• Tidak ada hasil yang ditemukan

28 mencapai 4,54 persen. Perlambatan laju cukup signifikan ini bersumber dari

Dalam dokumen WALIKOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI (Halaman 61-64)

BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANA

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

D. Letusan Gunung Berapi

II- 28 mencapai 4,54 persen. Perlambatan laju cukup signifikan ini bersumber dari

melambatnya pertumbuhan sub kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan jasa Pertanian sebesar 1,38 persen, pertumbuhan sub sektor kategori Kehutanan dan Penebangan Kayu sebesar 3,85 persen dan pertumbuhan sub kategoti Perikanan sebesar 3,12 persen dibandingkan tahun 2014.

2. Pengadaan Listrik dan Gas

Nilai tambah yang dihasilkan Kategori Pengadaan Listrik dan Gas pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.023,6 juta. Sebesar 99,83 persen dari seluruh nilai tambah kategori ini disumbangkan oleh sub kategori Ketenagalistrikan yaitu Rp. 1.023, 6 Juta dan 0,17 Persen oleh sub kategori Pengadaan Gas dan Produksi Es dengan nilai Rp. 1,7 Juta. Kontribusi kategori ini terhadap total PDRB Kota Sungai Penuh selama tahun 2011-2015 relatif kecil, hanya berkisar 0,02 persen. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini pada tahun 2015 adalah sebesar 5,76 persen, mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu 8,19 persen

3. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Laju pertumbuhan tahun 2015 terhadap harga konstan 2010, baik untuk kategori Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor maupun sub kategorinya menujukkan perlambatan dari tahun sebelumnya.

Dimana tercatat laju pertumbuhan kategori ini pada tahun 2014 sebesar 11,58 persen dan melambat di tahun 2015 menjadi 10,66 persen.

4. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Secara keseluruhan kategori ini mencatat laju pertumbuhan positif sebesar 9,26 persen pada tahun 2015, meningkat lambat dari tahun sebelumnya yang sebesar 16,92 persen. Sub kategori Penyediaan Makanan Minum tahun 2014 tumbuh sebesar 3,62 persen menjadi 3,91 persen pada tahun 2015.

Sehingga mengakibatkan kegiatan perekonomian terhambat selama beberapa bulan di awal tahun, hal ini terlihat pada tabel berikut ini. Namun perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 dan 2015 tidak berbanding lurus dengan PDRB yang terus meningkat, demikian juga nilai PDRB/kapita, namun berdampak pada menaiknya jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran di Kota Sungai Penuh, kedepan indikator makro ekonomi lainnya harus menunjukkan trend positif yang juga menunjukan kemampuan Kota untuk mengatasi hal tersebut serta menggunakan keadaan yang tidak menguntungkan menjadi kekuatan (resilient).

Tabel 2.16

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen), Tahun 2011-2015

No Lapangan Usaha / Industry 2011 2012 2013 2014 2015 Rata2 Pertumbuha

n

-1 -2 -3 -4 -5 -6

1 Pertanian, Kehutanan, Dan

Perikanan 8.96 5.91 5.57 4.54 1.39 5.27

2 Pertambangan Dan Penggalian 4.06 6.98 6.17 5.96 5.78 5.79

3 Industri Pengolahan 11.94 10.32 2.25 6.26 4.97 7.15

4 Pengadaan Listrik Dan Gas 13.70 9.82 6.64 8.19 5.76 8.82 5 Pengadaan Air Dan Pengelolaan

Sampah, Limbah Dan Daur Ulang 4.11 1.12 1.32 2.44 3.24 2.45

6 Konstruksi 3.99 16.20 18.91 3.23 3.59 9.18

7 Perdagangan Besar Dan Eceran,

Reparasi Mobil, Dan Sepeda Motor 8.17 7.35 8.65 11..58 10.66 6.97 8 Transportasi Dan Pergudangan 3.70 8.13 5.97 6.10 6.31 6.04

II-29

No Lapangan Usaha / Industry 2011 2012 2013 2014 2015 Rata2 Pertumbuha

n 9 Penyediaan Akomodasi Makan

Minum 6.01 4.22 6.60 16.92 9.26 8.60

10 Informasi Dan Komunikasi 8.54 2.21 7.33 12.35 9.56 8.00 11 Jasa Keuangan Dan Asuransi 21.70 14.60 16.16 2.99 1.04 11.30

