• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tant angan Bert ugas di Tarempa

Dalam dokumen Majalah PA Edisi 10 2016 (Halaman 79-82)

Pernah suatu waktu ada ombak besar dan hujan badai. Berkali-kali ombak besar tersebut menghantam lambung

kapal. Terdengar suara keras yang mengejutkan. Kapal menjadi oleng. Para penumpang histeris ketakutan.

Puskemas itupun sangat terbatas fasilitas kesehatannya. Ketika seseorang sakit dan harus dirujuk ke rumah sakit, maka akan dirujuk ke rumah sakit di Batam atau Tanjung Pinang. Kita dapat bayangkan betapa jauhnya jarak yang harus ditempuh oleh pasien dengan transportasi yang tidak terjadwal.

Muhammad Zikri Waldi, S.(.), Plt. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Ortala PA Tarempa mengaku bahwa dirinya saat ini menderita sakit syaraf terjepit atau (erniated Nucleus Pulposus (NP dalam istilah medis.

Penyakit ini sangat serius karena bisa berujung pada kelumpuhan. Karena fasilitas kesehatan tidak memadai di Tarempa, ia harus berobat ke Rumah Sakit )slam Siti Rahmah Padang, Sumatera Barat. Saat ini pengobatan penyakit saya itu terpaksa terhenti karena mahalnya biaya transportasi dan jatah cuti telah habis , tuturn ya. )a saat ini pasrah. Entah kapan ia dapat melanjutkan pengobatannya.

Muhammad Zikri Waldi juga mengatakan bahwa hal yang menyedihkan di Tarempa ini adalah jaringan telpon dan internet yang tidak stabil. )ni kerap mengganggu dalam menyelesaikan pekerjaan di kantor , ujarnya.

Gambaran lain tentang fasilitas publik yang minim di Tarempa adalah transportasi umum. Di sini hanya ada ojek dan pompong sebutan untuk perahu kecil bermotor . Di daratan masyarakat menggunakan ojek sementara untuk transportasi antar pulau kecil masyarakat menggunakan pompong. Jalan di Tarempa berbentuk jalan semen dan mendaki.

Kedai, warung, dan pasar tradisional adalah ciri khas juga di Tarempa ini. Karenanya jangan pernah berharap kita menemukan mini market apalagi mall di Tarempa ini.

Biaya Hidup Yang Mahal

Biaya hidup di Tarempa terbilang paling mahal di Kepulauan Riau dan beberapa wilayah lain di )ndonesia, bahkan dari Singapura.Ketika mendapatkan informasi tersebut, penulis merasa heran. Kenapa bisa? Penulis teringat tentang mahalnya biaya hidup di Tokyo, Jepang. Biaya hidup di Tokyo terkenal paling mahal di Asia.Kalau makan nasi Padang di Jakarta bisa Rp. . ,- maka di Tokyo bisa Rp. . ,-, hampir kali lipat mahalnya. Kalau naik kereta api dari Manggarai ke Bogor cuma Rp.

. ,- maka di Tokyo bisa Rp. . ,.

Mendarat di Tarempa

Tokyo dan Tarempa jelas jauh berbeda. Tokyo memiliki fasilitas publik sangat lengkap dan transportasi sangat canggih. Tokyo adalah kota metropolis sementara Tarempa adalah wilayah terpencil dengan fasilitas publik seadanya. Biaya hidup mahal di Tarempa bukan karena ia daerah metropolis tapi karena ia daerah terisolir. Karena terisolir itulah, kebutuhan pokok sehari-hari susah didapat. Kapal- kapal yang membawa kebutuhan pokok hanya datang bulan sekali. Karenanya jangan heran kalau makan nasi dengan lauk ayam bisa merogoh kocek sebesar Rp. . ,-. Jauh lebih mahal makan di Jakarta dengan harga kisaran Rp. . ,-.

Fahryarrozi, S.Ag, Panmud (ukum PA Tarempa mengatakan bahwa harga cabai di Tarempa bisa kali lipat di bandingkan di wilayah Riau daratan. Bila di Pekanbaru harga cabai sekitar Rp. . ,- per kilogram, maka di Tarempa bisa mencapai Rp. . ,- per kilogram.

Selain biaya makan yang mahal, biaya kontrakan juga mahal. Bila ngontrak rumah sederhana di daerah Bekasi misalnya, sekitar juta rupiah, maka di Tarempa bisa mencapai juta sampai dengan juta rupiah satu tahun. Saat ini, pegawai dan hakim yang bukan berasal dari wilayah Tarempa harus membayar kontrakan karena PA Tarempa tidak memiliki rumah dinas. Memang hakim di PA Tarempa mendapatkan tunjangan kemahalan sebesar Rp. . . ,- per bulan. Jumlah tersebut ternyata sama besarnya dengan hakim yang bertugas di wilayah Riau daratan lainnya seperti Siak, Bangkinang, Pangkalan Kerinci dan lainnya. )ni tentunya

PENGADILAN INSPIRATIF

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 10 | Des 2016

membutuhkan pengeluaran bulanan lebih besar di Tarempa dibandingkan di wilayah Riau daratan lainnya itu.

