• Tidak ada hasil yang ditemukan

92 Daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas

Dalam dokumen WALIKOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI (Halaman 125-128)

BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANA

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

B. Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

II- 92 Daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas

wilayah/infrastruktur,iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolak ukur, sebagai berikut:

2.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk salah satunya dengan pengamatan besarnya tingkat pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka porsi pengeluaran makanan akan bergeser ke pengeluaran bukan makanan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya.

Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut golongan Kota Sungai Penuh tahun 2011-2015 berdasarkan data statistik menunjukkan rata-rata perkapita sebulan paling banyak pada golongan Rp. 500.000-749.999, mencapai 28.50 persen.

Tabel 2.85

Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan menurut Golongan (%) di Kota Sungai Penuh Tahun 2011-2015

No. KELOMPOK PENGELUARAN PERSENTASE PENDUDUK

RATA2 2011 2012 2013 2014 2015

1 < 150.000 0.00 0.40 0.00 0.00 0.00 0.08 2 150.000-199.999 0.65 0.58 0.00 0.00 0.00 0.25 3 200.000-299.999 12.76 10.60 3.23 3.15 2.56 6.46 4 300.000-499.999 33.76 33.71 24.43 20.96 23.36 27.24 5 500.000-749.999 28.98 23.57 33.69 26.33 29.95 28.50 6 750.000-999.999 11.83 15.23 16.84 16.52 17.84 15.65 7 1.000.000+ 12.02 15.91 21.82 33.04 26.29 21.82 Sumber : Jambi dalm Angka 2011-2015.

Pada tahun 2013-2015 telah terjadi pergeseran pola distribusi menurut kelompok pengeluaran penduduk Kota Sungai Penuh ke arah pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun 2011 dan 2012. Pergeseran pola distribusi pengeluaran penduduk Kota Sungai Penuh mengeluarkan konsumsi per kapita sebesar lebih dari Rp. 200.000,- pada tahun 2011-2012 sekitar 99.02 persen menjadi 100 persen pada tahun 2013-2015. Hal tersebut, mengindikasikan bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan kemampuan daya beli masyarakat di Kota Sungai Penuh. Bila dibanding dengan Kab/Kota di Provinsi Jambi, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk Kota

Sungai Penuh masih di bawah rata-rata Kota Jambi yang mencapai Rp 749.999,00 per kapita sebulan.

II-93 Gambar 2.52

Pengeluaran Rata-Rata perkapita Sebulan menurut Golongan (%) di Kota Sungai Penuh Kab/Kota Se-Provinsi Jambi Tahun 2011-2015

Sumber : Jambi dalm Angka 2011-2015

2.4.1.2. Produktivitas Total Daerah

Secara data kependudukkan Kota Sungai Penuh, Mata pencaharian Masyarakat Kota Sungai Penuh di Sektor jasa kemasyarakatan (29.23%) menjadi lapangan kerja terbesar tahun kurun waktu 2010-2015, dibandingkan sektor Perdagangan (25.90%) dan pertanian sebesar (23.81%). Namun Potensi sektor Pertanian masih bisa dikembangkan karena Sektor pertanian merupakan penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami peningkatan. Dengan demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian.

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.

Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta membawa tingkat kesejahteran masyarakat menjadi lebih sejahtera, tetapi pertumbuhan tersebut hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, sedangkan masyarakat lain tidak menikmati. Untuk itu kemampuan ekonomi dapat dilihat dari produktivitas pada masing-masing sektor lapangan usaha PDRB Kota Sungai Penuh. Produktivitas total daerah dapat menggambarkan seberapa besar tingkat produktivitas tiap sektor dalam rangka mendorong perekonomian suatu daerah. Dari ke-17 sektor/lapangan usaha, yang berkontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Sungai Penuh adalah sektor/lapangan usaha sektor/lapangan usaha perdagangan besar dan eceran disusul kemudian oleh sektor/lapangan usaha informasi dan komunikasi. Sektor/lapangan usaha yang kontribusinya paling kecil adalah sektor/lapangan usaha listrik dan gas.

27,36 22,49 25,25 18,99 22,61 27,96 28,62 30,34 22,35 18,59 19,61

33,90 29,99 34,70 37,45 32,65 34,52 28,21 31,38 25,79 20,93 29,73

16,37 18,29 18,46 22,44 19,00 17,66 19,43 14,45 21,13 19,87 19,70

16,29 24,57 19,28 18,59 22,94 16,83 18,31 17,31 28,21 39,29 28,90

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kerinci Merangin Sarolangun B. Hari M. Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota S. Penuh

< 150. 150-199 200-299 300-499 500-749 750-999 1000+

II-94 Tabel. 2.86

Produktivitas Total Daerah Kota Sungai Penuh

No SEKTOR 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: PDRB Sungai Penuh 2011-2015, BPS Kota Sungai Penuh

2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Fasilitas wilayah atau infrastruktur adalah penunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. Semakin lengkap ketersediaan wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat dalam menghadapi daya saing daerah.

Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait dengan fasilitas wilayah/infrastruktur dapat dilihat dari: aksesibilitas daerah, penataan wilayah, fasilitas bank dan non bank, ketersediaan air bersih, fasilitas listrik, ketersediaan restoran dan rumah makan serta ketersediaan penginapan.

2.4.2.1. Aksesbilitas Daerah

Aksesibilitas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang sangat dominan di Kota Sungai Penuh adalah sarana dan prasarana transportasi darat. Hal ini dikarenakan kondisi geografis dari Kota Sungai Penuh yang tidak memiliki pantai serta sungai yang besar, serta kontur tanah yang berbukit-bukit.

Untuk pergerakan internal di wilayah Kota Sungai Penuh dilayani oleh transportasi jalan dan jembatan. Transportasi jalan dan jembatan ini memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang mobilitas orang dan barang, terutama dilihat dari kapasitas angkutnya dibandingkan dengan transportasi lainnya.

Jembatan yang ada di Kota Sungai Penuh tersebar pada masing-masing kecamatan sebanyak 82 buah jembatan, sebagian besar jembatan-jembatan ini sudah berupa konstruksi beton, kondisi jembatan pada umumnya dalam keadaan baik dan beberapa dalam kondisi rusak sehingga perlu penanganan segera, menurut hasil survey lapangan masih terdapat dibeberapa titik ruas

II-95

Dalam dokumen WALIKOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI (Halaman 125-128)