dengan anak yang terletak pada masa akhir kanak –kanak dan mulai remaja. Terkadang apa yang mereka dapat tidak di pikir terlebih dahulu, tapi langsung ditelan mentah – mentah. Contohnya hasutan untuk mencuri, tanpa di olah pikir terlebih dahulu , dengan iming – iming mereka langsung saja terhasut dan melakukan pencurian. Meski suatu ketika si anak bisa mendapat sanksi jika ketahuan , tapi sekali lagi bahwa jika sudah terbiasa maka selamanya akan dibawalah kebiasaan itu. Entah itu dalam keadaan biasa ,apalagi tertekan / terhimpit.

Masa kanak-kanak dengan demikian merupakan rentang waktu yang terjadinya proses pembentukan entitas seseorang. Kesalahan yang terjadi dalam proses pembentukan pada fase ini akan menimbulkan efek negative yang sulit diatasi pada rentang waktu berikutnya dan akan berdampak buruk pada keseluruhan rentang usia anak dan merembet pada masyarakat di sekitarnya.

Selain itu, setiap fase memiliki kondisi-kondisi dan tuntutan tuntutan yang khas bagi masing-masing individu. Oleh karena itu, kemampuan individu untuk bersikap dan bertindak dalam menghadapi satu keadaan berbeda dari satu fase ke fase yang lain. Hal itu kelihatan jelas ketika seseorang mengekspresikan emosi-emosinya.

Beberapa hal yang terjadi di lingkungan sekolah , antara lain

Contoh Kasus di Lingkungan Sekolah yang berdampak Posistif:

 Kebijakan sekolah untuk selalu melakukan upacara bendera setiap hari senin maupun setiap tanggal 17, hal ini dapat membuat anak

setidaknya sedikit ingat tentang rasa nasionalisme

 Belajar untuk berdiskusi, belajar berani bicara didepan umum juga melalui lingkungan sekolah

 Mendapat sanksi jika melanggar peraturan seperti merokok, bicara kasar, dll. Diharapkan dari kebiasaan untuk tidak bicara kasar di sekolah dapat menjadi kebiasaan yang dapat dibawa hingga ke rumah dan lingkungan masyarakat.

 Adanya jaringan pertemanan yang membuat anak aktif mengikuti kegiatan hingga dapat mengembangkan potensi dirinya dan mampu menorehkan prestasi

(21)

Contoh Kasus di Lingkungan Sekolah yang berdampak Negatif :

 Terkadang ada sekolah yang tidak pernah diadakan upacara bendera, seperti sekolah – sekolah yang ada di desa. Ambil contoh saja sebuah sekolah dasar yang ada didaerah saya. Sangat jarang sekali sekolah itu melakukan upacara.

 Tidak ada sanksi bagi siswa yang telat

 Adanya hasutan antar teman untuk merokok, mencuri, membolos, minum minuman keras, dll.

 Kurangnya perhatian sekolah atas pelanggaran yang dilakukan siswa, dll.

Disini terlihat jelas bahwa jaringan pertemanan yang terjadi dalam lingkup sekolah sangat berpengaruh dalam perkembangan anak. Sebenarnya, peran dari seorang guru juga ikut berperan disini. Seorang guru yang mampu mendekati muridnya hingga si anak merasa nyaman, hingga si anak mampu menganggap guru tersebut sebagai teman, sahabat, sekaligus orangtuanya, itu jauh lebih baik. Karena dari posisi tersebut maka jelaslah bahwa si anak telah percaya pada guru tersebut. Guru bisa menggunakan keadaan itu untuk membimbing dan mengarahkan lebih banyak, jika anak melakukan kesalahan. Karena dewasa ini, justru yang memegang posisi untuk saling membimbing dan mengarahkan anak adalah para teman /

