• Tidak ada hasil yang ditemukan

dibukt ikan dengan banyaknya kasus jinayah yang berhasil diselesaikan oleh Mahkamah Syar’iyah secara t epat dan memuaskan para pihak.

Dalam dokumen Majalah PA Edisi 10 2016 (Halaman 96-98)

JINAYAH

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 10 | Des 2016

maupun teknis yustisial. (anya saja selama ini pengalaman Penulis sendiri mengadili perkara Jinayah pemerkosaan tersebut banyak sharing

atau berkonsultasi kepada Pengadilan Negeri Langsa termasuk juga blanko atau instrumen yang perlu diadakan, tegasnya.

Mengakomodir kekurangan tersebut, Mahkamah Syar iyah menyelesaikan kasus-kasus anak di bawah umur mengacu pada Undang- Undang Sistem Peradilan Pidana Anak SPPA . Di dalam undang undang SPPA tersebut diatur secara khusus mengadili anak yang menjadi pelaku pidana atau menjadi korban kejahatan.

Munculnya kasus pelecehan seksual, sebagai implikasi dari jalannya Qanun nomor tahun tentang hukum jinayat sehingga kewenangan Mahkamah Syar iah di seluruh Aceh bertambah menjadi sepuluh jarimah, yaitu; khamar, maisir, khalwat, ikhtilath, zina, pelecehan seksual, pemerkosaan, qadzaf, liwath dan musahaqah. Dari sepuluh jarimah yang menjadi kewenangan Mahkamah Syar iyah itu, delapan di antaranya menyangkut masalah seksual.

Rekonstruksi Penerapan Syariat Islam di Aceh

Secara historis, penerapan hukum )slam di Aceh didukung oleh konstitusi negara yaitu Undang- undang Dasar . Di dalam Pasal

dikatakan bahwa kebebasan beragama di )ndonesia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

Berdasarkan qanun jinayat yang berlaku di Aceh, masyarakat diberikan peranan untuk mencegah terjadinya jarimah kejahatan

minuman khamar, maisir judi , dan

khalwat berbuat mesum . Peran

serta umat )slam tersebut bukan dalam bentuk main hakim sendiri ,

namun berdasarkan proses peradilan di Mahkamah Syar iyah. Jika tidak menoleh ke aspek (AM, hukuman

uqubat cambuk yang diatur qanun

akan lebih efektif karena memberi rasa malu dan tidak menimbulkan resiko serius bagi keluarga, jenis hukuman ini juga memadai biaya lebih murah yang ditanggung pemerintah dibandingkan jenis uqubat lainnya, seperti penahanan, yang lebih banyak menghabiskan dana dalam proses penghukuman pelaku kejahatan. Urensi qanun jinayat juga merupakan salah satu upaya pemerintah Aceh untuk menghindari kevakuman hukum dalam kancah upaya merealisasikan hukum perundang- undangan yang berlaku di )ndonesia yang terkait dengan pidana. Lembaga Mahkamah Syar iyah dan Wilayatul (isbah diberikan tugas dalam upaya penyelidikan, penyidikan, penuntutan, eksekusi cambuk dan pengawasan pelaku tindak pidana yang telah diqanunkan.

Mengatur tata kehidupan manusia yang dapat berpotensi menjadi kacau dan tak beraturan itu, maka dibutuhkan suatu instrumen yang disebut hukum. Dengan hukum ini manusia dipaksa untuk menghormati hak-hak orang lain serta mempunyai kewajiban untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang aman dan tertib

rust end orde, selain itu hukum juga

diharapkan dapat mengakomodasi kemungkinankemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang melalui pembentukan instrumen hukum baik berupa peraturan perundang-undangan maupun kelembagaannya. Di dalam aliran

pragmatic legal realism yang

dipelopori oleh Roscou Pond hukum dianggap sebagai a tools social of

engeneering alat rekayasa sosial .

Oleh karena itu suatu keniscayaan kiranya di dalam masyarakat ada

hukum ubi societes ibi ius .

Upaya pemerintah Aceh mewujudkan pengaturan Syariat )slam adalah melalui Mahkamah Syar iyah. Kedudukan Mahkamah Syar iyah di Aceh didasarkan pada Keputusan Presiden Republik )ndonesia Kepres Tahun tanggal Maret tentang Mahkamah Syar iyah dan Mahkamah Syar iyah Propinsi di Propinsi Aceh. Dengan hal ini dimungkinkan lahirnya hukum pidana )slam di Aceh meskipun berbeda dengan hukum pidana )ndonesia yang berlaku secara umum di nusantara ini.

Sejak diresmikan Mahkamah Syar iyah pada tahun sampai saat ini dengan kewenangan memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara yang meliputi bidang al-ahwal al-syakhshiyyah

hukum keluarga , muamalah hukum perdata dan jinayah hukum pidana yang didasarkan atas Syariat )slam, selain secara rutin menyelesaikan semua perkara yang diajukan kepada Mahkamah di tingkat Kabupaten/Kota maupun di tingkat Provinsi secara internal Mahkamah Syar iyah sedang melengkapi aparat dan sarana, dan secara external Mahkamah Syar iyah sedang giat melakukan koordinasi dan komunikasi untuk lancar dan suksesnya peran, tugas pokok dan fungsinya selaku pelaksana kekuasaan kehakiman di Provinsi Aceh.

Sebagaimana yang ditulis Yasa

1 Hamdan, “Problemat ika Pelaksanaan Hukum Jinayat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,” Makalah Rakernas MA, Jakarta, 18-22 September 2011, hlm. 2.

2 Pustaka Pelajar, Kumpulan Undang Undang Peradilan Terbaru, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. Ke- I, 2005, hlm. 239-246. Lihat juga, Himpunan Undang- Undang, Keput usan Presiden, Perat uran Daerah/ Qanun, Inst ruksi Gubernur, Edaran Gubernur Berkait an Pelaksanaan Syairat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Aceh, edisi kelima, 2006.

3 Yasa’ Abubakar, Syariat Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Paradigma, Kebijakan, dan Kegiat an, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh

JINAYAH

Abubakar bahwa pelaksanaan Syariat )slam di Aceh berlandaskan pada Undang-Undang Nomor Tahun tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Daerah )stimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam undang-undang itu diatur jelas bahwa pelaksanaan sepanjang menyangkut kewenangan daerah otonomi ditetapkan dengan peraturan daerah atau qanun.

(al itu diakui oleh Zulkarnain Lubis, selain undang-undang yang berlaku umum, qanun yang berlaku khusus pun menjadi pedoman para hakim di Mahkamah Syar iyah untuk menyelesaikan kasus-kasus jinayat.

Dari pengalaman Penulis sendiri mengadili perkara jinayah pemerkosaan ini ada beberapa hal penting yang menjadi harapan yaitu pertama, segera diadakannya buku pedoman teknis yustisial dan teknis administrasi jinayah.Kedua, perlu adanya pelatihan intensif dan mendalam bagi hakim mahkamah syar iyah teknik mengadili perkara jinayah dan sudah saatnya ke depan perlunya serti ikasi hakim jinayah, ungkapnya.

(Alimuddin)

4 Yasa’ Abubakar, Ibid, hlm.67.

Data kasus pelecehan seksual (perkosaan)

Dalam dokumen Majalah PA Edisi 10 2016 (Halaman 96-98)