• Tidak ada hasil yang ditemukan

melindungi HAM?

Dalam dokumen pedoman untuk perusahaan (Halaman 51-54)

52

Apa tanggung jawab perusahaan jika pemerintah tidak melindungi HAM?

Negara berkewajiban menerjemahkan kewajibannya menu-rut hukum HAM internasional ke dalam hukum nasional dan menegakkannya. Hukum di semua negara mengandung berbagai perlindungan dari pelanggaran HAM oleh bisnis, termasuk dalam hukum ketenagakerjaan, anti diskriminasi, kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan hidup dan perlindungan konsumen. Di beberapa negara, HAM dilindungi secara gamblang di dalam konstitusi.

Di saat yang sama, hukum nasional mungkin saja tidak mengatur semua hak asasi yang diakui secara internasional, hukum nasional bisa saja lemah, tidak berlaku untuk semua orang, atau pemerintah dan pengadilan tidak menegakkannya. Sebagai contoh, pengawas ketenagakerjaan mungkin saja korup atau tidak efektif, atau polisi tidak memiliki sarana-prasarana yang cukup atau tidak terlatih dengan baik. Dalam situasi seperti ini, sudah jelas terlihat, bahwa penghormatan terhadap HAM akan lebih sulit bagi perusahaan.

Prinsip-Prinsip Panduan PBB tidak mengharapkan perusaha an untuk mengambil alih setiap kegagalan peme-rintah. Tetapi disampaikan dengan jelas bahwa jika standar

Di Afrika Selatan, masyarakat berharap agar bisnis dapat membantu menangani warisan apartheid yang berarti standar dasar untuk menghormati HAM di dalam Prinsip-Prinsip Panduan PBB tidak dapat dipenuhi secara terisolir dari diskusi tentang peranan bisnis yang berkontribusi terhadap pemajuan HAM melalui pembangunan sosial dan pemberian layanan yang lebih luas. Hal ini terutama penting bagi masyarakat yang pemerintahnya tidak selalu hadir, seperti di sekitar operasi pertambangan dan di dalam konteks pertanian.

Cara untuk dapat memperoleh atau mempertahankan izin sosial untuk beroperasi akan berbeda-beda di setiap konteks;

di Afrika Selatan, yang masyarakatnya masih berusaha untuk mengatasi dampak ketidakadilan historis yang berat, pemajuan HAM perlu dilakukan.

hukum nasional jauh di bawah HAM yang diakui secara internasional, per-usahaan harus meng hor-mati standar yang lebih tinggi; dan jika hukum na-sio nal bertentangan dengan standar-standar ter sebut, perusahaan harus mencari cara untuk meng hormati asas-asas standar tersebut di dalam batasan hukum nasional.

Apa yang tidak disampai­

kan di dalam Prinsip­

Prinsip Panduan PBB ten­

tang ‘memajukan’ HAM?

Prinsip-Prinsip Panduan di kem bangkan sebagai ha-ra pan dasar untuk semua perusahaan di mana pun mereka berada. Akan te-tapi, bukan berarti per-usahaan tidak bisa mela-kukan ‘lebih’dari seke dar menghormati, dan banyak perusahaan yang memilih Warisan apartheid dan

harapan terhadap bisnis

WAWASAN TENTANG NEGARA: AFRIKA SELATAN

Pengantar tentang konsep-konsep dasar dalam Prinsip-Prinsip panduan PBB

Memahami ruang lingkup

tanggung jawab untuk menghormati

Memahami ruang lingkup tanggung jawab untuk menghormati

53 Berbisnis Dengan Cara

Yang Menghormati HAM

untuk melakukan hal tersebut karena berbagai alasan.

Misalnya, ada perusahaan yang sudah menandatangani Sepuluh Prinsip UN Global Compact (lihat Bab 4 ber-komit men untuk ‘mempromosikan’ atau ‘memajukan’

HAM. Sementara perusahaan lain menjadikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sebagai fokus upaya mereka untuk memajukan HAM (penjelasan lebih lanjut tentang ini, dan bagaimana tindakan positif untuk menghormati HAM berhubungan dengan pemajuan HAM, lihat juga Bab 4).

Namun demikian, perusahaan perlu memperhatikan dengan seksama untuk memastikan agar HAM dihormati secara setara di setiap kegiatan pemajuan. Terlebih lagi, seperti yang sudah digariskan oleh Prinsip-Prinsip Panduan, upaya-upaya pemajuan atau untuk mendukung HAM tidak dapat digunakan untuk ‘mengimbangi’ dampak negatif terhadap HAM yang diakibatkan oleh bagian lain dalam operasi perusahaan.

Misalnya, membangun sekolah bagi masyarakat lokal tidak bisa menebus pencemaran sumber air mereka yang ber-dampak negatif terhadap kesehatan dan penghidupan mereka.

