• Tidak ada hasil yang ditemukan

‘Dari reaktif ke proaktif’

Dalam dokumen pedoman untuk perusahaan (Halaman 75-78)

76

RINGK ASAN PEDOMAN P OKOK

Pedoman pokok Mengidentifikasi dampak HAM

Pedoman pokok Memprioritaskan dampak HAM yang paling serius Pedoman pokok Melibatkan fungsi manajemen risiko yang ada

Pedoman pokok 4 Memperdalam penilaian dampak di seluruh bagian bisnis Pedoman pokok 5 Merupakan proses yang berkesinambungan dan bukan

sekedar sekali evaluasi

Pedoman pokok

Mengidentifikasi dampak HAM

Identifikasi dampak HAM dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Biasanya dimulai dengan penelitian data sekunder, yang difokuskan pada identifikasi risiko dampak HAM di negara/sektor tertentu yang relevan dengan operasi perusahaan. Selain sumber-sumber yang tersedia untuk publik, laporan internal perusahaan juga dapat memberikan gambaran tertentu, seperti laporan tentang penggunaan kebijakan pelaporan pelanggaran (whistleblower) dan

FUNGSI-FUNGSI UTAMA DI PERUSAHAAN YANG MUNGKIN TERLIBAT DALAM PROSES

CSR/keberlanjutan: Memberikan keahlian ten-tang HAM; berkolaborasi dengan fungsi operasi;

membantu koordinasi proses penilaian dampak HAM

Manajemen risiko: Memberikan masukan ahli untuk proses penilaian dampak; mengintegrasikan HAM ke dalam proses manajemen risiko yang ada

Hubungan masyarakat: Berinteraksi dengan pemangku kepentingan eksternal ketika penilaian dampak melibatkan konsultasi dengan tetangga dan masyarakat

Hukum/kepatuhan: Kesadaran tentang sejumlah risiko terkait dengan kewajiban hukum perusahaan yang dapat dihubungkan dengan proses penilaian dampak

Fungsi/operasi khusus yang dapat dihubungkan dengan risiko HAM (sebagai contoh, keamanan, pengadaan, SDM, penjualan): Keterlibatan dalam mengevaluasi dan memprioritaskan dampak yang harus diberikan perhatian

敬 Pemerintahan/urusan publik: Masukan tentang bagaimana risiko HAM bisa menjadi lebih serius dengan adanya peraturan atau tindakan negara

Menerapkan penghormatan HAM:

Langkah-langkah praktis Menilai dampak 'Dari reaktif ke proaktif'

77

mekanisme penanganan keluhan, penilaian diri yang dilakukan oleh pemasok atau satuan usaha, laporan manajemen dari fungsi-fungsi yang relevan (sebagai contoh, SDM, kepatuhan, CSR/keberlanjutan), serta laporan dari dewan pekerja dan lembaga perwakilan pekerja lainnya.

Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan identifikasi awal permasalahan-permasalahan HAM secara luas untuk selanjutnya dapat digalisecara mendalam:

Negara tertentu: mengidentifikasi negara tempat operasi yang memiliki risiko HAM terbesar;

Hak tertentu: mengidentifikasi HAM tertentu yang diakui sebagai HAM yang paling berisiko di konteks industri atau sektor atau negara tertentu;

Fungsi tertentu: terlibat dengan fungsi perusahaan tertentu yang mana staf-nya secara reguler menghadapi atau bertanggung jawab atas dampak dan risiko HAM (sebagai contoh, keamanan atau penjualan).

LOKAKARYA PENILAIAN DAMPAK BERBASIS TIM

Salah satu pendekatan penilaian dampak HAM menggunakan sistem mengumpulkan pendapat yang difasilitasi yang mencontoh proses penilaian risiko berbasis tim yang tradisional. Manajer dan staf dari bagian yang berbeda digabung ke dalam kelompok-kelompok, sering kali dari fungsi yang berseberangan, dan dibantu oleh fasilitator ahli untuk memikirkan bagaimana perusahaan dapat terlibat dalam dampak HAM, baik saat ini atau di masa depan. Proses ini biasanya menyoroti permasalahan-permasalahan potensial yang kalau tidak dibahas melalui cara ini akan tetap tidak teridentifikasi, dan mendorong diskusi tentang seberapa serius dampak yang ada, meskipun nantinya hampir selalu akan memerlukan informasi dan verifikasi lebih lanjut.

