• Tidak ada hasil yang ditemukan

23Demokrasi dan Konflik yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk Negosiator

Dalam dokumen demokrasi dan konflik yang mengakar (Halaman 39-41)

menyederhanakan tugas itu, dan memusatkan perhatian pada permukaan dan gejala-gejalanya, mencari jalan tercepat untuk menghasilkan sesuatu. Tapi kecepatan tidak setara dengan kualitas. Pendekatan yang simplistis tidak bisa berhasil secara keseluruhan dalam menyelesaikan permasalahan yang rumit. Konflik yang kita angkat di sini – yang mengakibatkan kekerasan yang berkepanjangan, yang juga hadir dengan perbedaan yang sangat tajam dan dalam – disebabkan oleh hal yang jauh lebih dalam. Karenanya kami menggunakan istilah konflik yang mengakar. Jika konflik hanyalah fenomena yang muncul di permukaan, maka dengan mudah ia bisa diselesaikan di permukaan. Tetapi konflik yang mengakar menuntut pengelolaan konflik yang mengakar pula. Seorang dokter yang mengobati gejala pasiennya hanya mungkin menghilangkan penderitaan untuk jangka waktu pendek. Akan tetapi seorang dokter yang mengobati dan menyembuhkan penyakit yang menyebabkan gejala-gejalanya memberikan jalan keluar jangka panjang kepada permasalahan pasiennya. D alam pengelolaan konflik dibutuhkan adanya pergeseran fokus,

melewati pendekatan permukaan untuk mengobati gejala, sampai ke

tingkatan di mana penyakit yang ada di bawahnya langsung diangkat.

B iar bagaimana, dokter manapun akan mengatakan bahwa mengobati gejala adalah tindakan kemanusiaan yang sangat penting, membawa kesembuhan jangka pendek. Proses negosiasi yang gagal menciptakan penyelesaian jangka panjang, akan tetapi menghasilkan gencatan senjata selama enam bulan, bisa menyelamatkan banyak nyawa. Karena itu kita tidak bisa mengecilkan nilai asli dari tindakan-tindakan jangka pendek, terutama dalam situasi putus asa dan menderita. Akan tetapi gagasan yang sesungguhnya adalah jangan mencampuradukkan kesembuhan jangka pendek dengan pengobatan jangka panjang. Ini bukan untuk menyalahkan para politisi dan negosiator yang menanggapi tekanan yang merupakan bagian dari kehidupan politik akan tetapi hanya untuk menyadari bahwa, dalam tekanan situasi, perubahan fokus di luar yang jangka pendek kepada yang jangka panjang, reorientasi dari gejala permukaan menjadi penyebab yang mendasarinya, sangat penting baik bagi proses jangka pendek dan masa depan jangka panjang. Kegagalan untuk membuat perubahan ini dapat mengancam keseluruhan proses dan masa depan jangka panjangnya. Bisa saja ini membuat situasi lebih buruk dari sebelumnya. Kalau begitu tantangannya adalah, untuk aktor domestik dan internasional, adalah mempertimbangkan dengan serius godaan stabilitas jangka pendek (dan penghargaan serta sukses cepat) dan berpindah ke arah tujuan jangka panjang dari suatu penyelesaian yang berkelanjutan.

1.6 Proses dan Hasilnya

Tema ketiga dari buku pegangan ini adalah bahwa proses merancang

negosiasi itu penting bagi keberhasilan dan ketahanan hasilnya. Untuk mencari penyelesaian, ada pembedaan yang perlu dibuat antara proses

1.6 P r o s e s d a n H a s i l n y a Perubahan fokus jangka pendek ke jangka panjang, yakni reorientasi dari sekedar gejala- gejala per mukaan menjadi penyebab dasar konflik, sangat vital baik bagi proses jangka pendek dan masa depan jangka panjang.

24

dan hasilnya. Jika pihak yang bertikai butuh berdiskusi mengenai elemen- elemen penyelesaiannya, bagaimana persisnya diskusi itu harus disusun? Misalnya, apakah campur tangan pihak ketiga akan membantu atau malah mengacaukan? Apa jenis campur tangan pihak ketiga yang bisa digunakan, dan bagaimana mereka berhasil, atau gagal, di masa lalu? Siapa sesungguhnya yang harus berpartisipasi dalam proses pembicaraan? Hanya para pemimpin? Partai-partai politik? Insitusi non-pemerintah? Pengamat luar? Apakah batasan waktu dalam pembicaraan akan membantu atau menghambat? Pembicaraan ini harusnya terbuka atau rahasia? Apa isu yang terlibat dalam pemilihan tempat negosiasi? Pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan penting lainnya perlu diangkat untuk merancang proses yang optimal, untuk mengambil pilihan yang memberi harapan terbaik bagi hasil yang sukses.

Jawabannya tergantung pada situasi spesifik pada diskusi tersebut. D ari analisis konflik ini – mengenali sejarahnya, isu-isu pentingnya, pesertanya, dan seterusnya – seseorang bisa mengidentifikasi faktor- faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam merancang proses yang sesuai. D ari pemandangan umum terhadap banyak konflik dan proses perdamaian di seluruh dunia, buku pegangan ini mengarahkan pembaca kepada faktor-faktor paling penting yang harus mereka pertimbangkan, dan kemudian membantu mereka menemukan jawaban- jawaban penting bagi konteks mereka yang spesifik.

Proses melibatkan setiap aspek dalam jalan semua pihak menuju hasilnya. Jenis proses yang digunakan, tentunya, berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasilnya. Secara khusus, proses yang cocok membantu berkontribusi pada legitimasi hasilnya. Contohnya, jika proses yang digunakan adalah proses yang saling terbuka, di mana semua pihak yang mengklaim kepentingannya dalam konflik merasa terlibat di dalamnya, merasa bahwa mereka didengar dan pandangan mereka dihargai, dan merasa bahwa proses ini telah memberi mereka kesempatan untuk memberi kontribusi bagi penyelesaian akhir, mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan usaha agar penyelesaian yang direncanakan berhasil. Sebaliknya, kelompok yang merasa tidak diikutsertakan dalam proses akan lebih mungkin mempertanyakan legitimasi penyelesaiannya dan melakukan usaha untuk mengagalkan penerapannya. Karenanya proses yang baik tidak hanya membantu terjadinya terwujudnya praktik kerja yang efisien, tapi juga memperkuat hasilnya. Hal ini adalah bahan dasar penting bagi jalan keluar yang awet dan bersifat jangka panjang.

Hasil tidak hanya difokuskan pada cara untuk mencari jalan keluar,

akan tetapi pada substansi jalan keluar itu sendiri. Struktur demokratis dan institusi menawarkan komponen-komponen praktis bagi hasil yang sukses, karena sifat demokratisnya mengandung tingkatan konsensus tertentu dan pertanggungjawaban dalam penerapannya. Seperti juga halnya dengan proses yang baik, rancangan hasil yang baik juga

1.6 Proses dan Hasilnya

Pertanyaan- pertan yaan pr oses:

bagaimana kita men capai sebu ah pen yelesaian ? Pertanyaan- pertanyaan hasil: apa yang kita ikutsertakan dalam pen yelesaian ter sebu t?

25

Dalam dokumen demokrasi dan konflik yang mengakar (Halaman 39-41)