• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap logam awal yang juga dikenal dengan Paleometalurgi merupakan suatu masa transisi perkembangan kebudayaan yang sangat berpengaruh dalam sejarah kehidupan manusia. Pengenalan terhadap bahan baku besi dan teknik pengolahan logam mampu mengubah pola hidup dan teknologi yang berkembang pada masa itu. Pengenalan terhadap teknologi pengolahan bahan logam menjadikan masyarakat Soppeng pada masa awal abad Masehi sebagai sebuah komunitas yang diperhitungkan dalam hierarki kerajaan lokal. Meskipun dalam satuan ukuran komunitas yang terhitung kecil dibandingkan dengan besarnya pengaruh dominasi Kerajaan Luwu yang lebih dahulu berkembang, namun kerajaan-kerajaan Soppeng mampu memainkan peranan yang sangat diperhitungkan dalam perkembangan sejarah kebudayaan di Sulawesi Selatan.

Tahap logam awal dalam sejarah kebudayaan di Soppeng, bukanlah satu masa yang sampai saat ini dapat memberikan data artefaktual yang sangat banyak. Tidak banyak data yang bisa dideskripsikan secara runtut dalam sebuah kronologi budaya di Soppeng. Satu hal yang dapat diasumsikan adalah bahwa masyarakat Soppeng pada masa pertengahan abad 14 hingga ke-15 M telah mengenal dengan baik teknik peleburan logam (besi) melalui tinggalan fragmen iron slag yang ditemukan di beberapa situs di wilayah budaya Soppeng. Pertanggalan tersebut merujuk pada data survei dan ekskavasi yang dilakukan oleh proyek penelitian OXIS disamping penggunaan data yang diajukan oleh Caldwell dalam tesisnya (periksa Caldwell, 1988).

Salah satu hal menarik yang seharusnya menjadi perhatian serius bagi kalangan arkeolog dan pemerhati budaya adalah kurangnya data pertanggalan yang diajukan oleh peneliti bahkan sampai saat ini. Sangat disadari, kesulitan yang dihadapi untuk menyusun sebuah kerangka budaya secara kronologis tanpa data pertanggalan berakibat kronologi yang sangat tidak akurat. Hal ini terutama menyangkut penetapan masa Paleometalurgi awal di Soppeng secara pasti belum melalui pertanggalan radiokarbon atau bahkan metode pertanggalan lain yang lebih akurat. Dalam pembahasan ini, setidaknya pemikiran tentang hal tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. Pada bagian penutup ini, penulis merekomendasikan kepada semua pemerhati budaya dan pemerhati kronologi budaya khususnya di Sulawesi untuk mempertimbangakan kembali data kronologi masa Paleometalurgi. Dengan melakukan peninjauan kembali terhadap temuan-temuan arkeologis yang bersentuhan dengan indikasi

masa Paleometalurgi, diharapkan akan menghasilkan data pertanggalan sehingga menghasilkan data penelitian yang lebih akurat.

Lebih lanjut, melalui penerapan metode ilmiah guna mendukung pemaparan data yang diajukan, pengembangan analisis metalografi pun harus lebih diutamakan. Analisis metalografi merupakan suatu studi dalam bidang metalurgi yang mempelajari bentuk struktur mikro suatu material yang bersifat logam. Analisis ini bukan sebagai pengganti analisis komposisi unsur kimia, namun analisis ini adalah untuk memeriksa jenis perlakuan panas, dan kegiatan mekanis yang pernah diterapkan pada benda logam. Untuk menjelaskan tentang kaitan antara artefak logam dengan tingkah laku manusia dapat ditinjau dari teknik-teknik pembuatan artefak yang telah diterapkan dalam proses produksi (Prijono, 2008).

Dari beberapa situs yang telah disebutkan di atas, situs yang terdapat di wilayah budaya Soppeng, membuka ruang penelitian yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Ditemukannya bijih besi (iron slag) dan beberapa indikasi penggunaan benda logam, menunjukkan bahwa tradisi penempaan besi yang dilakukan oleh nenek moyang Suku Bugis di Soppeng telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Penelitian arkeologis dengan penemuan benda logam pada kehidupan masa lalu, sering kali membawa peneliti pada sebuah pertanyaan tentang proses budaya yang berkembang pada masa lalu. Hal ini tentunya berkaitan dengan sistem perolehan bahan dan cara kerja penempaan yang dilakukan. Untuk itu, sangat diperlukan pemetikan data sampel yang sangat baik untuk mendukung hipotesa tentang paleometalurgi sebagai masa awal peradaban di Soppeng.

Referensi

Anonim, 2016, https://motherlanders.wordpress.com/2016/01/16/

siapakah-manusia-tertua-di-sulawesi/ diakses pada 10 April 2016 pukul 19.14 wita.

Ardika, I. Wayan, 2012, “Budaya Logam di Indonesia”, dalam Indonesia

Dalam Sejarah Jilid 1 Prasejarah, PT. Ichtiar Baru van Hoeve,

Jakarta.

Aubert, M., A. Brumm, M. Ramli, T. Sutikna, E.W. Saptomo, B. Hakim, M.J. Moorwood, G.D. van den Bergh, L. Kinsley dan A. Dosseto, 2014,

“Pleistocene cave art from Sulawesi, Indonesia”. alam Nature: the international weekly journal of science, vol. 514, No. 7521.

