• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Tanah

Dalam dokumen WALIKOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI (Halaman 40-45)

BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANA

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

C. Air Tanah

Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh curah hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat dibawahnya serta morfologi. Potensi air tanah umumnya relatif dalam, sekitar >60 meter. Hampir seluruh Kecamatan di Kota Sungai Penuh mempunyai kedalaman efektif tanah

>90 meter.

Sungai-sungai utama yang terdapat di Kota Sungai Penuh adalah : Sei Batang Air Baru, Sei Bt. Merau, Sei Mura Jaya, Sei Ning, Sei Air Bungkai dan Sei Rampuh.

Tabel 2.5

Profil Fisik Sungai di Kota Sungai Penuh

No NAMA SUNGAI PAJANG (M) LEBAR (M) KEDALAMAN (M)

DEBIT (M3/DTK) Permukaan Dasar Maks. Min.

1 Sungai Ning 3.48 10 8 2 120 1,5

2 Sungai Pengasah 3.624 8 7 1,5 80 0,9

3 Sungai Air Sesat 1.14 12 10 2 95 0,95

4 Sungai Air Sempit 5.041 12 10 2 96 0,98

5 Sungai Terung 4.943 20 18 3 115 1,3

6 Sungai Air Hitam 2.793 10 8 2 90 0,8

7 Sungai Batang Sangkir 2.802 15 13 4 130 2

8 Sungai Air Bunkal 2.988 8 6 2 170 2,5

9 Sungai Rampuh 6.18 6 4 1,5 70 1,1

10 Sungai Ulu Air Kumun 1.795 6 4 1,5 85 1

11 Sungai Batang Bungkal 9.062 15 13 2 190 3

12 Sungai Batang Merao 10.247 20 18 5 365 6

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh, 2015

II-8 Gambar 2.6

Peta Hidrogeologi dan Produktivitas Akuifer

Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2030 Gambar 2.7

Peta Daerah Aliran Sungai Penuh

Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2030

2.1.1.6. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kota Sungai Penuh meliputi 4 (empat) macam jenis tanah, yaitu: andosol, latosol, podsolik, dan alluvial yang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar dibawah.

Pemanfaatan tanah jenis alluvial pada usaha pertanian dapat dilakukan di daerah endapan sungai atau daerah rawa-rawa pasang surut, sedangkan tanah aluvial yang berasal dari bahan alluvium umumnya merupakan tanah subur.

Jenis tanah alluvial di Kota Sungai Penuh umumnya berupa tanah subur yang dimanfaatkan menjadi lahan pertanian sawah.

II-9 Tabel 2.6

Jenis Tanah di Kota Sungai Penuh

No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 Andosol 12564 32.1

2 Latosol 15577 39.8

3 Padsolik 5594 14.3

4 Alluvial 5415 13.8

Jumlah 39150 100

Sumber : Kota Sungai Penuh Dalam Angka, 2014 Gambar 2.8

Peta Kondisi Tanah Sungai Penuh

Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2030

2.1.1.7. Klimatologi

Sungai Penuh Beriklim tropis dengan suhu rata-rata 22,50 C selama tahun 2015. Suhu maksimum sebesar 28,50 C terjadi pada bulan April-Mei, serta suhu minimum sebesar 17,70 C terjadi pada bulan September.

Curah hujan rata-rata per bulan sepanjang tahun 2015 sebesar 151,3 mm3 dengan curah hujan terendah sebesar 9,2 mm3 terjadi pada bulan Oktober dan curah hujan tertinggi sebesar 279,8 mm3 terjadi pada bulan Desember.

Kelembaban relatif udara rata-rata per bulan sebesar 82% dengan kelembaban udara terendah sebesar 77% di bulan Oktober dan kelembaban udara tertinggi sebesar 87% terjadi pada bulan Februari.

2.1.1.8. Penggunaan Lahan

Kota Sungai Penuh saat ini pada dasarnya terbentuk dari percampuran kegiatan-kegiatan yang bersifat perkotaan dan sebagian kecil bersifat perdesaan berupa lahan-lahan pertanian, serta kegiatan kepariwisataan.

Kegiatan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan wilayah (regional) berupa fasilitas perdagangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi regional dan fasilitas perkantoran dan/atau pemerintahan.

Sedangkan kegiatan-kegiatan kepariwisataan di Kota Sungai Penuh memiliki tingkat pelayanan nasional maupun regional antara lain berupa fasilitas akomodasi hotel dalam memberikan pelayanan jasa kepariwisataan yang

II-10 mengkaitkan objek-objek wisata baik yang berada di dalam kota ataupun yang terletak di luar kota dan daerah lain di Kabupaten Kerinci.

