• Tidak ada hasil yang ditemukan

– Dinil Abrar Sulthan

Dalam dokumen Buku Menjadi Pelajar Berkemajuan (Halaman 129-138)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada

Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

“Lain lalang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”

kalau boleh saya tambahkan, “lain zaman lain tantangan”. Munkin inilah kata yang tepat menggambarkan pergerak- an dan perjuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dewasa kini yang menghadapi tantangan-tantangan yang tentu berbeda dengan tantangan yang dihadapi kepemimpinan yang lalu. Untuk menghadapi tantangan tersebut tentulah IPM harus memiliki perencanaan matang yang disusun secara bersama guna mencapai tujuan yang ditargetkan. Perencanaan ini tentu harus dilakukan di semua jenjang kepemimpinan mulai dari ranting hingga pusat, menyusun agenda program kerja yang akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan program yang paling prioritas dan efisiensi sesuai periode kepemimpinan.

Perencanaan merupakan suatu proses yang memba- has goal atau tujuan organisasi, menyusun strategi secara menyeluruh untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara bersama, dan mengembangkan rencana dengan mengintegrasikan dan saling mengkoordinasikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Maksud dari perencana- an adalah guna memberikan arah, mengurangi dampak perubahan yang signifikan, memperkecil resiko, dan menentukan standar yang akan menjadi barometer dalam evaluasi.

Ada sebuah ungkapan yang menarik untuk kita

renungkan “kegagalan merencanakan sama halnya meren-

kader dan anggota IPM untuk merenungkan ungkapan itu, agar mencapai tujuan yang dicita-citakan atau menuju kepemimpinan yang eksis dan baik haruslah meren- canakan segala sesuatunya dengan penuh pertimbangan yang matang. Tentu dalam perencanaan haruslah didiskusikan dan dirumuskan secara bersama, memilih perencanaan yang ideal untuk dilakukan. Setidaknya ada 3 (hal) perencanaan yang ideal yang harus menjadi pertimbangan bagi terlaksananya kepemimpinan yang baik.

Perencanaan Partisipatif

Perencanaan partisipatif adalah keikutsertaan anggota organisasi dalam proses perencanaan pengemang- an organisasi, mulai dari melakukan analisis tantangan zaman dan program kerja, berpikir cara mengatasi tantangan dan menjalankan program kerja, memiliki rasa percaya diri untuk mengatasi setiap masalah yang akan dihadapi dan siap menerima dan bertanggung jawab dengan agenda yang telah dilaksanakan, mengambil keputusan secara kolektif dan koligeal tentang rencana dan alternatif rencana mengenai pemecahan masalah apa yang akan terjadi dalam organisasi kemudian hari.

Partisipasi menurut Mikkelsen biasanya digunakan di masyarakat dalam berbagai makna umum, diantara- nya:32

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek (pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

2. Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam rangka menerima dan merespons berbagai proyek pembangunan.

3. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orang ataupun kelompok yang sedang ditanya- kan mengambil inisiatif dan mempunyai otonomi untuk melakukan hal itu.

4. Partisipasi adalah proses menjembatani dialog antara komunitas lokal dan pihak penyelenggara proyek dalam rangka persiapan, pengimplenetasian, peman- tauan dan pengevaluasian staf agar dapat memperoleh informasi tentang konteks sosial maupun dampak sosial proyek terhadap masyarakat.

5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat.

32

Mikkelsen, Britha. (2005) Methods for Development Work and

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri.

Dari keterangan Mikkelsen dapat diterjemahkan ke konteks pengamalan dalam batang tubuh Ikatan Pelajar Muhammadiyah; Dengan perencanaan partisipatif hen- daknya para kader dan anggota IPM; Pertama, memberikan kontribusi dengan sukarela untuk kemajuan organisasai seperti memberikan kontribusi pemikiran baik lisan maupun tulisan, tenaga, meluangkan waktu dan mengeluarkan anggaran demi terlaksananya dan keber- langsungan periode kepemimpinan. Kedua, menciptakan suasana harmonis yang menimbulkan kepekaan, mene- rima masukan baik saran maupun kritikan yang dapat membangun kesadaran dan arah kebijakan yang akan dilakukan. Ketiga, memiliki keaktifan dalam berorganisasi dan mampu melahirkan inisiatif yang tinggi guna mengeluarkan ide-ide kreatif untuk menampilkan potensi- potensi yang dimiliki masing-masing anggota, Keempat,

menciptakan suasana proses komunikasi yang baik dan memfasilitasi proses dialog yang intens antara sesama pimpinan, sesama lembaga baik kepada Pimpinan Muhammadiyah dan Ortom ditingkat kepemimpinan.

Perencanaan Berkesinambungan

Masa bakti periode Ikatan Pelajar Muhammadiyah terhitung singkat yaitu 2 tahun dibanding organisasi pelajar tingkat nasional lainnya. Dalam waktu 2 tahun bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah terkhusus pimpinan di tingkat pusat sampai cabang, karena di pimpinan ranting 1 tahun, maka perencanaan harus diupayakan disusun dengan sistematik dan tujuan yang jelas. Disini dapat pula disebutkan bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah membuat rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.