Sejumlah besar perusahaan menemukan cara ini merupakan langkah penting untuk membangun pemahaman internal tentang HAM dan pentingnya HAM bagi bisnis.

Cara ini membantu para kolega dalam bisnis yang mungkin tadinya bersikap skeptis tentang relevansi HAM, tetapi dukungannya penting dan diperlukan untuk langkah-langkah mitigasi yang efektif.

PEMBEL AJARAN DARI PRAK TIK

Akan tetapi, karena evaluasi risiko HAM difokuskan pada risiko untuk orang-orang, maka proses penilaian perlu mempertimbangkan perspektif individu atau kelompok yang mungkin terkena dampak – Dalam Prinsip-Prinsip Panduan disebut sebagai “pemangku kepentingan yang berpotensi terkena dampak”– atau perwakilan resminya. Serikat pekerja tentu saja merupakan sumber informasi primer tentang dampak terhadap hak asasi anggota mereka. Berkonsultasi dengan pemimpin masyarakat lokal juga menjadi cara yang memadai untuk memahami dampak terhadap anggota kelompok yang lebih luas, meskipun begitu perusahaan

78

harus menyadari bahwa pemimpin lokal mungkin tidak mewakili keragaman pandangan yang ada di masyarakat.

(Apa yang harus diperhatikan ketika mengadakan pelibatan pemangku kepentingan yang bermakna dibahas secara lebih rinci di Bab 3.7.)

Walaupun tidak selalu memungkinkan untuk bisa berkonsultasi langsung dengan pemangku kepentingan yang terkena dampak sejak awal, tetapi proses penilaian dampak perusahaan perlu berkembang seiring dengan waktu agar memungkinkan adanya interaksi langsung dengan mereka.

Jika konsultasi langsung tersebut tidak memungkinkan (misalnya, karena jumlah orang yang berpotensi terkena dampak terlalu besar), atau berisiko bagi pemangku kepentingan yang terkena dampak, maka perusahaan harus mencari cara lain untuk memperoleh pengetahuan tentang perspektif mereka. ‘Perwakilan terpercaya’, yang bekerja dengan pemangku kepentingan yang terkena dampak dan memiliki pengetahuan langsung tentang perspektif mereka, dapat membantu – seperti organisasi masyarakat sipil lokal atau serikat pekerja yang meskipun tidak mewakili pekerja yang bersangkutan, tetapi memiliki pengetahuan yang baik tentang permasalahan menyangkut hak-hak pekerja di tingkat lokal.

Pedoman pokok

Memprioritaskan dampak HAM yang paling serius

Pertanyaan utama dari proses penilaian dampak mana pun adalah tentang prioritas: kapan perusahaan harus memfokuskan perhatiannya? Kenyataannya, sebagian besar perusahaan dapat terlibat dalam banyak dampak potensial di waktu yang bersamaan dan, karena benar-benar memiliki keterbatasan sumber daya, perusahaan perlu memutuskan dampak mana yang harus difokuskan terlebih dahulu. Prinsip-Prinsip Panduan PBB menyadari kenyataan ini di Prinsip 24. Namun demikian, perusahaan biasanya memprioritaskan permasalahan yang memiliki risiko bisnis terbesar, seperti risiko terhadap reputasi atau risiko gangguan operasional. Sebaliknya, tanggung jawab untuk menghormati HAM berurusan dengan risiko bagi manusia, dan Prinsip-Prinsip Panduan mengharapkan perusahaan meletakkan manusia sebagai inti dari prosesnya. Dengan kata lain, jika diperlukan untuk menentukan prioritas antar dampak HAM untuk diperhatikan dan ditanggapi oleh perusahaan, maka perusahaan perlu melakukannya dengan berfokus pada seberapa serius kerugian atau bahaya yang ditimbulkan terhadap orang-orang terkait.

Bagaimana penerapan pokok panduan ini dalam prakteknya?

Proses manajemen risiko biasanya memiliki dua masukan:

Pertanyaan

Menerapkan penghormatan HAM:

Langkah-langkah praktis Menilai dampak 'Dari reaktif ke proaktif'

Dalam dokumen pedoman untuk perusahaan (Halaman 75-78)