12 Real Estat 5,03 2.12 3.04 2.55 2.67 2.08

13 Jasa Perusahaan 2.28 3.68 2.93 3.73 3.78 3.28

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib

8.02 4.70 5.36 12.15 7.43 7.53

15 Jasa Pendidikan / Education 2.19 6.53 4.35 1.68 9.30 4.81 16 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan

Sosial 8.67 3.09 6.87 16.08 9.49 8.84

17 Jasa Lainnya 4.60 4.82 4.45 5.23 6.55 5.13

Produk Domestik Regional Bruto 6.86 7.09 8.45 7.54 7.06 7.40 Sumber: Buku PDRB Kota Sungai Penuh Menurut Lapangan Usaha, 2010-2016

Disisi lain, Secara sektoral, kategori-kategori lainnya pada tahun 2015 berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif, diantaranya kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mencatat sebesar 3,78%, kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,49%, kategori informasi komunikasi sebesar 9,56%, kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 10,66%, kategori pengadaan listrik dan gas sebesar 5,76%, kategori pertambangan dan penggalian sebesar 5,78%, kategori transportasi dan pergudangan sebesar 6,31%, kategori jasa lainnya sebesar 6,55%, kategori jasa perusahaan sebesar ,78%, kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,39%, kategori industri pengolahan 4,97%, kategori konstruksi sebesar 3,59%, kategori real estate sebesar 2,67%, kategori jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,04%, kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 3,24%, dan kategori jasa pendidikan sebesar 9,30%. Kategori Penyediaan akomodasi dan minuman sebesar 9,26%.

Laju pertumbuhan PDRB terbesar selama periode Tahun 2011-2015 berada pada sektor jasa keuangan sebesar dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 11,30%, konstruksi sebesar 9,18%, sedangkan sektor yang paling kecil kontribusinya adalah sektor Pengadaan Air dan Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yaitu hanya sebesar 2,45%.

2.2.1.2. Inflasi

Inflasi menjadi indikator ekonomi yang penting terutama untuk fokus kesejahteraan masyarakat. Tingkat inflasi Kota Sungai Penuh merujuk kepada inflasi Provinsi Jambi,dimana dari tahun 2010-2014 adalah berfluktuasi dengan rata-rata 6,11 persen per tahun. Pada tahun 2010, tingkat inflasi Provinsi Jambi cukup tinggi yaitu sebesar 10,52 persen, tetapi pada tahun 2011 tingkat inflasi menurun signifikan menjadi 2,76 persen atau menurun sebesar -73,76 persen, namun tahun 2012 inflasi menaik kembali menjadi 4,22 persen atau tumbuh 52,90 persen, kemudian terus meningkat sampai pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,74 persen. Selanjutnya pada tahun 2014, tingkat inflasi Provinsi Jambi menurun sedikit menjadi sebesar 8,72 persen. Inflasi perlu dipertahankan untuk tetap rendah dan stabil untuk menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah yang rentan terhadap goncangan kenaikan harga.

II-30 Gambar 2.18

Laju Inflasi Kota Sungai Penuh Tahun 2011-2016

Sumber: BPS Jambi, 2015.

Inflasi terjadi pada semua kelompok barang dan jasa karena adanya kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 3,11 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,50 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,00 persen; kelompok sandang sebesar 0,43 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,35 persen;

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,37 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 5,63 persen.

2.2.1.3. Pendapatan Perkapita

Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Tabel 2.17

PDRB Per Kapita Kota Sungai Penuh Tahun 2010-2014 (juta Rp.)

LAPANGAN USAHA

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,1 0,1 0,1 0,2 0,2

6 Konstruksi 3,9 4,2 5,1 5,9 6,4

7 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Sumber: Buku PDRB Kota Sungai Penuh Menurut Lapangan Usaha, 2010-2014

Perkembangan PDRB per kapita atau pendapatan per kapita dari tahun ke tahun menggambarkan tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah. Bila tingkat pendapatan perkapita dibandingkan dengan laju inflasi akan menunjukkan seberapa besar kekuatan daya beli masyarakat di Kota Sungai Penuh. Hal ini bisa dikatakan jika pertumbuhan pendapatan diasumsikan sama

2,76 4,22 8,74 8,72 1,37 4,0052,90

107,11

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Inflasi Laju Inflasi

II-31

Dalam dokumen WALIKOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI (Halaman 61-64)