sahabatnya. Sebab tidak lagi jika mereka ada masalah kemudian bercerita pada orangtuanya, tapi justru pada teman / sahabatnya. Sedangkan teman / sahabatnya tersebut belum pasti tau betul yang lebih benar, terkadang ada juga teman yang justru malah menjerumuskan. Nah, itu yang berbahaya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari sini bahwa yang dimaksud setir kendali adalah sebuah pengendali atau yang menentukan arah, atau yang memiliki banyak peran dalam suatu hal tersebut. Dan lingkungan sekolah pun ternyata dapat

memberikan pengaruh positif dan negative untuk tumbuh kembang anak. Pengaruh itu didapat dari kebiasaan, baik dari kebijakan sekolah maupun jaringan pertemanan yang terjadi. Maka sebaiknya, anak dengan pengawasan orang tua harus lebih

(22)

DaftarPustaka

Bams Bang. 2015. Pengaruh lingkungan terhadap karakter anak. (Online). ( http://www.kompasiana.com/www.bsaja/pengaruh-lingkungan-terhadap-karakter-anak_55107a8ea333117c39ba844a, diakses 14 Desember 2016). Djauhary, Drs. Thantawy (Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan) .

Problematika Pendidikan Keluarga dan Sekolah dalam Mencerdaskan Anak Didik . (Online).

(http://lektur.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3 8&Itemid=61, diakses 14 Desember 2016).

7

Perguruan Tinggi Ujung Tombak Hadapi MEA Oleh:

Ainiatul Mufidah

(Pendidikan Biologi, Kelas 1B, NIM. 201610070311058)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di

kawasan Asia Tenggara. ASEAN merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos,

Myanmar, dan Kamboja. Pada tahun 2015 kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Pasar Ekonomi ASEAN mulai berlaku. Kesepakatan ini tak hanya

berdampak pada sektor ekonomi, tapi juga sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali

“pendidikan” sebagai modal membangun sumber daya manusia yang kompetitif.

Tantangan MEA dalam dunia pendidikan yang akan dihadapi antara lain,

menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan orientasi pendidikan yang

makin pro pasar, serta pasar tenaga kerja yang dibanjiri tenaga kerja asing. Untuk

itu era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut oleh dunia pendidikan dengan

cepat, agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi persaingan yang

semakin ketat dengan negara-negara lain. Mengacu pada faktor penentu kemajuan

suatu negara, yaitu ; penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan/networking

(25%), penguasaan teknologi (20%), dan kekayaan sumber daya alam hanya (10%),

maka pendidikan di Indonesia harus lebih menekankan pada tiga kemampuan di

atas.dalam hal ini peningkatan peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah

pendidikan, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran pendidikan yang

memadai disertai dengan pengawasan pelaksanaan anggaran, sebisa mungkin agar

(23)

tersebut juga diharapkan mampu membawa Indonesia ke gerbang kesuksesan menuju

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Peran pendidikan dalam menghadapi MEA

Pendidikan mengemban peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan mampu bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu untuk menyambut MEA 2015, pendidikan harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, peka dan kritis dalam menghadapi tantangan maupun perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia pendidikan mendatang. Tantangan MEA dalam dunia pendidikan yang akan dihadapi antara lain, menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan orientasi pendidikan yang makin pro pasar, serta pasar tenaga kerja yang dibanjiri tenaga kerja asing.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dalam mencapai kesuksesan di era globalisasi. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan suatu bangsa. Maka pendidikan harus menjadi prioritas bagi pembangunan, dengan tidak mengenyampingkan sektor lain. Untuk memajukan pendidikan tidak hanya dengan merubah kurikulum dan melengkapi sarana dan prasarana saja, melainkan juga memperhatikan pembangunan SDM yang akan mengemban pendidikan tersebut. Oleh karena itu untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dimasa datang, yang menjadi prioritas utama untuk hal ini adalah pembenahan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan yang berkualitas serta merata ke seluruh lapisan masyarakat, dan yang paling utama adalah menumbuhkan kesadaran bagi setiap elemen masyarakat serta pemerintah maupun pihak-pihak yang bersangkutan untuk berbenah diri.