Menurut saya, dalam menentukan rencana jangka pendek, yaitu menyusun komitmen kepemimpinan, menentukan agenda aksi yang prioritas selama 1 periode (2 tahun), menentukan tujuan yang jelas dan spektakuler yang lebih superior dari kepemimpinan sebelumnya. Namun terkadang, tidak sedikit pula Pimpinan di organisasi kebanggaan ini lupa menentukan rencana atau sudah menentukan rencana selama 1 periode tetapi tidak dilaksanakan dengan maksimal, alasan yang selalu muncul adalah karena banyaknya tantangan baik dari internal maupun eksternal, atau kekurangan biaya dalam pelaksanaan kegiatan. Tiap periode ke periode hampir bisa dikategorikan permasalahan itulah yang sering muncul, apakah tidak ada usaha mencari solusi dari permasalahan yang sama? ,bak umpama “setiap melalui suatu jalan tanpa

jalan itu walaupun masuk lobang yang sama berkali-kali,

apakah tidak ada jalan yang lain?”

Menentukan rencana jangka panjang, yaitu menen- tukan agenda aksi berorientasi tetap dilaksanakan selama 3–5 tahun lebih yang dilaksanakan secara kesinambungan. Memang kembali lagi, sering teringat sebuah beberapa ungkapan beberapa orang musyawirin muktamar: “kan periode kepemimpinan kita singkat, dan juga setiap selesai kepemimpinan tentu berbeda tantangan kepemimpinan selanjutnya maka program juga harus berganti menyesuai-

kan perkembangan masa dan dunia global pelajar.”

Memang benar, sekali lagi benar ungkapan tersebut, dengan Kepemimpinan yang singkat, bukankah setiap jenjang kepemimpinan menyesuaikan program kerja yang prioritas selama 1 periode dengan menganalisa program apa yang sangat dibutuhkan pelajar sesuai daerah pimpinan masing-masing, disamping itu apakah Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak mampu menyusun program jangka panjang, saya rasa itu perlu kajian!! Coba lihatlah di dunia pendidikan sering ada anekdot “setiap ganti

menteri ganti pula kurikulum” , belum selesai kurikulum

tersosialisasi ke bawah sudah muncul lagi kurikulum baru.

Sebahagian guru dan pakar pendidikan menolak hal seperti ini karena merugikan siswa dan guru harus mengulang kaji dan memakai teknik baru. Hendaknya kurikulum itu tersosialisasi dulu kebawah, apa yang

kurang segera diperbaiki atau diupdate guna melihat efektifitas disusunnya sebuah kurikulum.

Begitu juga hendaknya, IPM membentuk suatu program jangka panjang yang bisa tersosialisai selama lebih dari 2 tahun, walaupun kepemimpinan berganti (baca: seperti pimpinan pusat) program jangka panjang itu tetap berlanjut sepanjang tahun, tinggal tugas kepemimpinan berikutnya untuk selalu meng-update program tersebut agar sesuai dengan kebutuhan pelajar. Contoh yang telah terlaksana seperti Penerbitan majalah Kuntum. Nah, untuk di setiap jenjang Kepemimpinan agar lebih berinisiatif membuat agenda yang bisa dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan dari setiap masa ke masa kepemimpinan. Jadi jelaslah kiranya, sangat penting perencanaan berkesinambungan bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah agar tetap eksis memberikan manfaat bagi pelajar, Muhammadiyah dan Tanah air.

Perencanaan Holistik

Perencanaan holistik adalah perencanaan yang mengandung secara menyeluruh dan detail dalam pencapain gol yang telah dirumuskan secara bersama. Menurut Renee E. Cabourne mendefinisikan dalam artikelnya “Holistic planning is the term used to describe the

ultimate meshing of the two planning practices”.33 Dari

33

pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan adalah menyusun langkah-langkah strategi mulai dari awal sampai akhir dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi, Ikatan Pelajar Muhammadiyah haruslah mem- punyai perencanaan yang memiliki langkah-langkah strategis dalam menjawab kebutuhan pelajar dewasa kini. Dan hendaklah setiap Pimpinan di Struktural memahami apa dan kemana arah dari perencanaan secara menyeluruh dalam kepemimpinan yang menjadi amanah tanggung jawab organsasi. Boleh lah saya simpulkan, dari 3 perencanaan ini memang belum lengkaplah dalam menjawab tantangan dalam ber-IPM, minimal mengurangi stagnanisasi organisasi di level jenjang kepemimpinan. Setelah mengetahaui bahwa pentingnya Perencanaan dalam berorganisasi, maka selanjutnya adalah mulai mengamalkannya; mulai sekarang, mulai saat membaca tulisan ini.

IPM dan Suara Hati Pelajar

Dalam dokumen Buku Menjadi Pelajar Berkemajuan (Halaman 129-138)