• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN

4.2. Temuan Penelitian

4.2.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Provinsi Aceh merupakan lembaga layanan Pemerintah di bawah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berfungsi untuk melayani korban kekerasan terhadap perempuan (KTP) dan korban kekerasan terhadap anak (KTA) serta penyedia data dan informasi penanganan perempuan dan anak korban kekerasan. P2TP2A Provinsi Aceh terbentuk pada tanggal 22 Juli Tahun 2003 dengan tugas dan fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada perempuan dan anak korban kekerasan yang terjadi di ranah domestik (rumah tangga) dan publik dengan :

1) Menyediakan berbagai pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan dalam rangka memberikan perlindungan dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender;

2) Memfasilitasi perempuan dan anak korban tindak kekerasan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kemandirian;

3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam menyelenggarakan pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Demi menciptakan efektivitas kinerja P2TP2A disusunlah struktur kepengurusan P2TP2A Provinsi Aceh sebagaimana terlihat dalam gambar berikut ini:

Sumber: P2TP2A Provinsi Aceh, 2017

Kepengurusan P2TP2A Provinsi Aceh sebagaimana tergambar dalam struktur di atas diisi dari berbagai macam stakeholder baik itu dari LSM Perempuan dan Anak, tokoh agama, PNS dan unsur masyarakat lainnya yang beranggotakan 64 orang yang termuat dalam Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 250/527/2017 tentang Penetapan Pengelola Pusat Pelayanan Terpadu

Dewan Penasehat

Dewan Pembina

Penanggung jawab

Koordinator

Ketua Tenaga Ahli

Wakil Ketua Sekretaris

Divisi Administrasi

Divisi Keuangan

Divisi Pelayanan

Divisi Riset dan Publikasi

Divisi Advokasi dan Kemitraan

Relawan

Gambar 4.1 Struktur Pengurus P2TP2A Provinsi Aceh

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rumoh Putroe Aceh Tahun 2017.

Berdasarkan siaran pers Komnas Perempuan pada tanggal 25 Juli 2017 telah dilakukan assessment terhadap 64 P2TP2A di 16 Provinsi untuk melihat kapasitas dan kinerja P2TP2A dalam melakukan pelayanan dan koordinasi termasuk untuk melihat daya dukung dan hambatan-hambatan yang ada guna memberikan rekomendasi bagi perbaikan kinerja dan penguatan P2TP2A di masa mendatang. Berdasarkan hasil temuan dari assessment tersebut P2TP2A Provinsi Aceh termasuk salah satu dari enam P2TP2A yang mengembangkan mekanisme khusus untuk penanganan korban dari kelompok rentan yaitu untuk penyandang disabilitas, penderita HIV AIDS dan layanan untuk kekerasan seksual.

Saat ini P2TP2A Provinsi Aceh dalam upaya penanganan terhadap tindak kekerasan perempuan dan anak menangani 4 (empat) wilayah kecamatan di Kabupaten Aceh Besar yang jarak tempuhnya tidak begitu jauh dari Kota Banda Aceh, hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi P2TP2A yang ada di kabupaten/kota serta kasus-kasus lainnya yang merupakan rujukan dari kabupaten/kota lain dalam provinsi Aceh. Kasus-kasus yang ditangani oleh P2TP2A Provinsi Aceh antara lain kasus-kasus KDRT, pelecehan seksual, penelantaran, Hak Asuh Anak, eksploitasi, penculikan dan penganiayaan. Upaya penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak oleh P2TP2A Provinsi Aceh diberikan melalui beberapa bantuan seperti bantuan konseling melalui kerjasama dengan psikolog, penanganan medis, pendampingan dan bantuan hukum yang bentuknya kemitraan sesuai dengan sasaran mutu P2TP2A tersebut antara lain:

1) Pelayanan pengaduan, pencatatan dan pelaporan oleh petugas terlatih;

2) Pelayanan rujukan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan;

3) Pelayanan rujukan kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan; 4) Pelayanan dan rujukan rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban

kekerasan;

5) Pelayanan dan rujukan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan.

Penanganan kasus di P2TP2A Provinsi Aceh juga memiliki alur tersendiri, dimulai dengan adanya laporan pengaduan dari korban atau biasa juga disebut mitra baik mitra tersebut datang sendiri, rujukan dari instansi lain ataupun tim yang mendatangi mitra tersebut. Pengaduan diterima oleh petugas penerima pengaduan untuk menerima keluhan dari mitra dan mencatat poin-poin penting dalam form yang tersedia. Kasus yang masuk tersebut kemudian diserahkan kepada manajer kasus yang bertugas mengelola arus kasus yang masuk dari awal pengaduan sampai selesai. Manajer kasus kemudian melakukan assessment kebutuhan bagi mitra untuk menentukan pendamping mana yang akan mendampingi kasus tersebut. Manajer kasus biasa mendisposisikannya kepada dua pendamping, satu orang konselor dan satu orang paralegal. Pendampingan dari paralegal bertujuan untuk membantu korban menyelesaikan permasalahan hukum sementara pendampingan dari konselor dimaksudkan untuk membantu korban memulihkan kondisi psikis dan sosial korban. Kasus yang telah selesai dikembalikan lagi kepada manajer kasus dan akan dibahas dalam rapat perkembangan kasus sampai dengan tahap terminasi dan kasus selesai. Alur

penanganan kasus sebagaimana dijelaskan di atas terlihat dalam gambar di bawah ini:

Sumber: P2TP2A Provinsi Aceh, 2017

Psikolog dan konselor yang memberikan layanan psikologi kepada korban kekerasan ditetapkan dalam divisi layanan psikologis, konseling dan rujukan medis yang bertugas:

1) Memberikan layanan dan pendampingan psikologis dan konseling sesuai kebutuhan mitra;

2) Melakukan kegiatan kunjungan ke mitra (home visit) untuk mendapatkan informasi secara lengkap;

Mitra/Korban

Datang sendiri

Rujukan

Penjangkauan

Petugas Penerima Pengaduan

Assesmen Kebutuhan

Layanan Hukum

Layanan Psikologi

Layanan Rohaniawan

Terminasi dan Kasus Selesai

Gambar 4.3 Alur penanganan kasus P2TP2A Provinsi Aceh

3) Memberikan keterangan saksi ahli jika diperlukan dalam proses hukum;

4) Menyusun laporan bulanan yang disampaikan kepada ketua divisi pelayanan;

5) Menjadi pelapor dan pelopor anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Berikut ini nama-nama pengurus P2TP2A yang bertugas sebagai konselor dan psikolog dalam divisi layanan psikologis, konseling dan rujukan medis:

Tabel 4.1

Nama petugas divisi layanan psikologis, konseling dan rujukan medis P2TP2A

Nama Asal Kedudukan

Prodi Psikologi FK Unsyiah

Banda Aceh Psikolog

Nanda Uswatun Hasanah,

S.Psi Unsur Masyarakat Konselor

Mauziah, S.Sos, M.Pd Akademisi Konselor

Rahmatan, S.Sos Putroe Aceh Konselor

Sumber: P2TP2A Provinsi Aceh