(24)

ada beberapa faktor yang masih menjadi kelemahan Indonesia dalam bersaing di pasar global, yakni rendahnya kemampuan inovasi, kesiapan teknologi, riset dan pendidikan tinggi serta infrastruktur

Alternatif Solusi

Perguruan tinggi adalah ujung tombak dalam memperbaiki daya saing Indonesia berhadapan dengan negara lain di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) . Maka dari itu untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang memiliki keterampilan dan berdaya saing tinggi . Pendidikan tinggi betul-betul menjadi mentalitas, keterampilan dan keahlian, serta menghasilkan generasi penerus bangsa, yang berintegritas, beretos kerja dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong sebagai agen perubahan, menjadi pendorong perubahan pikiran, sikap, dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan bangsa Indonesia.

Karenanya peran perguruan tinggi sangat penting untuk memacu pembangunan manusia ajang untuk menempa Indonesia menjadi lebih baik yang mampu meningkatkan kemampuan inovasi, kesiapan teknologi, riset dan pendidikan tinggi serta infrastruktur untuk bisa bersaing di pasar global yang menjadikan bangsa Indonesia maju.

Daftar Pustaka

https://dinanurhayati.wordpress.com/2015/06/22/dunia-pendidikan-indonesia-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean-mea-2015/

http://www.beritasatu.com/pendidikan/351776-puan-maharani-pendidikan-tinggi-ujung-tombak-hadapi-mea.html

8

PENTINGNYA PENERAPAN

PENDIDIKAN VOKASI BAGI PEMUDA SAAT INI

(25)

memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa pendidikan yang ditempuh bisa membantu mereka untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan.

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang di arahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencangkup program pendidikan diploma sampai setara dengan program pendidikan akademik strata satu (S1). Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi dan keahlian pada masing-masing kompetensinya.

Pendidikan vokasi pada umumnya memeliki kompetisi kurikulum berbasis 60-70% praktek dan 30-40% teori. Jika dikaitkan dengan tantangan realitas perubahan pada era globalisasi sekarang ini terhadap dunia pendidikan, menurut Wagner (2008; dalam hermanto, dkk.) akan terjadi tiga transformasi mendasar yang memerlukan perhatian, yaitu: (1) evolusi yang cepat dalam era ekonomi kreatif yang sangat berpengaruh terhadap dunia kerja, (2) terjadi perubahan yang mendadak terhadap ketersediaan informasi yang terbatas menjadi informasi yang kontinyu dan melimpah, (3) terjadinya kenaikan dampak penggunaan media dan teknologi terhadap anak muda, terutama peserta didik.

Berdasarkan pendapat tersebut , dapat disimpulkan bahwa pendidikan vokasi memiliki prinsip link and match yaitu pendidikan yang diterapkan harus senantiasa mengikuti perkembangan kebutuhan pasar kerja dan kebutuhan perkembangan teknologi. Pendidikan vokasi juga diharapkan mampu memberikan motivasi kepada masyarakat agar mau berwirausaha dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

9

Dilema Ujian Nasional

Oleh:

Erika Khoirul Umami

(Pendidikan Biologi,Kelas 1B,NIM.201610070311060)

(26)

melebihi kapasitas kemampuan maksimalnya. Hal itu tidak menjadi pertimbangan para pengambil keputusan pendidikan. Banyak peserta didik yang mengejar berbagai

ketertinggalanya itu dengan mengerjakan soal-soal ujian nasional tahun tahun sebelumnya atau prediksi soal ujian nasional tahun ini,mengikuti bimbingan di sekolah setiap pagi atau sepulang sekolah bahkan masih ada juga yang mengikuti bimbingan belajar di berbagai lembaga belajar di luar sekolah.Tetapi itu semua tidak menjamin peserta didik mampu menguasai soal-soal ujian nasional ,mungkin bagi peserta didik yang belajar dengan sungguh-sungguh itu tidak menjadi masalah karena sudah terbiasa mengerjakan soal-soal tipe ujian nasional.