Komponen ruang kota yang bersifat pedesaan berupa lahan-lahan pertanian tanaman pangan sawah dan kebun lahan kering terdapat lebih banyak di wilayah hinterland kota dengan hasil produksi yang dipasarkan ke Propinsi Jambi, dan wilayah Sumatera Barat. Daerah pertanian ini sebagian besar berada di bagian timur dan selatan wilayah kota, terutama di Kecamatan Tanah Kampung dan Hamparan Rawang. Secara umum gambaran penggunaan lahan di Kota Sungai Penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. kawasan pusat kota yang merupakan konsentrasi kegiatan perdagangan, pemerintahan dan perkantoran, pelayanan kegiatan sosial dan pariwisata dengan lingkup pelayanan regional wilayah kota dan daerah pinggiran. Kegiatan ini berada di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Desa Gedang, Permanti, Koto Tinggi, serta Aur Duri;

b. kawasan pariwisata dan kegiatan pendukungnya yaitu sepanjang Bukit Sentiong, Bukit Khyangan dan kawasan Taman Bunga di Talang Lindung serta kawasan Bukit Khayangan;

c. kawasan perumahan yang menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi ke arah pusat kota. Bagian barat dan tenggara serta utara kota merupakan daerah perkembangan perumahan yang antara lain di Kecamatan Sungai Penuh bagian barat, dan Pesisir Bukit; dan

d. kawasan Pertanian pada kawasan utara dan tenggara kota yang besaran lahannya semakin menyusut karena beralih fungsi menjadi lahan perumahan.

Perkembangan fisik ruang kota dari awal hingga mencapai besaran luas seperti sekarang berawal dari lingkungan pusat kota. Perkembangan mengikuti rencana pola jaringan jalan lingkar yaitu poros jalan Desa Gedang-Jembatan I Tanah Kampung. Struktur Kota Sungai Penuh yang bersifat konsentrik cenderung mengarah ke pola pembauran sektoral yang terintegrasi tanpa zonasi yang tidak begitu jelas batasnya. Terjadi pemusatan kegiatan-kegiatan utama seperti kegiatan perdagangan, perkantoran, perhotelan dan kepariwisataan, pendidikan, dan kesehatan dengan konsentrasi tinggi pada pusat kota.

Tabel 2.7

Penggunaan Lahan Kota Sungai Penuh

NO PENGGUNAAN Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011 – 2031.

II-11 Gambar 2.9

Peta Penggunaan Lahan Kota Sungai Penuh

Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011 – 2031.

2.1.1.9. Potensi Pengembangan Wilayah dan Potensi Unggulan Daerah 2.1.1.9.1. Potensi Pengembangan Wilayah

Kota Sungai Penuh sebagai salah satu kota di Provinsi Jambi memiliki peran strategis. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah Sungai Penuh Tahun 2011-2031 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 5 tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh tahun 2011-2031.

Di lihat dari sisi arahan sistem perkotaan nasional yang diatur dalam RTRWN dan arah pengembangan wilayah Provinsi Jambi, letak geografis Kota Sungai Penuh cukup strategis. Kota Sungai Penuh terletak pada posisi sentral antara Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu, dengan PKN yang terdekat dengan Kota Sungai Penuh adalah Kota Padang (PKN Sumbar) yang jalur lintasnya melalui PKW Muara Labuh atau PKW Painan.

Sedangkan jalur lintas menuju PKN Kota Jambi melalui PKWp Bangko dan Muaro Bungo yang merupakan PKW terdekat dengan Kota Sungai Penuh dalam wilayah Provinsi Jambi.

Muara Bungo juga merupakan kawasan andalan yang terdekat dengan Kota Sungai Penuh, dengan sektor unggulannya adalah : perkebunan, pertanian dan kehutanan. Di sisi lain PKW Muko-muko merupakan jalur lintas menuju PKN Bengkulu. Kota Sungai Penuh juga menjadi daerah pusat kegiatan dari beberapa PKL di Kabupaten Kerinci (Sanggaran Agung, Siulak Mukai dan Batang Sangir) dan Provinsi Sumatera Barat (Tapan) serta Provinsi Bengkulu (Muko-muko). Oleh karena itu Kota Sungai Penuh di kemudian hari dapat diorientasikan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah bagi daerah sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan kondisi tersebut, Kota Sungai Penuh memiliki kawasan strategis yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah dimasa mendatang, diantaranya adalah:

II-12 A. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yaitu melalui pengembangan kawasan yang direncanakan untuk dikembangkan sebagai kawasan pusat perdagangan, jasa, pergudangan dan transportasi skala regional di Kecamatan Sungai Penuh untuk mendorong percepatan pengembangan fungsi utama Kota Sungai Penuh sebagai PKWp. Hal ini mencakup pengembangan kawasan pergudangan, pasar serta Pusat Pemadu Modal (Terminal tipe A). Pengembangan pusat perbelanjaan, perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan sekitarnya dan wajib memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau kegiatan sejenis lainnya.

Dalam dokumen WALIKOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI (Halaman 40-45)