ANATTALAKKHAöA SUTTA Bagian Kelima
MENGAPA DISEBUT TIDAK KEKAL
Aniccam khayathen … tidak kekal karena sifatnya yang berakhir. Sesuai definisi ini, turunnya perut, yang terwujud melalui gerakan mengempis, berakhir, lenyap. Karena itu, ini adalah tidak kekal.
Menurut definisi Komentar lain … Hutvà Abhàvato aniccà.
Tidak ada sebelumnya, terbentuk dan kemudian memudar, lenyap. Karena itu tidak kekal.
Sewaktu mencatat, ‘turun, turun’, awal dari fenomena turunnya terlihat, dan Yogã menyadari sifat tidak kekal. Ini adalah Aniccànupassanà ¤àõa sejati, yaitu memahami sifat ketidak-kekalan, pada tingkat samàsana ¤àõa dengan melihat muncul dan lenyapnya ‘proses berkesinambungan yang terjadi saat ini’, pada tingkat Udayabbaya ¤àõa selama interval dari satu siklus naik dan turun, tiga, empat, lima saat berbeda dari awal dan akhir dari fenomena dapat dicatat. Ketika Yogã sampai pada tingkat bhaïga, selama interval satu siklus naik dan turun, banyak saat lenyapnya akan terlihat bergantian dengan cepat. Tubuh material dari naik dan turun, yang terus- menerus lenyap sesungguhnya adalah tidak kekal.
Ketika gerakan membungkuk atau meregangkan anggota tubuh dicatat dengan saksama, sebagai membungkuk, membungkuk, meregang, meregang, awal dan akhir dari tiap-tiap membungkuk atau meregang terihat jelas. Terlihat demikian karena tiap-tiap gerakan dicatat dengan hati-hati. Seseorang yang tidak mencatat mungkin tidak menyadari gerakan membungkuk atau meregangkan anggota tubuhnya, ia tidak akan melihat awal dari gerakan yang terpisah dari akhirnya. Ia akan melihat kesan bahwa tangannya yang di sana sebelum membungkuk atau meregang masih tetap di sana setelah gerakan.
Ketika membungkuk atau meregang, akan terlihat bahwa ada gerakan lambat dari anggota tubuh yang berlalu dari satu saat ke saat lainnya. Pada setiap gerakan membungkuk atau meregang, awal dari gerakan adalah kemunculan kualitas materi unsur vàyo, akhir dari gerakan adalah lenyapnya unsur
vàyo. Ketika mencatat membungkuk, mengetahui awal dan akhir dari tiap-tiap membungkuk adalah mengetahui muncul dan lenyapnya unsur vàyo. Dengan cara yang sama, ketika mencatat meregang, mengetahui awal dan akhir dari tiap-tiap meregang adalah mengetahui muncul dan lenyapnya unsur
membungkuk dan meregang, mengetahui gerakan lambat yang terpisah dari anggota-anggota tubuh yang perlahan- lahan berlalu dari satu saat ke saat lainnya adalah juga mengetahui muncul dan lenyapnya unsur vàyo yang memiliki karakterisitik perluasan dan gerakan. Gerakan anggota tubuh yang perlahan-lahan pasti menyajikan sifat ketidak-kekalan yang pasti tidak dapat ia sadari tanpa mencatat setiap gerakan dengan penuh perhatian.
Sewaktu berjalan, Yogã mencatat sebagai ‘kanan melangkah, kiri melangkah, mengetahui awal dan akhir dari tiap-tiap langkah. Ini adalah mengetahui muncul dan lenyapnya unsur
vàyo yang bertanggung jawab pada perluasan dan gerakan kaki. Dengan cara yang sama, Yogã yang mencatat gerakan kaki dalam naik, melangkah, turun, mengetahui secara terpisah awal dan akhir dari gerakan … naik, melangkah turun. Ini juga adalah mengetahui muncul dan lenyapnya unsur vàyo. Mengetahui gerakan lambat yang terpisah dari kaki yang terjadi pada setiap tindakan berjalan adalah juga mengetahui muncul dan lenyapnya unsur vàyo. Demikianlah, unsur vàyo
bertanggung jawab pada gerakan melangkah, muncul dan lenyap pada setiap langkah, oleh karena itu, tidak kekal. Ketika mencatat perasaan sentuhan yang dapat dirasakan pada bagian tubuh manapun, mengetahui kemunculan sensasi sentuhan dan lenyapnya adalah mengetahui muncul dan lenyapnya kualitas materi yang terlibat dalam sensasi sentuhan. Yogã mengetahui muncul dan lenyapnya kualitas materi sensitif dari tubuhnya sendiri juga tubuh sentuhan itu. Ia menyadari bahwa materi tubuh yang baru muncul adalah tidak stabil, namun tidak kekal karena ia telah melihat munculnya dan lenyapnya yang terjadi terus-menerus melalui pencatatan.