Pada tahun 2013 pertama kali diberlakukannya ujian nasional dengan 20 paket dengan berbagai macam soal yang berbeda ini dimaksudkan untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi saat ujian berlangsung. Namun masih ada saja kecurangan yang terjadi di beberapa sekolah yang membiarkan peserta didik nya untuk bekerja sama dengan siswa lain agar mendapatkan nilai yang tinggi dan ada beberapa soal yang hanya diacak nomernya atau hanya diganti angkanya.Dalam hal ini sekolah harus menanamkan sikap jujur terhadap peserta didiknya agar tidak terjadi kecurangan saat ujian nasional. Bahkan yang katanya soal-soal ujian nasional telah dijaga dengan sangat ketat oleh dinas pendidikan tetap saja bisa bocor. Jika ujian nasional yang dari tahun tahun selalu mengundang kecurangan,lebih baik ujian nasional ditiadakan.Pemerintah memang sudah berusaha untuk ujian nasional bebas dari kecurangan namun apabila massih ada oknum-oknum internal yang bekerja tetap saja akan akan terjadi kecurangan.Jika demikian apakah bisa hasil ujian dijadikan ukuran yang valid atas hasil belajar seorang siswa? Seolah-olah kita belajar selama 3 tahun hanya ditentukan pada saat ujian nasional. Cukup miris jikan ujian nasional dijadikan tolak ukur kepintaran Namun saat ini ujian nasional atau UN sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan bagi siswa. Kelulusan siswa selain dilihat dari ujian nasional juga dilihat dari nilai raport,dan ujian akhir sekolah.

Sumber: :

http://www.kompasiana.com/majawati/menimbang-moratorium-ujian-

nasional-2017_583aed13519773fb089538a8

10

Mengapa hanya Kecerdasan Intelektual (IQ) yg menjadi tolak ukur Kesuksesan seseorang dalam Dunia Pendidikan?

(Opini Kritis tentang Pentingnya Kecerdasan Emosional dalam Dunia Pendidikan)

(27)

(Pendidikan Biologi, Kelas 1B, NIM. 201610070311061)

Dalam perkembangan belakangan ini semakin banyak tulisan dan kajian yang menyorot secara kritis pentingnya peran kecerdasan emosional dalam mewujudkan keberhasilan atau sukses seseorang. Pandangan sebelumnya yang menempatkan kecerdasan intelektual (IQ) sebagai satu-satunya prediktor untuk menentukan keberhasilan seseorang semakin bergeser pada pandangan yang melihat adanya kecerdasan-kecerdasan lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan sukses seseorang. Karena itu pada bagian ini Anda diajak untuk membahas pentingnya kecerdasan emosional dalam rangkaian proses pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan Kecerdasan intelektual (IQ) akan berfungsi jika seimbang dengan Kecerdasan emosional (EQ).Kecerdasan emosional akan mampu melakukan penghayatan emosi,menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, memotivasi diri sendiri,mengatasi frustasi, mengatur suasana hati (mood),

berempati,serta kemampuan bekerja sama.terhadap pelajaran yang diberikan di sekolah sehingga faktor itulah yang mampu meningkatkan fungsi IQ seseorang. Menurut penelitian dari Daniel Goleman seorang psikolog dari Harvard University bahwa IQ akan dapat bekerja secara efektif apabila seseorang mampu memfungsikan EQ-nya. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan di daerah kumuh pada kondisi kesulitan ekonomi dan ditemukan data hanya sekitar 20% saja masyarakat yang mempunyai IQ mampu bertahan hidup sedangkan sisanya berasal dari faktor lain termasuk kecerdasan emosi.