2.6 Unsur-unsur apa yang diperlukan untuk

menerapkan tanggung jawab untuk menghormati?

Prinsip-Prinsip Panduan PBB mengatur dengan jelas bahwa perusahaan harus memiliki unsur-unsur berikut:

Pernyataan komitmen kebijakan mereka untuk menghormati HAM (dibahas dalam Bab 3.1) yang ditanamkan di seluruh bagian organisasi (3.2);

Proses uji tuntas HAM untuk:

Menilai dampak negatif yang nyata dan potensial terhadap orang-orang (3.3);

Mengintegrasikan temuan dan mengambil tindakan untuk mencegah atau memitigasi dampak yang potensial (3.4);

Melacak kinerja mereka (3.5); dan

Mengomunikasikan tentang kinerja (3.6);

Mengadakan pelibatan pemangku kepentingan sebagai topik lintas sektor (3.7); dan

Proses untuk menyediakan atau memungkinkan adanya pemulihan bagi mereka yang dirugikan, jika perusahaan menyebabkan atau berkontribusi pada dampak negatif (3.8).

Unsur-unsur ini diuraikan lebih lanjut melalu pedoman pokok dan contoh-contoh praktis di Bab 3.

2.7 Apa yang berbeda dari tanggung jawab untuk menghormati HAM?

Beberapa ciri utama yang membedakan antara tanggung jawab untuk menghormati dengan pemahaman terdahulu tentang tanggung jawab sosial perusahaan, atau CSR, diantaranya adalah sebagai berikut:

54

Risiko untuk orang­orang, bukan hanya risiko untuk perusahaan

Uji tuntas HAM berbeda dari manajemen risiko tradisional untuk kepentingan komersil, teknis, dan keuangan karena fokusnya adalah risiko untuk orang-orang, bukan hanya risiko untuk bisnis. Meskipun semakin banyak bukti yang menunjukkan konvergensi antara risiko bisnis dan risiko untuk orang-orang, terutama dari jangka menengah sampai panjang (lihat Bab 1), Kenyataannya tidak selalu seperti ini.

Prinsip-Prinsip Panduan PBB membuat jelas bahwa dampak negatif terhadap HAM harus dievaluasi dan diprioritaskan tergantung pada tingkat keseriusan risiko yang dialami orang-orang. Hal ini berarti perusahaan perlu terlibat dengan

‘pemangku kepentingan yang berpotensi terpengaruh’

(sering kali disebut sebagai ‘pemangku hak’). Mereka adalah orang-perorang atau kelompok yang mungkin terkena dampak oleh operasi perusahaan dan dapat meliputi, antara lain, pekerja (pegawai perusahaan itu sendiri serta pegawai yang bekerja untuk pemasok), pelanggan dan pengguna akhir dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dan masyarakat yang berada di sekitar fasilitas perusahaan atau fasilitas pemasoknya.

Semua hubungan bisnis, bukan hanya di tingkat pertama Banyak perusahaan yang terbiasa mengelola risiko lingkungan hidup dan sosial di tingkat pertama rantai pasokan mereka atau di hubungan penjualan langsung.

Tetapi untuk mengambil langkah yang melampaui ini semua untuk mempertimbangkan risiko bagi semua orang di semua tingkatan di dalam rantai nilai merupakan suatu konsep yang baru – dan sebuah tantangan – bagi banyak perusahaan. Untuk pertama kalinya, Prinsip-Prinsip Panduan PBB mengatur bahwa semua hubungan bisnis berada dalam ruang lingkup tanggung jawab perusahaan untuk menghormati HAM, meskipun tentunya apa yang bisa diharapkan untuk dilakukan oleh perusahaan akan berbeda-beda (diskusi ini ada di Bab 3.4).

Menggunakan daya ungkit untuk menangani risiko HAM Jika perusahaan dapat dihubungkan dengan dampak HAM di bagian mana pun dalam rantai nilai mereka, maka harus diberikan perhatian lebih kepada bagaimana mereka dapat bekerja dengan mitra-mitra bisnis untuk meningkatkan kapasitas para mitra bisnis dalam menghormati HAM.

Perusahaan-perusahaan pionir menyadari terlibat dalam proses perbaikan yang berkesinambungan melalui peningkatan kapasitas, akan membawa hasil yang lebih baik bagi keseluruhan HAM, dibandingkan dengan langsung memutus hubungan bisnis ketika terjadi masalah. Sebagai contoh, jika satu pemasok ditemukan menggunakan pekerja anak dan langsung diberhentikan, anak-anak yang bekerja

Uji tuntas HAM

Dalam dokumen pedoman untuk perusahaan (Halaman 51-54)