Ketika mendengar dan mencatat sebagai ‘mendengar, mendengar’, Yogã memperhatikan suara yang baru muncul
dan lenyap. Ini adalah mengetahui muncul dan lenyapnya suara. Demikianlah suara yang muncul setiap saat suara terdengar adalah tidak kekal. Bersamaan dengan kualitas materi suara ini, kualitas materi telinga di mana suara dikenali juga muncul dan lenyap bersama suara. Jadi, dapat dikatakan bahwa begitu muncul dan lenyapnya suara terdengar, maka muncul dan lenyapnya kualitas materi telinga juga diketahui. Demikianlah Yogã yang mencatat suara sebagai ‘mendengar, mendengar,’ setiap kali suara terdengar, dan mengetahui sifat tidak kekal dari suara, juga pada saat yang sama mengetahui sifat dari kualitas materi telinga. Suara siulan dari penggilingan beras atau lolongan anjing biasanya dianggap sebagai satu rangkaian yang berkesinambungan, tetapi bagi Yogã yang memiliki pandangan terang Vipassanà yang kuat, suara-suara itu muncul dalam porsi-porsi yang kecil, bagian per bagian, satu setelah yang lainnya. Oleh karena itu, Yogã, menyadari bahwa kualitas materi suara juga muncul dan lenyap dengan cepat.
Demikian pula, Yogã yang mencatat ‘melihat, melihat’ pada saat melihat suatu obyek mengetahui, ketika vipassanà ¤àõa telah berkembang hingga tingkatan yang lebih tinggi, bahwa kesadaran mata dan melihat obyek dengan cepat muncul dan lenyap. Bahwa bentuk yang terlihat yang muncul dan lenyap dengan cepat adalah tidak kekal. Kualitas materi mata yang muncul dan lenyap bersamaan dengan bentuk yang terlihat adalah juga tidak kekal.
Sewaktu makan, Yogã yang mencatat mengetahui rasa sebagai ‘mengetahui, mengetahui’ tahu, ketika rasa kecapan yang muncul itu, lenyap. Oleh karena itu, rasa yang muncul dan lenyap adalah tidak kekal. Sifat tidak kekal dari rasa adalah sangat menonjol. Bagaimanapun lezatnya rasa itu, ia hanya berlangsung sebentar di lidah sebelum ia lenyap. Seperti halnya rasa itu, kualitas materi lidah di mana rasa itu dialami, juga lenyap secara bersamaan. Demikianlah ketika rasa kecapan
terlihat tidak kekal, pada saat yang sama kualitas materi lidah juga terlihat tidak kekal.
Yogã yang mencatat aktivitas mencium mengetahui bahwa bau- bauan selalu muncul dan lenyap, setiap waktu memperbarui dirinya. Oleh karena itu, bau-bauan yang muncul dan lenyap dengan cepat, adalah tidak kekal dan kualitas materi hidung yang muncul dan lenyap bersamaan dengan bau-bauan adalah juga tidak kekal. Ketika berpikir, atau gagasan muncul pada saat mencatat naik dan turunnya perut, itu juga harus dicatat dengan hati-hati. Akan teramati bahwa pikiran lenyap bahkan pada saat sedang dicatat. Setiap kali pikiran lenyap, kualitas materi di mana aktivitas berpikir itu berlandaskan juga lenyap. Landasan materi ini yang muncul dan lenyap pada setiap aktivitas berpikir adalah tidak bertahan lama, tidak kekal. Apa yang kami sebutkan di atas berhubungan dengan kualitas materi yang dapat dinyatakan sebagai tidak kekal oleh Yogã yang telah menyadari secara pribadi dengan terus-menerus mencatat fenomena gugus-gugus. Kualitas-kualitas materi ini berhubungan dengan seluruh tubuh seseorang; muncul dan lenyap, memperbarui dirinya pada setiap saat melihat, mendengar, mencium, menyentuh, mengecap dan berpikir. Seperti halnya kualitas-kualitas materi dari dalam tubuh seseorang, kualitas-kualitas materi dari tubuh orang lain juga muncul dan lenyap pada waktu yang bersamaan. Misalnya mencatat suara sebagai ‘mendengar, mendengar’, kualitas materi suara menjadi lenyap, demikian pula kualitas-kualitas materi dalam diri seseorang serta yang di luarnya di seluruh dunia juga lenyap secara bersamaan.
Demikianlah Sang Bhagavà bertanya tentang tubuh materi ini yang tidak kekal, karena selalu lenyap setiap waktu, “Apakah
råpa kekal atau tidak kekal?” Kelompok Lima Bhikkhu yang memiliki pengetahuan pribadi dari sifat ketidak-kekalan itu, menjawab, ‘Tidak kekal, Bhagavà.’ Kami juga bertanya kepada
hadirin di sini, ‘Apakah råpa dalam tubuh kalian kekal atau tidak kekal?’ ‘Tidak kekal, Bhante.’ ‘Apakah råpa dalam tubuh orang lain kekal atau tidak kekal?’, ‘Tidak kekal, Bhante.’ ‘Apakah råpa di seluruh dunia kekal atau tidak kekal?’ ‘Tidak kekal, Bhante.’