Kemampuan intelektual hanya merupakan salah satu unsur pendukung keberhasilan sesorang. Apakah keberhasilan ini akan tercapai, tentunya tergantung pada

kemampuan sesorang di dalam menggabungkan IQ dan EQ-nya. Hal ini berimplikasi dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia baik dalam pendidikan

maupuan pekerjaannya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupan di masa yang akan datang.

(28)

bantuan; serta mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan saat bergaul dengan siswa lain. Hampir semua siswa yang prestasi sekolahnya buruk, menurut laporan tersebut, tidak memiliki satu atau lebih unsur-unsur kecerdasan emosional ini (tanpa memperdulikan apakah mereka juga mempunyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti

kertidakmampuan belajar). (Goleman, 2002: 273)

Jadi Kecerdasan emosional (EQ) juga memegang peranan penting bagi kesuksesan seseorang. Namun, masih banyak masyarakat saat ini yang hanya terpaku pada IQ saja. "Padahal, riset telah membuktikan EQ memegang peranan paling besar bagi kesuksesan.

Upaya mengembangkan kecerdasan emosional

Kemampuan menghadirkan sesuatu yang terjadi pada orang lain dalam emosi kita sendiri.Seorang anak yang memiliki empati kuat cenderung tidak begitu agresif dan rela terlibat di dalam kegiatan sosial, misalnya menolong orang lain dan bersedia berbagi. Anak-anak yang bersikap empati pada umumnya lebih disukai rekan-rekannya dan orang dewasa serta lebih berhasil baik di sekolah maupun di tempat kerja. Demikian juga anak-anak yang memiliki empati yang kuat ini memiliki kemampuan lebih besar untuk menjalin hubungan dengan teman sejawat dan dengan orang lain.

Beberapa cara yang perlu dilatihkan kepada anak untuk mengembangkan sikap empati dan kepedulian, antara lain:

a.Memperketat tuntutan pada anak mengenai sikap peduli dan tanggung jawab b.Mengajarkan dan melatih anak mempraktekkan perbuatan-perbuatan baik c.Melibatkan anak di dalam kegiatan-kegiatan layanan masyarakat

Mengajarkan Kejujuran dan Integritas

Menurut Paul Ekman, penulis buku Why Children Lie, ada bermacam-macam alasan mengapa anak tidak berkata benar; sebagian dapat dimengerti, sebagian yang lain tidak. Anak kecil paling sering berbohong dengan maksud untuk menghindari hukuman, untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, atau untuk mendapatkan pujian dari sesama teman. Anak remaja sering berbohong untuk melindungi privasinya, untuk menguji kewibawaan orang tua dan untuk melepaskan diri dari rasa malu. Kohlberg mengungkapkan bahwa kebohongan dapat dilakukan anak agar terlepas dari hukuman (Kohlberg, 1995).

(29)

a.Usahakan agar pentingnya kejujuran terus menjadi topik perbincangan dalam rumah tangga, kelas dan sekolah.

Di dalam kelas, sambil mengajarkan mata pelajaran-mata pelajaran tertentu kepada anak, guru dapat memasukkan berbagai cerita yang bermuatan kejujuran. Hal ini dapat dilakukan ketika guru mengajarkan pada mata pelajaran apa saja. Yang perlu ditekankan kembali bahwa menanamkan kejujuran kepada siswa tidak hanya menjadi muatan mata pelajaran-mata pelajaran tertentu saja, atau oleh guru-guru tertentu saja akan tetapi harus dilakukan oleh semua warga sekolah.

b.Membangun kepercayaan

Membangun kepercayaan anak dapat dilakukan baik dengan menyampaikan cerita-cerita yang bertemakan saling kepercayaan, atau melalui berbagai bentuk permainan. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru dapat melatih saling percaya di kalangan siswa melalui kegiatan-kegiatan yang secara langsung melibatkan peran mereka, misalnya memberikan kepercayaan kepada siswa untuk menilai pekerjaan-pekerjaan mereka, atau menilai pekerjaan rekan-rekan siswa yang lain.

c. Menghormati privasi anak

Menghormati privasi anak berarti memberikan ruang yang berarti bagi tumbuhnya rasa percaya pada anak dan penghargaan pada anak. Guru dan orang tua harus berupaya untuk menghargai hal-hal yang mungkin dapat mengurangi harga diri mereka di depan teman-teman sebaya, orang tua maupun guru.