Bellwood, Peter, 2000, “Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia” Edisi Revisi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Bergh, Gerrit D. van den, et.al. 2015. “Earliest hominin occupation of Sulawesi, Indonesia”. Nature: 1-4.

Bulbeck, David dan Ian Caldwell, 2000, “Land of Iron; The historical archaeological of Luwu and the Cenranna Valley”, Hull: Center for South East Asian Studies, Univesity of Hull. Chapter 3.

Bulbeck, F. David dan Bagyo Prasetyo, 2000, “Perkembangan Masyarakat di Sulawesi Selatan: Hasil Penelitian Sementara di Luwu”, dalam Moh. Ali Fadillah dan Iwan Sumantri (ed.) Kedatuan Luwu Perspektif

Arkeologi, Sejarah, dan Antropologi. Lembaga Penerbitan

Universitas Hasanuddin, atas kerjasama dengan Institut Etnograf Indonesia, Makassar.

Caldwell, I. A. 1988, “South Sulawesi AD 1300-1600; Ten Bugis Texts”, PhD Thesis, Australian National University, Australia.

Caldwell, Ian dan David Bulbeck, 2000. “Land of Iron: The Historical Archaeology of Luwu and the Cenrana Valley”. Asian Perspectives (41).1: 172-174, Ustralian National University.

Fakhri, Suryatman, Budianto Hakim, Ratno Sardi, 2014, “Exploration

of Prehistoric Sites in The Karama Watershed, West Sulawesi, Indonesia: From Early Occupation Until The Metal Age”, Granucci Report, Journal of Indo-Pacific Archaeology, vol. 39.

Handini, 2002, “Tradisi Paleometalik di Situs Klepu, Punung, Pacitan, jawa Timur”, dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Arkeologi VIII, di Yogyakarta, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, Jakarta.

Hasanuddin, 2004, “Ekskavasi Situs Tinco Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan” Seri Penelitian Arkeologi, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Arkeologi Makassar.

Hasanuddin, 2007, “Survei dan Ekskavasi Situs Tinco, Soppeng Tahap 3”, Laporan Penelitian, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Arkeologi Makassar.

Hasanuddin 2015. “Kebudayaan Megalitik di Sulawesi Selatan dan Hubungannya dengan Asia Tenggara”. Thesis Ph.D. Pulau Penang: Universiti Sains Malaysia.

Jatmiko, Bagyo Prasetyo, Dwi Yani Yuniawati, Asri Moi, 2015, “Tradisi Megalitik Dalam Perkampungan Rumah Adat Kabupaten Ngada, Flores Tengah” dalam Flores dalam Lintas Budaya Prasejarah di Indonesia Timur, Kemendikbud, Balitbang, Arkenas, Galang Press, Jakarta.

Kaluppa, Bahru, David Bulbeck, Ian Caldwell, Iwan Sumantri, Karaeng Demmanari, 1989, “Survei Pusat Kerajaan Soppeng 1100–1986”. Final Report to The Australian Myer Foundation, Tidak Terbit. Matthes, B. F. Tanpa Tahun, Ethnographische Atlas, Bevattende

Afbeeldingen Van Voorwerpen Uit Het Leven En De Huishouding Der Boeginezen. Het Nederlandsch Gouvernement, Amsterdam.

Mattulada, 1998, Sejarah, Masyarakat, dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Penerbit Hasanuddin University Press, Ujung pandang.

Pelras, Christian, 2006, Manusia Bugis. Forum Jakarta-Paris, EFEO kerjasama dengan Penerbit Nalar, Jakarta.

Prijono, Sudarti, 2008, “Analisis Metalografi Dalam Arkeologi”, dalam

Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Arkeologi Ke-IX di Kediri.

Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, Jakarta.

Reid, Anthony, 2011, Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1:

Tanah di Bawah Angin. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.

Simanjuntak, Truman, 1995, “Kalumpang, Hunian Sungai Bercorak Neolitik-Paleometalik di Pedalaman Sulawesi Selatan”, Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia 17.

Simanjuntak, Truman, 2008, “Austronesian in Sulawesi: It’s Origin, Diaspora, and Living Tradition” dalam Austronesian In Sulawesi, editor: Truman Simanjuntak, Center for Prehistoric and Austronesian Studies, Galang Press, Jakarta.

Simanjuntak, Truman, 2011, “Austronesia Prasejarah di Indonesia” dalam

Austronesia dan Melanesia di Nusantara: Mengungkap Asal-Usul dan Jati-Diri Dari Temuan Arkeologis. Ombak, Balai Arkeologi

Jayapura.

Soejono, R.P. (ed.) 1984, Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta, Balai Pustaka.

Suryatman, Budianto Hakim dan Fakhri, 2014: “Situs Sakkarra :Data Terbaru Hunian Prasejarah Fase Logam (2000 BP) di Sepanjang Daerah Aliran Sungai Karama, Sulawesi Barat, Indonesia” Artikel, Belum terbit

Tanudirjo, Daud Aris 2012. “Lingkungan Kepulauan”, Indonesia dalam Arus

Sejarah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve.

Widianto, Harry, 2008, “Human Arrival and Its Dispersal During The Holocene In Sulawesi”, dalam Austronesian In Sulawesi, editor: Truman Simanjuntak, Center for Prehistoric and Austronesian Studies, Galang Press, Jakarta.

107

Hasanuddin,1 Stephen Chia,2 dan Bernadeta AKW3