• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kew arisan dan Mom ok Sengket a

Dalam dokumen Majalah PA Edisi 10 2016 (Halaman 108-110)

Keluarga

)

lmu Faroidh ilmu yang membahas

tentang warisan merupakan salah satu disiplin ilmu syariat yang sangat mulia. Banyak

nash hadis yang menganjurkan dan

menjelaskan keutamaan mempelajari ilmu tersebut dengan tujuan yang jelas, yaitu agar hukum dan syariat Allah tetap tegak. Sabda Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu faroidh dan ajarkanlah, karena sesunggunya ia adalah setengah dari ilmu agama. Dan ia adalah ilmu yang pertama kali diangkat dari umatku” (Hadis

Riwayat Ibnu Majah). (adis tersebut

menunjukkan urgensitas ilmu faroidh

atau yang lazim disebut ilmu waris. Buku karya Drs. (. Abdullah

harta warisan sekalipun mempunyai hubungan nasab. (arta warisan hanya diperuntukkan anak laki-laki dewasa yang dapat memanggul senjata untuk berperang. Mereka yang mengadakan perjanjian dan bersumpah setia, juga atas persetujuan bersama akan mendapatkan warisan seperenam bagian. Anak angkat diberlakukan seperti anak kandung hal. . Ketidakadilan tersebut kemudian sangat rentan menimbulkan kon lik dalam masyarakat yang berujung pada terusiknya tatanan masyarakat yang aman dan nyaman. Karena itu, kehadiran )slam dengan segala perangkat hukumnya menjadi rahmat bagi seluruh umat dan penyempurna

Judul buku : Hukum Kew arisan Islam (Solusi Menghindari Kon

ik Keluarga Muslim ) Penulis : Drs. H. Abdullah Berahim , M.H.I. Penerbit : Qiyas

Tahun t erbit : 2015

Tebal buku : 241 halam an

Peresensi : Moham m ad Ilham una, S.H.I.

Hakim Pengadilan Agam a Tanjung Selor

Berahim, M.(.)., ini mengkaji dan menyajikan hukum tentang kewarisan mulai dari sejarah, pengertian, hukum dan azas, hingga aplikasi ilmu waris )slam sebagai solusi menghindari kon lik keluarga. Dalam buku ini Penulis terlebih dahulu menyajikan dasar pemikiran tentang perkembangan ilmu waris dalam masyarakat )slam.

Sejarah hukum kewarisan )slam merupakan jawaban terhadap ketidakadilan hukum waris masa jahiliah yang banyak dipengaruhi oleh kultur Arab jahiliyah pada masa itu hal . Khusus dalam hal waris, misalnya, wanita dan anak-anak tidak akan mendapat atau tidak diberikan

RESENSI

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 10 | Des 2016

ajaran-ajaran agama terdahulu. Pada awal perkembangan )slam, adat bangsa Arab tersebut masih berlangsung dan bahkan ditambah dengan suatu ketentuan, karena sama-sama hijrah ke Madinah dan hubungan persaudaraan antara golongan Anshar dan Muhajirin, apabila ada seseorang yang hijrah dari Mekah ke Madinah meninggal dunia, hartanya hanya diwarisi oleh keluarga atau walinya yang hijrah ke Madinah. Keluarganya yang tinggal di Mekah tidak mendapatkan warisan. Kemudian jika tidak ada ahli waris lain maka yang akan mewarisi hartanya adalah golongan Anshar hal. .

Dengan hadirnya )slam melalui perantara Rasulullah Muhammad SAW. secara bertahap adat istiadat yang bertentangan dengan prinsip- prinsip kemanusiaan dan rasa keadilan digantikan oleh aturan- aturan baru sebagaimana digariskan oleh Allah dalam Al-Qur an hal. .

Pembahasan kedua dalam buku ini Penulis memaparkan pengertian, dasar hukum, dan asas- asas hukum kewarisan )slam hal. . Pembahasan tersebut bertujuan menggiring pembaca agar sebelum memahami lebih lanjut tetang hukum waris )slam terlebih dahulu memahami pengertian waris, dasar hukum, serta prinsip dasar hukum kewarisan.

De inisi kewarisan dibagi menjadi dua, yakni secara bahasa dan de inisi menurut ahli ikih. Menurut bahasa pengertian waris atau kewarisan adalah orang yang berhak menerima pusaka warisan dari orang yang telah meninggal hal. . Sedangkan menurut ahli ikih, sebagaimana mengutip pendapat ahli ikih ternama (asbi as-Shiddieqy, yaitu suatu ilmu yang denganya dapat diketahui orang-orang yang berhak menerima warisan, orang-orang yang

tidak menerima warisan, kadar yang diterima oleh masing-masing ahli waris dan tata cara pembagianya hal.