Mengajarkan Memecahkan Masalah

Pada umumnya orang tua dan guru kurang memberikan kepercayaan penuh kepada anak-anak untuk memecahkan masalah. Kebanyakan orang tua begitu cepat memberikan bantuan kepada anak dalam menyelesaikan sesuatu, padahal bantuan itu belum betul-betul dibutuhkan.

Dalam sebuah buku yang berjudul Becoming A Teacher, Parkey (1997) mengemukakan bahwa untuk menghadapi tantangan masa depan, siswa akan membutuhkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai di sembilan area kunci yaitu; (a) kemampuan berbahasa, matematiksa dan sain, (b) keterampilan teknologi baru, (c) kemampuan pemecahan masalah, pikiran kritis dan kreativitas, (d) kesadaran sosial, keterampilan berkomunikasi dan membangun sinergisitas kelompok, (e)

kesadaran global dan keterampilan konservasi, (f) pendidikan kesehatan dan kesejahteraan, (g) orientasi moral dan etika, (h) kesadaran estetika, (i) pendidikan seumur hidup untuk kemandirian belajar.

(30)

mengajarkan anak memecahkan masalah akan lebih baik bilamana juga sekaligus diajarkan cara-cara berpikir sistematik.

Karena itu langkah-langkah pemecahan masalah berikut sangat tepat untuk diterapkan, yaitu:

a.Mengidentifikasi masalah dan Memikirkan alternatif pemecahan

b.Membandingkan alternatif-alternatif pemecahan yang mungkin akan dipilih c.Menentukan pemecahan yang terbaik

Daftar Pustaka

Goleman, Daniel. (2004). Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ). Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kohlberg, L. (1995). Tahap-tahap Perkembangan Moral (Penerjemah; John de Santo dan Agus Cremers). Yogyakarta: Kanisius).

Parkay, Forrest W. (1998). Becaming A Teacher. Fourt Edition. USA: Allyn and Bacon.

11

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

Oleh :

Yuniar Dwi Ristyawati

(Pendidikan Biologi, Kelas 1B, NIM. 201610070311062)

(31)

informasi, komunikasi, transportasi, dll. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Globalisasi memiliki dampak yang besar bagi perubahan pendidikan, baik secara sistem maupun kurikulum yang diajarkan. Menurut Edison A. Jamli dkk. (2005), globalisasi ditandai oleh ambivalensi yaitu tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak lainnya.

pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia dan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi akan menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, karna itulah peran bidang pendidikan sangat penting.

Di Era pasar bebas sekarang ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang bagi lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan beberapa dampak.

Dampak positif dan negatif dari pengaruh globalisasi secara umum yaitu : A). Dampak Positif Globalisasi :

1. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.

2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.

3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.

4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. 5. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.

6. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.

7. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi).

8. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan. 9. Berkembangnya turisme dan pariwisata.

10.Meningkatkan pembangunan negara.

B). Dampak Negatif Globalisasi :

1. Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat. 2. Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan

kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang.

3. Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.

4. Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar, Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.

(32)

6. Menghambat pertumbuhan sektor industri.

7. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)

8. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.

9. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.

10.Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

Beberapa dampak diatas masih saling berketerkaitan dengan pendidikan, dalam pendidikan sendiri globalisasi ikut berdampak dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, karena itulah pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi.

Dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:

1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

- Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.

- Perubahan Corak Pendidikan

(33)

Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

- Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166). .

- Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan sek-sual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.

- Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

(34)

(kehendak,karsa). Ketiga unsur tersebut kemudian diolah dan dikembangkan menjadi 3 disiplin ilmu. Logika guna melatih berpikir logis,kritik dan sistematik. Estetika untuk mengasah katajaman hati, menggerakkan imajinasi dan kreativitas dan etika untuk membentuk dan menanamkan kesadaran moral dan membentuk prilaku yang terpuji.

Dari unsur humanitas diatas maka bisa kita jabarkan bahwa itu ditujukan pada pengembangan pengetahuan, pemahaman, penanaman, dan penerapan nilai-nilai kebenaran, keindahan dan kebaikan, oleh karena itu pendidikan tidak cukup hanya menggunakan cara tradisional pembelajaran satu arah saja.

Daftar Pustaka

Akrie. 2011. Globalisasi pendidikan. (http://kompasiana.com/akrie_/globalisasi-pendidikan_5500dc29a333117c6f512447, diakses 17 Desember 2016).

Morissaila. 2014. Globalisasi dan dampaknya bagi dunia.

(http://morissaila.blogspot.co.id/2014/05/globalisasi-dan-dampaknya-bagi-dunia.html, diakses 17 Desember 2016)

Asril rahmat p. 2013. Dampak positif negatif globalisasi.

(http://asrilrahmatp.blogspot.co.id/2013/01/10-dampak-positif-negatif-globalisasi.html, diakses 17 Desember 2016)

12

Nama : shohibul huda Nim:201610070311063

Nilai bukan patokan siswa untuk menggapai masa depan nya

(ketika nilai telah didewakan oleh seseorang yang bernama siswa )

‘Nilai pelajaran anda tidak menetukan masa depan anda, Nilai uas anda tidak menetukan masa depan anda,anda mendapat nilai 1 di kelas pun bukan berarti anda berhasil dalam masa depan dan ketika kelak anda dewasa sekalipun’’!!

Karena menurut saya yang paling berperan penting dalam menggapai masa depan adalah peran kedua orang tua dan mengembangkan soft skill tidakcukup dengan hanya sekedar lembaran kertas yang bertuliskan angka 100

Peran kedua orang tua

(35)

orang tua harus mendukung apa yang anak suka, kalau ada pelajaran yang nilainya jelek dan ada pelajaran yang nilainya baik dukung anak pada nilai pelajaran yang baik dan beri motivasi anak ketika mendapat nilai yang pelajaran yang jelek itulah yang saya harapkan dari para orang tua yang ada di indonesia seharusnya juga orang tua tidak memarahi anak nya apalagi menghakimi Anak anaknya ketika mendapat nilai yang jelek ,kalau

seandainya orang tua mendukung dan memotivasi anak anak nya dalam mengenyam pendidikan dan mengayomi apa yang anak anak suka dalam mata pelajaran mungkin dia akan menjadi orang yang akan sukses dan akan berhasil kedepan nya cara yang tepat menurut saya untuk mengayomi apa yang anak suka adalah dengan memberi kebebasan dan tidak menekan anak nya harus bisa dalam hal ini itu tapi memberi sebuah kebebasan na kebebasan (kebebasan dalam arti suka dalam mata pelajaran apa ) inilah yang kelak akan menjadi hobby anak tersebut dan secara tidak sadar itu akan menjadi sebuah kebiasaan inilah yang akan mengantarkan dia ke dalam masa depanya

mengembangkan softskill

Softskill adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain softskill memuat komunikasi efektif,berfikir kreatif dan kritis membangun tim.serta kemampuan lainya yang berkaitan dengan kapasita dengan meningkatkan kemapuan soft skill anda dapat mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan yang lain meningkatkankemampuan softskill juga dapat mengembangkan karir serta etika professional baik dari sisi organisasional maupun sinergi inovasi soft skill juga merupakan diluar ketrampilan teknis dan akademis dan lebih mengutamakan ketrampilan intrapersonal dan interpersonal kemampuan intrapersonal mencakup kesadaran diri dan ketrampilan diri sedangkan ketrampilan interpersonal mencakup kesadaran social ada beberapa cara untuk mengembangkan soft skill kita yaitu dengan merubah