Gelombang Laut yang Tinggi

Transportasi yang umum digunakan masyarakat menuju Tarempa adalah kapal laut. Jalur menuju Tarempa bisa dilakukan melalui Batam dan Tanjung Pinang dengan menggunakan kapal Ferry cepat. Biayanya sekitar Rp. . ,- . Butuh sekitar jam menggunakan Ferry ini dari Batam. Kapal Ferry ini hanya tersedia kali seminggu. Teknisnya, setiap hari Selasa kapal Ferry bertolak dari Batam menuju Tarempa, lalu kapal tersebut bertolak lagi dari Tarempa ke Batam keesokan harinya, hari Rabu.

Kapal Ferry Cepat, salah satu transportasi laut menujut Tarempa dari Batam

Walaupun telah dijadwalkan secara reguler, kapal Ferry ini tidak serta merta bisa secara pasti beroperasi pada jadwal tersebut , tutur (eri Fitra, S.(, Sekretaris PA Tarempa. Penulis memiliki pengalaman langsung tentang ketidakpastian jadwal kapal Ferry tersebut. Pada hari Selasa, Okotober , penulis gagal pergi ke Tarempa karena kapal Ferry dari Tarempa rusak. Akhirnya, penulis mencoba peruntungan untuk berangkat pada hari Kamis,

Oktober . Alhamdulillah, ada kapal Ferry yang bisa beroperasi menuju Tarempa. Namun, hal yang tidak terduga terjadi di tengah laut. Mesin kapal rusak dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Setelah jam perjalanan di laut, kami harus kembali ke pelabuhan di Punggur, Batam. Perjalanan dibatalkan. Uang tiket semua penumpang dikembalikan utuh. Terlihat kekecewaan di mata para penumpang. Mereka harus menunggu jadwal berikutnya, hari Sabtu Oktober .

Ketidakpastian keberangkatan kapal Ferry tersebut membuat pegawai PA Tarempa harus merogoh uang lebih untuk biaya penginapan di Batam. Ketika kapal Ferry batal berangkat pada dua kali jadwal reguler saja, maka secara otomatis harus menginap di Batam selama hari.

Pada musim angin utara, kapal Ferry tersebut tidak diperbolehkan beroperasi. Ketika itu gelombang laut bisa mencapai - meter. Satu- satunya kapal yang boleh beroperasi hanyalah kapal Pelni dan Perintis. Kapal ini hanya beroperasi kali dalam sebulan. Butuh - jam bila menggunakan kapal ini menuju Tarempa dari Batam. Biayanya sedikit lebih murah, Rp. . ,-.

Salah seorang hakim menceritakan pengalamannya yang menakutkan ketika berada di kapal Ferry. Pernah suatu waktu ada ombak besar dan hujan badai. Berkali-kali ombak besar tersebut menghantam lambung kapal. Terdengar suara keras yang mengejutkan. Kapal menjadi oleng. Para penumpang histeris ketakutan. Mereka menyangka kapal akan tenggelam. Terdengar ucapan istighfar di mana-mana. Mereka mohon kepada Allah agar selamat sampai tujuan.

Apa harapan mereka?

PegawaiPA Tarempa tidak

semuanya berasal dari penduduk asli di sana. Beberapa pegawai dari penduduk asli Tarempa antara lain Umar Ali, BA, Panitera , (. Mohd. Dun, BA Wakil Panitera , (j. Riawati, BA Panitera Pengganti , Tarmizi Jurusita Pengganti dan Khairuddin Jurusita Pengganti . Mereka merasa sangat nyaman bertugas di daerah sendiri dan tidak ingin mutasi ke wilayah lain.

Selain mereka, baik dari pegawai maupun hakim bukan berasal dari daerah Tarempa. Bertugas di daerah terpencil tentu membutuhkan perjuangan dan kesabaran yang tinggi. Karena tanggungjawab dan amanahlah yang membuat mereka selalu tegar bekerja dengan maksimal di PA Tarempa. )tu demi memberikan pelayanan pribadi kepada masyarakat pengguna pengadilan. Berbagai rintangan dapat mereka taklukkan.

Mereka berharap Ditjen Badilag memberikan perhatian khusus terhadap pegawai maupun hakim yang bertugas di wilayah terpencil, termasuk Tarempa. Perhatian khusus terkait promosi dan mutasi khusus (akim dan Pegawai di PA. Tarempa bisa terjadi pergantian personil dalam waktu setahun, itulah yang menjadi harapan besar bagi mereka. Karena itu menjadi faktor penentu bagi kerja yang kondusif. Setahun berada di Tarempa terasa seperti tahun di daratan

Mereka juga berharap Mahkamah Agung R) memberikan memperhatikan pada rumah dinas di daerah terpencil. Ketersediaan rumah dinas akan meringankan biaya hidup yang mahal yang mereka tanggung selama ini. (al lain yang mereka harapkan adalah adanya peraturan dari Mahkamah Agung terkait pola promosi dan mutasi di kesekretariatan peradilan agama.

(Rahmat Arijaya)

Bukan Sekedar Sert ifi kat , Tapi

Dalam dokumen Majalah PA Edisi 10 2016 (Halaman 79-82)