.

Dasar hukum ilmu kewarisan dalam buku ini diambil dari dua sumber yaitu al-Qur an dan (adis. Penulis menyajikan surat yang populer dalam al-Qur an yang menjelaskan tetang waris yaitu surat an-Nisa ayat sampai dengan dan kemudian di tambah dengan ayat dari surat yang sama. Sedangkan dari sumber hadis Penulis menyampaikan hadis riwayat Bukhari dan Muslim, serta Abu Daud hal. - . Dari dasar hukum tersebut kemudian dirumuskan lima asas dalam ilmu waris, yaitu asas ijbari, asas bilateral, asas individual, asas keadilan yang berimbang dan asas akibat kematian

hal. - .

Pengertian asas kewarisan )slam ijbari maksudnya berlaku dengan sendirinya menurut kehendak Allah. Asas bilateral berlaku dua arah baik dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki. Asas individual maksudnya waris dapat dibagi kepada masing- masing ahli waris untuk dimiliki secara pribadi. Asas akibat kematian mengandung pengertian bahwa waris baru ada jika ada yang meninggal dunia. Sedangkan asas keadilan yang berimbang yaitu waris yang didasarkan atas keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu : antara ahli waris laki-laki dan permempuan.

Berbicara masalah waris erat kaitannya dengan harta yang notabene sangat rentan menimbulkan kon lik. Potensi munculnya kon lik sangat beragam, salah satunya disebabkan karena pemahaman yang keliru tentang kewarisan. Meski pembahasan tentang waris begitu mendetail namun sering menjadikan orang gagal paham terhadap ilmu

waris. Keterlambatan menyelesaikan harta waris juga sering menjadi persoalan yang menimbulkan kon lik. Masyarakat sering terjebak dengan rasa tabu jika mengungkit masalah waris berdekatan dengan waktu meninggalnya pewaris. Padahal perlu disadari bahwa semakin lama proses penyelesaian harta waris semakin rentan menimbulkan sengketa. Ketidakjelasan status harta waris yang timbul akibat pemindahan secara ilegal, baik dalam bentuk penjualan harta, hibah atau wasiat sangat rawan menimbulkan perselisihan antar- keluarga.

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar iyah sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama )slam dalam mengenai perkara kewarisan dituntut lebih profesional. Apalagi penyelesaian perkara kebendaan termasuk bidang kewarisan ke depan akan menjadi primadona di Peradilan Agama, di samping perkara ekonomi syariah. (al tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Peradilan Agama untuk memperdalam ilmu tentang kewarisan yang saat ini semakin langka sumber rujukannya. Pengadilan agama harus bisa menjadi jawaban terhadap persoalan sengketa kewarisan yang kerap berujung pada kon lik keluarga.

Kehadiran buku ini paling tidak menambah sumber rujukan penyelesaian perkara kewarisan karena muatannya lebih bersifat praktis. (al ini mungkin dipengaruhi oleh latarbelakang penulis yang merupakan praktisi langsung hukum waris. Namun dalam buku ini sisi teori yang membangun pemahaman awal tentang waris sebagai fondasi pemahaman kurang terakomodir. Sehingga, bagi pemula yang baru belajar waris, buku ini terasa sukar untuk dipahami. []

N

asihat adalah upaya memperbaiki keadaan yang kurang baik. Dengan nasihat sesuatu yang kurang baik menjadi baik, sesuatu yang sudah baik tetap baik atau menjadi lebih baik lagi. Nasihat bagi jiwa seperti gizi makanan bagi tubuh jasmani. Menyampaikan nasihat itu tidak semudah melaksanakannya. Dalam ilmu jurnalistik kita mengenal W What, Who, When, dan Where dan ( (ow . Kiranya rumus itu berlaku juga dalam hal nasihat menasihati. Apa isi nasihat yang mau disampaikan? Siapa yang akan menyampaikan nasihat, atau juga siapa yang akan menerima nasihat? Kapan waktu menyampaikannya serta dimana situasi yang tepat menyampaikannya? Semuanya sangat menentukan efekti itas sebuat nasihat. Tidak kalah penting dari semuanya itu adalah bagaimana cara menyampaikannya. Alih-alih mau menasihati supaya menjadi baik, tapi justeru hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Fatal akibatnya. Yang dinasihati merasa tersinggung dan melakukan tindakan yang merusak.

Dalam seni berorganisasi diperlukan kepiawaian dalam hal

Nasihat

Dalam dokumen Majalah PA Edisi 10 2016 (Halaman 108-110)