1k 4B 1.kebiasaan 2.berfikir 3.berkata 4.bersikap 5.bertindak

Namun cara untuk mengembangkan soft skill ini juga tergantung pada dirinya sendiri dengan cara membiasakan diriny dengan hal hal yang baru tentunyaIngat sekali lagi bahwa masa depan anak tidak tergantung dari pintar atau tidaknya dia di sekolah tidak tergantung dri dapatnya nilai sempurna dari seorang siswa tapi masa depan and tergantung dari bagaimana car anda bersosialisasi dan menambah pengetahuan setiap harinya (mengembangkan soft skill) dan pemotivasian diri,dari diri anda masing masing maupun dari luar diri anda dan peran paling besar disini adalah dipegang oleh kedua orang tua akhir kata masa depanmu ada di tangamu bukan di kertas yang bertuliskan angka 100

13

Peran Seorang Ibu Terhadap Pendidikan Anak

(36)

kenyamanan dalam rumah, membimbing anak anaknya, dan selalu memberikan yang terbaik bagi keluarga..

Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi setiap anak, ibulah yang pertama kali mengajarkan banyak pelajaran awal tentang kehidupan kepada anak. Apalagi sekarang di zaman penuh kemajuan dimana budaya-budaya dan pemikiran-pemikiran datang menyerbu. Dari serbuan tersebut datang dari beberapa penjuru, seperti halnya pada televisi, facebook, buku bacaan, majalah dan bahkan pergaulan dari sekolah formal! maka dengan kehadiran seorang ibu yang memiliki wawasan pengetahuan luas menjadi laksana penjaga banteng terakhir bagi anak-anaknya.

Peranan ibu dalam mendidik anak memiliki pengaruh yang sangat penting terutama pada awal-awal masa balita. Keberhasilan pendidikan anak sangat di tentukan oleh sentuhan tangan seorang ibu meskipun keikutsertakan ayah yang tidak dapat di abaikan begitu saja karena keluarga adalah menjadi salah satu lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak serta menjadi wadah awal tempat bimbingan dan latihan anak dalam kehidupan. Melalui pendidikan seorang ibu,kepribadian seorang anak bisa terbentuk dengan baik karena ibu membimbingnya tanpa lelah sejak anak masih kecil. Ibu harus bisa menjadi teladan bagi anak anaknya karena anak akan mencontoh sikap dan prilaku orangtuanya.

Kita sebagai seorang perempunan nantinya akan menjadi ibu dan menjadi suri tauladhan bagi anak-anaknya untuk membimbing, mengajarkan, dan memberikan arah-arah yang baik, sehingga kita harus tau mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita berikan kepada anak anak kita nanti

0

14

Siswa dan Sistem Akselerasi

Referensi

Dokumen terkait

Analisis dampsk perubahan tata guna lahan di sub das cikapundung terhadap banjir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

and Subsidiaries (unaudited), and Consolidated Financial Statement as at and for the years ended December 31, 2015 its subsidiaries have been audited by Purwantono, Sungkoro

Mencakup berbagai aspek: isi, metode, proses, subjek, evaluasi.. 1) Isi pendidikan moral harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan

Pekerja di PT Bengkalis Kuda Laut memiliki keterbatasan pengetahuan dalam melaporkan kejadian yang telah mereka alami, sehingga ini menjadi hambatan merek dalam

Harga bahan didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan dilokasi

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik pedagang unggas di Pasar Jatinegara terhadap pengendalian

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

dengan adanya Deaf Volunteering Organization, organisasi penerjemah bagi tunarungu dan membantu teman-teman tuli untuk terus dapat berkomunikasi.. dengan masyarakat